Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012
PENGANTAR
Dalam rangka mendukung persiapan Program Wajib Belajar 12 tahun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Program Rintisan Bantuan Operasional Sekolah Menengah (R-BOS SM) untuk SMA dan SMK di seluruh Indonesia. Program yang menjadi icon Program Wajib Belajar 12 Tahun ini masih bersifat rintisan sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan biaya pendidikan bagi siswa miskin. Direncanakan pada tahun 2013, program R-BOS SM ini bisa dikembangkan menjadi BOS SM dengan satuan biaya per siswa yang lebih mencukupi, sehingga lebih mampu memenuhi kebutuhan biaya pendidikan bagi semua siswa. Pada tahun 2012 ini, dialokasikan dana R-BOS SM sebesar Rp. 984 milyar untuk 7.905.139 siswa sekolah menengah yang terdiri dari 4.105.139 siswa SMA dan 3.800.000 siswa SMK. Program rintisan yang akan dimulai pada tahun 2012 ini tidak dimaksudkan untuk memberikan pendidikan gratis kepada seluruh siswa SM, tapi lebih diarahkan untuk membebaskan dan/atau memberikan keringanan (fee waive dan/atau discount fee) tagihan biaya pendidikan bagi siswa miskin. Sedangkan dari sisi pengeluaran (expenditure) dana R-BOS SM digunakan untuk membantu memenuhi biaya operasional sekolah. Penentuan siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu tagihan biaya pendidikannya menjadi diskresi/kewenangan sekolah didasarkan oleh: (a) biaya pendidikan per siswa; (b) jumlah siswa miskin; dan (c) dana Rintisan BOS yang diterima sekolah. Bantuan disalurkan ke sekolah melalui dinas pendidikan propinsi dalam skema dekonsentrasi. Pelaksanaan program R-BOS SM mengikuti pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, dengan mengutamakan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) yaitu dilaksanakan secara swakelola dan partisipatif, transparan, akuntabel, demokratis, efektif efisien, tertib administrasi dan pelaporan, serta saling percaya. Kami menyadari bahwa pedoman ini masih memerlukan penyempurnaan secara berkala, namun demikian kami berharap dapat memberikan layanan pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu bagi seluruh siswa.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Latar Belakang C. Pengertian D. Tujuan E. Sasaran Program dan Besar Bantuan F. Waktu Penyaluran Dana KONSEP DASAR PROGRAM RINTISAN BOS SM A. Peranan Program Rintisan BOS SM Dalam Pelaksanaan Program Wajib Belajar 12 Tahun B. Program Rintisan BOS SM dan MBS C. Fee Waive dan Discount Fee Bagi Siswa Miskin D. Skenario Pendanaan Pendidikan Menengah E. Program Rintisan BOS SM dan Konsep Pembiayaan Partisipatif IMPLEMENTASI RINTISAN BOS SM A. Sekolah penerima Rintisan BOS SM B. Kriteria Siswa Miskin yang Dibantu dan /atau Dibebaskan Dari Tagihan Biaya Sekolah C. Peruntukkan Dana Rintisan BOS SM MEKANISME PENYALURAN DANA RINTISAN BOS SM A. Alokasi Dana Rintisan BOS SM B. Pengajuan Sekolah Calon Penerima Rintisan BOS SM C. Penetapan Sekolah Calon Penerima Rintisan BOS SM D. Penyaluran Dana Rintisan BOS SM E. Waktu Pelaksanaan Program Rintisan BOS SM PENGELOLAAN PROGRAM RINTISAN BOS SM A. Prinsip pengelolaan Rintisan BOS SM B. Pengelolaan program Rintisan BOS SM PERAN INSTANSI TERKAIT A. Tingkat pusat B. Tingkat Propinsi (Dinas Pendidikan Propinsi) C. Tingkat Kabupaten/Kota (Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota) D. Tingkat sekolah ii iii
1 1 2 3 3 4
BAB II.
5 5 6 8 9
BAB III.
15 15 16
BAB IV.
17 17 17 18 19
BAB V.
20 21
BAB VI.
22 22 23 23
iii
BAB VII.
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN A. Pemantauan Pelaksanaan Program RIntisan BOS SM 1. Pemantauan Internal 2. Pemantauan Eksternal 3. Waktu Pelaksanaan Pemantauan 3. Aspek-aspek pemantauan B. Pengawasan Program Rintisan BOS SM C. Daftar Larangan D. Sanksi E. Unit Pelayanan Masyarakat (UPM) PELAPORAN A. Laporan Sekolah B. Laporan Propinsi C. Laporan Pusat
24 24 25 25 25 25 26 26 27
BAB VIII.
28 29 29
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 : : Format Penjaringan Data Informasi Sekolah Format Data Identitas Siswa Miskin Yang Dibebaskan dan/atau Dibantu Dari Tagihan Biaya Sekolah Per Sekolah Format Contoh Laporan Penggunaan Dana Rintisan BOS SM Format Rekapitulasi Data Identitas Siswa Yang Dibebaskan Dan/Atau Dibantu Biaya Sekolahnya Per Kabupaten/Kota
Lampiran 3 Lampiran 4
: :
iv
BAB. I PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
Dasar hukum pemberian Rintisan Bantuan Operasional Sekolah Menengah (BOS SM) kepada sekolah meliputi: 1. Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 2. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan. 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Permendiknas Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 20102014. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
B. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Usaha untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut dilakukan melalui program Wajib Belajar 9 Tahun. Program yang telah dimulai dari tahun 1994 tersebut berhasil dituntaskan dengan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP mencapai 98,2% pada tahun 2010.
Halaman 1
Konsekuensi dari keberhasilan program Wajib Belajar 9 Tahun tersebut adalah meningkatnya jumlah siswa lulusan SMP yang harus ditampung oleh pendidikan menengah. Pusat Data dan Statistik Pendidikan atau PDSP, Kemdikbud (2011) menyatakan bahwa dari 4,2 juta lulusan SMP, hanya sekitar 3 juta yang melanjutkan ke Sekolah Menengah (SM) dan sisanya sebesar 1,2 juta siswa tidak melanjutkan. Sementara pada waktu yang bersamaan sekitar 159.805 siswa SM mengalami putus sekolah, yang sebagian besar disebabkan karena alasan ketidakmampuan membayar biaya pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, Pemerintah mencanangkan program Wajib Belajar 12 Tahun yang rintisannya dimulai pada tahun 2012. Salah satu tujuan Program Wajib Belajar 12 Tahun adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat terutama yang tidak mampu secara ekonomi untuk mendapatkan layanan pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu. Untuk mencapai tujuan Program Wajib Belajar 12 tahun tersebut, pemerintah telah menyusun program Rintisan Bantuan Operasional Sekolah Menengah (RBOS SM). Pada tahun 2012, telah disiapkan anggaran sebesar 948 milyar rupiah yang akan disalurkan kepada SMA & SMK Negeri dan Swasta diseluruh Indonesia. Tujuan digulirkannya program Rintisan BOS SM ini adalah secara bertahap membantu siswa miskin memenuhi kebutuhan biaya pendidikan dalam rangka Rintisan Wajib Belajar 12 tahun.
C. PENGERTIAN
Berikut ini beberapa pengertian dasar dari Program Rintisan BOS SM: 1. R-BOS SM adalah program Pemerintah berupa pemberian dana langsung kepada Sekolah Menengah (SMA/SMK) yang besarnya dihitung dari jumlah siswa masing-masing sekolah. 2. Bantuan R-BOS SM mempunyai 2 fungsi yang dapat digunakan sekolah untuk: a. Dari sisi penerimaan (revenue) digunakan untuk membebaskan (fee waive) dan/atau memberikan potongan (discount fee) kepada siswa miskin dari kewajiban membayar tagihan biaya sekolah seperti iuran sekolah/sumbangan pembangunan pendidikan (SPP)/uang komite, biaya uijian, biaya praktek dan sebagainya. Jumlah siswa yang dibebaskan atau mendapat potongan biaya pendidikan sesuai dengan kebijakan (diskresi) sekolah dengan mempertimbangkan faktor jumlah siswa miskin yang ada, dana yang diterima dan besarnya biaya sekolah. Skenario pembebasan dan pemberian potongan biaya sekolah dapat dilihat pada bab 2 (dua) buku panduan ini.
Halaman 2
b.
Dari sisi pengeluaran (expediture) dapat digunakan oleh sekolah untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah non personalia dengan jenis pengeluaran atau biaya sebagaimana diatur Permendiknas No. 69 Tahun 2009.
