Está en la página 1de 26

BAB II PEMBAHASAN 1. Jelaskan bagaimana cara menegakan diagnosa kehamilan dan usia kehamilan janin!

Kehamilan adalah suatu keadaan yang fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan ini ditegakkan dan tidak bisa diabaikan. Setiap dokter atau bidan yang bertanggung jawab menangani wanita usia subur. Kegagalan melakukan diagnosa dan kesalahan therapy dapat menyebabkan kefatalan bagi ibu dan janin. Pada mata rantai konsepsi terjadi perubahan fisik dan psikologi karena terdapat pengeluaran hormon spesifik dan menimbulkan gejala dan tanda hamil sebagai tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti hamil.

A. Tanda dugaan kehamilan : 1. Tanda-tanda Presumtif Umumnya didasarkan pada gejala-gejala subjektif, berupa : Morning Sickness a. Mual muntah Kehamilan sering ditandai oleh gangguan system pencernaan yang sering terjadi pada pagi hari (Morning Sickness) gejala ini terjadi pada kehamilan 6 minggu, biasanya hilang pada usia kehamilan 12 minggu. Keadaan ini terjadi sebagai akibat dari peningkatan hormon HCG. b. Gangguan berkemih Pada trimester I ukuran uterus mulai membesar sehingga terjadi penekanan pada vesika urinaria, seiring bertambahnya usia kehamilan frekuensi berkemih secara bertahap berkurang dengan naiknya uterus kedalam abdomen. c. Mudah lelah (Fatigue) Merupakan gejala yang terjadi pada awal kehamilan sehingga merupakan tanda diagnostik yang penting d. Persepsi gerakan janin Kadang-kadang pada usia kehamilan antara 16-20
1

minggu wanita hamil mulai menyadari adanya gerakan berdenyut ringan diperutnya. Namun tanda ini merupakan bukti penunjang, bagaimanapun persepsi ini adalah salah satu tonggak kemajuan kehamilan apabila ditentukan dengan HPHT dapat menjadi bukti nyata dalam menentukan usia kehamilan. Berdasarkan pada gejala-gejala objektif berupa : a. Terhentinya menstruasi Terhentinya menstruasi mendadak pada wanita sehat usia subur yang sebelumnya mengalami menstruasi, merupakan isyarat kuat adanya kehamilan. Terhentinya menstruasi ini dapat disebabkan sejumlah keadaan. Selain kehamilan, penyebabnya dapat karena gangguan emosional, sakit kronis, kecemasan.

Perubahan Anatomi Payudara pada wanita hamil b. Perubahan Mammae Secara umum perubahan pada mammae dapat menyertai kehamilan. Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri yang disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron. c. Perubahan pada mukosa vagina Selama kehamilan mukosa vagina tampak gelap kebiruan atau merah keunguan, keadaan ini disebut tanda Chadwick. Gambaran ini merupakan presumtif namun perubahan serupa ini pun pada mukosa vagina dapat disebabkan oleh penyakit dari organ-organ panggul.
2

B. Tanda kemungkinan kehamilan

Perubahan Abdomen a. Perubahan abdomen Pada usia kehamilan 12 minggu uterus biasanya teraba di dinding abdomen sebuah penonjolan diatas sympisis. Ukuran uterus membesar secara bertahap sampai akhir kehamilan. b. Perubahan bentuk, ukuran dan konsistensi uterus Pada minggu-minggu I kehamilan, ukuran dan besar uterus meningkat, sekitar 6-8 minggu tanda hegar mulai nampak (pada PD dirasakan itsmus lunak bila ditekan), tanda ini bukan tanda diagnostik karena tanda biasanya didapatkan juga pada wanita yang tidak hamil dimana mengalami perlunakkan yang berlebihan karena penyebab lain. c. Kontraksi Braxton Hicks Selama kehamilan uterus biasanya mengalami kontraksi yang dapat diraba tapi tidak nyeri dengan interval yang ireguler sejak masa awal kehamilan. Tanda ini bukan merupakan tanda positif karena kontraksi juga dapat ditemukan pada wanita dengan kasus mioma uteri.

d. Ballotemen Sekitar pertengahan kemhamilan volume janin lebih kecil dibandingkan dengan volume cairan amnion. Oleh karena itu tekanan mendadak pada uterus dapat menyebabkan janin tenggelam dalam cairan amnion dan memantul pada posisi semula, benturan yg ditimbulkan (ballotemen) dapat dirasakan oleh jari-jari pemeriksa. e. Kontur fisik janin Kontur fisik janin dapat di palpasi melalui dinding abdomen ibu, dan semakin mendekati abdomen kontur janin kadang semakin jelas. Mioma memiliki ukuran dan bentuk yang menyerupai kepala janin sehingga terjadi kesalahan diagnosa dengan demikian diagnosa positif kehamilan tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan tanda ini. C. Tanda pasti kehamilan

USG a. Detak jantung janin Terdengar atau mengamati detak jantung janin dengan menggunakan dopler atau dengan menggunakan USG dengan alat ini dapat memastikan diagnosa kehamilan, hampir selalu dapat dideteksi pada usia kehamilan 10 minggu.

b. Gerakan janin Gerakan dapat dirasakan oleh ibu dan dideteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan 20 minggu. c. Deteksi kehamilan dengan Ultra Sonografi Dengan menggunakan USG terlihat dalam abdomen kantung gestasi, dapat terlihat mulai usia 4-5 minggu setelah haid terakhir.
4

Menentukan Usia kehamilan

1.

