Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Klinik Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Disusun oleh: Galih Setiyo Adi Indah Laily Fadlilah Rizqa Nur Sabrina NIM. P07120111017 NIM. P07120111018 NIM. P07120111030
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2012
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN CKD DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Disusn Oleh : Galih Setiyo Adi Indah Laily Fadlilah Rizqa Nur Sabrina NIM. P07120111017 NIM. P07120111018 NIM. P07120111030
telah disahkan pada, Hari, tanggal Waktu Tempat : : : Unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Pendidikan
Santoso
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Chronic Kidney Disease (CKD) / CRF merupakan gangguan ginjal yang progresif dan irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunanfungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut,hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min. (Suyono, et al, 2001) B. Kriteria CKD 1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, berupa kelainan struktural maupun fungsional dengan atau tanpa penurunan LFG dengan manifestasi : a. Kelainan patologis b. Terdapat tanda kelainan ginjal (komposisi darah atau urin atau kelainan dalam tes pencitraan) 2. LFG < 60 ml/mnt/1,73 m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal. C. Etiologi Penyebab dari CKD : 1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis) 2. Penyakit peadangan (glomerulonefritis) 3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis) 4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, Poli arteritis nodusa,Sklerosis sistemik progresif ) 5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal) 6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme) 7. Nefropati toksik 8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
(Price & Wilson, 1994) D. Klasifikasi Perjalanan umum GGK melalui 3 stadium: 1. Stadium I : Penurunan cadangan ginjal a. Kreatinin serum dan kadar BUN normal b. Asimptomatik c. Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR 2. Stadium II : Insufisiensi ginjal a. Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet) b. Kadar kreatinin serum meningkat c. Nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan) Ada 3 derajat insufisiensi ginjal: a. Ringan 40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal b. Sedang 15% - 40% fungsi ginjal normal c. Berat 2% - 20% fungsi ginjal normal 3. Stadium III: gagal ginjal stadium akhir atau uremia a. kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat b. ginjal sudah tidak dapat menjaga homeostasis cairan dan elektrolit c. air kemih/urin isoosmotis dengan plasma, dengan BJ 1,010
Stage 1 2 3 4 5
Gambaran kerusakan ginjal Normal atau elevated GFR Mild decrease in GFR Moderate decrease in GFR Severe decrease in GFR Requires dialysis
E. Manifestasi Klinis Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut: 1. Gangguan kardiovaskuler Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema. 2. Gangguan Pulmoner Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels. 3. Gangguan gastrointestinal Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia. 4. Gangguan musculoskeletal Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot otot ekstremitas. 5. Gangguan Integumen Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh. 6. Gangguan seksual Libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. 7. Gangguan metabolic Ganguan metabolik glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D. 8. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia. 9. System hematologic Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Urin Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton,SDP, TKK/CCT 2. Laboratorium darah BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb, trombosit,Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin) 3. Pemeriksaan EKG Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia,dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia) 4. Pemeriksaan USG Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkimginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemihserta prostate 5. Pemeriksaan Radiologi Renogram, Intravenous Pyelography untuk menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter, Retrograde Pyelography dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversibel, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaanrontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen 6. Biopsi ginjal Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis 7. Endoskopi ginjal nefroskopi Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal ; keluar batu, hematuria dan
pengangkatan tumor selektif G. Penatalaksanaan GGK Terapi konservatif Penyakit ginjal terminal
Dialisis
Transplantasi ginjal