3. Bantuan R-BOS SM bertujuan untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada sekolah, masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk memberikan kesempatan kepada siswa miskin mengikuti pendidikan di SM. Oleh karena itu, pada tahap rintisan ini, perlu dicari alternatif pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan siswa miskin dengan cara melibatkan peran pemda melalui BOS Daerah (BOSDA) dan atau menerapkan subsidi silang kepada orang tua dari keluarga mampu.
D. TUJUAN
Secara umum program Rintisan BOS SM bertujuan untuk mewujudkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka mendukung Rintisan Program Wajib Belajar 12 Tahun. Sedangkan secara khusus bertujuan: A. Mengurangi angka putus sekolah SM. B. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SM. C. Membebaskan (fee waive) dan/atau membantu (discount fee) tagihan biaya sekolah bagi siswa miskin SM. D. Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affimative action) bagi siswa miskin di bidang pendidikan SM. E. Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi siswa miskin SM untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.
Halaman 3
Halaman 4
BAB. II KONSEP DASAR PROGRAM RINTISAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH MENENGAH (R-BOS M)
A. PERANAN PROGRAM RINTISAN BOS SM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN
Program Rintisan BOS SM merupakan salah satu program utama (icon) pemerintah yang bertujuan mendukung keberhasilan program Wajib Belajar 12 Tahun yang dirintis pada tahun 2012 ini. Mengingat pentingnya program ini, seluruh stakeholder pendidikan wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Program ini memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi siswa miskin untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu. 2. Program ini menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses layanan pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu. 3. Program ini mempersempit gap partisipasi sekolah antar kelompok penghasilan (kaya-miskin), dan antar wilayah (kota-desa). 4. Program ini menyediakan sumber dana bagi sekolah untuk mencegah siswa miskin tidak putus sekolah karena tidak mampu membayar iuran biaya sekolah lainnya. 5. Program ini mendorong dan memberikan motivasi kepada pemerintah daerah untuk membantu siswamiskin dan masyarakat yang mampu untuk memberikan subsidi kepada siswa miskin (subsidi silang)
Halaman 5
Halaman 6
Gambar 1. Konsep Fee Waive & Discount Fee Untuk Sekolah Dengan Kondisi Tingkat Ekonomi Siswa Homogen
Gambar 2. Konsep Fee Waive & Discount Fee Untuk Sekolah Dengan Kondisi Tingkat Ekonomi Siswa Heterogen / Bervariasi
Halaman 7
Keterangan gambar: 1. Terdapat 3 (tiga) indikator yang menjadi pertimbangan sekolah untuk menentukan banyaknya siswa miskin yang akan mendapat bantuan, yaitu: (a) alokasi dana R-BOS SM yang diterima oleh sekolah, (b) biaya pendidikan di sekolah dan (c) jumlah siswa miskin yang ada. Berdasarkan ke-3 indikator tersebut, maka sekolah menyusun kebijakan membebaskan dan memberikan diskon kepada siswa miskin. 2. Ilustrasi gambar 2 diatas menggambarkan pelaksanaan konsep fee waive dan discount fee untuk sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa homogen (semua siswa kaya / semua siswa miskin). Untuk kondisi sekolah ini, semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu mendapatkan diskon biaya sekolah sesuai dengan unit cost yang telah ditentukan. 3. Ilustrasi gambar 3 diatas menggambarkan pelaksanaan konsep fee waive dan discount fee untuk sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa heterogen / bervariasi. Sebanyak 50 siswa akan mengikuti program Fee Waive & Discount Fee. Komposisi bantuan yang diterima yaitu: 5 siswa mendapatkan bebas biaya sekolah 100% (Fee Waive). Sebanyak 45 siswa mendapat potongan biaya sekolah (Discount Fee), yaitu: sebanyak 10 siswa membayar 25% dari keseluruhan biaya sekolah; sebanyak 15 siswa membayar 50%; dan sebanyak 20 siswa membayar 75% dari keseluruhan biaya sekolah yang dibebankan kepada siswa miskin. 4. Komposisi jumlah siswa yang mendapat bantuan disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan sekolah (diskresi). Hal ini memungkinkan sekolah untuk mengubahnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. 5. Di masa mendatang apabila dana pemerintah mencukupi secara bertahap semua siswa akan menerima manfaat program BOS SM.
Halaman 8
Biaya investasi sekolah meliputi biaya investasi untuk meningkatkan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), dan biaya investasi sarana dan prasarana. Sedangkan, biaya operasional sekolah meliputi biaya operasional personalia untuk gaji dan tunjangan PTK, dan biaya operasional non personalia. Adapun, biaya pribadi peserta didik merupakan biaya yang ditanggung oleh siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara berkelanjutan. Pemerintah berusaha memenuhi pendanaan pendidikan untuk ketiga kategori biaya tersebut melalui mekanisme pemberian bantuan langsung baik ke sekolah, PTK, dan siswa. Biaya investasi sekolah dipenuhi melalui penyediaan bantuan (Block Grant) sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan biaya operasional sekolah non personalia berusaha dipenuhi melalui penyediaan dana untuk operasional sekolah melalui program Rintisan Bantuan Operasional Sekolah Menengah (R-BOS SM). Adapun, biaya operasional personalia berusaha dipenuhi melalui pemberian tunjangan guru. Sementara itu, untuk meningkatkan daya beli siswa terhadap layanan pendidikan SM dan mencegah siswa putus sekolah, pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Biaya Pendidikan melalui program Bantuan Khusus Murid (BKM) yang dapat digunakan siswa untuk biaya operasional mereka.
meningkatnya sumber dana bagi sekolah yang berbanding lurus dengan kualitas sekolah. Sekolah yang berkualitas umumnya dihuni oleh siswa dengan orang tua siswa yang mampu/kaya. Sedangkan orang tua siswa yang kurang mampu secara ekonomi tidak mampu menyekolahkan anaknya di sekolah yang bermutu yang umumnya berbiaya mahal. Pilihan bagi orang tua siswa yang kurang mampu secara ekonomi adalah sekolah dengan layanan mutu yang minimal dengan biaya pendidikan yang murah. Peranan pemerintah melalui program R- BOS SM ini adalah: 1. Membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa miskin yang mempunyai minat dan potensi untuk bersekolah di sekolah unggulan agar kelak mereka mampu meningkatkan kualitas hidupnya dengan bekal kemampuan dan keahlian yang mereka dapatkan dan mampu mengangkat ekonomi keluarga (eskalasi sosial). 2. Melaksanakan amanah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. Dalam hal ini, pemerintah mendorong siswa lulusan SMP untuk melanjutkan ke pendidikan menengah. Panduan ini menggambarkan hubungan antara kondisi ekonomi orang tua siswa dan kualitas sekolah dengan keberpihakan pemerintah untuk menyediakan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi siswa miskin. Sebagai ilustrasi digambarkan 3 (tiga) kondisi kualitas sekolah dan keberpihakan pemerintah untuk memfasilitasi siswa miskin mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu: 1. Sekolah Standar Pelayanan Minimal/Kategori Formal Standar a. Sekolah ini biasanya letaknya daerah pedesaan, kondisi ekonomi orang tua siswa homogen tidak mampu/miskin, dengan layanan sekolah relatif kurang berkualitas dengan biaya relatif lebih terjangkau bagi siswa miskin. b. Orang tua siswa miskin masih kesulitan untuk memenuhi tagihan biaya pendidikan yang disyaratkan sehingga walaupun mampu bersekolah namun belum dapat mengakses layanan pendidikan yang berkualitas. c. Sekolah dengan kondisi seperti ini apabila menerima dana program ini, maka wajib membebaskan dan/atau membantu tagihan biaya sekolah bagi siswa miskin yang berada di sekolah tersebut sesuai dengan kriteria siswa miskin yang ditetapkan.
Halaman 10
Gambar 4. Ilustrasi Pemanfaatan Dana Untuk Sekolah Standar Pelayanan Minimal / Kategori Formal Standar
Ilustrasi pada gambar 3 ini menggambarkan peman-faatan dana R-BOS SM untuk sebuah sekolah Kategori Formal Standar dengan jumlah siswa sebanyak 800 orang dan iuran sekolah per siswa per bulan sebesar Rp. 50.000 atau per tahun sebesar Rp. 600.000. Berdasarkan jumlah siswa dan unit cost R-BOS SM, sekolah mendapat alokasi dana Rintisan BOS SM sebesar Rp. 96.000.000 per tahun. Kepala Sekolah mempunyai kewenangan (diskresi) untuk menentukan jumlah siswa yang dibebaskan dan / atau dibantu iuran sekolahnya. Pada ilustrasi ini, dari sisi penerimaan, dana R-BOS SM digunakan untuk membebaskan iuran sekolah (diskon 100%) bagi 79 siswa, memberikan diskon iuran sekolah sebesar 75% bagi 68 siswa, dan memberikan diskon iuran sekolah sebesar 50% bagi 60 siswa. Total siswa yang dibebaskan dan / atau dibantu dari iuran sekolahnya sebanyak 207 siswa. Untuk semester pertama siswa kelas X, XI, dan XII yang dibebaskan sebanyak 104 siswa dan untuk semester kedua sebanyak 103 siswa.