Metode haid terakhir Metode ini bekerja dengan berpatokan pada haid terakhir . Metode ini sangat

berkaitan erat dengan siklus menstruasi . Metode ini dihitung dengan berdasarkan rumus Naegele . Rumus Naegele dapat digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan perkiraan tanggal kelahiran bayi . Rumus ini dibagi menjadi 2 bagian besar , yaitu :

Bulan Januari-Maret Rumus : (tanggal + 7) , (bulan+9) , (tahun+0) Contoh hari terakhir menstruasi pada 20 februari 2013 , maka perkiraan kelahiran bayi adalah (20+7) , (2+9) , (2013+0) sehingga 27 november 2013 .

Bulan April-Desember Rumus : (tanggal+7) , (bulan-3) , (tahun+1) Contoh hari terakhir menstruasi 11 november 2012 , maka perkiraan kelahiran bayi adalah (11+7) , (11-3) , (2012+1) sehingga 18 agustus 2013

Metode ini merupakan metode perhitungan usia kehamilan yang sangat umum dilakukan . Biasanya terdapat range hari lahir dengan selisih hingga 7 hari yang dihitung dari tanggal perhitungan kelahiran berdasarkan hari terakhir menstruasi . 2. Metode pengamatan pada gerakan janin Menurut beberapa penelitian dan survey yang telah dilakukan bertahun-tahun ,pada kehamilan pertama kali pada usia kandungan 18-20 minggu , sedangkan pada kehamilan kedua dan seterusnya , gerakan janin mulai terasa pertama kali pada usia 16-28 minggu . 3. Metode Fundus Uteri Fundus uteri adalah nama latin untuk puncak rahim . Puncak rahim yang menonjol di dinding perut dapat diraba oleh dokter dan perabaan tersebut dapat dimulai di dekat tulang kemaluan . Metode perhitungan usia kehamilan ini menghitung berdasarkan jarak antara tulang kemaluan dan puncak rahim . Perhitungan didasarkan pada setiap jarak (dalam cm) yang mewakili usia kehamilan (dalam minggu) . Panjang jarak
5

maksimal antara tulang kemaluan dan puncak rahim adalah 36cm yang berarti 36 minggu . Ini adalah panjang maksimal , karena walaupun janin sudah berusia 38 minggu , selisih jarak antara tulang kemaluan dan puncak rahim tetap sebesar 36cm . 4. Metode 2 jari tangan Metode ini hanya berlaku pada wanita yang memiliki berat badan ideal atau tidak mengalami obesitas . Cara melakukan metode ini adalah dengan meletakkan 2 jari diantara perut dan puncak rahim . Patokannya adalah setiap penambahan 2 jari berarti penambahan usia kehamilan sebesar 2 minggu .

2. Bagaimana cara membedakan kehamilan intrauterin dan ektrauterin ? Blastokista normalnya berimplantasi di lapisan endometrium rongga uterus. Risiko kematian akibat kehamilan ekstrauteri lebih besar daripada angka perlahiran pervaginamatau induksi aborsi. Selain itu prognosis keberhasilan kehamilan berikutnya juga menurun pada wanita-wanita ini. Dengan diagnosis yang lebih dini keselamatan ibu dan konservasi kapasitas reproduktif dapat ditingkatkan. Karakteristik kehamilan intrauterin adalah : 1. Besar uterus sebanding dengan usia kehamilan 2. Tidak terdapat nyeri abdomen bagian bawah atau perdarahan per vaginam 3. Tidak dijumpai adanya ketegangan dinding abdomen bagian bawah Catatan : Tidak terdapat ketegangan daerah adneksa pada pemeriksaan vagina bimanual Karakteristik kehamilan ekstrauterin: 1. Ukuran uterus lebih kecil dari perkiraan usia kehamilan 2. Umumnya terdapat rasa nyeri pada dinding abdomen bagian bawah dan perdarahan per vaginam 3. Umumnya dinding abdomen bagian bawah tegang Catatan : Terdapat ketegangan, masa (penebalan atau benjolan) pada adneksa sisi tertentu pada pemeriksaan vagina bimanual

3. Jelaskan penilaian skrining tes pada kunjungan ante natal awal ! riwayat pernikahan: Gravidarum,parietas,abortus Riwayat Menstruasi: HPHT,siklus Riwayat Medis: pembedahan,alergi,obat,penyakit keturunan Riwayat keluarga: hipertensi,DM,Kehamilan Kembar Riwayat psikososial: merokok,minum beralkohol,obat2an terlarang Riwayat Obstetri: riwayat kehamilan,persalinan,nifas,jumlah anak Riwayat Kontrasepsi: pil,injeksi,spiral 4. Jelaskan alur diagnostik untuk pemeriksaan ANC dan penyuluhan kesehatan apa yang diberikan ketika ANC! A. PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE (ANC) Definisi Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.

