Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Diabetes
mellitus
karena lemak,
karbohidrat,
menyebabkan
2004).
terjadi
komplikasi
kronik
Diabetes tipe 1
Etiologi Diperantarai oleh sistem imun (tipe 1A) Idiopati Patogenesis
Infeksi virus
Respon imun thd sel beta normal dan atau respon imun thd sel beta yg abnormal
Diabetes tipe 1
Serangan autoimun
Predisposisi genetik
Defek genetik multipel
lingkungan
kegemukan
hiperglikemia
Diabetes tipe 2
insulin
A.
1. 2. 3. 4.
B. C.
Defek genetik pada kerja insulin (misal, resistensi insulin tipe-A) Penyakit pada pankreas eksokrin; pankreatitis, pankreatektomi, neoplasia, fibrosis kistik, hemokromatosis
D. E. F. G.
Endokrinopaty: sindrome Cushing, akromegali, feokromositoma, hipertiroidisme, glukagonoma. Obat atau bahan kimia: glukokortikoid, tiazid, dll Infeksi: rubela kongenital, sitomegalovirus, coxsackievirus, dan lain-lain. Sindrome genetik lain yang berkaitan dengan diabetes: Sindrome Down, Sindrome Klinefelter, lain-lain
Insulin glukagon
glukoneogenesis hati
Taraf max reabsorbsi glukosa tubulus renal akan dilampaui Gula diekskresikaan dalam urin (glukosuria) Hilangnya jaringan otot dan adiposa Kehilangan kalori Diuresis osmotik dan kehilangan air Volume urine poliuri dehidrasi polidipsi
110
90
110-125
90-109
126
110
Plasma darah
Darah kapiler
Mikrovaskular (Soeganda S, 2006) Gangguan mata: retinopathy, makular edema, katarak, glaucoma Neuropathy saraf sensory dan motorik, saraf autonom, Nephropathy Makrovaskular Penyakit koroner Penyakit pembuluh darah perifer Penyakit cerebrovaskular Kelainan lain Gastroparesis dan diare Uropathy dan disfungsi seksusal Kelainan dermatologi
Target penatalaksanaan :
Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran
Parameter Kadar Ideal Yang Diharapkan Kadar Glukosa Darah Puasa 80120mg/dl Kadar Glukosa Plasma Puasa 90130mg/dl Kadar Glukosa Darah Saat Tidur (Bedtime blood glucose) 100140mg/dl Kadar Insulin <7 mg/dl Kadar HbA1c <7 % Kadar Kolesterol HDL >45mg/dl (pria) Tekanan Darah <130/80mmHg
CRIPE :
Continuous,
Rhytmical, Interval, Progressive,
Endurance Training
Terapi obat
Terapi insulin Terapi obat hipoglikemik oral
darah diatas nilai normal dengan atau tanpa pemberian obat antihipertensi.
The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure. The seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Arch Intern Med. 1997;157:2413-2445.
penurunan pertahanan perifer disebabkan oleh : Vasokonstriksi dan atau Hipertrofi struktural dan dinding pembuluh darah
Stress
Genetic alteration
Obesity
Hyper insulinemia
Fluid Volume
Venous constriction
Preload
Contractility
Functional constriction
Structural hypertrophy
= =
X and/or
autoregulation
Kaplan, 2002
Adrenal cortex
Kidney
Intestine
CNS
Heart
Aldosterone
facilitation
Contractility
Sympathetic discharge Distal nephron reabsorption Sodium and water reabsorption Thirst salt appetite Vasopressin release Vasoconstriction
Cardiac output
Kaplan 2002
Berdasarkan penyebab dibagi 2 : 1. Hipertensi primer/essensial ( 95%) Penyebab tak diketahui 2. Hipertensi sekunder ( 5%) Hipertensi dengan penyebab primer gangguan fungsi organ atau sistem neurohormonal
Dapat dimodifikasi
oHipertensi
oMerokok oObesitas oDislipidemia oKurang gerak oDiabetes Melitus oMikroalbuminuria atau
Berhenti merokok
Aktifitas fisik teratur
anda. DM tersebut timbul 15 tahun yang lalu. Kali ini datang dengan tambahan keluhan nyeri belakang kepala yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksan fisik diagnostik jantung paru tidak ada kelainan, laboratorium kadar gula acak 200mg/dl, Hba 1c 8 %. Penderita kuatir sekali dengan hipertensinya (TD 150/95 mmHg) dan ingin
Keluhan
nyeri
kepala
bag.belakang
gejala
terapi OAD.
