Está en la página 1de 11

Efek ketinggian 3676 pada fisiologis ?

Efek ketinggian dan kedalaman pada tubuh Tubuh kita dilengkapi secara optimal untuk hidup dalam tekanan atmosfer normal. Naik ke pegunungan yang tinggi jauh diatas permukaan laut atau turun ke kedalaman samudra dapat menimbulkab efek pada tubuh. Efek ketinggian pada tubuh Tekanan atmosfer secara progresif berkurang seiring dengan bertambahnya ketinggian. Pada 18000 kaki di atas permukaan laut, tekanan atmosfer hanya 380 mm Hg- separuh dari nilainya di permukaan laut. Karena proporsi O2 dan N2 di udara tetap sama maka PO2 udara inspirasi di ketinggian ini adalah 21% dari 380 atau 80 mm Hg, dengan PO2 alveolus menjadi lebih rendah pada 45 mm Hg. Pada setiap ketinggian di atas 10000 kaki, PO2 arteri turun kebagian curam dari kurva O2 Hb di bawah kisaran aman regio datar. Akibvatnya, % saturasi Hb dalam arteri berkurang tajam dengan bertambahnya ketinggian. Orang yang naik secara cepat ke ketinggian 10000 kaki atau lebih mengalami gejala acute mountain sickness yang berkaitan dengan hipoksia hipoksik dan alkalosis akibat hipokapnia yang ditimbulkannya. Meningkatnya dorongan bernapas untuk memperoleh lebih banyak O2 menyebabkan alkolosis respiratorik, karena CO2 pembentuk asam dikeluarkan lebih cepat daripada dihasilkan. Gejala mountain sickness mencakup lesu, mual, hilangnya nafsu makan, bernapas terengah, kecepatan jantung tinggi (dipicu oleh hipoksia sebagai tindakkan kompensasi untuk meningkatkan penyaluran O2 yang ada melalui jaringan), dan disfungsi saraf yang ditandai oleh gangguan penilaian, pusing bergoyang, dan inkoordinasi . Meskipun terdapat respon akut terhadap ketinggian ini namun jutaan orang tinggal di tempat yang letaknya 10000 kaki di atas permukaan laut, dengan beberapa desa bahkan terletak di Andes dengan ketinggian lebih dari 16000 kaki. Bagaimana mereka hidup dan berfungsi secara normal ? mereka melakukan proses aklimatisasi. Ketika seseorang tinggal di tempat yang tinggi, respons-respons kompensasi akut berupa peningkatan ventilasi dan peningkatan curah jantung secara bertahap diganti dalam waktu beberapa hari oleh tindakan kompensasi yang muncul lebih lambat yang memungkinkan oksigenisasi adekuat ke jaringan dan pemulihan keseimbangan asam-basa normal. Pembentukkan sel darah merah (SDM) meningkat, dirangsang oleh eritropoietin sebagai respons terhadap berkurangnya O2 ke ginjal. Peningkatan jumlah SDM meningkatkan kemampuan darah mengangkut O2. Hipoksia

juga mendorong sintesis BPG di dalam SDM sehingga O2 lebih mudah dibebaskan dari Hb di jaringan. Jumlah kapiler di dalam jaringan meningkat, mengurangi jarak yang harus ditempuh O2 ketika berdifusi dari darah untuk mencapai sel. Selain itu, sel yang telah mengalami aklimatisasi mampu menggunakan O2 lebih efisien melalui peningkatan jumlah mitokondria organel energi. Ginjal memulihkan pH arteri mendekati normal dengan menahan asam yang normalnya dibuang melalui urin. Tindakan-tindakkan kompensatorik ini bukannya tanpa akibat yang merugikan. Sebagai contoh, peningkatan jumlah SDM meningkatkan kekentalan darah sehingga resistensi terhadap aliran darah meningkat. Akibatnya, jantung bekerja lebih keras untuk memompa melewati pembuluh. Sherwood, lauralee. 2012. Fisiologi tubuh manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC.

