Está en la página 1de 5

B Kasus 1.

Seorang ibu usia 45 tahun datang dengan keluhan ingin mengganti alat kontrasepsi, yang sebelumnya sudah selama 5 tahun memakai KB susuk. Selain itu ibu mengeluh dalam waktu 1 bulan terakhir badan sering terasa lemas dan sering BAK di malam hari. Pada pemeriksaan fisik: TD:130/80 mmHg. Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah puasa 115mg/dl, kadar gula darah 2 jam post pandrial 150 mg /dl. Dokter telah menyarankan ibu tersebut untuk memasang alat kontrasepsi IUD tetapi ibu tersebut belum bersedia karena takut. Pertanyaan : 1. Tentukan langkah-langkah P treatment dalam pemilihan kontrasepsi pada kasus di atas. 2. Jelaskan teori mengenai Kontrasepsi Analisa Kasus Pasien ini ingin mengganti jenis kontrasepsi yang sedang ia gunakan. Saran yang dianjurkan agar pasien ini menggunakan alat kontrasepsi non hormonal. Pasien mengeluhkan bahwa dalam 1 bulan terakhir badan teras lemas dan sering BAK, pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah pasien dalam keadaan prehipertensi. Hasil laboratorium menyatakan bahwa kadar glukosa darah puasa dan 2 jam post pandrial pasien meningkat, namun belum dikategorikan sebagai diabetes mellitus, akan tetapi pasien dalam kondisi glukosa darah terganggu. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kontrasepsi susuk yang pasien gunakan. Kontrasepsi susuk atau implan mengandung progestin yang dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat melalui penurunan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah. Hormon ini juga bisa meningkatkan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah dan glukosa darah bersifat sementara, namun jika setelah penghentian kontrasepsi kadar glukosa darah dan tekanan darah tetap meningkat maka hal tersebut bukan diakibatkan oleh alat kontrasepsi. Badan lemas yang dikeluhkan pasien juga merupakan efek samping lanjutan dari alat kontrasepsi tersebut.

P- Treatment Problem pasien 1. Problem utama : Ingin mengganti kontrasepsi

2. Problem tambahan: keluhan badan lemas dan sering BAK malam hari.

Tujuan terapi 1. Mencegah kehamilan 2. Mengatasi badan lemas dan sering BAK malam hari.

Pemilihan Terapi Terapi Non Farmakologis : 1. Menghentikan pemakaian alat kontrasepsi yang mungkin mengakibatkan keluhan pasien. 2. Menyarankan kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala dan senggama terputus.. 3. Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi. 4. Olah raga teratur. Terapi Farmakologis : Terapi non hormonal, dalam hal ini

Efficacy Kondom ++

Safety ++

Suitability +

Cost +++

mencegah sperma ES: reaksi KI : alergi alergi, hamil bahan kondom bertemu ovum efektoivitas 85% Kerugian :

mudah robek membutuhkan waktu untuk pemasangan ++ ++ ES : perdarahan, KI : resiko infeksi, diduga ++ Hamil, infeksi, ++

IUD -

menghambat

proses nidasi mengentalkan lendir serviks efektivitas 97 %99 % Tubektomi +++ memotong saluran tuba fallopi

sepersaan tidak nyaman jika pemasangan tidak benar.

luka pada dinding vagina, perdarahan haid hebat, penderita kanker alat kelamin. ++ +

+++

KB non hormonal yang dipilih adalah IUD, karena paling aman, reversibel, dan efek samping minimal. Informasi Kepada Pasien Kelebihan IUD 1. Tidak terganggu faktor lupa 2. Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakaTembaga T 380A). 3. Mengurangi kunjungan ke klinik. 4. Lebih murah dari pil dalam jangka panjang.

Efek Samping IUD Perdarahan dan kram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan. Kadang-kadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama) terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya. Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim Kontra Indikasi IUD 1. Hamil atau diduga hamil 2. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin 3. Pernah menderita radang rongga panggul 4. Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal 5. Riwayat kehamilan ektopik 6. Penderita kanker alat kelamin.

Penulisan Resep

dr. Diana Fauziah Jl. A.M Sangaji gg.25 Samarinda SIP 03.37488.00144.09

Samarinda, 9 September 2009

R/ Multiload No.I S i.m.m

Komunikasi terapi 1. 2. Meyakinkan pasien menganai manfaat IUD bahwa IUD baik bagi pasien dilihat dari usia, kenyamanan, efektivitas, dan terkait kondisi kesehatannya. Memberitahukan tentang efek samping dari pemakaian IUD dan kemungkinan yang akan terjadi saat pemasangan dan setelah pemasangan. Monitoring dan Evaluasi 1. 2. 3. 4. Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR. Selama bulan pertama menggunakan AKDR periksa lagi benang AKDR, terutama setelah haid. Cooper T380a perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan. Kembali ke klinik apabila : 1. Tidak dapat meraba benang AKDR. 2. Merasakan bagian yang keras dari AKDR. 3. AKDR terlepas.

4. Siklus terganggu/ meleset. 5. Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan. 6. Adanya infeksi.

También podría gustarte