Está en la página 1de 27

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Menurut Friedman (1998) keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Menurut Bailon dan Maglaya (1978) yang dikutip oleh Murwani (2007) keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing - masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal di satu tempat/rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan. Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia menurut Depkes, dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti. Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain: 1 Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan

tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.

Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal

yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet). Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain: 1. Berkurangnya jaringan lemak subkutan 2. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas 3. Menurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh 4. Adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus. 1.2 Rumusan Maslah 1.2.1 Bagaimana Pengkajian keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ? 1.2.2 Bagaimana Diagnosa keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ? 1.2.3 Bagaimana Intervensi keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ? 1.2.4 Bagaimana Implementasi keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ? 1.2.5 Bagaimana Evaluasi keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengidentifikasi tentang Pengkajian keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga Dengan diabetes Melitus / DM ? 1.3.2 Mengidentifikasi tentang Diagnosa keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ?

1.3.3

Mengidentifikasi tentang Intervensi keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ?

1.3.4

Mengidentifikasi tentang Implementasi keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ?

1.3.5

Mengidentifikasi tentang Evaluasi keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita diabetes Melitus / DM ?

1.4

Manfaat Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami materi tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan diabetes Melitus / DM ?

BABII PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.K DENGAN ANGGOTA KELUARGA LANSIA DI DESA SINOMAN KECAMATAN PRAJURIT KULON

2.1

PENGKAJIAN 1. Pengumpulan Data

Struktur dan sifat keluarga a. Kepala Keluarga Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Suku / Bangsa Alamat : Tn. K : Laki laki : 38 tahun. : Islam. : SMA : Swasta : Jawa / Indonesia. : Desa Sinoman Gg 1 RT 01 RW 03

b. Susunan Anggota Keluarga No Nama L/P Umur Pendidi kan 1 2 Tn. K Ny. R L P 35 Th 32 Th SMA Sarjana Swasta Ibu rumah tangga 3 4 An. A Ny. N P P 2 Th 67 Th SD Pensiunan Janda Anak Ibu / Nenek Sehat Sakit diabetes Suami Isteri Sehat Sehat Pekerjaan Hubungan Sehat/sakit Ket

d. Tipe Keluarga Keluarga Tn. K merupakan tipe keluarga besar yang terdiri dari Ayah, Ibu, satu anak dan nenek yang tinggal dalam satu rumah. Jenis perkawinan suami tinggal dirumah istri. e. Pengambilan Keputusan Pola pengambilan keputusan di dalam keluarga Tn. K dilakukan secara musyawarah, keputusan diambil secara bersama. Tetapi yang paling dominan dalam mengambil keputusan adalah Ny. R f. Hubungan Dalam keluarga Hubungan dalam keluarga harmonis dan tampak akrab, adanya interaksi sesama anggota keluarga.

g.

Kebiasaan Hidup Sehari-hari 1. Kebiasaan Istirahat dan Tidur Nama Tn. K Ny. R An. A Ny. N Tidur Siang Tidak pasti Tidak pasti Tidak pasti Tidur malam 6 jam 6 jam 8 jam 6 jam

2.

Kebiasaan Makan Dalam pengadaan makanan keluarga sehari-hari adalah dengan memasak sendiri dan komposisi jenis makanannya bervariasi. Makanan disediakan menjadi satu di meja makan. Makanan pokok biasanya adalah nasi disertai lauk pauk (tahu, tempe ,dadar jagung, ikan pindang ), sayur lodeh , frekuensi makan 3 kali sehari. Makan buah-buahan kalau musim buah saja. Kebiasaan makan keluarga bersama pada malam hari.