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Pada prinsipnya penatalaksanaan terdiri dari tiga tahap : 1. Penatalaksanaan konservatif : Pengaturan diet protein, kalium, natrium, cairan Protein dibatasi karena urea, asam urat dan asam organik merupakan hasil pemecahan protein yang akan menumpuk secara cepat dalam darah jika terdapat gangguan pada klirens renal. Protein yang dikonsumsi harus bernilai biologis (produk susu, telur, daging) di mana makanan tersebut dapat mensuplai asam amino untuk perbaikan dan pertumbuhan sel. Biasanya cairan diperbolehkan 300600 ml/24 jam. Kalori untuk mencegah kelemahan dari karbohidrat dan lemak. Pemberian vitamin juga penting karena pasien dialisis mungkin kehilangan vitamin larut air melalui darah sewaktu dialisa. 2. Terapi simptomatik : Suplemen alkali, transfusi, obat-obat local&sistemik, anti hipertensi. Hipertensi ditangani dengan medikasi antihipertensi kontrol volume intravaskule. Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner perlu pembatasan cairan, diit rendah natrium, diuretik, digitalis atau dobitamine dan dialisis. Asidosis metabolik pada pasien CKD biasanya tanpa gejala dan tidak perlu penanganan, namun suplemen natrium bikarbonat pada dialisis mungkin diperlukan untuk mengoreksi asidosis. Anemia pada CKD ditangani dengan epogen (erytropoitin manusia rekombinan). Anemia pada pasaien (Hmt < 30%) muncul tanpa gejala spesifik seperti malaise, keletihan umum dan penurunan toleransi aktivitas. Abnormalitas neurologi dapat terjadi seperti kedutan, sakit kepala, dellirium atau aktivitas kejang. Pasien dilindungi dari kejang. 3. Terapi pengganti : HD, CAPD, transplantasi
H. Komplikasi 1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan masukan diit berlebih. 2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat. 3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem reninangiotensin-aldosteron. 4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah.
5.
Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.
6. 7. 8. 9.
10. Hiperuremia I. Asuhan Keperawatan Pengkajian 1. Aktivitas / istirahat Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia /
gelisah atau somnolen) Tanda 2. Sirkulasi Gejala : riwayat hipertensi lama, atau berat, palpitasi, nyeri dada (angina) Tanda : Hipertensi, nadi kuat,edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak,tangan, disritmia jantung. Nadi lemah halus,hipotensi ortostatik menunjukan hipovolemia, pucat, : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
kecenderungan perdarahan. 3. Integritas ego Gejala : Factor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan. Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian 4. Eliminasi Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare, atau konstipasi. Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, cokelat,berawan, oliguria, dapat menjadi anuria. 5. Makanan/ cairan Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan (malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap di mulut (pernapasan amonia), penggunaan diuretic
Tanda : Distensi abdomen / asites, pembesaran hati,, perubahan turgor kulit / kelembaban, edema (umum,tergantung), ulserasi gusi, perdarahan gusi / lidah, penurunan oto, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga. 6. Neurosensori Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkosentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis. 7. Nyeri / kenyamanan Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala ; kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam hari) Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah. 8. Pernapasan Gejala : napas pendek ; dispnea nocturnal paroksimal ; batuk dengan / tanpa sputum kental dan banyak. Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernapasan kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru). 9. Keamanan Gejala : Kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi Tanda : Pruritus, demam,(sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual terjdai peningkatan pada pasie yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal., petechie, 10. Seksualitas Gejala : Penurunan libido ; amenorea ; infertilitas 11. Interaksi social Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankn fungsi peran biasanya dalam keluarga. 12. Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis herediter,kalkulus urinaria, malignasi, riwayat terpajan oleh toksin, contoh, obat, racun lingkungan Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul :
2. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, pneumonitis, pericarditis 3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluan urin, retensi cairan dan natrium. 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang
inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).
6. Risiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh primer, tindakan invasive
A. Pengkajian Tanggal Pengkajian Jam Oleh Metode Sumber : 11 Desember 2012 : 14.00 WIB : Rizqa Nur Sabrina : Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi dokumen : Klien, keluarga klien, buku status klien dan tim kesehatan
1. Identitas a. Pasien Nama Tempat, tanggal lahir Umur Jenis kelamin Agama Status perkawinan Pendidikan Pekerjaan Suku Alamat Dx Medis No. CM Tanggal masuk : Ny. S : Bantul, 4 Juli 1969 : 43 tahun : Perempuan : Islam : Kawin : Tamat SD : Buruh : Jawa : Kepuh, Mulyodadi, Bantul : CKD st IV : 38.65.25 : 11 Desember 2012
b. Keluarga/ Penanggung jawab Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat Hubungan : Bp. J : 50 tahun : Tamat SD : buruh : Kepuh, Mulyodadi, Bantul : Suami klien
2. Riwayat kesehatan a. Kesehatan pasien 1) Riwayat kesehatan sekarang Klien mengatakan sudah melaksanakan cuci darah selama lima tahun. Klien datang ke RSUD karena sudah jadwal rutin klien untuk cuci darah yaitu pada hari selasa dan jumat. Klien datang dengan odema pada ekstremitas kanan dan kiri bawah. 2) Riwayat kesehatan yang lalu Keluarga klien mengatakan klien dulu sehat dan jarang sakit parah, kalaupun sakit yang paling parah adalah influenza. Klien minum dalam sehari 2 gelas ( 200 cc ) air teh. Klien jarang sekali minum air putih bahkan klien sama sekali tidak minum air putih dalam satu hari. Klien pernah dirawat di RSUD Panembahan senopati bangsal Flamboyan dengan keluhan anoreksia, sesak nafas, kalau b.a.k terasa perih dan pusing cekot cekot. b. Kesehatan keluarga 1) Genogram
Keterangan: : Laki-laki
: Perempuan
: Klien
1. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien menyatakan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa. Hanya klien yang menderita penyakit tersebut. Tidak ada juga yang menderita penyakit degenerative seperti DM dan Hipertensi. 2. Pola kebiasaan pasien a. Aspek fisik biologis 1) Pola nutrisi (a) Sebelum sakit Klien menyatakan bahwa klien makan tiga kali sehari, pagi, siang dan sore. Makanan pokok klien nasi dengan porsi sedang. Klien mengatakan tidak memiliki makanan yang dipantang , sehingga bisa makan dengan bebas. Klien tidak mengkonsumsi suplemen tambahan dan vitamin. Intake cairan klien yaitu kurang lebih 5 gelas ( 1250 cc) per hari, klien suka minum teh dan jarang minum air putih. (b) Selama sakit Klien menyatakan saat ini nafsu makannya sudah mulai membaik, tetapi terbebani oleh banyaknya pantangan sehingga masukan makanan sedikit berkurang. Nafsu makannya berkurang ketika awal sakit tahun 2009 karena setiap kali akan makan merasa mual. Klien menjalankan diet rendah Natrium, Kalium. Klien menyatakan dirinya tidak memiliki gangguan menelan dan mengunyah. Klien tidak menggunakan alat bantu untuk makan. Klien menyatakan, masukan cairan klien dibatasi yaitu tiga gelas per hari atau maksimal 800 ml per hari. 2) Pola eliminasi (a) Sebelum sakit Klien mengatakan bahwa buang air kecil dan besar klien lancar. Klien buang air besar 1 kali sehari. Klien buang air kecil kurang lebih 5 kali sehari (1000 cc). Klien jarang buang air kecil pada malam hari. Klien tidak pernah mengkonsumsi obat apapun.