Dispnea Dispnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernafas dan merupakan gejala utama dari penyakit kardiopulmonar. Seorang yang mengalami dispnea sering mengeluh nafasnya menjadi pendek atau merasa tercekik. Gejala-gejala objektif sesak nafas termasuk juga penggunaan otot-otot pernafasan tambahan (sternokleidomastoideus, scalenus, trapezius, pectoralis mayor),pernafasan cupung hidung, tachypnea, dan hiperventilasi. Sesak nafas tidak selalu menunjukkan adanya penyakit, orang normal akan mengalami hal yang sama setelah melakukan kegiatan fisik dalam tingkat-tingkat yang berbeda. Terdapat beberapa variasi gejala umum dispnea: 1. Oriopnea Adalah napas pendek yang terjadi pada posisi berbaring dan biasanya keadaan diperjelas dengan penambahan sejumlah bantal atau penambahan elevasi sudut untuk mencegah perasaan tersebut. Penyebab tersering ortopnea adalah gagal jantung kongestif akibat peningkatan volume darah di vaskularisasi sentral pada posisi berbaring. 2. Dispnea nokturna proksimal

Menyatkan timbulnya dispnea pada malam hari dan memerlukan posisi duduk dengan segera untuk bernapas. Yang membedakan Dispnea nokturna proksimal dengan

Oriopnea adalah waktu timbulnya gejala setelah beberapa jam dalam posisi tidur. Adapun macam-macam dispnea yang dapat di lihat dari pemeriksaan yang dapat membedakan sesak nafas dan gejala dan tanda lain yang mungkin memiliki perbedaan klinis mencolok. 1. Takipnea Adalah frekuensi pernapasan yang cepat, lebih cepat dari pernapasan normal ( 12 hingga 20 kali per menit) yang dapat muncul dengan atau tanpa dispnea. 2. Hiperventilasi Adalah ventilasi yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan pengeluaran karbondioksida (CO2) normal, hal ini dapat diidentifikasi dengan memantau tekanan parsial CO2 arteri, atau tegangan (PaCO2), yaitu lebih rendah dari angka normal (40 mm Hg). Dispnea sering dikeluhkan pada sindrom hiperventilasi yang sebenarnya merupakan seseorang yang sehat dengan stress emosional. Sumber penyebab dispnea termasuk: 1. Reseptor-reseptor mekanik pada otot-otot pernapasan, paru, dan dinding dada, dalam teori tegangan panjang, elemen-elemen sensoris, gelondong otot pada khususnya, berperan penting dalam membandingkan tegangan dalam otot ddengan derajat elastisitasnya; dispnea terjadi bila tegangan otot ( volume napas tercapai) 2. Kemoreseptor untuk tegangan CO2 dan O2 (PCO2 dan PO2) ( teori utang oksigen) 3. Peningkatkan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkatnya rasa sesak napas 4. Ketidakseimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas ventilasi. Mekanisme tegangan- tegangan yang tidak sesuai dengan teori tersebut menjelaskan paling banyak kasus klinis dispnea. Faktor kunci yang tampaknya menjelaskan apakah dispnea terjadi pada tingkat ventilasi atau usaha sesuai dengan derajat aktivita 5. Peningkatkan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkatnya rasa sesak napas 6. Ketidakseimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas ventilasi. Mekanisme tegangan- tegangan yang tidak sesuai dengan teori tersebut menjelaskan paling