Halaman 11
2. Sekolah Standar Nasional (SSN) a. Sekolah ini letaknya bervariasi baik di wilayah perkotaan dan pedesaan, kondisi ekonomi orang tua siswa heterogen mampu/kaya dan tidak mampu/miskin, layanan sekolah yang standar dengan biaya relatif cukup mahal bagi orang tua siswa yang tidak mampu. b. Orang tua siswa miskin kesulitan untuk memenuhi tagihan biaya pendidikan yang disyaratkan sehingga tidak memiliki kesempatan mendapatkan layanan pendidikan yang ditawarkan. c. Sekolah dengan kondisi seperti ini apabila menerima dana program ini, maka wajib membebaskan dan/atau membantu tagihan biaya sekolah bagi siswa miskin yang berada di sekolah tersebut sesuai dengan kriteria siswa miskin yang ditetapkan. d. Sekolah memfasilitasi konsep subsidi silang, dimana sumber dana sejenis dan/atau sumbangan sukarela dari orang tua siswa mampu/kaya dialokasikan untuk membebaskan dan/atau membantu tagihan biaya pendidikan bagi siswa miskin. Gambar 5. Ilustrasi Pemanfaatan Dana Untuk Sekolah Standar Nasional
Halaman 12
Ilustrasi pada gambar 4 ini menggambarkan pemanfaatan dana R-BOS SM untuk sebuah sekolah Standar Nasional dengan jumlah siswa sebanyak 800 orang dan iuran sekolah per siswa per bulan sebesar Rp. 100.000 atau per tahun sebesar Rp. 1.200.000. Berdasarkan jumlah siswa dan unit cost R-BOS SM, sekolah mendapat alokasi dana Rintisan BOS SM sebesar Rp. 96.000.000 per tahun. Kepala Sekolah mempunyai kewenangan (diskresi) untuk menentukan jumlah siswa yang dibebaskan dan / atau dibantu iuran sekolahnya. Pada ilustrasi ini, dari sisi penerimaan, dana R-BOS SM digunakan untuk membebaskan iuran sekolah (diskon 100%) bagi 40 siswa, memberikan diskon iuran sekolah sebesar 75% bagi 34 siswa, dan memberikan diskon iuran sekolah sebesar 50% bagi 30 siswa. Total siswa yang dibebaskan dan / atau dibantu dari iuran sekolahnya sebanyak 104 siswa. Untuk semester pertama siswa kelas X, XI, dan XII yang dibebaskan sebanyak 52 siswa dan untuk semester kedua sebanyak 52 siswa. Total dana yang dibutuhkan untuk membebaskan dan membantu memberikan diskon biaya sekolah sebesar Rp. 96.600.000 jika dibandingkan dengan dana RBOS yang diterima terdapat ada kekurangan sebesar Rp. 600.000. Kekurangan dana tersebut diharapkan dapat dipenuhi sekolah melalui mekanisme subsidi silang.
3. Sekolah Unggulan(SBI/R-SBI) a. Sekolah ini biasanya terletak di kota besar dengan layanan pendidikan yang bermutu dan berbiaya mahal. Kondisi ekonomi orang tua siswa homogen mampu/kaya, dengan layanan sekolah yang berkualitas dengan biaya sangat mahal bagi orang tua siswa yang tidak mampu. Sekolah ini biasanya diminati oleh orang tua siswa mampu/kaya. b. Orang tua siswa miskin kesulitan untuk memenuhi tagihan biaya pendidikan yang disyaratkan sehingga tidak memiliki kesempatan mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. c. Sekolah dengan kondisi seperti ini apabila menerima dana program ini, maka wajib mengidentifikasi dan merekrut siswa miskin yang memiliki minat dan kemampuan untuk mengikuti pendidikan di sekolah ini (ramah sosial). d. Sekolah memfasilitasi konsep subsidi silang, dimana sumber dana sejenis dan/atau sumbangan sukarela dari orang tua siswa mampu/kaya dialokasikan untuk membebaskan dan/atau membantu tagihan biaya pendidikan bagi siswa miskin. e. Apabila skenario ini berjalan dengan baik maka sekolah tidak lagi menjadi sekolah eksklusif yang hanya akan dihuni oleh siswa mampu/kaya. Siswa-siswa terbaik (the best students) dapat mengakses layanan pendidikan bermutu tanpa melihat latar belakang ekonomi.
Halaman 13
Ilustrasi pada gambar 4 ini menggambarkan pemanfaatan dana R-BOS SM untuk sebuah sekolah SBI/R-SBI dengan jumlah siswa sebanyak 800 orang dan iuran sekolah per siswa per bulan sebesar Rp. 250.000 atau per tahun sebesar Rp. 3.000.000. Berdasarkan jumlah siswa dan unit cost R-BOS SM, sekolah mendapat alokasi dana Rintisan BOS SM sebesar Rp. 96.000.000 per tahun. Sekolah SBI/R-SBI tersebut, apabila kondisi ekonomi keluarga siswa homogen kaya maka sekolah mempunyai kewajiban untuk mengidentifikasi dan merekrut siswa miskin yang memiliki minat dan kemampuan untuk mengikuti pendidikan di sekolah tersebut. Kepala Sekolah mempunyai kewenangan (diskresi) untuk menentukan jumlah siswa yang direkrut. Pada ilustrasi ini, dari sisi penerimaan, dana R-BOS SM digunakan untuk merekrut dan membebaskan iuran sekolah (diskon 100%) bagi 5 siswa dan merekrut dan memberikan diskon iuran sekolah sebesar 50% bagi 5 siswa. Total siswa direkrut untuk kemudian dibebaskan dan / atau dibantu dari iuran sekolahnya sebanyak 10 siswa. Pada semester kedua direkrut siswa kelas X yang kemudian dibebaskan dan diberikan keringanan biaya sekolah sebanyak 10 Siswa. Total dana yang dibutuhkan untuk membebaskan dan membantu memberikan diskon biaya sekolah sebesar Rp. 97.500.000 jika dibandingkan dengan dana RBOS yang diterima terdapat ada kekurangan sebesar Rp. 1.500.000. Kekurangan dana tersebut diharapkan dapat dipenuhi sekolah melalui mekanisme subsidi silang.
Pengaturan jumlah siswa miskin yang dibantu untuk pembebasan dan/atau pengurangan tagihan biaya pendidikannya menjadi diskresi/kewenangan sekolah disesuaikan dengan kondisi yang ada pada masing-masing sekolah.
Halaman 14
BAB. III IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH MENENGAH (R-BOS SM)
B. KRITERIA SISWA MISKIN YANG DIBEBASKAN DAN/ATAU DIBANTU DARI TAGIHAN BIAYA SEKOLAH
Kriteria siswa miskin sangat sulit didefinisikan. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan ukuran miskin berdasarkan kondisi daerah dan kondisi sekolah masing-masing. Sebagai contoh siswa miskin di sekolah A belum tentu miskin di sekolah B dan sebaliknya. Oleh karena itu, kriteria siswa
Halaman 15
miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu melalui program ini ditentukan oleh sekolah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Siswa yang tingkat kemampuan ekonomi orang tuanya paling rendah disekolah sehingga tidak mampu membayar tagihan biaya sekolah. 2. Siswa SMA & SMK yang terancam putus sekolah karena tidak mampu membayar tagihan biaya sekolah. Dalam hal kemampuan ekonomi orang tua siswa di suatu sekolah dipandang secara keseluruhan mampu/kaya, maka sekolah wajib mengidentifikasi dan merekrut siswa miskin yang mempunyai minat dan kemampuan untuk mengikuti pendidikan disekolah yang bersangkutan. Sebagai contoh jika dana R-BOS SM yang diterima oleh sekolah misalnya hanya cukup untuk membiayai 7 orang siswa, maka sekolah harus mencari 7 siswa miskin yang dimaksud.
Halaman 16
2. 3.
2.