3. Kebiasaan Personal Hygiene Mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, gosok gigi 2 kali sehari dengan menggunakan pasta gigi, ganti pakaian 2 -3 kali sehari, keramas 3 kali seminggu menggunakan shampo, cuci tangan sebelum makan menggunakan sabun, menggunakan alas kaki bila keluar rumah. 4. Penggunaan Waktu Senggang Waktu senggang digunakan untuk menjaga anaknya yang masih berumur 2 tahun. Dan berbincang bersama pada malam hari. 5. Kebiasaan Tidak Sehat Tn. K tidur larut malam karena melihat televisi dan terkadang Ny.N memakan makanan yang manis, berlemak, dan terkadang bersantan. 2. Faktor Sosial, Ekonomi, dan Budaya. 1. Pendapatan dan Pengeluaran Pendapatan setiap bulan kurang lebih Rp 1. 500.000,- tidak ada penghasilan tambahan, pengeluaran bulanan kurang lebih Rp 1.000.000,- . Keluarga punya punya tabungan. 2. Sosial dan Budaya Keluarga Tn. K adalah suku Jawa dan sehari hari keluarga mereka menggunakan bahasa Jawa. Semua anggota keluarga beragama Islam. Hubungan dengan masyarakat sekitar baik. Setiap hari kamis sore Ny. R dan Ny. N mengikut pengajian. 3. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini ( ditentukan oleh suami dari anaknya yang terakhir ) : Keluarga dalam tahap keluarga dengan anak prasekolah, karena usia anak Tn.K adalah 2 tahun. b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Dari pengkajian yang didapatkan ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, adanya masalah yang kompleks pada keluarga Tn. K. Tn. K dan

Ny. R kurang menjaga jenis makanan yang dimakan Ny. N. Karena kesibukan dari Tn. K dan Ny. R. c. Riwayat kesehatan keluarga inti : 1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn. K mengatakan: Tn. K baru menetap di desa Sinoman sejak

menikah. Tn. K dan Ny. R sekarang tinggal di Sinoman dengan Ny. N ( ibu dari Ny. R ) dan An. A yaitu anak satu-satunya dari Tn.K dan Ny. R. 2) Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada keturunan diabetes hanya saja Suami Ny.N memiliki riwayat Hipertensi dan Ny.N memiliki riwayat Diabetes 3) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Tn.K mengatakan apabila ada keluarga yang sakit di bawa ke Rumah Sakit atau Puskesmas. 4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Tn.K dan Ny. R tidak pernah mengalami sakit berat hanya terkadang sakit flu dan pilek tapi dapat sembuh setelah berobat ke puskesmas. Ny. N pernah menderita Diabetes pada tahun 2008 yang lalu. Sedangkan anaknya pernah sakit flu, demam dan pernah dibawa ke rumah sakit.

4. Faktor Lingkungan a. Perumahan Bertempat didaerah sinoman,jenisnya bangunan permanen:6x12m2,luas pakarangan 2x6 m2 ,status kepemilikan: Ny.N, pemanfaatan pekarangan tanaman bunga,lantai:keramik dan tidak licin,ventilasi ruang 4 5 Keterangan : 1. Teras rumah 3 3 3 3 2 8 2. Ruang tamu 3. Kamar tidur 4. Dapur 5. Kamar mandi 6. Tempat menjemur pakaian 7. Garasi 8. Ruang keluarga 1 6

tidur jendela : 30x60cm, sistem penerangan listrik cukup. Kebersihan rumah bersih, tempat pembuangan sampah ada. Sumber air minum dari PDAM, sumber air untuk keperluan mandi cuci dari PDAM. Jamban jadi satu dengan kamar mandi. Komposisi rumah terdiri dari 4 kamar tidur dan 1 ruang makan / dapur. b. Macam Lingkungan Tempat Tinggal Tempat tinggal keluarga terletak di belakang kiri jalan dan sebelah kanan rumah tetangga. Antara satu rumah dengan rumah yang lainnya cukup berdekatan. c. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan Fasilitas sosial di masyarakat adalah pengajian, Ny. N dan Ny.R jarang untuk ikut pengkajian dikarenan kesibukan untuk menjaga sang anak. Fasilitas
9

