Está en la página 1de 3

ASKARIASIS Definisi Askariasis adalah suatu infeksi di usus halus yang disebabkan oleh parasit cacing gelang "Ascaris

Lumbricoides". Kecacingan ini terjadi di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang termasuk Indonesia. Apalagi di daerah pedesaan atau daerah perkotaan yang sangat padat dan kumuh mudah sekali untuk terkena infeksi cacing. Penyebab Kira-kira dua bulan setelah terkena askariasis, cacing dewasa mulai bertelur didalam usus, kemudian tetur-telur mikroskopik ini berjalan di sepanjang saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui tinja. Telur-telur tadi membutuhkan waktu 10-14 hari di dalam tanah dengan temperature yang hangat untuk dapat menginfeksi tuan rumah baru (hospes baru), dan telur-telur tadi juga dapat hidup di tanah sampai jangka waktu 6 tahun. Ketika telurtelur tadi dicerna, maka daur hidupnya akan dimulai kembali. Cacing dewasa dapat hidup hingga 2 tahun dan cacing betina dapat bertelur 200.000 tiap harinya. Parasit dapat dipindahkan ketika tinja manusia yang terinfeksi bercampur dengan tanah. Di Negara-negara berkembang, tinja manusia digunakan sebagai pupuk atau fasilitas-fasilitas yang mempunyai sanitasi yang rendah mengijinkan barang-barang sisa untuk bercampur dengan tanah disekitar parit atau lading mereka. Telur-telur cacing dapat bertahan hidup di dalam tanah bertahun-tahun lamanya karena untuk menginfeksi manusia kembali. Dan manusia dapat terinfeksi oleh telur-telur cacing melalui buah dan sayuran yang mereka makan tumbuh di lahan yang tercemar tadi.

Patologi klinik Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa. Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu. Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila

cacing masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.

Patologi dan gejalaklinis: Gejala bisa timbul sebagai akibat berpindahnya lara melalui paru-paru dan akibat adanya cacing dewasa di dalam usus. Perpindahan larva melalui paru-paru bisa menyebabkan demam, batuk dan bunyi nafas mengi (bengek). Infeksi usus yang berat bisa menyebabkan kram perut dan kadang penyumbatan usus. Penyerapan zat makanan yang buruk bisa terjadi akibat banyaknya cacing di dalam usus. Cacing dewasa kadang menyumbat usus buntu, saluran empedu atau saluran pankreas.

Diagnosis Infeksi oleh cacing dewasa biasanya didiagnosis berdasarkan adanya telur didalam contoh tinja. Kadang di dalam tinja atau muntahan penderita ditemukan cacing dewasa dan di dalam dahak ditemukan larva. Jumlah eosinofil di dalam darah bisa meningkat. Tanda-tanda adanya perpindahan parasit bisa terlihat pada foto rontgen dada.

Pengobatan tradisional Beberapa hasil studi terbaru dalam literature medis yang mengusulkan benih semangka dan papaya yang dijemur dibawah terik matahari dapat mengurangi infeksi cacing. Pada orang dewasa diberikan dosis satu sendok makan benih yang dicampur dengan gula dalam satu gelas air satu kali seminggu selama dua minggu. Gula memberikan rasa pahit yang bertindak sebagai obat pencuci perut.

Pengobatan dengan farmasi; Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat, mebendazol, albendazol, piperasin.

Mebendazole (Vermox) (C16H13N3O2). Memperlambat pergerakan/perpindahan dan kematian cacing dengan memilih secara selektif serta menghalangi pengambilan glukosa dan bahan gizi lainnya dalam usus orang dewasa dimana cacing tersebut tinggal. Dosis 100 mg tiap 12 jam untuk 3 hari. Mebendazol tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang

dikandungnya. Piperazine (C4H10N2.C6H10O4). Efek melumpuhkan cacing, jika digunakan akan membuat cacing dengan sendirinya pingsan didalam tinja dosis 75 mg/kg max 3.5g). Pyrantel pamoate (Antiminth, Pin-Rid, Pin-X) (C11H14N2S.C23H16O6), menyebabkan kelumpuhan kejang pada cacing. Dengan dosis 11 mg/kg dan tidak melebihi 1 g. Albendazole (C12H15N3O2S), menyebabkan penghabisan energi,

penghentian, dan akhirnya kematian. Dosis 400 m. dan tidak diberikan pada wanita hamil dan anak-anak dibawah 2 tahun. Thiabendazole. menyebabkan migrasi cacing ke dalam kerongkongan, pada umumnya dikombinasikan dengan piperazine. Juga, obat golongan corticosteroids dapat mengobati gejala seperti peradangan, yang dapat ditimbulkan oleh cacing ini. Komplikasi Malabsorbsi Anemia Malnutrisi Perdarahan pada paru Obstruksi usus Gangguan pertumbuhan

Prognosis Kebanyakan penderita ascariasis dapat sembuh dengan spontan walaupun tanpa pengobatan. Namun, komplikasi dapat disebabkan oleh cacing dewasa yang bergerak ke organ tertentu atau berkembangbiak berlebihan sehingga dapat menyumbat usus. Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis mencapai 70 hingga 99%.

También podría gustarte