banyak kasus klinis dispnea. Faktor kunci yang tampaknya menjelaskan apakah dispnea terjadi pada tingkat ventilasi atau usaha sesuai dengan derajat aktivitasnya. Namun, rangsangan, reseptor sensoris, dan jaras saraf yang sesuai tidak dapat ditentukan dengan pasti. Besarnya tenaga fisik yang dikeluarkan untuk menimbulkan dispnea bergantung pada usia, jenis kelamin, ketinggian tempat, jenis latihan fisik, dan terlibatnya emosi dalam melakukan kegiatan itu. Pasien dnegan gejala dispnea biasanya memiliki satu dari keadaan yaitu: 1. Penyakit kardiovaskular 2. Emboli paru 3. Penyakit paru interstial atau alveolar 4. Gangguan dinding dada atau otot-otot 5. Penyakit obstruktif paru 6. Kecemasan a) Bagaimana tekananan udara pada ketinggian 3676 meter dpl? (Desmia, devi,almira) 1 kaki = 0,3048 m 3676 m dpl jika di jadikan satuan kaki menajdi 12000 kaki Tekanan udara atau oksigen pada ketinggian 10000 kaki = 110 mmHg Tekanan udara atau oksigen pada ketinggian 20000 kaki = 349 mmHg Efek hipoksia dimulai pada ketinggian 12000 kaki, yaitu perasaan mengantukl, lesu, kelelahan mental, kadang kadang nyeri kepala, mual dan euphoria. Pada ketinggian 23000 kaki pada orang yang belum menyesuaikan diri dapat menyebabkan koma. (Guyton dan hall, Fisiologi Kedokteran, 2008)

b) iii) Bagaimana patofisiologi sesak nafas?(fatur, desmia, santa) Hipoksemia menyatakan nilai Pa02 yang rendah dan seringkali ada hubungannya dengan hipoksia atau oksigenasi jaringan yang tidak memadai. Hipoksemia tak selalu disertai dengan hipoksia jaringan. Seseorang masih dapat memiliki Pa02 normal tapi menderita hipoksia jaringan (karena gangguan normal pegiriman oksigen dan

penggunaan oksigen oleh sel sel) namun, ada hubungan antara Pa02 dengan hipoksia jaringan, meskipun terdapat nilai Pa02 yang tepat pada jaringan yang menggunakan 02. Pada umumnya nilai Pa02 yang terus menerus kurang dari 50mmHg disertai hipoksia jaringan dan asidosis (yang disebabkan oleh metabolisme anaerobic). Hipoksia dapat terjadi pada nilai Pa02 normal maupun rendah sehingga evaluasi pengukuran gas darah harus selalu di kaitkan dengan pengamatan klinik dari pasien yang bersangkutan. (Patofisiologi 2 hal 778)

c) i) Apa penyebab sakit kepala ? (desmia, sindy, ririn) sakit kepa la timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan bangunan di wilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan bangunan ektrakranial yang peka-nyeri ialah otot otot oksipital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri- arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri terdiri dari meninges , terutama dura basalis, dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri 0 artei besar pada bais otak. Sebagaian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri. (Priguna, Neurologi klinis dalam praktek umum)

d) Bagaimana mekanisme susah tidur ? (alif, desmia, bahar) Bagian saraf pusat yang berfungsi untuk mengadakan sinkronisasi kegiatan neuronal ialah substansa retikularis ventralis medulla oblongatadan dianamakan pusat tidur. Bagian rostal batang otak dan dinamakan pusat penggugah.

e) Apa hubungan tidak memiliki keluhan riwayat penyakit terdahulu (gangguan respirasi dan kardiovaskuler) dengan keluhan yang dialami saat ini? (sindy, bahar, desmia) Karena Ir. Priyo mengalami Hipoksia dan efek dari hipoksia adalah sesak nafas dan tekanan jantung semakin cepat f) Bagaimana cara tubuh Ir. Priyo beradaptasi dengan ketinggian?(desmia, devi, mira) Di ketinggian oksigen menipis, jadi manusia tidak boleh terlalu cepat merubah ketinggian harus aklimatisasi (penstabilan suhu/ketinggian).