Halaman 17
tahun anggaran 2012. Keputusan ini menjadi dasar untuk memulai proses pencairan dana Rintisan BOS SM. Tembusan surat keputusan kepala dinas pendidikan provinsi dikirim ke Direktorat Pembinaan SMA & SMK serta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Halaman 18
3. Penyaluran Dana Rintisan BOS SM a. Penyaluran dana Rintisan BOS SM dilakukan dua tahap. Jumlahnya sesuai dengan dana yang tercantum dalam alokasi masing-masing sekolah dan unit cost yang sudah ditetapkan. b. Untuk memperlancar penyaluran dana R-BOS SM, Dinas Pendidikan Propinsi dapat bekerjasama dengan Bank Pemerintah atau Bank Pemerintah Daerah sebagai Bank Penyalur. c. Kerjasama dengan Bank Pemerintah atau Bank Pemerintah Daerah sebagai Bank Penyalur harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Bank tidak memungut biaya administrasi dalam proses penyaluran dana Rintisan BOS SM ke Rekening Sekolah; (2) Bank mempunyai sistem perbankan on-line sampai dengan cabang Kecamatan; (3) Dalam jangka waktu 3 (tiga) hari setelah dana dari KPPN diterima oleh Bank, dana tersebut harus dikirimkan ke rekening sekolah. d. Penyaluran dana Rintisan BOS SM diterima oleh sekolah tanpa potongan atau biaya apa pun.
Halaman 19
BAB. V PENGELOLAAN PROGRAM RINTISAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH MENENGAH (BOS SM)
A. PRINSIP PENGELOLAAN RINTISAN BOS SM
Pengelolaan program Rintisan BOS SM mengacu pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), yang mengandung arti, yaitu: 1. Swakelola dan Partisipatif Pelaksanaan program ini dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri) dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program sesuai dengan peraturan yang berlaku. Transparan Pengelolaan dana program ini harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program. Akuntabel Pengelolaan dana program ini harus dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang sudah disepakati. Demokratis Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam program ini selalu ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat. Efektif dan Efisien Pemanfaatan dana program ini harus efektif dan efisien. Siswa yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya harus diseleksi secara seksama dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Tertib Administrasi dan Pelaporan Sekolah penerima dana program ini harus menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.
2.
3.
4.
5.
6.
Halaman 20
7.
Saling Percaya Pemberian dana melalui program ini berlandaskan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara pemberi dan penerima dana. Oleh Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitmen yang ditujukan semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik.
2.
3.
4.
8. 9.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Rintisan BOS SM. Melaporkan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
D. TINGKAT SEKOLAH
Pengelola Rintisan BOS SM tingkat sekolah adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru yang ditunjuk dan komite sekolah. Tugas-tugas yang dilaksanakan adalah 1. Menyebarluaskan informasi penerimaan Rintisan BOS SM kepada warga sekolah, seperti dengan menempelkan informasi program dan keuangan di papan pengumuman sekolah, atau menyampaikan informasi dalam forum rapat dewan guru dengan komite sekolah/orang tua siswa; 2. Mematuhi pedoman pelaksanaan Rintisan BOS SM 3. Menyusun Surat Keputusan tentang siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya berserta lampiran. 4. Mengisi dan mengirimkan format data individual sekolah ke propinsi. 5. Mengelola dana Rintisan BOS SM berdasarkan prinsip-prinsip MBS dan pengelolaan keuangan negara ; 6. Menggunakan dana sesuai dengan ketentuan program Rintisan BOS SM; 7. Menyusun laporan pelaksanaan program Rintisan BOS SM di tingkat sekolah, dan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Propinsi dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 8. Mencantumkan dana Rintisan BOS SM yang diterima pada APBS.
Halaman 23
1.
Pemantauan Internal a. Tingkat Sekolah melalui Komite Sekolah Pemantauan di tingkat ini adalah Komite Sekolah. Komite sekolah melakukan pemantauan terhadap program-program yang dilaksanakan di sekolahnya secara periodik dan hasilnya dicatat sebagai dokumen. Dokumen tersebut dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada sekolah dalam penyusunan laporan pertengahan dan laporan akhir program/kegiatan sekolah serta untuk bahan konsultasi ketika ada pemantauan dari instansi lain yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi, atau Direktorat Pembinaan SMA/SMK. b. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melaksanakan pemantauan sebagai bagian tugas rutinitas pembinaan sekolah. Dengan demikian pemantauan yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota mencakup seluruh aspek kegiatan sekolah, termasuk pelaksanaan program Rintisan BOS SM.
Halaman 24
2.
Pemantauan Eksternal a. Pusat Direktorat Pembinaan SMA & SMK, melaksanakan pemantauan ke pengelola program di dinas pendidikan propinsi dalam rangka memantau pelaksanaan program Rintisan BOS SM, mengetahui hasil yang sudah dicapai, dan mencatat masalah yang menjadi hambatan pelaksanaan program Rintisan BOS SM. Dinas Pendidikan Propinsi Dinas Pendidikan Propinsi melalui melakukan pemantauan sekolah sampel untuk memastikan akuntabilitas dari keterlaksanaan/ ketercapaian program di sekolah.
b.
3.
Waktu Pelaksanaan Pemantauan a. Pemantauan internal oleh kepala sekolah dan dinas pendidkan kabupaten/kota sekolah dilaksanakan sepanjang pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian diharapkan kepala sekolah menyadari dan mengetahui betul perkembangan pelaksanaan program yang sedang berjalan dan sedini mungkin mengetahui kendala yang muncul sehingga dapat mengatasi berbagai persoalan yang ada. Pemantauan dinas pendidikan propinsi dilaksanakan pada saat program kegiatan sedang berlangsung dan pada akhir kegiatan agar dapat mengetahui proses dan hasil pelaksanaan kegiatan. Pemantauan oleh Direktorat Pembinaan SMA & SMK atau instansi lain dari Pusat dapat dilaksanakan pada saat program/kegiatan sedang berlangsung dan/atau setelah program/kegiatan selesai dilaksanakan.
b.
c.
4.
Aspek-aspek pemantauan: a. Alokasi dana sekolah penerima bantuan yang ditentukan berdasarkan jumlah siswa; b. Kriteria siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya; c. Data siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya; d. Pelaporan pelaksanaan kegiatan monitoring.
Halaman 25
3.
Instansi pengawas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan Nasional, dan Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Propinsi dan Kabupaten/ Kota.
C. DAFTAR LARANGAN
Pemberian Rintisan BOS SM adalah amanah dan kepercayaan, sehingga penting bagi kita secara bersama-sama menjaga amanah tersebut. Agar terhindar dari segala macam bentuk manipulasi dan penyimpangan keuangan negara, dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Disimpan dengan maksud dibungakan; 2. Dipinjamkan kepada pihak lain; 3. Mengalokasikan dana Rintisan BOS SM yang tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan; 4. Membiayai kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat, atau pihak lainnya, 5. Menanamkan saham; 6. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/ pendampingan terkait program Rintisan BOS SM/perpajakan program Rintisan BOS SM yang diselenggarakan lembaga di luar SKPD Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
D. SANKSI
Apabila berdasarkan hasil evaluasi institusi pemeriksa (Inspektorat Jenderal/BPK/ Bawasda), penerima bantuan terbukti secara sah melakukan kekeliruan/kesalahan/kesengajaan dalam melaksanakan program dan pengelolaan keuangan yang merugikan keuangan negara, Dinas Pendidikan Propinsi memberi peringatan/teguran secara lisan dan tertulis kepada Kepala Sekolah dengan tembusan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk: 1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku, seperti penurunan pangkat, mutasi kerja dan pemberhentian. 2. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi. 3. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pada tahun berikutnya kepada kabupaten/kota, atau sekolah, bilamana terbukti melakukan pelanggaran yang dilakukan secara sengaja dan sistematik untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok atau golongan. 4. Sekolah yang melakukan penyalahgunaan dana Rintisan BOS SM masuk dalam daftar hitam (black list) sekolah yang tidak akan mendapat bantuan dari Direktorat Pembinaan SMA & SMK 5. Menyampaikan penyalahgunaan dana tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk menegur sekolah.
Halaman 26
Halaman 27
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program Rintisan BOS SM, sekolah, pengelola Propinsi, dan Pusat menyusun laporan hasil pelaksanaan program ke pihak terkait.