Klien mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam buang air besar. Klien menyatakan bahwa buang air kecil 3 kali/24 jam (450 cc) berwarna jernih, volumenya sedikit karena masukannya juga sedikit. Klien tidak menggunakan alat bantu untuk berkemih. 3) Pola aktivitas-istirahat (a) Sebelum sakit 1. Keadaan aktivitas sehari- hari Kegiatan sehari-hari klien adalah bekerja. Pekerjaan klien yaitu buruh. Klien mengatakan selama ini jarang berolahraga. Klien tidak menggunakan alat bantu untuk aktivitas sehari-hari dan melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. 2. Keadaan pernapasan Sebelum sakit, pernapasan klien tidak ada masalah. Klien tidak memakai obat-obatan untuk melancarkan pernapasan. Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap asap, debu atau hawa dingin. 3. Keadaan kardiovaskuler Klien tidak merasa cepat lelah. Klien tidak sering terkejut dan tidak berdebardebar. 4. Kebutuhan tidur Klien tidur pukul 21.00 sampai 05.00 dan dapat tidur dengan nyenyak. Klien jarang terbangun untuk buang air kecil di malam hari. Klien tidak pernah tidur siang. Klien lebih menyukai suasana tenang dan gelap. Klien tidak pernah mengkonsumsi obat tidur. (b) Selama sakit (1) Keadaan aktivitas Klien melakukan aktivitas seperti biasa namun intensitasnya tidak seperti sebelum sakit. (2) Keadaan pernapasan Saat ini klien tidak memiliki gangguan pernapasan namun apabila klien melakukan aktifitas yang berat maka klien akan mengalami sesak nafas. (3) Keadaan kardiovaskuler Saat ini klien tidak mengalami pusing, rasa berat di dada dan tidak mengalami nyeri dada namun sebelum melakukan hemodialisa, klien merasa mudah lelah, lemas dan badanya terasa tidak nyaman. (4) Kebutuhan tidur
Klien mengatakan saat ini tidak ada gangguan dalam memenuhi kebutuhan tidur. Sejak melakukan hemodialisa, dirinya jarang terbangun di malam hari untuk buang air kecil. 4) Kebersihan diri (a) Kebersihan diri Klien menyatakan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi. Kilen biasa mandi pada pagi dan sore hari. Klien mandi menggunakan air dingin, jarang menggunakan air hangat. (b) Rambut Klien menyatakan mencuci rambut seminggu dua kali menggunakan shampo. Klien menyisir rambut setiap hari dan mengikat rambutnya. (c) Telinga Klien menyatakan biasanya membersihkan telinga satu kali dalam seminggu. (d) Mata Klien menyatakan tidak menggunakan alat bantu untuk melihat dan tidak mengalami gangguan pada mata. (e) Mulut Klien menyatakan menggosok gigi menggunakan pasta gigi 2 kali sehari setelah mandi. (f) Kuku/kaki Klien menyatakan memotong kuku dua minggu sekali menggunakan pemotong kuku. Klien menyatakan tidak pernah mengalami gangguan pada kuku. b. Aspek mental-intelektual-sosial-spiritual 1) Konsep diri (a) Gambaran diri Klien menyadari bahwa dirinya sedang menjalani pengobatan karena sakit. Klien menerima kondisi yang telah terjadi pada dirinya dan merupakan ujian dari Allah SWT yang harus diterima dengan ikhlas. (b) Identitas diri Klien mengatakan bahwa dirinya seorang istri, yang mempunyai 2 orang anak dan seorang suami. (c) Harga diri Klien mengatakan keluarganya sangat menghargai dirinya. (d) Peran diri
Klien menyatakan merasa sedih karena selama menderita penyakit gagal ginjal karena telah mengganggu aktivitasnya untuk mencari nafkah dan menghabiskan waktu untuk cuci darah setiap minggunya sehingga klien memutuskan untuk berhenti bekerja karena tidak bisa bekerja terlalu lelah. (e) Ideal diri Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan bisa beraktivitas seprti sediakala. 2. Intelektual Klien menyatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya, namun klien sudah mengetahui apa penyebabnya. Ketika ditanya, klien kurang tahu mengapa cairan dibatasi dan banyak makanan pantangan. Klien menyatakan tidak pernah mendapat informasi jelas tentang penyakitnya 3) Hubungan interpersonal i. Sebelum sakit Klien mengatakan hubungan interpersonal klien dengan lingkungannya baik. ii. Selama sakit Klien mengatakan hubungan klien dengan anggota keluarganya baik. Hubungan klien dengan tim kesehatan di unit hemodialisa juga baik. Klien sabar dan ramah namun kurang taat dengan terapi yang dianjurkan. 4) Mekanisme koping Klien mengatakan selalu berusaha dan berdoa untuk mengatasi masalah yang dialaminya. Klien selalu rutin untuk melakukan hemodialisa setiap minggunya. 5) Support sistem Klien mengatakan mendapat support penuh dari keluarganya untuk sembuh. Klien berobat dengan diantar oleh suaminya ataupun anaknya. Klien berobat dengan mendapat jaminan dari jamkesmas. c. Aspek mental- emosional Klien berkonsentrasi saat ditanya. Klien dapat berbicara dengan baik dan menjawab pertanyaan dengan baik. 1) Hubungan sosial (a) Hubungan komunikasi Klien mampu untuk berbicara dengan baik.