1. Mendaki gunung secara perlahan selama beberapa hari dari pada beberapa jam, maka ia akan bernapas lebih dalam lagi oleh karena itu dapat bertahan pada konsentrasi oksigen atmosfer yang jauh lebih rendah daripada bila mereka mendaki dengan cepat (aklimatisasi) 2. Aklimatisasi terhadap P O2 rendah : Peningkatan ventilasi paru peran kemoreseptor arteri Peningkatan jumlah sel darah merah dan konsentrasi Hb selama aklimatisasi Peningkatan kapasitas difusi setelah aklimatisasi Perubahan system sirkulasi perifer aklimatisasi peningkatan kapilaritas jaringan Aklimatisasi sel (Guyton dan hall, Fisiologi Kedokteran, 2008)
Oksimetridenyutnadipatofisio2hal7688 Fisiologi adalah ilmu yg mempelajari tentang fungsi organisme hidup dan bagian2nya, juga mempelajarifaktordanprosesfisikasertakimiayangterlibat. SISTEMDIGESTIF Fisiologidarisistemdigestif: Fungsi utama system pencernaan makanan adalah memindahkan zat nutrisi, air, dan garam yang berasal dari zat makanan ke lingkungan dalam untuk didistribusikan ke selsel melalui system sirkulasi.Zatmakananmerupakansumberenergybagitubuh,sepertiATPyangdibutuhkanseluntuk melaksanakan berbagai kegiatan di tubuh dan juga berfungsi sebagai bahan pembangun dan penggantiselselrusak. Pembuangan sisa/sampah tubuh hanya merupakan fungsi kecil dari system pencernaan yang berlangsung melalui paruparu, ginjal, defekasi pada akhir pencernaan, dan keringat melalui kulit. Agar makanan dapat makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, maka saluranpencernaanharusmemilikipersediaanair,elektrolit,danmakananyangterusmenerus. Untukitudibutuhkan: a) b) c) d) e) Pergerakanmakananmelaluisaluranpencernaan Sekresigetahpencernaan Absorpsihasilpencernaanairdanelektrolit Sirkulasidarahmelaluiorgan2gastrointestinalyangmembawazatyangakandiabsorpsi Pengaturansemuafungsiolehsystemsarafdanhormon

Pencernaanberlangsungsecaramekanikdankimia,meliputiprosessebagaiberikut. a) Ingesti:masuknyamakanankedalammulut b) Pemotongan dan penggilingan : dilakukan secara mekanikal oleh gigi, kemudian bercampur dengansalivasebelumditelan. c) Peristalsis : gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelanmelaluisaluranpencernaan. d) Digesti:Hidrolisiskimia(penguraian)molekulbesarmenjadimolekulkecilsehinggaabsorpsi dapatberlangsung e) Absorpsi : pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasidarahdanlimfatiksehinggadapatdigunakanolehseltubuh. f) Egesti(defikasi):proseseliminasizatzatsisayangtidaktercerna,jugabakteridalambentuk feseskeluardarisaluranpencernaan. Anatomisistemdigestif: Histologisistemdigestif: a) Ronggamulut Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng untuk perlindungan, makanan dikunyah disini dan liur melumasimakananagarmudahditelan. b) Esofagus Saluran lunak yang berjalan dari faring hingga lambung, di belakang trakea. Menembus diafragma dan masuk ke lambung. Lumen dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di spertiga atas, muskularis eksterna mengandung otot rangka. Di tengah, terdapat otot rangka dan otot polos di muskularis eksterna. Di sepertiga bawah, muskularis eksterna mengandung otot polos. Kelenjar mukosa esophagus terdapat lamina propria dan submukosauntukmelumasi.Adventisiamengelilingi esophagusdironggatoraks.Muskularis mukosadansubmukosadariesosfagusbersambungandenganyangterdapatdilambung. c) Lambung Transisi dari esophagus ke lambung mendadak dan berlapis gepeng ke selapis silindris. Menerima, menyimpan, mencampur, dan mencerna produk makanan yang tertelan untuk membentuk kimus cair. Mengubah bolus makanan menjadi massa setengah cair kimus. Terdiri dari kardia, fundus, korpus dan pylorus. Permukaan dilubangi oleh foveola gastric yangberhubungandengankelenjargastrikadilaminapropria.Permukaandilapisiolehepitel selapis silindris penghasil mucus untuk proteksi. Kelenjar gastrika menghasilkan getah lambung yang kaya asam hidroklorida dan enzim pencerna protein. Muskularis eksterna memperlihatkan lapisan otot oblik sebelah dalam, sirkular tengah, dan longitudinal sebelah luar. Fundus dan korpus membentuk bagian utama membentuk bagian utama dan merupakan struktur secara histology identik, aktivitas peristaltic diatur oleh plekus saraf submukosadanmienterikus. Kelenjardansellambung Fundusdankorpusmenghasilkanbahankimiawiuntukmencernaisilambung