kesehatan (Puskesmas) terletak 1 km dari rumah. Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya berobat ke Puskesmas atau rumah sakit. Ny.N selalu diantar oleh anak perempuannya untuk chek up tentang kesehatanya ke rumah sakit. 5. Psikologis a. Status emosi Bila ada salah satu anggota keluarga yang berhasil maka seluruh keluarga akan merasa bangga/senang begitu pula sebaliknya bila ada anggota keluarga yang kehilangan maka anggota yang lain turut sedih. b. Konsep diri 1) Konsep diri: Setiap anggota keluarga merasa diperlukan oleh anggota keluarga yang lain. Tidak terdapat konflik dalam keluarga yang berhubungan dengan harga diri. 2) Peran Setiap anggota keluarga berperan seperti fungsinya, tidak terdapat kesenjangan peran dalam keluarga. c. Pola interaksi Waktu yang paling sering terjadi interaksi antar keluarga biasanya pada malam hari. Tidak ada masalah antar anggota keluarga dalam berinteraksi. d. Pola komunikasi Sifat komunikasi dalam keluarga secara terbuka, anggota keluarga yang paling dominan berbicara adalah Tn. K. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa. e. Pola pertahanan Masalah dalam keluarga selalu diatasi bersama-sama.

10

6. Keadaan Kesehatan a. Derajat kesehatan Ny.N pernah menderita penyakit Diabetes, anggota keluarga yang lain tidak ada keluhan apapun. b. Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit Bila sakit keluarga biasanya langsung berobat ke Rumah Sakit atau puskesmas. c. Kejadian cacat Tidak ada keluarga yang cacat fisik dan mental. d. Kejadaian kematian dalam 1 tahun terakhir Tidak anggota keluarga yang meninggal dalam 1 tahun terakhir ini. 7. Sarana Kesehatan Pemanfaatan Fasilitas. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, baru dibawa berobat ke Puskesmas. Jarak antara Puskesmas dari rumah Tn. K 1 km. Alat transportasi keluarga adalah naik sepeda motor. Tn. K tmenggunakan sarana komunikasi seperti radio, telepon atau televisi.

8. Imunisasi Balita Anak dari Tn. K yaitu An. A umur 2 tahun, kata ibunya nya dulu selalu di bawa ke Posyandu, tapi sejak tahun 2011 sudah tidak melakukan imunisasi. 9. Riwayat Kesehatan Tanggal 15 mei 2012 / 18.00 a. Tn. A Tidak pernah sakit berat yang perlu dirawat di RS, hanya terkadang sakit flu dan pilek tapi dapat sembuh setelah berobat ke puskesmas.

11

Pemeriksaan fisik TD RR Nadi : 130/90 mmHg : 24 x/mnt : 84 x/mnt

Temp : 36 0 C 1. Kulit Turgor kulit cepat kembali kebersihan cukup. 2. Kelapa dan Leher Kebersihan rambut dan kulit kepala cukup. Pergerakan pada leher normal menoleh kanan, kiri, atas, bawah. 3. Mata/Penglihatan Fungsi penglihatan normal dapat melihat tanpa bantuan kaca mata. 4. Telinga/Pendengaran Dapat mendengar dengan baik, tidak memakai alat bantu pendengaran, struktur normal, kebersihan cukup. 5. Hidung Penciuman Struktur normal, tidak ada cairan yang keluar dari hidung, fungsi penciuman baik (dapat membedakan bau-bauan seperti bau minyak kayu putih) 6. Mulut dan Gigi Kebersihan mulut dan gigi cukup mukosa mulut tidak kering, tidak ada caries pada gigi. 7. Abdomen Kulit perut kebersihan cukup, tidak ada nyeri 8. Dada dan pernapasan Bentuk dada normal, irama pernafasan teratur, frekuensi 24 kali/menit. Tidak ada nyeri tekan pada dada, bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat ronchi atau whezing. (< 2 detik), warna kulit kecoklatan,