Problem pasien:
Problem utama: nyeri kepala bag.belakang, hipertensi
normal
Mengobati hipertensi dan DM Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya
komplikasi DM
Efficacy
++++
Safety
+
Suitability
+
Cost
++
Farmakodinamika: Efek Samping: anti hipertensi yg memblok Hipotensi (postural) pada adrenergik reseptor 1 dan 2 pemberian pertama dengan cara menghambat sekresi mendadak. Kekurangan renin oleh katekolamin. Efeknya: Na (sering akibat diet/Tx memperlambat denyut jantung diuretic pd Px HT). sinus dan kontraktilitas miokard edema, mulut kering, berkurang cardiac output. Pada kongesti, sakit kepala, awalnya meningkatkan resistensi mimpi buruk, disfungsi perifer, pada pemberian kronis seksual & letargi menurunkan resistensi perifer. Efek sentral (rasa kantuk, halusinasi, depresi), Farmakodinamika: gangguan lambung-usus, A: baik diserap dari GIT Rx kulit (gatal-gatal, D: protein binding 25-33% ruam, kesemutan). M: di hepar HDL, LDL &TG. E: melalui urine Penggunaan T 9-12 jam (meningkat pd gagal lamatoleransi ginjal)
Kontraindikasi: Bisoprolol Asma, PPOM 5 mg x3x10 (bronkospasme (Rp.70.000) 6 ), gangguan hati, gagal jantung, penyakit vaskuler perifer, termasuk DM.
++++ ACE Inhibit Farmakodinamika: or Menekan sistem angiotensinaldosteron dan menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II Menurunkan kadar angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin, dan menurunkan sekresi aldosteron. Menurunkan tahanan perifer sehingga meningkatkan ekskresi Na dan air, serta resistensi K. Menurunkan tekanan darah pada hipertensi esensial, serta hipertensi renovaskuler. Farmakokinetika: A: cepat diabsorbsi di GIT D: protein binding 25-30% M: di hepar E: melalui urine T < 3 jam
++
++
++++
Efek samping: Batuk kering, stomatitis, ruam, pruritus, demam, anemia, iritasi GI, hipotensi, angioedema, takikardia, proteinuria dan neutropenia pada pasien gagal ginjal, peningkatan ureum, dan kreatinin, hipotensi trimester II dan III.