Di fundus dan korpus, sel parietal adalah sel besar, asidofilik dan terletak di bagian atas kelenjar. Sel parietal di fundus dan korpus menghasilkan asam hdroklorida dan faktor intrinsic lambung.FaktorintrinsiclambungpentinguntukabsorpsivitaminB12daneritropoiesis. Dibagianyanglebihdalamkelenjarterdapatselzimogenik(chiefcell) Sel zimogenik menghasilkan pepsinogen yang diubah menjadi pepsin dalam lingkungan asam. Di kardia dan pylorus, epitel permukaan dan kelenjar gastrika tubular simpleks menghasilkanmucus Kelenjardipylorusmenghasilkanmucusdanenzimpenghancurbakteriyaitulisozim Sellambungpenghasilmucusberubahmenjadiepitelususdiduodenum. d) Usushalus Sel absorptive dengan mikrovili yang diselubungi oleh glikokaliks adalah jenis epitel terbanyak di usus. Sel goblet, terselip diantara sel absorptive, meningkat jumlahnya kea rah bagian distal. Sel enteroendokrin tersebar di seluruh epitel dan kelenjar intestinal. Sel enteroendokrin mengeluarkan banyak hormone regulator untuk pencernaan. Sel paneth ditemukan di kelenjar intestinal yang menghasilkan enzim antibacterial lisozim untuk mengontrolfloramikrobadiusus. e) Ususbesar terdiri dari sekum, kolon ascendens, transversum, descendens dan sigmoid. Terletak di antara anus dan ujung terminal ileum, Di ujung terminal, residu stengah cair menjadi tinja setengahpadatataukeras.Epitelterdiridariepitelselapissilindrisdenganbanyakselgoblet. Selgobletmenghasilkanmucusuntukmelumasikanalisanalisagartinjamudahkeluar.Tidak adaenzim/bahankimiawiyangdihasilkan,tetapiselenteroendokrinterdapatdiepitel. SISTEMRESPIRASI Fisiologisistemrespirasi: Proses fisiologi pernapsan yaitu proses O2 dipindahkan dari udara ke dalam jaringan2 dan Co2dikeluarkankeudaraekspirasi,dapatdibagimenjaditigastadium.Yaitu: a. Ventilasi Udara bergerak masuk dan keluar paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosferdanalveolusakibatkerjamekanikotototot. Selamainspirasi,.. Selamaekspirasi,.. b. Transportasi Memuataspek2berikut: Difusigasgasantaraalveolusdankapilerparu(respirasieksterna) antaradarah sistemik danselseljaringan. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalamalveolus2 ReaksikimiadanfisikdariO2danCo2dengandarah. c. Respirasiselataurespirasiinterna