12

9. Estermitas atas dan bawah Tidak ada kelainan gerak, struktur normal tidak ada nyeri pada extermitas. b. Ny. R Tidak pernah sakit berat yang perlu dirawat di RS, hanya kadang flu dan pilek tapi dapat sembuh setelah berobat ke puskesmas. Pemeriksaan fisik TD RR Nadi : 140/80 mmHg : 24 x/mnt : 80 x/mnt

Temp : 36 0 C 1. Kulit Turgor kulit cepat kembali cukup. 2. Kelapa dan Leher Kebersihan rambut dan kulit kepala cukup. Pergerakan pada leher normal menoleh kanan, kiri, atas, bawah. 3. Mata/Penglihatan Fungsi penglihatan normal dapat melihat tanpa bantuan kaca mata. 4. Telinga/Pendengaran Dapat mendengar dengan baik, tidak memakai alat bantu pendengaran, struktur normal, kebersihan cukup. 5. Hidung Penciuman Struktur normal, tidak ada cairan yang keluar dari hidung, fungsi penciuman baik (dapat membedakan bau-bauan seperti bau minyak kayu putih) 6. Mulut dan Gigi Kebersihan mulut dan gigi cukup mukosa mulut tidak kering, tidak ada caries pada gigi. 7. Abdomen
13

(< 2 detik), warna kulit kuning, kebersihan

Kulit perut kebersihan cukup, tidak ada nyeri 8. Dada dan pernapasan Bentuk dada normal, irama pernafasan teratur, frekuensi 24 kali/menit. Tidak ada nyeri tekan pada dada, bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat ronchi atau whezing. 9. Estermitas atas dan bawah Tidak ada kelainan gerak, struktur normal tidak ada nyeri pada extermitas. c. An. A Pernah sakit berat dan perlu dirawat di RS, dan terkadang flu dan pilek tapi dapat sembuh setelah berobat ke puskesmas. Pemeriksaan fisik TD RR Nadi :: 24 x/mnt : 84 x/mnt

Temp : 36,6 0 C 1. Kulit Turgor kulit cepat kembali kebersihan cukup. 2. Kelapa dan Leher Kebersihan rambut dan kulit kepala cukup. Pergerakan pada leher normal menoleh kanan, kiri, atas, bawah. 3. Mata/Penglihatan Fungsi penglihatan normal dapat melihat tanpa bantuan kaca mata. 4. Telinga/Pendengaran Dapat mendengar dengan baik, tidak memakai alat bantu pendengaran, struktur normal, kebersihan cukup. 5. Hidung Penciuman (< 2 detik), warna kulit kecoklatan,

14

Struktur normal, tidak ada cairan yang keluar dari hidung, fungsi penciuman baik (dapat membedakan bau-bauan seperti bau minyak kayu putih) 6. Mulut dan Gigi Kebersihan mulut dan gigi cukup mukosa mulut tidak kering, tidak ada caries pada gigi. 7. Abdomen Kulit perut kebersihan cukup, tidak ada nyeri 8. Dada dan pernapasan Bentuk dada normal, irama pernafasan teratur, frekuensi 24 kali/menit. Tidak ada nyeri tekan pada dada, bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat ronchi atau whezing. 9. Estermitas atas dan bawah Tidak ada kelainan gerak, struktur normal tidak ada nyeri pada extermitas. d. Ny. N Pernah menderita Diabetes tahun 2008 yang lalu, tapi sekarang sudah sembuh dengan menjalani pengobatan selama 3 tahun. Sekarang sudah sembuh ditandai dengan luka yang sudah kering. Pemeriksaan fisik TD RR Nadi : 170/100 mmHg : 24 x/mnt : 84 x/mnt

Temp : 36 0 C GDA : 120 mg/dl 1. Kulit Turgor kulit turun, warna kulit kecoklatan, kebersihan cukup. Dan ada bekas luka dia daerah tumit tetapi sudah mengering.