(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care) Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52). Pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Tujuan: 1. menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat. 2. memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan

penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi. 3. menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
7

Status generalis / pemeriksaan umum. Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg.Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.

Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi.Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric Abdomen Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum nyata). Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis). Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika : Leopold I Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak tangan. Leopold II Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin. Leopold III Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di

atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi. Leopold IV

Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5) Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec yaitu : tinggi fundus (cm) (12/13/14)) x 155 gram. Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit.Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit.Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin). Genitalia eksterna Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina. Genitalia interna Palpasi : colok vaginal (vaginal touch) dengan dua jari sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks.Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah ada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik. Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :

1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati). 2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touch) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi. Pemeriksaan rektal (rektal touch) : dilakukan atas indikasi Pemeriksaan lanjutan Jadwal kunjungan Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu sekali). Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa : 1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri. 2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG). EDUKASI Aktifitas fisik Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam.Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan.Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi.Istirahat harus cukup.Olahraga dapat ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit.

Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.

10

Pekerjaan Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda. Imunisasi Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi. Bepergian dengan pesawat udara Tidak perlu kuatir bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa, karena tidak membahayakan kehamilan.Tekanan udara di dalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa. Mandi dan cara berpakaian Mandi cukup seperti biasa.Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora normal vagina.Selain itu aplikasi sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli cairan yang dapat berbahaya.Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang leluasa. Sanggama / coitus Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, harus dihentikan (abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan.Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tandatanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau abortus habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan. Perawatan mammae dan abdomen Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan.Striae / hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan. Hewan piaraan Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, dapat mengandung parasit toxoplasma).Dianjurkan menghindari kontak. Merokok / minuman keras / obat-obatan

11

Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas dan menyusui selesai.Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin. Gizi / nutrisi. Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil, tablet Fe dapat diberikan

5. Jelaskan komplikasi yang harus diwaspai pada saat kehamilan 28, 32 dan 42 minggu? 6. Jelaskan faktor faktor resiko yang menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan dan mengapa terjadi keluarnya air dari kemaluan pasien pada skenario padahal usia kandungan 8 bulan Amnion pada kehamilan aterm berupa sebuah membrane yang kuat tetapi lentur. Amnion adalah membrane janin yang paling dalam dan berdampingan dengan cairan amnion. Struktur avaskular ini memiliki peran penting dalam kehamilan pada manusia. Bourne (1962 ) menjelaskan mengenai lapisan jaringan amnion. Permukaan dalam yang dibasahi oleh cairan amnion adalah selapis rapat sel epitel kuboid yang diperkirakan berasal dari ectoderm embrionik. Sel epitel melapisi seluruh sisi dalam ( cairan amnion ) membrane amnion disemua bagian. Ini adalah sel sel yang yang biasanya dirujuk dan paling sering diteliti dalam penyelidikan cairan amnion. Permukaan apical sel epitel dipengaruhi oleh mikrovilus yang berkembang sempurna sesuai dengan fungsinya sebagai tempat perpindahan utama cairan amnion dengan amnion. Cairan amnion yang normalnya jernih dan menumpuk di dalam rongga amnion ini akan meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan kehamilan sampai menjelang aterm saat terjadi penurunan cairan amnion pada banyak kehamilan normal . Pada kehamilan aterm rata rata terdapat 1000 ml cairan amnion, walaupun jumlah ini dapat sangat berfariasi dari beberapa milliliter sampai beberapa liter pada keadaan abnormal Pada awal kehamilan cairan amnion adalah suatu ultrafiltrat plasma ibu. Pada awal trimester kedua, cairan ini terutama terdiri dari cairan ekstrasel yang berdifusi melalui kulit janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin . Namun setelah 20 minggu, kornifikasi kulit janin menghambat difusi ini dan cairan amnion terutama terdiri urin janin. Ginjal janin mulai memproduksi urin pada usia gestasi 12 minggu dan pada minggu 18
12