Klien merupakan seorang ibu yang harus mngurusi keluarganya. Klien tetap mengurus keluaranya walaupun membatasi diri agar tidak mudah lelah. (c) Tingkat ketergantungan Klien mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. Tetapi untuk mengantarkan hemodialisa ia bergantung bantuan dari orang lain baik suami atau anaknya.
3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum 1) 2) Kesadaran Status gizi TB BB IMT 3) Tanda-tanda vital Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu : 150/90 mmHg : 80 x per menit : 18 x per menit : 36,2 oC : 160 cm : 45 kg : 17,5 : Composmentis
b. Pemeriksaan secara sistematik 1) Kepala Inspeksi 2) Rambut Inspeksi 3) Muka Inspeksi 4) Mata Inspeksi : Konjungtiva pucat, mata simetris, tidak ada udem palpebra : Bentuk simetris, tidak ada pigmentasi : Hitam beruban, lurus, agak rapi dan bersih. : Bentuk kepala klien bulat, kulit kepala kering, tidak ada luka
5) Hidung dan sinus Inspeksi : Pernapasan 18x per menit, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk
hidung simetris tidak ada secret yang keluar dari hidung, fungsi pembauan baik. 6) Bibir Inspeksi 7) Mulut : Tampak kering, tidak sianosis
kelenjar getah bening dan tidak ada pembesaran tonsil. 9) Kulit Inspeksi Palpasi : Kulit klien tampak bersisik, keriput, warna kulit gelap : Hangat, terdapat udem di bagian kaki dan turgor kulit tidak elastis.
10) Jari dan kuku Inspeksi : Tidak ada sianosis, tidak ada clubbing finger, warna kuku agak
kekuningan. 11) Thoraks Inspeksi : Bentuk dada simetris, ekspansi dada simetris, pola napas tak ada kelainan, tidak batuk, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada penggunaan otototot pernapasan tambahan. Ukuran dada transversal: antero posterior 1:2. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa maupun peradangan, ekspansi
Suara resonan pada interkosta 1-3 dada kiri Suara dullness pada interkosta 4-6 dada kiri Auskultasi : Terdengar suara vesikuler. Suara jantung S1 dan S2 reguler. 12) Abdomen Inspeksi : Perut tidak membesar dan simetris, vena-vena tidak membesar, warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan kulit, tidak ada benjolan. Auskultasi : Peristaltik usus terdengar 8 x/menit Perkusi Palpasi : Terdengar suara tympani pada empat kuadran. : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan peradangan.
13) Ekstremitas atas Inspeksi : Terpasang jarum in dan out untuk hemodialisa di tangan kiri klien, anggota gerak lengkap, tidak ada sianosis. Palpasi : Tidak ada edema pada ekstremitas atas, vena vena membesar. Turgor
kulit ekstremitas jelek. 14) Ekstremitas bawah Inspeksi : Anggota gerak lengkap, dapat digerakan, terdapat edema pada telapak kaki.
