Está en la página 1de 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan sosial yang paling mendesak di negara-negara yang tergolong negara berkembang dan negara terbelakang. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan berbagai macam permalahan. Pertumbuhan jumlah yang terlalu cepat akan menimbulkan implikasi, yaitu semakin besar jumlah penduduk yang harus dipenuhi kebutuhannya akan pangan, sandang, papan, kesempatan kerja, kebutuhan akan hiburan dan sebagainya.1 Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif besar. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia tercatat 237,6 juta jiwa. Jumlah ini bertambah sekitar 32,5 juta jiwa dari jumlah penduduk sebelumnya yang tercatat di tahun 2000.1, 2 Indonesia menyandang peringkat 111 dari 177 negara pada Human Development Index (HDI) 2005 yang membuktikan bahwa peningkatan jumlah penduduk tersebut tidak diikuti oleh peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk ini melalui program Keluarga Berencana (KB). Menurut BKKBN (2004), Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak kelahiran anak, untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara dengan menggunakan kontrasepsi sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap yang bisa dilakukan dengan cara sterilisasi dan aborsi bisa digunakan untuk mengakhiri kehamilan jika terjadi kegagalan kontrasepsi.3 Dari segi pemenuhan terhadap kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan KB, tingkat unmeet need masih cukup tinggi. Menurut hasil SDKI 1997 tercatat sebanyak 9,7%, sedangkan berdasarkan hasil pencapaian program tahun 2001 tercatat sebanyak 14,6% yang kebutuhan KB nya tidak terpenuhi. Keadaan ini

menunjukkan bahwa upaya menurunkan tingkat unmeet need memerlukan upaya yang jauh lebih besar lagi.4 Pada awalnya, program KB adalah untuk mengatur jumlah kelahiran, namun dalam perkembangannya, program KB ditujukan untuk membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Asumsinya ialah bahwa keluarga kecil akan dapat hidup sejahtera dan bahagia, sehingga pengaturan kelahiran menggunakan kontrasepsi menjadi pokok intervensi dalam program KB nasional. Dengan demikian sangat tepat apabila dalam paradigma baru program KB difokuskan pada upayaupaya baru yang lebih efektif untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Sebagai perwujudan pelaksanaan paradigma baru program KB nasional, maka visi mewujudkan NKKBS telah diganti dengan Visi Keluarga Berkualitas tahun 2015.4 Salah satu langkah yang penting guna menunjang dan menyadarkan penduduk tentang tujuan program Keluarga Berencana, yaitu melalui pendidikan. Sebab pada prinsipnya bahwa pendidikan selalu membawa penduduk ke arah perubahan pemikiran yang positif dalam menunjang pembangunan, yaitu peningkatan taraf hidup penduduk guna mencapai tujuan pembangunan nasional.5 Pengetahuan mengenai cara memilih alat kontrasepsi yang tepat merupakan hal penting dalam upaya perlindungan terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Minimnya pengetahuan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan angka kematian ibu hamil dan bersalin, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka kejadian penyakit menular seksual, serta angka kejadian gangguan kesehatan akibat efek samping kontrasepsi.6 Melihat data di atas maka faktor dasar yang mempengaruhi pemakaian kontrasepsi adalah pengetahuan dan pendidikan ibu, dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap pemakaian alat kontrasepsi di Desa Kromasan Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap pemakaian alat kontrasepsi di desa Kromasan kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan antara peengetahuan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi. b. Mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi.

C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Sebagai masukan dalam memberikan informasi tentang pelaksanaan program KB di masyarakat. 2. Bagi Masyarakat Menjadi masukan dan bahan informasi bagi mayarakat tentang pentingnya masalah kontrasepsi. 3. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

También podría gustarte