memproduksi 7 sampai 14 ml urin / hari. Urin janin lenih banyak mengandung urea, kreatinin, asam urat dibandingkan plasma, selain itu juga mengandung sel janin yang mengalami deskuamasi, verniks, lanugo dan berbagai sekresi. Karea zat zat ini bersifat hipotonik maka seiring dengan bertambahnya usia gestasi, osmolalitas cairan amnion berkurang. Cairan paru member kontribusi paru kecil terhadap volume amnion secara keseluruhan dan cairan yang tersaring melalui plasenta adalah sisanya. Volume cairan amnion pada setiap gestasi cukup berbeda beda. Secara umum, volume meningkat 10 ml per minggu pada minggu ke 8 dan meningkat sampai 60 ml perminggu pada minggu ke 21 dan kemudian berkurang secara bertahap hingga kembali pada kondisi mantap pada inggu ke 33. Dengan demikian volume cairan amnion biasanya meningkat dari 50 ml pada minggu ke 12 menjadi 400 ml pada pertengahan kehamilan dan 1000 ml pada kehamilan aterm. Cairan amnion yang berfungsi sebagai bantala bagi janin, yang memungkinkan perkembangan system musculoskeletal dan melinduni janin dari trauma. Cairan ini juga mempertahankan suhu dan memiliki fungsi nutrisi yang minimal. Faktor pertumbuhan epidermis ( epidermal growth factor, EGF ) dan factor pertumbuhan mirip EGF terdapat di cairan amnion. Ingesti cairan manion ke dalam paru dan saluran cerna mungkin meningkatkan pertumbuhan dan difersensiasi jaringan jaringan ini melalui gerakan inspirasi dan menelan cairan amnion. PTH-rP dan endotelin 1 juga terdapat di cairan amnion, dan diperkirakan bahwa peptide peptide ini mungkin terlibat dalam perkembangan janin. Keduanya berfungsi sebagai factor pertumbuhan di sel sel tertentu dan in vitro, PTH-rP mendorong sintesis surfaktan di pneumosit tipe II. Namun fungsi yang lenih penting adalah mendorong pertumbuhan dan perkembangan normal paru dan saluran cerna. Studi studi terhadap hewan telah membuktikan bahwa hipoplasia paru dapat terjadi dengan mengalirkan cairan amnion dengan mengikat trakea untuk mencegah inhalasi cairan ke dalam paru dengan cara terus menerus mengeluarkan cairan paru melalui trakea dan secara fisik mencegah gerakan torak janin yang mirip gerakan bernafas. Dengan demikian pembentukan cairan intraparu dan keluar masuknya cairan di paru oleh gerakan bernapas yang paling tidak sama penting nya merupakan hal essential bagi perkembangan paru.

13

Beberapa factor yang dapat menyebabkan keluarnya cairan amnion adalah sebagai berikut : a. Trauma atau benturan dan menyebabkan pecahnya cairan amnion karena menyebabkan terganggunya kestabilan cairan amnion yang diselaputi membrane amnion yang mendapatkan guncangan, b. Merokok, dipercaya bahwa zat zat dalam rokok akan mengganggu keutuhan dari membrane amnion sehingga bisa menyebabkan pecahnya cairan amnion. c. Kontraksi berlebihan pada uterus bisa disebabkan oleh berbagai hal diantaranya menurunnya konsentrasi progesterone karena oleh suatu sebab, hal ini akan meningkatkan tekanan hidrostatika di dalam cairan amnion sehingga akan memecahkan cairan ketuban d. Infeksi Mikrobiologi, atau amnionitis bisa menyebkan lemahkan membrane amnion, sehingga membrane ini tidak mampu untuk menyangga cairan amnion. e. Tindakan iatrogenic atau tindakan yang dilakukan saat pemeriksaan dalam vagina dengan menggunakan alat jika tidak hati hati akan menyebabkan pecahnya cairan amnion. 7. Bagaimana penatalaksanaan konservatif yang harus dilakukan pada pasien di skenario! Rawat di Rumah sakit Antibiotik (ketuban pecah >6jam) untuk menghindari infeksi Pd kehamilan <32 minggu rawat selama air sampai air ketuban tidak lagi keluar . Kehamilan 32-34 minggu masih keluar , pada usia kehamilan 35 minggu pertimbangkan terminas kehamilan . Nilai tanda-tanda infeksi Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid untuk pacu kematangan paru janin (selama 7 hari) dan bila memungkinkan tes kadar lesitin dan spingomyelin tiap minggu 8. Jelaskan mengenai primigravida dan kehamilan preterm! Gravida adalah seorang ibu hamil . Primi yang berarti pertama Primigravida adalah seorang wanita hamil yang untuk pertama kali kehamilan terjadi apabila ada dua pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan mani (spermatozoa)
14

lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari, lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu kehamilan dibagi 3 trimester yaitu : Trimester I : Usia kehamilan 0 12 minggu Trimester II: Usia kehamilan 12 28 minggu Trimester III : Usia kehamilan 28 40 minggu Perubahan yang dialami ibu selama kehamilan 1. Mual dan muntah/ Morning sickness Disebut morning sickness karena terjadi pada pagi hari pada waktu bangun dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk sebentar keadaan dapat diatasi. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat. Jadi, bila mungkin minum teh panas dengan gula sebelum bangun dan berjalan (Manuaba, 2009 : 75). 2. Kram-kram di awal kehamilan Adalah normal mengalami kram-kram ringan (seperti kram menstruasi bulanan) saat kehamilan menginjak usia 3 bulan. Kram-kram ini terjadi karena rahim sedang berkembang. Kram-kram reguler (datang dan pergi dalam suatu pola) atau kram konstan (selalu kram) yang terasa sangat kuat dan sakit, dan terkedang disertai pendarahan, adalah tanda-tanda yang membahayakan. Bisa jadi wanita itu mengalami kehamilan di tabung ovarium atau mengalami keguguran. Dia harus segera mendapat bantuan medis (Susan dan Fiona, 2011 : 112). 3. Kram betis Pada hamil muda sering terjadi kram betis yang menunjukan kurangnya beberapa vitamin tertentu dan mineral, seperti vitamin E dan B kompleks serta kalsium. Kram lokal masih dapat diurut dengan obat gosok seperti balsem dan sebagainya. Keluhan ini segera akan hilang setelah makan dan minum makin baik (Manuaba, 2009 : 79). 4. Sering merasa ingin buang air kecil Kebutuhan untuk selalu buang air kecil (pipis) seringkali normal saja bagi wanita hamil, khususnya di bulan pertama dan terakhir masa kehamilan. Ini terjadi karena rahim yang
15

bertumbuh menekan kuat kandung kemih (tempat dimana tubuh menyimpan urine). Tapi jika proses buang air kecil ini terasa sakit, perih atau seperti terbakar, sang wanita mungkin memiliki infeksi kandung kemih atau infeksi vagina. Pastikan untuk menyembuhkan infeksi ini sesegera mungkin mereka dapat menyebabkan bukaan persalinan dan masalah lainya (Susan dan Fiona, 2011 : 110). 5. Sakit kepala Sakit kepala adalah kejadian yang umum selama kehamilan namun tidak begitu berbahaya. Sakit kepala bisa berhenti jika ibu beristirahat dan bersantai lebih banyak, minum lebih banyak jus buah atau air putih, atau memijat-mijat sendiri dahinya dengan lembut dan beristirahat di dalam kamar yang tenang. Meskipun kopi dan teh hitam biasanya tidak baik jika dikonsumsi pada masa kehamilan, namun wanita hamil boleh meminumnya sesekali karena dapat membantu penyembuhan migrenya (Susan dan Fiona, 2011 : 114). 6. Kulit Pada masa kehamilan terjadi banyak perubahan yang sangat berbeda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Sebagian dari pertambahan darah yang mengalir ke kulit. Kulit menjadi lebih hangat dan sering berkeringat. Warnanya pun menjadi agak gelap yang disebabkan oleh meningkatnya faktor hormonal. Hampir semua wanita mengalami perubahan kulit menjadi lebih gelap. Tingkat perubahannya sangat bergantung pada warna kulit aslinya. Wanita berambut pirang, merah dan merah tua, berkulit pucat mengalami sedikit perubahan, sedangkan mereka yang berkulit kuning atau gelap akan semakin bertambah gelap. Pusat juga akan semakin gelap dan menyembul keluar. Sebuah garis tipis yang memanjang ke bawah muncul di tengah perut. Garis akan segera memudar setelah melahirkan, lalu akan hilang sama sekali setelah beberapa bulan. Sebagian besar kulit akan kembali normal setelah kelahiran berlangsung. Kecuali di wilayah puting susu, genital, dan perut. Bila sebelumnya sudah ada beberapa tanda yang berwarna gelap pada kulit misalnya tahi lalat, tahi lalat berbulu, bintik-bintik atau bekas luka akan semakin gelap sewaktu terkena sinar matahari. Tetapi semuanya akan hilang setelah melalui proses melahirkan(Nirwana, 2011 : 104-105). 7. Rambut dan kuku Perubahan rambut dan kuku berbeda dengan setiap wanita. Rambut bergelombang bisa menjadi lurus sementara yang lurus bisa jadi berombak, dan perubahan ini bisa menetap
16

setelah melahirkan. Banyak wanita mengalami penebalan rambut pada masa kehamilan dan kerontokan jauh berkurang. Setelah melahirkan kebanyakan rambut mereka mengalami kerontokan. Tetapi kerontokan itu janganlah menjadi permasalahan besar, karena yakinlah rambut akan tumbuh kembali. Kuku jari menjadi kering dan sering pecah-pecah tetapi akan kembali normal setelah masa persalinan. Kuku yang kuat dan mengkilat akan berubah menjadi rapuh setelah melahirkan (Nirwana, 2011 : 105). 8. Gigi dan Gusi Janin tidak mengalami kalsium ibu hamil, akan tetapi selama hamil hormon kehamilan menyebabkan gusi menjadi lebih lunak dan mudah terinfeksi. Sebaiknya untuk ibu hamil merawat baik-baik gigi dan gusinya. Sikatlah gigi sehabis makan, terutama setelah mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket. Apabila mengalami perubahan pada gigi dan gusi sebaiknya menjalani perawatan ke dokter gigi. Untuk menghindari perubahan pada gigi dan gusi sebaiknya banyak mengkonsumsi vitamin dan kalsium termasuk susu olahan (Nirwana, 2011 : 106). 9. Keputihan Selama kehamilan, keputihan pada vagina meningkat dan jumlahnya bertambah disebabkan kelenjar rahim yang bertambah jumlahnya. Sekitar 30% wanita hamil menyadari adanya keputihan yang meningkat ini. Jika jumlah keputihan berlebihan sampai harus menggunakan pembalut, sebaiknya calon ibu mengunjungi dokter. Bisa juga keputihan tersebut tidak normal. Biasanya keputihan yang berlebihan ini disebabkan oleh jamur. Jamur tersebut yang menyebabkan gatal-gatal atau infeksi pada vagina (Nirwana, 2011 : 99).