Merupakan stadium akhir respirasi, yaitu saat zatzat dioksidasi untuk mendapatkan energidanco2terbentuksebagaisampahmetabolismeseldandikeluarkanolehparu. Sumber:FisologiTubuhmanusia. Anatomisistempernapasan: Saluranpenghantarudarayangmembawaudarakedalamparuadalahhidung,faring,laring,trakea, bronkusdanbronkiolus. Ketika masuk rongga hidung udara disaring dihangatkan dan dilembabkan, ketiga proses ini meruapakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Permukaan epitel diliputi oleh lapisan mucus yang disekresikan oleh sel goblet dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mucus. Gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior di dalam rongga hidung, dan ke superior di dalam system pernapasan bagian bawah menuju ke faring. Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara. Laring terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan dengan otototot dan mengandung pita suara. Ruang berbentuk segitiga di antara pita suara yaitu glotis bermuara ke dalam trakea. Trakea disokong oleh cincin tulang rawan berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya krg lebih 12,5 cm. Permukaan posterior trakea agak pipih dibandingkan dg sekelilingnya karena cincin tulang rawan di daerah itu tidak sempurna, dan letaknya tepat di depan esophagus.Tempat trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan yang dikenal karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkonspasme dan batuk berat jika dirangsang. Bronkus utama kiri dan kanan tidak simestris. Bronkus utama kanan lebih pendek dibandingkan bronkus utama kiri dan merupakan kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertical. Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang menjadi bronkus lobaris dan bronkus segmentalis, percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus dg ukuran semakin kecil yaitu bronkiolus terminalis (tidak mengandung alveoli). Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan, tetapi dikelilingi oleh otot polos. Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus (tempat pertukaran gas). Asinus terdiri dari bronkiolus respiratorius (memiliki kantong udara kecil/alveoli pada dindingnya), duktus alveolaris (seluruhnya dibatasi oleh alveolus), sakus alveolaris terminalis (struktur akhir paru). Alveolus ( dalam kelompok sakus alveolaris menyerupai anggur, membentuk sakus terminalis) dipisahkan dari alveolu didekatnya oleh dinding tipis (septum). Alveolus hanya mempunyaisatulapisselyangdiameternyalebihkecildibandingkandgseldarahmerah.Terdapat 2 tipe lapisan sel alveolar : pneumosit tipe I, merupakan lapisan tipis yang menyebar dan menutupi lebihdari90%daerahpermukaandanpneumositII(bertanggungjawabterhadapsekresisufaktan). Sumber:SylviadanLorraine.patofisiologiVol2. Histologisistempernapasan: Hidung Dibagian rongga hidung terdapat epitel respiratorik dilapisi silia dan mengandung sel goblet. Dan terdapat epitel olfaktorius tidak memiliki silia dan sel goblet, tetapi memiliki inti sel penyokong di

dekat permukaan epitel, inti sel olfaktorius yang menerima rangsang bau, yang terletak di bagian tengah epitel dan sel basal yang berada di dekat membran basalis. Di bawah epitel olfaktorius di jaringan ikat lamina propria terdapat pembuluh darah, saraf olfaktorius dan kelenjar olfaktorius (bowman). Epligotis Struktur ini memiliki permukaan lingualis dan laryngeal. Epitel berlapis gepeng melapisi permukaan lingualis (anterior) dan sebagian permukaan laryngeal (posterior). Basis epligotis dilapisi epitel bertingkat semu silindris bersilia. Selain di lidah, kuncup kecap mungkin terlihat di epitel linguinalis danepitellaryngeal. Laring Plika vokalis palsu (superior) (pita suara) yang bersambungan dg permukaan posterior epligotis dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia. Plika vokalis sejati dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Laring ditunjang oleh tulang rawan hialin tiroid dan tulang rawan krikoid. Trakea Dinding terdiri dari mukosa, submukosa, tulang rawan hialin dan adventisia. Cincin tulang rawan C menjaga trakea tetap terbuka dengan celah di antara cincin terdapat otot trakealis. Trakea dilapisi epitelbertingkatsemusilindrisbersiliadenganselgoblet. Paru Bronkus intrapulmonal diidentifikasi adanya lempeng tulang rawan hialin. Bronkus dilapisi oelh epitel bertingkat semua silindris bersilia ddengan sel goblet. Dinding BI terdiri dari lamina propria yang tipis, lapisan tipis otot polos, submukosa dg kelenjar bronkialis, lempeng tulang rawan hialin dan adventisia. Di bronkiolus, lumen dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia dg sel goblet.Bronkilousterminalismemperlihatkanadanyalipatanmukosadandilapisiolehepitelsilindris bersilia tanpa sel goblet, terdapat lapisan tipis lamina propria dan otot polos serta adventisia. Bronkiolus respiratorius, dg kantung2 alveoli berhubungan langsung dengan duktus alveolaris dan alveoli. Terdapat epitel yaitu silindris rendah atau kuboid dan mungkin bersilia di bagian proksimal saluran. Lapisan jaringan ikat tipis menyokong otot polos, serat elastic di lamina propria, dan pembuluhdarah. Sumber:AtlasHistologidifiore Efekketinggian3676padafisiologis? Efekketinggiandankedalamanpadatubuh Tubuh kita dilengkapi secara optimal untuk hidup dalam tekanan atmosfer normal. Naik ke pegunungan yang tinggi jauh diatas permukaan laut atau turun ke kedalaman samudra dapat menimbulkabefekpadatubuh.