Palpasi
: Terdapat edema pada kedua kaki dengan positif kira-kira 1,5 cm.
4. Pengobatan yang didapat saat ini a. Heparin dengan dosis awal 1500 IU dan tiap satu jam kemudian diberikan dosis 1000 IU. b. Lidocain 1 A (analgesic)
5. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan HB rutin. Hasil pemeriksaan untuk HB yang terakhir adalah 9,0 %.
Analisa data No 1 DO a. Adanya udem pada kedua kaki dengan positif kira-kira 1,5 cm. b. TD : 150/90 mmHg c. N : 80 x per menit Data Masalah Penyebab
DS a. Klien mengatakan
bengkak. b. Klien menyatakan masukan cairan klien dibatasi yaitu tiga gelas per hari atau maksimal 800 ml per hari c. Klien menyatakan bahwa
DO a. Konjungtiva pucat b. HB 9,0% DS a. Klien menyatakan saat ini Resiko ketidakseimbangan nutrisi:kurang kebutuhan tubuh dari Pembatasan diet
nafsu makannya sudah mulai membaik, diet habis dengan porsi sedang kurang lebih 3 sendok makan tetapi terbebani
oleh
banyaknya
pantangan
sehingga masukan makanan sedikit berkurang. b. Klien menjalankan mengatakan diet rendah
Natrium, Kalium.
DO: Ketika ditanya, klien kurang tahu mengapa cairan dibatasi dan banyak makanan pantangan DS: a. Klien menyatakan kurang Kurang pengetahuan tentang Kurang informasi terpapar
tidak
B. Diagnosa Keperawatan 1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Kegagalan mekanisme regulasi, ditandai dengan: DO a. Konjunctiva pucat b. TD c. N d. RR e. BB : 150/90 mmHg : 80 x per menit : 18 x per menit : 45 kg bertambah 2 kg menjadi 45 kg
DS a. Klien mengatakan kakinya bengkak dengan positif kira-kira1,5 cm. b. Klien menyatakan masukan cairan klien dibatasi yaitu tiga gelas per hari atau maksimal 800 ml per hari.
c.
Klien menyatakan bahwa buang air kecil 3 kali/24 jam (450 cc).
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan diet, ditandai dengan: DO a. Konjungtiva pucat b. HB 9,0% DS a. Klien menyatakan saat ini nafsu makannya sudah mulai membaik ,diet habis dengan porsi sedang kurang lebih 3 sendok makan, tetapi terbebani oleh banyaknya pantangan sehingga masukan makanan sedikit berkurang. b. Klien mengatakan menjalankan diet rendah Natrium, Kalium.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, ditandai dengan: DO: Ketika ditanya, klien kurang tahu mengapa cairan dibatasi dan banyak makanan pantangan DS: a. b. Klien menyatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya Klien menyatakan tidak pernah mendapat informasi jelas tentang penyakitnya.
C. Perencanaan No 1 Diagnosa Selasa, 11 Desember 2012 Pukul 14.15 WIB Tujuan Intervensi Rasional
Kelebihan
volume
cairan Setelah
diberi
asuhan
a. Tanda
vital
berhubungan dengan kegagalan keperawatan selama 1x20 mekanisme dengan: DO : a. Konjunctiva pucat b. TD : 150/90 mmHg c. N : 80 x per menit d. RR: 18 x per menit e. BB : 45 kg bertambah 2 kg menjadi 45 kg regulasi, ditandai menit, setelah klien
melakukan hemodialisa 14 desember terjadi 2012, tidak volume b. Anjurkan untuk mempertahankan tidak pembatasan masukan cairan yaitu 800 cc / hari.
kelebihan
cairan, dengan kriteria: a. Konjungtiva anemis b. Tekanan darah 120/80 mmHg c. Klien dapat tentang
cairan berat
akan tubuh
haluaran
urin,dan
c. Pemahaman kerjasama
DS : a. Klien mengatakan kakinya bengkak. b. Klien menyatakan masukan cairan klien dibatasi yaitu tiga gelas per hari atau maksimal 800 ml per hari. c. Klien menyatakan ahwa
menjelaskan
pentingnya pembatasan cairan antar intake dan outputnya dengan Input 800 cc/hari dan outputnya juga 800 cc / hari.
masukan cairan.
d. Jelaskan keluarga
kepada dalam
pasien
dan
d. Kenyamanan meningkatkan
pasien kepatuhan
menghadapi akibat
(450cc)
maupun outputnya.