A. LAPORAN SEKOLAH
Secara umum laporan yang harus disiapkan oleh sekolah penerima dana Rintisan BOS SM, terdiri atas laporan per semester (laporan semester I dan laporan semester II) yang berisi tentang pelaksanaan program serta laporan penggunaan dana baik dari sisi penerimaan dan pembelanjaan. Laporan tersebut harus siap untuk diperiksa setiap saat oleh tim audit/pemeriksa. Laporan sekurangkurangnya berisi informasi yang mencakup, antara lain: 1. Narasi Laporan Narasi laporan memuat informasi-informasi sebagai berikut: (1) jumlah siswa; (2) jumlah dana yang diterima, (3) kapan dana diterima sekolah, (3) mekanisme seleksi siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya; (4) penggunaan dana dari sisi pendapatan yaitu untuk membebaskan dan/atau membantu siswa miskin dari biaya sekolah; (5) penggunaan dana dari sisi pengeluaran/pembelanjaan yaitu untuk membiayai operasional sekolah. 2. Isian Data Individual Sekolah tahun pelajaran 2012/2013 kondisi bulan Agustus 2012 khusus untuk laporan semester 2 menggunakan format pada Lampiran 1. 3. SK Kepala Sekolah Tentang penetapan siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya dengan lampiran format data identitas siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya (Lampiran 2). 4. Tanda Bukti Siswa telah dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya Berisi rekapitulasi nama siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya sekolahnya, jumlah bantuan, dan tanda tangan siswa sebagai bukti pembebasan dan/atau pemberian keringanan biaya sekolah. 5. Penggunaan dana dari sisi pembelanjaan (expenditure) Berisi tentang rincian penggunaan/pembelanjaan dana untuk membiayai kebutuhan operasional sekolah (Lampiran 3)
Halaman 28
6. Foto Dokumentasi Berisi informasi yang menggambarkan kegiatan sekolah dalam menggunakan dana baik dari sisi penerimaan (revenue) yaitu untuk membebaskan dan/atau membantu siswa miskin dari tagihan biaya sekolah dan dari sisi pembelanjaan (expenditure) yaitu untuk membiayai kebutuhan operasional sekolah.
B. LAPORAN PROPINSI
Pengelola Propinsi menyusun laporan laporan per semester (laporan semester I dan laporan semester II) pelaksanaan program Rintisan BOS SM. Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh pengelola program Rintisan BOS SM propinsi meliputi:
1. Besar dana yang dialokasikan. 2. Besar dana yang tidak terserap berdasarkan laporan dari sekolah 3. Data identitas sekolah penerima bantuan, meliputi: (1) nama sekolah; (2) Nomor Induk Sekolah Nasional (NISN); (3) alamat lengkap; (4) status sekolah; dan (5) jumlah siswa dan alokasi dana per Kab/Kota, per Sekolah penerima. 4. Data identitas siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya pendidikannya per kab/kota per sekolah (Lampiran 4). 5. Laporan pemantauan pelaksanaan program. Laporan ini berisi tentang jumlah responden, kesesuaian penggunaan dana baik dari sisi penerimaan dan pembelanjaan dengan pedoman yang ditetapkan, kesimpulan, saran, dan rekomendasi. 6. Laporan Akhir pada akhir pelaksanaan program, Pengelola propinsi melaporkan semua kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan program, meliputi: (1) sejauh mana pelaksanaan program berjalan sesuai dengan yang direncanakan; (2) apa yang telah dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan; (3) hambatan apa saja yang terjadi dan mengapa hal tersebut dapat terjadi; (4) upaya apa yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut; dan (5) rekomendasi untuk perbaikan program dimasa yang akan datang, baik program yang sama maupun program lain yang sejenis.
C. LAPORAN PUSAT
Pengelola pusat menyusun laporan akhir pelaksanaan program Rintisan BOS SM. Hal-hal yang perlu dilaporkan oleh pengelola program Rintisan BOS SM pusat meliputi: 1. Besar dana yang dialokasikan 2. Besar dana yang tidak terserap berdasarkan laporan dari pengelola propinsi.
Halaman 29
3. Data identitas sekolah penerima bantuan, meliputi: (1) nama sekolah; (2) Nomor Induk Sekolah Nasional (NISN); (3) alamat lengkap; (4) status sekolah; dan (5) jumlah siswa dan alokasi dana per Propinsi, per Kab/Kota, per Sekolah penerima. 4. Data identitas siswa miskin yang dibebaskan dan/atau dibantu biaya pendidikannya per Propinsi, per Kab/Kota, per sekolah. 5. Laporan pemantauan pelaksanaan program. Laporan ini berisi tentang kesesuaian penggunaan dana baik dari sisi penerimaan dan pembelanjaan dengan pedoman yang ditetapkan, kesimpulan, saran, dan rekomendasi. Ketentuan pelaporan adalah sebagai berikut: 1. Laporan semester I dan laporan semester II dari sekolah dikirim ke pengelola propinsi paling lambat 15 (lima belas) hari setelah akhir waktu pelaksanaan jatuh tempo. 2. Laporan pelaksanaan program pengelola Propinsi dikirim ke pengelola Pusat paling lambat 15 (lima belas) hari setelah akhir waktu pelaksanaan jatuh tempo. 3. Laporan pelaksanaan program dari sekolah dibuat minimal rangkap 3 (tiga), masing-masing untuk: a. Sekolah (dokumen asli) b. Dinas pendidikan kabupaten/kota (dokumen salinan) c. Dinas pendidikan propinsi (dokumen salinan) Laporan tersebut dinyatakan sah apabila sudah ditandatangani oleh ketua komite sekolah, kepala sekolah, dan bendahara rutin sekolah serta dilengkapi dengan stempel sekolah dan stempel komite sekolah.
Halaman 30
LAMPIRAN
Halaman 31
Tahun Pelajaran /
TANGGAL PENGISIAN DATA :
Tanggal Bulan
: :
A. IDENTITAS SEKOLAH
1. 2. Nama Sekolah/Instansi Nomor Statistik Sekolah (NSS)
: NSS NPSN : :
3.
Alamat
a.
Jalan
: RT RW
b. c. e. f. g. 4. a. b. c.
Kode Pos:
1 = Kabupaten 2 = Kota
d. Daerah :
1 = Desa
2 = Kota
3 = Pedesaan
LU BT
5.
a. b. c.
Kode Area, Telepon Kode Area, Faximile Handphone Yang Bisa Dihubungi Akses Internet Alamat Email Website http:// Nama Pimpinan Status Sekolah Status Kepemilikan SK / Izin Pendirian Sekolah SK Status Sekolah Terakhir Keterangan SK Status g.1 g.2 g.3 Nama Sekolah (sebelumnya) Status Sekolah (sebelumnya) Alamat Sekolah
: : : : : : : : : : : :
( (
6.
a. b. c. d.
1 = Tidak Ada
2 = Jardiknas
3 = Telkom
7.
a. c. d.
e.
f. g.
2 = Penegerian
3 = Alih Fungsi
4 = Sekolah Baru
5 = Perubahan Nama
Bila sekolah mengalami perubahan (sebelum SK pada butir 8c atau 8d), maka isi butir pertanyaan berikut:
: : : RT RW 1 = Negeri 2 = Swasta
g.4 g.5
Kecamatan Kabupaten/Kota
: :
LIDI SMA
8.
a. b.
: : : : : : : : : : No.
1=A
2=B
3=C
9.
Status Mutu
4 = SSN
10. Sertifikasi ISO 11. Waktu Penyelenggaraan 12. Sistem Penyelenggaraan 13. Nomor Rekening Bank 14. Nama Bank 15. Cabang/Unit 16. Rekening Sekolah Atas Nama
4 = Belum Bersertifikat
1 = Sekolah Umum/Konvensional
17. Apakah Sekolah ini telah melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) : 18. Khusus untuk SMA Swasta/Yayasan a b. c Nama Yayasan Nama Pimpinan Yayasan Alamat Yayasan
: :
1 = Ya
2 = Tidak
RT
RW
: : : : : : No. 1 = Aisyiah 5 = MPPK 2 = MPK Muhammadiyah 6 = MNPK 7 = Perwari 3 = LP Ma'arif Tgl. 4 = ML Taman Siswa 10 = Lainnya, sebutkan:
Kode Pos:
B. SISWA, KELAS (ROMBONGAN BELAJAR), DAN NILAI UJIAN NASIONAL (NILAI UN)
1. 2. Rata-rata Nilai Ujian Nasional (UN) / Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) dari Siswa Baru Tingkat I yang diterima : Rencana pendaftar dan siswa yang diterima menurut jenis kelamin dan asal sekolah:
Rencana Penerimaan (orang) Pendaftar (orang) Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Jumlah Siswa Menurut Asal SMP Perempuan Laki-Laki MTs Perempuan Paket B Laki-Laki Perempuan Total Siswa Baru Tingkat I (orang) Laki-Laki Perempuan ,
3.
Jumlah siswa menurut agama Islam Protestan Katholik Hindu Budha Khonghuchu
LIDI SMA
4.
Mengulang
L Kelas X Kelas XI IPA Kelas XI IPS Kelas XI Bahasa Kelas XII IPA Kelas XII IPS Kelas XII Bahasa Total
5.
Peserta Ujian Nasional dan Lulusan Tahun Ajaran Lalu menurut Jenis Kelamin Tiap Program Pengajaran :
Program Pengajaran IPA IPS Bahasa Jumlah Peserta L P L+P L Lulusan P L+P
6.