También podría gustarte

  • HP + KP
    HP + KP
    Documento2 páginas
    HP + KP
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Scribd Com
    Scribd Com
    Documento1 página
    Scribd Com
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Scrib
    Scrib
    Documento1 página
    Scrib
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Latar Belakang: Going For The Gold. Makna Tema Tersebut Adalah Suatu Gerakan Untuk Mengajak Semua Orang
    Latar Belakang: Going For The Gold. Makna Tema Tersebut Adalah Suatu Gerakan Untuk Mengajak Semua Orang
    Documento4 páginas
    Latar Belakang: Going For The Gold. Makna Tema Tersebut Adalah Suatu Gerakan Untuk Mengajak Semua Orang
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • A
    A
    Documento3 páginas
    A
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Documento3 páginas
    Cover Jurnal
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Kata Pengantar Nabila
    Kata Pengantar Nabila
    Documento1 página
    Kata Pengantar Nabila
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Scribd Co
    Scribd Co
    Documento1 página
    Scribd Co
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Cover Referat Mamma Aberrans
    Cover Referat Mamma Aberrans
    Documento5 páginas
    Cover Referat Mamma Aberrans
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 1
    Bab 1
    Documento3 páginas
    Bab 1
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Biodata
    Biodata
    Documento1 página
    Biodata
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Cover Obgyn Yogi
    Cover Obgyn Yogi
    Documento4 páginas
    Cover Obgyn Yogi
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Bab I Ppi
    Bab I Ppi
    Documento2 páginas
    Bab I Ppi
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Pustaka Ppi
    Daftar Pustaka Ppi
    Documento1 página
    Daftar Pustaka Ppi
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • PEB
    PEB
    Documento19 páginas
    PEB
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Osoca Blok 1.
    Osoca Blok 1.
    Documento6 páginas
    Osoca Blok 1.
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • OSCE
    OSCE
    Documento3 páginas
    OSCE
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Documento1 página
    Pendahuluan
    Anonymous ou2t7aPbtS
    Aún no hay calificaciones
  • Sasaran Pembelajaran Skenario C
    Sasaran Pembelajaran Skenario C
    Documento1 página
    Sasaran Pembelajaran Skenario C
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • INFERTILITAS
    INFERTILITAS
    Documento23 páginas
    INFERTILITAS
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Osoca Blok 1
    Osoca Blok 1
    Documento3 páginas
    Osoca Blok 1
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Ske B Sesi 1
    Ske B Sesi 1
    Documento8 páginas
    Ske B Sesi 1
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Skenario C Blok XXI
    Skenario C Blok XXI
    Documento8 páginas
    Skenario C Blok XXI
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Nama Preparat
    Nama Preparat
    Documento1 página
    Nama Preparat
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Atonia Uteri
    Atonia Uteri
    Documento24 páginas
    Atonia Uteri
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Test 123 Haloo
    Test 123 Haloo
    Documento1 página
    Test 123 Haloo
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones
  • Abortus Inkomplitus
    Abortus Inkomplitus
    Documento23 páginas
    Abortus Inkomplitus
    Fauziah Nabila
    Aún no hay calificaciones