10. Varises Kehamilan bisa menyebabkan timbulnya varises di kaki wanita yang sebelumnya belum pernah mengalami. Pembuluh darah muncul selama kehamilan, tapi secara keseluruhan cendrung membesar dan menjadi lebih nyata pada bulan-bulan terakhir kehamilan. Pembuluh darah tampak membesar bahkan ada yang seperti tabung di bawah kulit, atau seperti jaring laba-laba di sekitar tumit dan di belakang lutut. Kaki akan terasa berat, terlihat jelek dan terkadang terasa sakit atau bengkak. Varises pada kehamilan ini biasanya akan menghilang
17

setelah proses kelahiran. Jadi, tidak perlu adanya pembedahan. Tetapi terkadang ada pula wanita yang sudah melahirkan tetapi varises di kaki tidak menghilang. Perawatan yang perlu dilakukan adalah sedapat mungkin menggunakan stoking pendukung (stoking bukan dari bahan biasa tetapi dari bahan nilon khusus) yang digunakan pada pagi hari sebelum mengistirahatkan kaki pada malam hari (Nirwana, 2011 : 100). 11.Bertambahnya Berat Badan Selama kehamilan wanita akan merasakan adanya penambahan berat badan. Pada dewasa ini, penambahan berat badan dibatasi dengan cukup ketat. Untuk mengetahui seberapa besar pertambahan berat badan yang normal, akan membantu beberapa hal mengenai pertumbuhan janin dan uri. Pertambahan berat badan tidak lah merata bagi setiap ibu hamil. Yang jelas, jika pertumbuhan bayi pada minggu ke-30 kehamilan sudah melebihi target, biasanya dokter akan menyarankan untuk diet. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses persalinan (Nirwana, 2011 : 100). 12.Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi. Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen akan menurun sehingga pengaruh inhibisi progesteron terhadap laktalbulmin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar Montgomery, yaitu kelenjarsebasea dari areola, akan membesar dan cenderung untuk menonjol keluar. Jika payudara makin membesar, striae seperti yang terlihat pada perut akan muncul. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan dengan banyaknya air susu yang akan dihasilkan (Prawirohardjo, 2010 : 179).

18

D. KEHAMILAN PRETERM Definisi Kehamilan preterm adalah suatu kehamilan yang terjadi pada seorang wanita dengan usia kehamilan antara 20 minggu sampai 37 minggu, sedangkan persalinan preterm atau kurang bulan didefinisikan sebagai masa kehamilan yang terjadi sesudah 20 minggu dan sebelum genap 37 minggu. Etiologi Penyebab untuk kelahiran kurang bulan biasanya tidak diketahui. Di bawah ini tercantum sebagian kejadian yang menjadi predisposisi untuk persalinan preterm : 1. Ruptur spontan selaput ketuban Persalinan spontan yang jauh sebelum aterm umumnya didahului oleh ruptura spontan selaput ketuban. Penyebab ruptura selaput ketuban ini jarang diketahui, tetapi infeksi setempat sering terlibat. 2. Infeksi cairan ketuban Meskipun insiden yang tepat bagi terjadinya persalinan preterm tidak diketahui, terdapat semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kemungkinan sepertiga dari kasus-kasus persalinan preterm berkaitan infeksi membran koriamnion. Kasus-kasus ini mempunyai hubungan dengan ruptura preterm selaput ketuban di samping dengan persalinan preterm idiopatik. 3. Anomali hasil pembuahan Malformasi janin atau plasenta bukan hanya merupakan faktor predisposisi terjadinya retardasi pertumbuhan janin, tetapi juga meningkatkan kemungkinan persalinan preterm. 4. Persalinan preterm sebelumnya atau abortus lanjut Wanita yang pernah melahirkan jauh sebelum aterm, lebih besar kemungkinan untuk mengalami hal yang sama sekalipun tidak ditemukan faktor predisposisi lainnya 5. Uterus yang overdistensi