Kontraindik Captopril asi: 12,5 mg Angioedema x10 x 10 Hamil (Rp Laktasi 19.335) Stenosis 25 mg x10 aorta x 10 (Rp Hipersensitif 37.659) Hipotensi dengan gejala hiponatremi a
+++ ++ ++ Alfa Bloker Farmakodinamika: Efek Samping: Kontraindikasi: Menghambat reseptor alfa 1 Hipotensi ortostatik, kehamilan, pada arteiol dan venula hiponatremia, laktasi, terhadap efek vasokonstriksi edema, mulut gangguan NE dan E dilatasi arteriol kering, kongesti, fungsi hepar, dan vena. Dilatasi arteriol sakit kepala, mimpi postural menurunkan resistensi perifer buruk, Efek sentral hipotensi sehingga menurunkan TD. (rasa kantuk, halusinasi, depresi), Farmakokinetika: gangguan lambungA: diabsorpsi dari usus 80% usus, penggunaan D: Po: Bioavabilitas: 50 %, lama bisa ikatanpotein : 90%,tersebar menyebabkan luas dlm jar.tubuh, melintasi tolerans plasenta, BBB, & ASI M: sebag.dimetab dihati E: urin(prop. bebas, konj,& metabolit,), 1-4%(tinja) T 2-3 jam
Diuretik
++
+++
+++
+++
Farmakodinamika: Efek Samping: Kontraindikasi: Aldacton (SpironoMeningkatkan eksresi Na, Cl beserta Hipotensi postural, Gangguan cairan lakton) tab 25 mg air sehingga mengurangi volume hipokalemia, & elektrolit x100 (Rp.96.300) darah dan cairan ekstrasel, hiperkalsemia, Gangguan hepar tab 50 mg x100 (Rp 311.500) tekanan darah turun akibat hipomagnesemia, berat,CHF, DM, berkurangnya curah jantung dan hiponatremia, Addison disease, tidak menurunkan tahanan perifer meningkatkan lipid hiperkalsemi, pada awal terapi, setelah darah, meningkatkan gangguan ginjal, penggunaan kronik (6-8 minggu) toleransi glukosa, SLE, porfiria, curah jantung mendekati normal, mencetuskan gout akut gout, hamil, laktasi resitensi vaskular perifer menurun. Farmakinetika: A : cepat di GIT, bioavailibility 6570%, efek muncul setelah 2 jam per oral, kadar puncak setelah 4 jam, durasi 6-12 jam D : ikatan ke eritrosit, volume distribusi 0,8 l/kg, melewati plasenta dan ke ASI, ikatan protein 64% M : di hepar E : hampir sempurna dieliminasi ginjal tanpa diubah Tidak efektif pada creatinin clearence < 30 ml/menit T 5-15 jam
+++ Angiotensin II Reseptor Farmakodinamika: Antagonis Menghambat sekresi aldosteron dengan cara menghambat secara kompetitif terhadap angiotensin II reseptor, memblok terjadinya vasokontriksi dan sekresi aldosteron pada kardiovaskuler & renal Farmakokinetika: A: absorpsi di usus baik, tetapi BA 33%, FPE besar. po: puncak3-4 jam,respon puncak 6 jam, Bioav po 25-35%. <10% efek makanan; ik.protein 98% M: sebagian dimetabolisme dihepar CYP2C9, 3A4 metabolisme aktif, E: ekskresi minimal melalui urin (13%), eliminasi T1/2 1.5-2 jam (metabolit 4-9 jam)
++
++
Efek Samping: pusing, insomnia ortostatik hipotensi, sinkop diare,dispepsi, meningkatkan enzim liverhiperkale mi, nyeri punggung, nyeri kaki, keram otot, mialgia, angioedema
Kontraindikas: Depresi volume intravascular, gangguan hepar, stenosis arteri renalis bilateral
golongan ACE inhibitor sebagai First Line Choice yang dikombinasikan dengan golongan Diuretik.
Efficacy +++ Farmakodinamika: Menekan sistem angiotensi-aldosteron dan menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, Menurunkan kadar angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin, dan menurunkan sekresi aldosteron. Menurunkan tahanan perifer Farmakokinetika: A: cepat diabsorbsi di GIT D: protein binding 25-30% M: di hepar E: melalui urine T < 3 jam
Safety ++ Efek Samping: Batuk kering, stomatitis, ruam, pruritus, demam, anemia, iritasi GI, hipotensi, angioedema,takikardia , proteinuria, peningkatan ureum, creatinin
Lisinopril
++ Farmakodinamika: menekan sistem angiotensi-aldosteron dan menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, Menurunkan kadar angiotensin II, meningkatkan aktivitas renin, dan menurunkan sekresi aldosteron, menurunkan tahanan perifer Farmakokinetika: A: tidak sempurna dari GI & lambat Peak 7 jam D: protein binding 25% M: di hepar E: melalui urine dlm bentuk utuh T 12 jam
++ Efek Samping: Sakit kepala, postural hipotensi, ruam, pruritus, demam, anemia, iritasi GIT, angioedema, takikardia, proteinuria, peningkatan ureum, creatinin, porphyria.