(lanjutan No. 8 ..) No. 7 8 9 10 11 12 Ekonomi Sosiologi Geografi Bahasa Asing pilihan Sejarah Budaya (Antropologi) Sastra Indonesia Mata Pelajaran Nilai Rata2 UN , , , , , ,
C. FASILITAS
1. Luas Tanah yang Dikuasai Sekolah menurut Status Kepemilikan :
No. 1 Milik Status Kepemilikan Sertifikat Belum Sertifikat Luas Tanah Seluruhnya
Meter Persegi (M) Meter Persegi (M) Meter Persegi (M) Meter Persegi (M) Meter Persegi (M)
2.
Jika Tanah Hak Milik Statusnya Belum Sertifikat, : maka status tanah tersebut adalah
1 = Akte Jual Beli 2 = Girik 3 = Surat Hibah 4 = Hak Guna Pakai 5 = Lainnya, .......... ..........................
Total Luas Tanah Hak Milik 2 Bukan Milik Total Luas Tanah Seluruh
3.
Jika Tanah Bukan Hak Milik, maka kondisi tanah tersebut adalah
1 = Sewa 2 = Pinjaman 3 = Lainnya, .......................................
4.
Jenis Lahan
Jenis Lahan: 1 = Diatas lahan terdapat bangunan 2 = Berupa tanah padat/siap bangun 3 = Berupa taman/tanah lapang 4 = Berupa sawah/kebun 5 = Berupa semak/hutan/rawa/padas 6 = Lainnya, ........................................
LIDI SMA
5.
Alat Pendidikan
Jumlah Alat Praktik (set) Media Pembelajaran Elektronik (judul/set)
1 2 3 4 5 6 7 8
PPKn Pendidikan Agama . Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa Inggris Sejarah Nasional dan Umum Pendidikan Jasmani Matematika IPA a. Fisika b. Biologi c. Kimia
10 11 12 13 14 15
Pendidikan Seni Bahasa Asing Lain Bimbingan dan Penyuluhan Muatan Lokal Kerajinan dan Kesenian Buku Lainnya, .
6.
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
LIDI SMA
b.
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
c.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
LIDI SMA
No. 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nama Ruang Rumah Dinas Guru Rumah Penjaga Sekolah Sanggar/Ruang MGMP Sanggap PKG Asrama Siswa Unit Produksi Ruang Multimedia
Teacher Resource Research Centre (TRRC)
Kondisi Rata-Rata (jika lebih dari 1 unit) Jumlah Ruang /Unit Panjang/ unit (m) Lebar/ unit (m) Atap Dinding Kusen Pondasi Lantai
Status Ke pemilikan
Ruang Olah Raga Dapur/Pantry Kantin/Warung Sekolah Lapangan Olah Raga/Upacara Tempat Parkir Lainnya
Catatan 1. Untuk Kondisi bangunan, jika lebih dari 1 unit adalah kondisi rata-rata; kode (1) = Kondisi Bagus; (2) = Rusak Sedang; (3) = Rusak Berat 2. Untuk Status Kepemilkan; kode (1) = Hak Milik; (2) = Bukan Milik
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Keterangan
Jumlah Guru
LIDI SMA
Jumlah Guru Yang Ada (orang) No. 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Tata Negara Antropologi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Seni Bahasa Asing Lain Bimbingan dan Konseling Muatan Lokal Kerajinan Tangan dan Kesenian Kewirausahaan Jumlah Mata Pelajaran Guru Tetap Guru Tidak Tetap Jumlah Guru
2.
Tahun Diterima
Jenis Bantuan
Sumber Bantuan
Peruntukkan Dana
10 = Lainnya, sebutkan
2.
Jenis Beasiswa
Sumber Beasiswa
LIDI SMA
3.
G. PEMAKAIAN LISTRIK
1. 2. Sumber Listrik Utama : Daya Listrik :
1 = PLN 2 = Diesel / Genset 3 = PLN dan Diesel / Genset 4 = Tenaga Surya 5 = Lainnya, sebutkan:
watt
H. SANITASI
1. Sumber Air Bersih
1 = PDAM 2 = Air Tanah 3 = Sumber Air Lainnya, sebutkan: .....
Isilah dengan huruf kapital dan mudah dibaca Perhatian : Lembar ini harus diisi oleh Pimpinan/Kepala Sekolah/Lembaga/Instansi atau yang mewakili. Yang bertanda tangan di bawah ini bertanggung jawab secara hukum terhadap kebenaran data yang tercantum.
. , Tanggal . Bulan ..... Tahun Kepala Sekolah/Lembaga/Instansi
stempel sekolah
NIP.
LIDI SMA
I. LAMPIRAN GAMBAR/FOTO
Apabila sekolah memerlukan rehabilitasi gedung, mohon melampirkan foto bagian/ruang sekolah yang mengalami kerusakan (boleh menambahkan lembar ini jika diperlukan):
LIDI SMA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, Gedung E Lantai 12-13
Telp (021) 5725477 (hunting), 5725468-9, 5725471-4, 5725466 Fax : 5725473; 5725049; 575475, Website: http://www.ditpsmk.net
Form : 01
: ...............................
No SK Pendirian : .................................Tgl SK : ..// Penandatangan SK : *) Bupati / Walikota / Kanwil / Dinas Pend / PBM : *) Pagi / Siang / Pagi & Siang Mendiknas/ Menhut / Mentan / Menkes Alamat : Jalan : .......................................................................................................................... Rt : ............RW : ............... Desa : ................................................ Kecamatan : .................................................... Kab/ Kota : ............................................................... Provinsi : ......................................................................Kode Pos : Telepon: ...................... Fax : ...................... Website : ................................... Email : ...................................................... Kepala Sekolah : Nama : ......................................................... NIP.: .......................... Hp....................................................... Jumlah Guru : Total .............. (PNS Tetap: .........PNS Tidak Tetap: .........) (Non PNS Tetap: ........., Non PNS Tidak Tetap : .........) Rata-rata Nilai UN Th Pelajaran 2011/2012 : Matematika : ...............Bhs Indonesia: ..............Bhs Inggris: ...........MP Produktif : ........ Sertifikasi ISO : *) 9001:2000 / 9001:2008 / proses sertifikasi / belum bersertifikat ; tahun mendapat ISO ..................... Koordinat Geografis : ........................................................................... Latitude, ............................................................................ Longitude
*) Coret yang tidak perlu
Kompetensi Keahlian
Kompetensi Keahlian
Pendaftar
L P
Diterima
L P
Tk. 2
L P
Tk.3
L P
Tk.4
L P
Total Siswa
L+P
TOTAL Keterangan : Rombel diisi dengan jumlah kelas per tingkat dan per kompetensi keahlian sesuai spektrum 2008
NAMA SMK :
Kompetensi Keahlian
L
Tk.1
P L
Tk. 2
P L
Tk. 3
Tk.1
P L
Tk. 2
P L
Tk. 3
P L
Tk.4
P
TOTAL
Tk. 1
Tk. 2
Tk. 3
Tk. 4
Umur
JUMLAH SISWA
Tk. 1 Tk. 2 Tk. 3 Tk. 4
15 16 17 18 19
TOTAL
DATA EKONOMI ORANG TUA SISWA DAN ASAL SEKOLAH SISWA BARU
Ekonomi Orang Tua Siswa
JUMLAH SISWA Tk.1 Tk. 2 Tk.3 Tk.4 Sekolah Asal Pendaftar Jumlah Siswa Diterima Tk.1
Kompetensi Keahlian
Peserta UN
L P L
lulus
P
Bersertifikat Kompetensi
Wira usaha
Lanjut ke PT
Lainnya
TOTAL
NAMA SMK :
TENAGA KEPENDIDIKAN
Status Kepegawaian No Tenaga Kependidikan Total Pegawai
PT
Jenis Kelamin L P
PNS
PTT PT
NON PNS
PTT
1. 2 3 4 5 6. 7.
Kepala tata usaha Tenaga teknis keuangan Tenaga perpustakaan Tenaga laboratorium Tenaga teknis praktek kejuruan Pesuruh/ Penjaga sekolah Tenaga administrasi lainnya TOTAL
PENDIDIK (GURU)
No Nama Mata Pelajaran Total Guru
GT
Non PNS
GT GTT
Jenis Kelamin L P
Normatif Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Protestan Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Hindu Pendidikan Agama Budha Pendidikan Agama Konghuchu Bahasa Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan & Sejarah Pendidikan Jasmani & Olah Raga Seni & Budaya BP/ BK Muatan Lokal Adaptif Matematika Bahasa Inggris KKPI IPA IPS Kewirausahaan Fisika Kimia Biologi Ekonomi Pelayanan Prima Bahasa asing . Produktif TOTAL
Keterangan : Untuk Mata Pelajaran Produktif diisi Jumlah Guru Produktif per Kompetensi Keahlian sesuai spektrum 2008 dan bukan sub kompetensi. Contoh : Akuntansi, Teknik Kendaraan Ringan ; GT = Guru Tetap; GTT = Guru Tidak Tetap
NAMA SMK :
PRASARANA SMK
No Nama Ruang/Area Kerja Jumlah Ruang Luas Rata-rata (m2) Kondisi Saat Ini Total Jumlah Luas Baik (m2) Kebutuhan Ruang Jumlah Rusak Sedang Jumlah Rusak Berat Jumlah ruang Luas (m2) Total Luas (m2)
A 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. B 1.