Rizqa
diberi
asuhan
a. Kaji ulang status nutrisi ; perubahan a. Menyediakan berat badan, hasil laboratorium
data
dasar
kebutuhan keperawatan selama 1x20 dengan menit, setelah klien kontrol ditandai kembali November tubuh kriteria: a. Konjungtiva anemis b. Hb 12-13 % c. Nafsu makan klien tidak tanggal 2012, 27 nutrisi dengan
berhubungan diet,
ureum, kreatinin.
pembatasan dengan: DO :
b. Anjurkan
untuk
lengkap
diberikan mencapai
adekuat
masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi telur, produk susu, daging.
a. Konjungtiva pucat b. HB 9,0 % DS : a. Klien menyatakan saat ini nafsu makannya sudah mulai membaik, diet habis dengan porsi sedang kurang lebih 3 sendok makan tetapi
c. Anjurkan rendah
camilan protein,
tinggi
makanan
dan
rendah
menyediakan energy,
membagi
oleh
banyaknya sehingga
empat
mengenai
untuk
pertumbuhan
dan
penyembuhan jaringan.
makanan
sedikit
rendah garam.
0,5 kg
d. Jelaskan rasional pembatasan diet dan hubungannya dengan penyakit d. Meningkatkan ginjal dan peningkatan urea dan kadar kreatinin. pasien antara kreatinin f. Sediakan daftar makanan yang dianjurkan secara tertulis renal. yang dibuat pendekatan tentang diet, dengan pemahaman hubungan urea,kadar penyakit
menjalankan
dan e. Daftar
menyediakan
positif terhadap pembatasan diet dan merupakan referensi untuk pasien dan keluarga yang dapat digunakan
g. Anjurkan lingkungan
untuk yang
menciptakan menyenangkan f.
selama waktu makan yaitu makan bersama keluarga di mej akan keluarga dengn Susana yang
menyenangkan
berperan dalam menimbulkan anoreksia dihilangkan. Untuk memantau status cairan dan nutrisi.
h. Anjurkan untuk konsultasi dengan ahli tim gizi g. Memberi menetapkan diet bantuan
Rizqa
diberi
asuhan
a. Merupakan untuk
instruksi
dasar dan
kurang keperawatan selama 1x20 ditandai menit, setelah klien kontrol kembali Desember tanggal 2012, 14 klien tentang
penjelasan
informasi,
pemahaman renal,
mengenai antara
mengapa cairan dibatasi dan penyakit, dengan kriteria: banyak makanan pantangan DS: a. Klien menyatakan kurang tentang a. Klien menjelaskan pengertian dapat kembali dan
hubungan
mengetahui
penyebab gagal ginjal kronis b. Klien dapat 3 gagal b. Bantu pasien cara-cara untuk untuk b. Pasien dapat belajar tentang gagal ginjal dan penaganan setelah mereka siap untuk memahami dan menerima
mengidentifikasi memahami
berbagai
perubahan
c. Klien rasional
mengetahui pembatasan
diagnosis konsekuensinya.