15

2. Kelapa dan Leher Kebersihan rambut dan kulit kepala cukup. Pergerakan pada leher normal menoleh kanan, kiri, atas, bawah. 3. Mata/Penglihatan Fungsi penglihatan menurun, melihat dengan bantuan kaca mata hanya pada saat membaca. 4. Telinga/Pendengaran Dapat mendengar dengan baik, tidak memakai alat bantu pendengaran, struktur normal, kebersihan cukup. 5. Hidung Penciuman Struktur normal, tidak ada cairan yang keluar dari hidung, fungsi penciuman baik (dapat membedakan bau-bauan seperti bau minyak kayu putih) 6. Mulut dan Gigi Kebersihan mulut dan gigi cukup mukosa mulut tidak kering, tidak ada caries pada gigi. Menggunakan protesa pada gigi seri atas 2 buah. 7. Abdomen Kulit perut kebersihan cukup, tidak ada nyeri 8. Dada dan pernapasan 9. Bentuk dada normal, irama pernafasan teratur, frekuensi 24 kali/menit. Tidak ada nyeri tekan pada dada, bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat ronchi atau whezing. 10. Estermitas atas dan bawah Tidak ada kelainan gerak, struktur normal tidak ada nyeri pada extermitas. Tetapi agak menurun pada pergerakan.

2.2

ANALISA DATA

No

Data

Etiologi

Masalah Keperawatan

1.

Ds :

Ketidakmampua

Ketidak

mampuan
16

Keluarga kurang mengontrol

mengatakan n mampu dalam

Keluarga keluarga menyiapkan Ny.N

dalam makanan

makanan menyiapkan

yang dikonsumsi Ny.N makanan dikarenakan keduanya Do : kesibukan Resiko tinggi

terulangnya

- Pada saat berkunjung diabetes melitus keluarga menyediakan makanan yang ada di meja makan seperti

nasi, sayur lodeh ,dadar jagung, tahu, tempe, ikan pindang, krupuk, kue basah.

2.

Ds : Keluarga

ketidakmauan mengatakan mengatur

Ketidakmauan dalam

Ny.N mengatur

tidak tahu akibat yang makanan ditimbulkan penyakit Melitus bila oleh Diabetes Ketidakpatuhan makanan keluarga dalam

makanan yang dimakan

yang dikonsumsi tidak mengkonsumsi dijaga dengan baik. Do : makanan yang dapat

- Pada saat berkunjung memicu klien makan nasi, sayur terulangnya DM lodeh,dadar tahu, krupuk. jagung,

2.3

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


17

1. Resiko tinggi terulangnya diabetes melitus berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam menyiapkan makanan 2. Ketidakpatuhan klien dalam mengkonsumsi makanan berhubungan dengan ketidakmauan dalam mengatur makanan yang dapat memicu terulangnya Diabetes Melitus. 2.4 SKORING a. Resiko tinggi terulangnya diabetes melitus berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam menyiapkan makanan

No 1. Sifat

Kriteria masalah :

Perhitungan 2/3 X 1

Nilai 2/3

Pembenaran keluarga menyediakan makanan yang ada di meja makan seperti nasi, dadar jagung, sayur pindang, tempe, krupuk lodeh, tahu,

Resiko.

2.

Kemungkinan masalah dapat diatasi dengan mudah.

2/2 X 2

keluarga membuat

berusaha makanan

khusus untuk Ny.N disela sela

kesibukannya dalam bekerja

3.

Potensial

masalah

2/3 X 1

2/3

Keluarga mau diajak untuk menghindari

dapat dicegah cukup.

makanan yang dapat memicu DM terjadinya

18

4.

Menonjolnya masalah tidak dirasakan

0/2 X 1

Karena minat dalam

kurangnya keluarga mengelola

makanan yang akan dimakan oleh Ny.N tentang makanan

yang akan dimakan. Score 2 4/6

b. Ketidakpatuhan klien dalam mengkonsumsi makanan berhubungan dengan ketidakmauan dalam mengatur makanan yang dapat memicu terulangnya

Diabetes Melitus.

No 1.

Kriteria Sifat masalah : Resiko.

Perhitungan 2/3 X 1

Nilai 2/3

Pembenaran Ny.N Pada saat

berkunjung keluarga makanan yang ada di meja makan seperti nasi, dadar jagung, sayur asam

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian.