++ Kontraindikasi: gagal jantung kongestif, Angioedema, Hamil, laktasi, Stenosis aorta, hipersensitif,
Golongan Obat Efficacy Safety Suitability Anti Diabetik Sulfonilurea ++++ ++++ ++++ (glibenclamide) FD: pelepasan Efek samping: efek Kontraindikasi : usia insulin dari sel B, samping ringan dan pasien pengurangan kadar frekuensi rendah. lanjut, wanita glucagon dalam Gangguan saluran cerna hamil, pasien serum, efek (mual, diare, sakit perut, dengan hipersekresi asam gangguan ekstrapankreas untuk memperkuat lambung dan sakit kepala fungsi hati, dan kerja insulin pada ) dan gangguan susunan atau gangguan syaraf pusat (vertigo, fungsi ginjal. jaringan target FK : Absorpsi usus bingung, ataksia dan lain cukup baik. Setelah sebagainya) diabsorpsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstrasel. Dalam plasma sebagian terikat pada protein plasma terutama albumin (70-90%)
Biguanida (metformin)
++++ FD: ES: KI: Metformin stimulasi glikolisis langsung nausea, muntah, penyakit ginjal, (Metformin kadangkadang diare, alkoholisme, Hexpharm) pada jaringan perifer, dan dapat mengurangi glukoneogenesis penyakit hati, 500mgx10x10 menyebabkan (Rp. 11.300) hati, memperlambat absorbsi atau keadaan asidosis laktat. glukosa dari saluran predisposisi pencernaan, pengurangan Asidosis laktat lebih anoksia kadar glukagon plasma, jarang muncul pada jaringan meningkatkan pengikatan pemberian akibat insulin pada reseptornya.. metformin asidosis laktat. FK: dibandingkan fenformin. Fenformin : T : 11 jam. M : Kira-kira seopertiga dari fenformin; E : sisanya diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di urin. Metformin : M & E : tidak dimetabolisasi dan diekskresikan oleh ginjal sebagai senyawa aktif.
++++
+++
++++
Terapi Non Farmakologis berhenti atau mengurangi konsumsi makanan yang mengandung garam dan gula. modifikasi gaya hidup yang bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit hipertensi berolahraga, walaupun sedikit namun harus rutin dilakukan misalnya jalan kaki pada pagi hari sekitar 30-60 menit, 3-5 kali/minggu
dr. Kelompok Empat. Jl. Gunung Kelua No.29 RT 110 SIP : DU/Kodya/VIII/2010
a. Informasi Penyakit
Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu
penyakit yang tak diketahui penyebabnya namun harus dikontrol, apalagi pasien memiliki riwayat diabetes yang tak terkontrol. perlu diterangkan mengenai komplikasi penyakit kepada pasien sebagai gambaran tentang
B. Informasi Terapi
Ingatkan pasien untuk meminum obat yang telah
diresepkan secara benar dan teratur agar kekambuhan penyakit pasien tidak terjadi.
Diet yang teratur (diet rendah garam dan gula) serta
keberhasilan pengobatan
tablet
Obat DM yang dimiliki pasien harus diminum sesuai
dan kadar HBA1C nya apabila obat nya habis atau pada saat
selang waktu tertentu.
Apabila terdapat perbaikan penyakit, teruskan pengobatan
dengan regimen yang telah ditentukan, tetapi apabila tidak terdapat perbaikan atau malah terdapat tanda-tanda
KESIMPULAN
Hipertensi pada pasien harus dipastikan kemungkinan penyebabnya dan penanganannya, karena baik hipertensi maupun diabetes akan saling
Tatalaksana Kasus :
Kontrol gula darah harus rutin dilakukan, Perbaikan dari pola hidup pasien Kombinasi obat anti diabetik yaitu glibenclamide dan metformin dan juga