19

Hidramnion, khususnya kalau bersifat akut atau mencolok, atau keberadaan dua janin atau lebih, akan meningkatkan resiko persalinan preterm yang mungkin disebabkan oleh overdistensi uteri. 6. Kematian janin Kematian janin yang terjadi sebelum aterm pada umumnya, tapi tidak selalu diikuti oleh persalinan preterm spontan. 7. Inkompetensi serviks Pada wanita dalam presentasi kecil dengan kehamilan yang jauh dari aterm, serviks yang inkompeten dapat menipis dan berdilatasi bukan sebagai akibat dari peningkatan aktivitas uterus, melainkan akibat dari kelemahan intrinsik serviks. 8. Anomali uterus Sangat jarang terjadi, anomali uterus ditemukan pada kasus-kasus persalinan preterm. 9. Plasentasi yang salah Solusio plasenta dan plasenta previa besar kemungkinan berkaitan dengan persalinan preterm. 10. Retensio IUD Kemungkinan persalinan preterm meningkat secara nyata kalau kehamilan terjadi sementara pasien menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). 11. Kelainan maternal yang serius Penyakit sistemik pada ibu kalau berat dapat menyebabkan persalinan preterm. 12. Induksi persalinan elektif Perkiraan usia gestasional yang keliru dapat menyebabkan kekhawatiran yang tidak semestinya mengenai kemungkinan kehamilan posterm, atau menimbulkan desakan yang cukup besar dari pasien agar melakukan tindakan. Induksi persalinan pada sebagian kasus terutama dilakukan demi kenyamanan ibu namun menggunakan oksitosin khusus. 9. Jelaskan Differential Diagnosis mengenai Ketuban Pecah Dini Ketuban Pecah Dini ( amniorrhexis premature rupture of the membrane PROM ) adalah pecahnya selaput korioamniotik sebelum terjadi proses persalinan. Secara klinis diagnosa
20

KPD ditegakkan bila seorang ibu hamil mengalami pecah selaput ketuban dan dalam waktu satu jam kemudian tidak terdapat tanda awal persalinan, dengan demikian untuk kepentingan klinis waktu 1 jam tersebut merupakan waktu yang disediakan untuk melakukan pengamatan adanya tanda-tanda awal persalinan. Ketuban pecah dini preterm adalah pecahnya ketuban disertai keluarnya cairan amnion sebelum proses persalinan dimulai pada kehamilan kurang bulan (preterm).

Faktor Predisposisi/ Faktor Risiko: 1. Ibu hamil tidak menikah 2. Kehamilan remaja 3. Merokok 4. Penyakit Menular Seksual 5. Keadaan sosial ekonomi yang rendah 6. Vaginosis bakterial 7. Perdarahan antenatal 8. Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya 9. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah terjadi sebelum ketuban pecah 10. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban) 11. Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis) 12. Ketuban pecah artifisial (amniotomi), dimana ketuban dipecahkan terlalu dini 13. Overdistensi uterus 14. Malposisi 15. Disproporsi 16. Serviks inkompeten (Rustam Mochtar,1998 : 256)

Patofisiologi Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut: Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.Bila terjadi pembukaan serviks selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban. Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini preterm adalah sebagai berikut: Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas.
21

Sintetis maupun regradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktivitas dan inhibisi Interleukin-1 (IL-1).Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan peningkatan aktivitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimenasasi kolagen dan selaput korioamnion, menyebabkan selaput ketuban tipis lemah dan mudah pecah.

Manifestasi Klinis Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan sedikitsedikit atau sekaligus banyak Dapat disertai demam bila ada infeksi Janin mudah diraba Pada pemeriksaan dalam ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering. (Arif Mansjoer, 2001 : 310)

Diagnosis Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, verniks kaseosa, rambut lanugo dan bila terinfeksi berbau. Inspekulo : melihat dan memperhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis dan apakah ada bagian yang sudah pecah. Gunakan kertas lakmus (litmus) Bila menjadi biru (basa) berarti air ketuban Bila menjadi merah (asam) berarti urin Pemeriksaan pH forniks posterior pada KPD adalah basa (air ketuban) Pemeriksaan histopologi air (Ketuban) Pemeriksaan leukosit darah >15.000/ul bila terjadi infeksi Amniosintesis (Arif Mansjoer, 2001 : 313)

ANGKA KEJADIAN KPD merupakan komplikasi kehamilan pada 10% kehamilan aterm dan 4% kehamilan preterm.
22

KPD PRETERM menyebabkan terjadinya 1/3 persalinan preterm dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal.

Pengaruh Ketuban Pecah Dini Terhadap Janin Meskipun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin sudah terkena infeksi, karena infeksi intra uterin lebih dulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Terhadap Ibu Karena jalan telah terbuka, akan terjadi infeksi intra partal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu, juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan septikemia serta dry-labor (partus kering).ibu akan lelah karena terlalu lama berbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, suhu badan naik, nadi cepat dan muncul gejal-gejala infeksi. (Rustam Mochtar, 1998 : 257)

Komplikasi 1. Janin a. IUFD Inrta Uterine Fetal Death (IUFD) adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. b. Prolaps Tali Pusat Prolaps tali pusat adalah prolapsnya tali pusat sepanjang atau di bagian depan presentasi ketika membran sudah tidak ada. c. Asfiksia Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. d. Prematuritas Prematuritas adalah kelahiran hidup bayi yang berat < 2500 gram pada usiakehamilan kurang dari 37 minggu.