1/2 X 2

Ny.N

bertempat

tinggal yang sama dengan anaknya

dapat berusaha untuk memberikan makanan yang

diperbolehkan untuk Ny.N


19

3.

Potensial dapat dicegah. Cukup

masalah

2/3 X 1

2/3

Klien

mau

diajak

bekerja sama dengan baik dilakukan bertahap walaupun secara

4.

Menonjolnya masalah tidak dirasakan

0/2 X 1

Klien

memakan

makanan yang gurih dan melakukan jarang kontrol

ke rumah sakit. Score 1 4/6

Prioritas Masalah 1. Resiko tinggi terulangnya diabetes melitus berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam menyiapkan makanan. Dengan skor 2 4/6 2. Ketidakpatuhan klien dalam mengkonsumsi makanan berhubungan

dengan ketidakmauan dalam mengatur

makanan yang dapat memicu

terulangnya Diabetes Melitus. Dengan skor 1 4/6

20

2.5

RENCANA KEPERAWATAN Nama Alamat No : Ny.N : RT. 01 RW 03 sinoman Masalah Keperawa Tan 1. Resiko tinggi terulangnya diabetes melitus berhubunga n Keluarga mampu Setelah kunjungan X Respon verbal Pemicu terulangnya 1). Memberikan penyakit DM : Jenis makan tidak dengan dengan memakan makanan manis yang dan pola yang dikelola baik, demontrasi kepada keluarga tentang pemicu terulangnya penyakit diabetes melitus. Tujuan Jangka Panjang Pendek Kriteria Evaluasi Standar Intervensi

mengenal 1 masalah resiko terulangn

45 keluarga .

menit keluarga mampu : Menjelaskan tentang bagaimana faktur pemicu terjadinya diabetes melitus.

dengan ya diabetes melitus.

ketidak mampuan keluarga dalam menyiapkan makanan.

memakan yang 2). Memberikan bersantan bersantan. Tidak memakan makanan yang dan demontrasi keluarga dengan tentang makanan yang untuk keluarga baik

wujud fisiknya sudah berubah

seperti : bubur atau lontong

Cara pencegahan : 3). Diskusikan Diet, memakan makanan yang manis, gurih, Tidak dengan keluarga tentang cara pencegahan

21

bersantan berlemak. Perbanyak minum putih Makan

dan

penyakit Diabetes Melitus.

air 4). Motivasi keluarga nasi untuk menjelaskan kembali tentang pencetus terulangnya penyakit DM dan cara

sesuai takaran : Pagi :3 sendok Siang sendok Malam:kentang Memakan makanan yang rendah karbohidrat dan vitamin, mineral protein dan dan (ikan daging : 3

pencegahann ya.

tinggi 5). Berikan pujian kepada keluarga atas kemampuann ya menjelaskan kembali.

secukupnya). Konsumsi sayur dan buah a. 2. Ketidakpat Klien Klien Respon verbal Memotivasi keluarga Akibat ditimbulkan yang bila

1). Memberikan motivasi pada keluarga untuk menghindari darah makanan yang
22

uhan klien yang ber- mengetadalam mengkons umsi makanan berhubung masalah mau

hui akibat klien yang

melakuka ditimbuln diet kan bila

makanan yang tidak dikontrol : Gula

makanan

makanan yang

an dengan secara

meningkat

dapat

ketidakma uan dalam mengatur makanan yang dapat memicu terulangny a Diabetes Melitus

teratur.

dimakan tidakdikon trol.

Lama sembuh

untuk jika

mengakibatk an timbulnya deabetes melitus 2). Diskusikan akibat yang

mengalami luka menjadi gangren akan

ditimbulkan bersama keluarga 3). Motivasi klien untuk

menjelaskan kembali. 4). Berikan pujian atas

kemampuann ya menjelaskan kembali.