Ruang Pembelajaran Umum Ruang Kelas Ruang Lab. Fisika Ruang Lab. Kimia Ruang Lab. Biologi Ruang Lab. Bahasa Ruang Lab. Komputer Ruang Lab. Multimedia Ruang Praktek Gambar Teknik Ruang Perpustakaan Konvensional Ruang Perpustakaan Multimedia Ruang Khusus (Praktik) Ruang Praktek/Bengkel/Workshop R. Praktek. R. Praktek. R. Praktek. R. Praktek. R. Praktek. R. Praktek. R. Praktek. Ruang Penunjang Ruang Kepala Sekolah & Wakil Ruang Guru Ruang Pelayanan Administrasi (TU) BP/BK Ruang OSIS Ruang Pramuka, Koperasi, UKS, Ruang Ibadah Ruang Bersama (Aula) Ruang Kantin Sekolah Ruang Toilet Ruang Gudang Ruang Penjaga Sekolah Ruang Unit Produksi Asrama Siswa
INFRASTRUKTUR SMK
Sumber Listrik *) PLN / Genset Diesel / Tenaga Surya / PLN & Diesel / Sumber lainnya/ Tidak Ada Listrik *) Coret yang tidak perlu Akses Internet *) VSAT / Listline / Wireline (Modem Mobile) / lainnya / tidak ada akses *) Coret yang tidak perlu Sumber Air Bersih *) PDAM / Sumur Bor / Sumur gali / Mata air / Air tadah hujan / Air permukaan / lainnya *) Coret yang tidak perlu Ketersediaan *) Memadai / tidak memadai Biaya Per Bulan .................................. Provider *) Jardiknas / Telkom / Indosat / Telkomsel / Excelcomindo / Smart / Provider Lainnya Bandwidth (Mbps) .................................. Biaya Per Bulan .................................. Daya Listrik *) <900 Watt / 900 -2.200 Watt / 2.200-5000 Watt / 5000-15.000 Watt / >15.000 Watt Voltase *)220volt/ 110 volt Phase *) 2 Phase/ 3 Phase Biaya Per Bulan ................................
PERABOT RUANG PEMBELAJARAN & BUKU TEKS PENUNJANG UJIAN NASIONAL DI PERPUSTAKAAN
No Jenis Perabot Jumlah Yang ada Jumlah Kebutuhan Jumlah Kekurangan No Mata Pelajaran Jumlah Judul Jumlah Eksemplar yang ada Jumlah Kebutuh an Jumlah Ke kurangan
1 2 3 4 5 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Meja Siswa Kursi Siswa Lemari Papan Tulis Meja Guru Kursi Guru Rak Buku perpustakaan Lemari alat & bahan Meja Persiapan Meja Kerja Kursi Kerja
1. 2. 3. 4.
Metematika Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Produktif Produktif Produktif Produktif Produktif Produktif Produktif Produktif
1. 2. 3. 4. 5.
NAMA SMK :
Jumlah Alat 5
+/8-3= 5
A 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. B 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Alat Praktek Umum Ruang Lab. Komputer Komputer Laptop Komputer PC Komputer Server Router Switch Hub Access Point LCD Printer
Alat Praktek Kejuruan Utama (standar minimal peralatan kejuruan) Ruang Praktek ..
Ruang Praktek .. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ruang Praktek .. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Alat praktek kejuruan utama yaitu alat yang digunakan untuk menunjang pencapaian kompetensi minimal pada masing-masing kompetensi keahlian (diprioritaskan alat permesinan mekanik, power tools, teknologi informasi komunikasi, multimedia dan alat non handtools).
NAMA SMK :
KERJASAMA DENGAN DU / DI
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama DU/DI & bidang usaha Alamat Lokasi (DN/LN) Tahun MOU No. MOU Masa berlaku Bentuk Kerjasama Kompetensi Keahlian terkait
PEMBELAJARAN
Penerapan Pembelajaran berbasis TIK / e-pembelajaran bagi siswa SMK (Proses belajar mengajar dan materi pelajaran disampaikan dengan menggunakan perangkat TIK) Sudah dilakukan menggunakan: *) modul Interaktif / power point / LCD / Jaringan LAN / Internet / Video on Demand / Penugasan lewat email / Ujian online, untuk sebanyak .. mata pelajaran Belum dilakukan Sudah dilakukan dengan menerapkan: *) Teaching industri / unit produksi / modal bergulir / grosir / retail / door to door Belum dilakukan Penerapan Pembelajaran membangun karakter bangsa Sudah dilakukan dengan menyelenggarakan co/ ekstra kurikuler: *) OSIS / pramuka / paskibra / PMR/ pencinta alam/ olah raga Belum dilakukan
. Diisi angka
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT DATA POKOK PEMBINAAN SMK (PSMK) TAHUN 2012
Petunjuk Umum
1. 2. 3. Format Data Pokok PSMK ini wajib diisi oleh SMK Negeri dan Swasta Obyektivitas hasil isian format data pokok ini merupakan tanggung jawab Kepala Sekolah, oleh karena itu sebelum menandatangani dan membubuhkan cap/stempel sekolah, Kepala Sekolah harus memeriksa kebenaran isinya. Apabila format data pokok ini telah diisi dan telah ditandatangani Kepala Sekolah dan dibubuhi cap/stempel sekolah, maka Kepala SMK: a. mengirimkan ke dinas pendidikan provinsi seksi yang menangani SMK sebagai persyaratan untuk menerima bantuan BOMM (2 rangkap : 1 untuk administrasi BOMM dan 1 untuk tim pendataan SMK tingkat provinsi) b. menyimpan sebagai arsip di sekolah setelah PSB tahun pelajaran 2012/2013, masing-masing SMK meng-update data pokok dan hasilnya dikirimkan ke Pusat TIK SMK setempat yang telah ditetapkan, selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2012 untuk diolah menjadi data SMK tingkat kabupaten/kota yang akan disahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota.
4.
Petunjuk Khusus
1. Data Identitas SMK : NPSN : Nomor Pokok Sekolah Nasional dapat diperoleh di alamat website www.npsn.diknas.go.id ID UN : Nomor ID Sekolah yang digunakan untuk Pelaksanaan UN NSS : identitas sekolah. bagi SMK Negeri maupun Swasta yang belum memiliki NSS untuk sementara supaya dikosongkan Nama SMK : Nama Sekolah harus sesuai dengan SK Pendirian Sekolah dan dapat disesuaikan jika ada perubahan Nomenklatur/ penamaan Status : coret yang tidak perlu No SK Pendirian : Cukup jelas Penandatangan SK : Cukup jelas PBM : coret yang tidak perlu Alamat : Cukup jelas Desa/ Kelurahan : Cukup jelas Kecamatan : Cukup jelas Kabupaten : Cukup jelas Provinsi : Cukup jelas Kode Pos : Cukup jelas Telp : Isikan terlebih dahulu kode wilayah lalu nomor telepon sekolah contoh : 021-7655374 Fax : Isikan terlebih dahulu kode wilayah lalu nomor fax sekolah contoh : 021-7655374 Website : Cukup jelas Email : Cukup jelas Kepsek : Cukup jelas Sertifikat ISO : coret yang tidak perlu, dan isikan tahun mendapatkan ISO Koordinat Geografis : Koordinat Lotitude/Lintang dan Longitude/Bujur yang merupakan data posisi sekolah di muka bumi dengan system koordinat WGS 84 dan data koordinat dapat diperoleh menggunakan alat Receiver GPS
2.