23

2. Ibu a. Partus lama Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi b. Infeksi Infeksi yang dimaksud adalah infeksi intrapartal (korioamnionitis, amnionitis, infeksi intra amnion) yaitu infeksi akut yang terjadi pada cairan ketuban , janin dan selaput korioamnion yang disebabkan oleh bakteri. c. Atonia uteri Atonia uteri adalah hilangnya tonus otot uterus sehingga tidak mampu berkontraksi dengan baik setelah melahirkan. d. Hemorarghia Post Partum (HPP) Hemorarghia post partum atau perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. e. Infeksi nifas Infeksi nifas adalah kenaikan suhu sampai 38 derajat Celcious tau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post partum

Penatalaksanaan KPD tergantung pada sejumlah faktor, antara lain : (1) Usia kehamilan (2) Ada atau tidak adanya chorioamnionitis

A. Kehamilan yang disertai Amnionitis. Pada kasus KPD yang disertai dengan adanya tanda-tanda infeksi chorioamnionitis harus dilakukan terminasi kehamilan tanpa memperhatikan usia kehamilan.Sebelum terminasi kehamilan, diberikan antibiotika spektrum luas untuk terapi amnionitis B. Kehamilan aterm tanpa amnionitis Pada kehamilan aterm, penatalaksanaan KPD tanpa disertai amnionitis dapat bersifat aktif (segera melakukan terminasi kehamilan) atau ekspektatif (menunda persalinan sampai maksimum 12 jam). Penatalaksanaan ekspektatif : Tirah baring
24

Pemberian antibiotika spektrum luas Observasi tanda inpartu dan keadaan ibu dan anak Bila selama 12 jam tak ada tanda-tanda inpartu dan keadaan umum ibu dan anak baik maka dapat dilakukan terminasi kehamilan Bila selama masa observasi terdapat : a. Suhu rektal > 37.60C b. Gawat ibu atau gawat janin Maka kehamilan harus segera diakhiri

Penatalaksanaan aktif : Kehamilan segera diakhiri dengan cara yang sesuai dengan indikasi dan kontraindikasi yang ada. Baik pada penatalaksanaan aktif atau ekspektatif, harus diberikan antibiotika spektrum luas untuk mencegah terjadinya amnionitis.

C. Kehamilan preterm tanpa amnionitis Prinsip penatalaksanaan tidak berbeda dengan penatalaksanaan pada kehamilan aterm tanpa amnionitis.Perbedaan terutama pada antisipasi terhadap resiko chorioamnionitis yang lebih tinggi. Pada kehamilan > 34 minggu, penatalaksanaan sama dengan penatalaksanaan pada kehamilan aterm tanpa amnionitis. Pada kehamilan kurang dari 24 minggu, resiko pecahnya ketuban dini terhadap ibu sangat tinggi. Pada usia kehamilan ini, pemberian steroid, tokolitik dan antibiotika tidak memberi manfaat bagi janin. Penatalaksanaan kasus seperti ini dapat secara aktif atau ekspektatif (poliklinis) dengan pengawasan dan informasi pada pasien yang baik dan sepenuhnya tergantung dari kehendak pasien dengan memperhitungkan segala resiko terhadap ibu dan anak. Pada kehamilan antara 24 32 minggu, sejumlah intervensi klinik sepertinya dapat memperpanjang masa kehamilan dan memperbaiki out come. Setelah diagnosa KPD ditegakkan maka dapat dilakukan pemberian: 1. Antibiotika Tak seperti halnya pada persalinan preterm tanpa KPD, pemberian antibiotika spektrum luas pada kasus KPD pada kehamilan preterm nampaknya memberikan
25

dampak yang baik dalam hal memperpanjang usia kehamilan dan perbaikan outcome neonatal. 2. Kortikosteroid Banyak ahli yang memberikan rekomendasi penggunaan kortikosteroid pada kasus KPD preterm > 32 minggu dengan syarat tidak terdapat tanda amnionitis. Pada populasi yang diteliti terlihat adanya manfaat yang bermakna dari pemberian kortikosteroid dalam penurunan angka kejadian RDS-respiratory distress syndrome, Necrotizing Enterocolitis dan perdarahan intraventricular. 3. Tokolitik Belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan tokolitik saja dapat memperbaiki out come perinatal. Pada umumnya pemberian tokolitik pada kasus Preterm KPD dibatasi selama 48 jam hanya untuk memberikan kesempatan bagi pemberian kortikosteroid dan antibiotika.

26

También podría gustarte