dan
cairan dan diet c. Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya Rizqa tidak harus
Implementasi Evaluasi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Kegagalan mekanisme regulasi Implementasi Selasa, 11 Desember 2012 Pukul 14.30 Setelah dilakukan tindakan : Evaluasi Selasa, 11 Desember 2012 Pukul 14.30 S : Klien mengatakan tidak merasa lemas
a. Observasi KU,VS,BB pre HD dan post O : TD:120/80mmHg, N:62x/menit, HD R:25x/menit, BB:43 kg. Pada kaki,odema
b. Memberikan penjelasan pada pasien berkurang. dan keluarga tentang pembatasan A : Kelebihan volume cairan P : Lanjutkan intervensi dengan tetap
cairan
c. Menganjurkan pasien untuk mencatat mengobservasi tanda-tanda vital, KU dan penggunaan cairan baik pemasukan BB. maupun haluaran
Rizqa
2. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan diet Implementasi Selasa, 11 Desember 2012 Pukul 15.00 Memberikan penkes tentang Evaluasi Selasa, 11 Desember 2012 Pukul 15.00 bagaimana S : klien dan keluarga mengatakan paham dengan penkes yang sudah diberikan. Dan akan melakukan cara cara tesebut.
membangkitkan nafsu makan yaitu dengan : a. Makan dalam porsi sedikit namun sering
b. Sebelum makan membersihkan mulut O : klien dapat menyebutkan kembali penkes terlebih dahulu agar nafsu makan yang sudah diberikan 3 dari 4 kriteria untk membangkitkan nafsu makan.
semakin bangkit.
c. Sajikan makanan dengan bentuk yang A : Ketidakseimbangan nutrisi menarik agar nafsu makan lebih tinggi P : lanjutkan intervensi dengan mengobservasi
d. Meberikan posisi yang nyaman disaat BB disaat klien hemodialysis selanjutnya pada akan menyantap makanan. tanggal 14 desember 2012
Rizqa
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi Implementasi Selasa, 11 Desember 2012 Pukul 15.30 Memberikan keluarga penkes kepada kien Evaluasi Selasa, 11 Desember 2012 Pukul 15.30 dan S : klien dan keluarga mengatakan mengerti GGK. dengan penkes yang diberikan kepadanya
klien
tentang
penyakit
Komlikasi yang mungkin terjadi jika memiliki dan keluarga. peyakit GGK atau beberapa perubahan O : keluarga dan klien dapat mengulang organ tubuh yang mungkin terjadi. kembali apa yang sudah diberitahukan
mengobservasi
Rizqa
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah membahas secara menyeluruh mengenai asuhan keperawatan pada Ny. L.M dengan diagnosa Chronic Kidney Desease (CKD) di ruang Irina C2 BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado dari tanggal 08-11 juni.2011, maka pada bab ini penulis dapat menguraikan : A. 1. Kesimpulan Telah dilakukan pengkajian pada klien Chronic Kidney Desease (CKD)dengan
menggunakan wawancara maupun pemeriksaan fisik. 2. 3. 4. 5. 6. Telah ditentukan diagnosa keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD) Telah dibuat rencana tindakan keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD) Telah dilakukan tindakan keparawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD) Telah dilakukan evaluasi keperawatan pada klien Chronic Kidney Desease (CKD) Telah diketahui kesenjangan antara teori dan praktek.
B.
Saran
1.
Bagi Rumah Sakit, untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam
menerapkan asuhan keperawatan Chronic Kidney Desease (CKD). 2. Bagi institusi pendidikkan, kiranya lebih meningkatkan mutu pendidikan guna menambah
literatur / referensi untuk kelengkapan perkuliahan. 3. Bagi klien, untuk lebih meningkatkan status kesehatan dengan cara memeriksakan diri
ditempat-tempat pelayanan kesehatan dan menggunakan tempat pelayanan kesehatan terdekat. 4. Bagi mahasiswa-mahasiswi akper Totabuan, kiranya lebih meningkatkan kompetensi dan
wawasan tentang perkembangan teori-teori terbaru dalam dunia kesehatan terutama dalam penerapan asuhan keperawatan Chronic Kidney Desease (CKD)