Data Kompetensi Keahlian : diisikan kompetensi keahlian yang dibuka sekolah sesuai Spektrum 2008, yang masih menggunakan Spektrum 1999 & 2004 agar dikonversi ke Spektrum 2008 sesuai Keputusan Dirjen Mandikdasmen Nomor : 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum keahlian kejuruan. 3. Akreditasi per kompetensi keahlian : diisikan akreditasi yang terbaru yaitu A/B/C/TT/ Belum dan isikan keterangan tahun mendapatkan akreditasi 4. Data Kurikulum pertingkat : Isikan kurikulum yang diterapkan di sekolah untuk setiap kompetensi keahlian (1999/ 2004/ KTSP) 5. Data PSB (Pendaftar dan diterima) : Cukup jelas 6. Siswa SMK per Tingkat : Cukup jelas 7. Data Rombel per tingkat : Cukup jelas 8. Data Siswa Mengulang dan Putus Sekolah per tingkat : Cukup jelas 9. Data Siswa Menurut agama pertingkat : Cukup jelas 10. Data Siswa Menurut Umur pertingkat : Cukup jelas 11. Data Ekonomi Orang Tua Siswa pertingkat : yang tergolong orang tua siswa prasejahtera 1 (miskin) apabila orang tua siswa tersebut tidak mampu membayar SPP putranya atau sering menunggak SPP dibuktikan dengan Surat keterangan tidak mampu dari RT/RW setempat
18. 19.
24.
Data Asal Sekolah Siswa Baru : Cukup jelas Data Peserta Ujian : Sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh BNSP (lulus ujian produktif); Rata-rata hasil ujian nasional : diisi perolehan nilai rata-rata sekolah per mata ujian nasional Data Penelusuran Lulusan : Data lulusan diisikan berdasarkan hasil penelusuran terhadap lulusan SMK tahun pelajaran sebelumnya Data Tenaga Kependidikan : Cukup jelas Data Pendidik per mata pelajaran Normatif, Adaptif, Produktif : diisikan jumlah guru yang bertugas utama mengajar setiap mata pelajaran. Kebutuhan guru diisikan guru yang diperlukan untuk mata pelajaran, bukan kekurangan guru mata pelajaran. Guru Tetap (GT) yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran hanya dimasukkan dalam satu mata pelajaran utama yang diajarkan (jam mengajar paling banyak). Untuk Mata Pelajaran Produktif diisi Jumlah Guru Produktif per Kompetensi Keahlian sesuai spektrum 2008 dan bukan sub kompetensi. Agar dapat memberikan info kondisi guru yang sebenarnya di SMK anda khususnya guru produktif yang selama ini dirasakan terjadi kekurangan di banyak SMK, maka untuk contoh kasus : seorang guru matematika yang juga mengajar teknik komputer jaringan (TKJ), maka untuk pelajaran matematika diisikan 1 orang guru, sedangkan guru TKJ diisikan kosong dan kebutuhan ideal diisikan 1 orang guru TKJ sehingga kekurangan guru TKJ terisi 1 orang. Total Pendidik (Guru ) keseluruhan terlepas dari matapelajaran (total tenaga pendidik PNS+NON = Tetap+tidak tetap): untuk mengetahui jumlah keseluruhan guru yang ada di SMK tersebut dan untuk meminimalkan perhitungan ganda. Data Prasarana : Diisi dengan jumlah ruang, luas rata-rata dan luas seluruhnya, misalnya jumlah ruang teori/kelas sebanyak 5 dan rata-rata luas ruangan 56 m2, maka luas keseluruhan ruang teori/kelas adalah 5 x 56 m2 = 280 m2. Untuk kebutuhan diisikan jumlah kebutuhan ideal bukan kekurangan ruang. Kondisi setiap Prasarana dikatakan Rusak Ringan (RR) apabila tingkat kerusahan < 30% dan kerusakan pada komponen non struktural seperti atap, langit-langit, penutup lantai dan dinding pengisi ; Rusak Sedang (RS) apabila tingkat kerusakan mencapai 30%-45% dan kerusakan pada sebagian komponen non struktural dan atau komponen struktural; Rusak Berat (RB) bila tingkat kerusakan mencapai 46%-65% dan kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Status Lahan : keterangan lahan diisikan dengan keterangan kepemilikan seperti sewa, belum bersertifikat, tanah adat, dll Infrastruktur SMK Sumber Listrik, Akses Internet, Sumber air bersih : Cukup jelas Perabot : diisikan jumlah perabot yang ada dari seluruh ruang pembelajaran dan jumlah kebutuhan ideal standar pemenuhan perabot SMK guna diketahui persentase pemenuhan perabot Buku Teks Penunjang Ujian Nasional di Perpustakaan : diisikan jumlah judul dan eksemplar buku teks di Perpustakaan yang menunjang Persiapan Ujian Nasional serta jumlah kebutuhan ideal sesuai standar pemenuhan buku pelajaran di perpustakaan (1 eksemplar/peserta mata pelajaran bersangkutan, ditambah 4 eksemplar/mata pelajaran/sekolah). Sarana Praktek Penunjang Pembelajaran : diisikan ketersediaan sebagian peralatan pembelajaran umum yang digunakan di Ruang Pembelajaran, dan Alat praktek kejuruan utama yang digunakan untuk menunjang pencapaian kompetensi minimal pada masing-masing kompetensi keahlian (diprioritaskan alat permesinan mekanik, power tools, teknologi informasi komunikasi, multimedia dan alat non handtools). Beasiswa SMK : Cukup jelas Bantuan yang Pernah diterima SMK 2 tahun terakhir :Bantuan dari dana APBD Provinsi/kabupaten/kota, harus mengetahui katagori APBD peningkatan Akses atau APBD peningkatan mutu atau APBD penguatan tata kelola Kerjasama dengan DU/ DI : Cukup jelas Data Penerapan Pembelajaran berbasis TIK : Cukup jelas Data Penerapan Pembelajaran Kewirausahaan : Cukup jelas Data Penerapan Pembelajaran membangun karakter bangsa : Cukup jelas
10
LAMPIRAN SK KEPALA SEKOLAH tentang Penetapan Siswa SMA Calon Yang Dibebaskan dan/atau Dibantu Biaya Sekolahnya Program Rintisan BOS SM Nomor SK:. Nama Sekolah Status Sekolah (N/S) Jumlah Siswa Jumlah Dana R-BOS Jumlah Siswa dibebaskan Jumlah Siswa dibantu Kecamatan Kabupaten/Kota Propinsi : : : : : : : : : _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________
Alamat Rumah Lengkap (mencakup: nama jalan, desa/kelurahan, kecamatan, kode pos) Jarak Rumah ke Sekolah (Km) Besar Iuran per Bulan (Rp) Transportasi Siswa ke Sekolah* A B C D Pekerjaan Orang Tua** A B C D
Lampiran 2 diisi oleh Sekolah dikirim ke Dinas Pendidikan Propinsi sebagai Laporan
No
Nama Siswa
Kelas (X/XI/XII)
Jenis Penggunaan Dana R-BOS SMA Dibebaskan (Free Waive) Dibantu (Discount fee)
Keterangan: Beri tanda ceklist () *Transportasi Siswa ke Sekolah: A : Berjalan kaki B : Sepeda C : Kendaraan Umum D : Sepeda Motor pribadi **Pekerjaan Orang Tua: A : Petani/Nelayan/Buruh B : Pedagang/UKM/Wiraswasta C : Guru/PNS/TNI/Polri D : Karyawan Swasta ______________, 2012 Kepala Sekolah,
( __________________)
CONTOH LAPORAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM RINTISAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH MENENGAH (BOS SM) PERIODE _____________ s/d ________________ 2012 JUMLAH SISWA: ______________________ SISWA JUMLAH DANA PROGRAM RINTISAN BOS SM: Rp. __________________
NO
PENGGUNAAN/PEMBELANJAAN (EXPENDITURE)
Kepala Sekolah
Bendahara
(__________________)
(_______________)
(_______________)
LAMPIRAN 4 Disusun Oleh Dinas Pendidikan Propinsi REKAP DATA SISWA Rekap Data Identitas Siswa Miksin Yang Dibebaskan dan/atau Dibantu Biaya Sekolahnya Per Kab/Kota Per Sekolah Program Rintisan BOS SM Propinsi Jumlah Siswa Propinsi Jumlah Dana R-BOS Jumlah Siswa dibebaskan Jumlah Siswa dibantu : : : : : _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ Alamat Rumah Lengkap (mencakup: nama jalan, desa/keluraha n, kecamatan, kode pos) Transportasi Siswa ke Sekolah* Pekerjaan Orang Tua** Jenis Penggunaan Dana R-BOS SMA
No
Kab/Kota
SMA
Nama Siswa
Dibebaskan
Dibantu
Keterangan: Beri tanda ceklist () *Transportasi Siswa ke Sekolah: A : Berjalan kaki B : Sepeda C : Kendaraan Umum D : Sepeda Motor pribadi **Pekerjaan Orang Tua: A : Petani/Nelayan/Buruh B : Pedagang/UKM/Wiraswasta C : Guru/PNS/TNI/Polri D : Karyawan Swasta ______________, 2012 Kepala Dinas,
( __________________ )