23

2.6

IMPLEMENTASI Nama Alamat : Ny.N : Desa Sinoman RT 01 RW 03

No

Tanggal

Dx Kep Perawat

Implementasi Keluarga TTD

1.

Kamis 23 Mei 2012 Jam 19.00

I) Resiko tinggi terulan gnya

1). Mendemontrasi kepada 1. Keluarga mendengarkan keluarga pemicu penyakit melitus. 2. Keluarga mendengarkan dengan apa yang di oleh tentang terulangnya diabetes apa yang di oleh

demonstrasikan perawat.

diabete 2). Mendemontrasi s melitus berhub ungan dengan 3). Mendiskusikann ketidak mampu an keluarg a dalam menyia pkan makana n. dengan tentang pencegahan keluarga cara penyakit keluarga

tentang makanan yang baik untuk keluarga

demonstrasikan perawat.

3. Keluarga

bertanya

tentang cara pencegahan penyakit Melitus. Diabetes

Diabetes Melitus.

4). Memootivasi keluarga 4. Keluarga untuk kembali pencetus menjelaskan tentang terulangnya

menjelaskan

kembali tentang pencetus terulangnya pencegahan. dan cara

penyakit DM dan cara pencegahannya. 5). Memberikan pujian 5. Keluarga merasa bangga
24

kepada keluarga atas kemampuannya menjelaskan kembali.. 2. Kamis 23 Mei 2012 Jam 19.00 II Ketidak patuhan klien dalam mengko nsumsi 1). Memotivasi keluarga pada untuk

tentang kemampuannya menjelaskan kembali

1. Keluarga mendengarkan

menghindari makanan yang mengakibatkan timbulnya melitus akibat 2. Keluarga tentang bertanya akibat yang dari diabetes dapat

makana 2). Mendiskusikan n berhub ungan yang

ditimbulkan

bersama keluarga dari penyakit DM.

ditimbulkan penyakit DM.

dengan 3). Memotivasi klien untuk ketidak mauan dalam mengat ur makana n yang dapat memicu terulan gnya Diagno sa Melitus 4). Memberikan atas pujian menjelaskan kembali.

3. Keluarga bersemangat untuk kembali. 4. Keluarga bangga kemampuannya menjelaskan kembali merasa tentang menjelaskan

kemampuannya

menjelaskan kembali..

25

2.7

EVALUASI Alamat : RT. 01 RW.03 Desa Sinoman HARI/TANGG AL Kamis 24 Mei 2012 Jam 19.00 MASALAH KESEHATAN Resiko terulangnya diabetes tinggi S : Keluarga mengatakan bahwa mereka sudah mengerti tentang cara menyiapkan makanan PERKEMBANGAN

melitus yang benar dan apa saja makanan yang dapat mencetus terulangnya dan pencegahan dari DM

berhubungan dengan

ketidak O : Keluarga sudah tidak memakan makanan

mampuan keluarga yang dipantang. dalam menyiapkan A : Keluarga sudah mengerti dan mampu makanan. mengaplikasikan sesuai dengan informasi yang didapat. P : Memberikan HE kepada keluarga

Kamis 24 Mei 2012 Jam 19.00

Ketidakpatuhan klien dalam mengkonsumsi makanan berhubungan dengan ketidakmauan dalam mengatur makanan yang dapat memicu terulangnya Diagnosa Melitus

S : Keluarga mengatakan sudah tahu akibat yang ditimbulkan oleh penyakit DM bila tidak mengatur makanan yang akan dimakan O : Ny. N akan mengkonsumsi makanan yang sudah ditentukan untuk diet makanannya yang dibantu oleh keluarga A : Keluarga sudah mengerti dan mampu mengaplikasikan sesuai dengan informasi yang didapat. P : Memberikan HE kepada keluarga

26

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia menurut Depkes, dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah atau panti. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani. B. Saran Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi kebiasaan buruk. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah prepentif guna menanggulangi diabetes melitus yang dapat membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan menggalakkan penyuluhan tentang diabetes melitus kepada masyarakat.

27

También podría gustarte