Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
15131P010
Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan kompleks Eksistensi hukum bisnis Kegiatan bisnis semakin meningkat dari hari ke hari
menyebabkan kerugian
Winardi:
Pertentangan atau konflik yang terjadi antara individu-
individu atau kelompok-kelompok yang mempunyai hubungan atau kepentingan yang sama atas suatu objek kepemilikan, yang menimbulkan akibat hukum antara satu dengan yang lain.
Ali Achmad:
Sengketa adalah pertentangan antara dua pihak atau
lebih yang berawal dari persepsi yang berbeda tentang suatu kepentingan atau hak milik yang dapat menimbulkan akibat hukum bagi keduanya.
Sengketa Prinsip Kebebasan Memilih Hukum Yang Akan Diterapkan Terhadap Pokok Sengketa Prinsip Kesepakatan Para Pihak Yang Bersengketa (Konsensus) Prinsip Exhaustion of Local Remedies Prinsip Kedaulatan, Kemerdekaan dan Integritas Wilayah Negara
Peradilan/Litigasi
Di Luar Peradilan/Nonlitigasi
Umum
Peradilan Umum adalah salah satu pelaksanaan
Kehakiman
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memutus pembubaran partai politik memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
(karena sistem peradilan di Indonesia terbagi menjadi beberapa bagian yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan Tata Usaha Negara sehingga hampir semua jenis sengketa dapat diperiksa melalui jalur ini). (Pasal 16 Undang-undang No. 4 Tahun 2004) Biaya yang relatif lebih murah. (Pasal 4 Undangundang No. 4 Tahun 2004)
efektivitas hukum di Indonesia. Proses peradilan memakan waktu yang lama. Karena terbukanya kesempatan untuk mengajukan upaya hukum atas putusan hakim, melalui banding, kasasi dan peninjauan kembali. (Pasal 21, 22, dan 23 Undangundang No. 4 Tahun 2004) Proses dilakukan terbuka untuk umum. (Pasal 19 ayat 1 Undang-undang No. 4 Tahun 2004)
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak. Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis. (Pasal 6 Ayat 2) Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dengan bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator tidak berhasil mencapai kata sepakat, atau mediator tidak berhasil mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk seorang mediator. (Pasal 6 Ayat 4)
Negoisasi/Perundingan
Mediasi/Penengah
Konsiliasi Pencari Fakta
Minitrial
Ombudsman Penilaian Ahli
perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Lembaga Arbitrase adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu; lembaga tersebut juga dapat memberikan pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam hal belum timbul sengketa. (Pasal 1 Ayat 4)
Efisien
Adil
Sesuai dengan sense of justice dalam masyarakat Kredibilitas
Arbitrase Ad Hoc
Arbitrase kelembagaan/institusional
Para pihak terikat dalam proses arbitrase melalui dua
cara:
Clausula Arbitrase (pactum de compromittendo)
(Pasal 7 ayat 1 Undang-undang No. 30 Tahun 1999) Persetujuan arbitrase (Akta Kompromis) (Pasal 9 Undang-undang No. 30 Tahun 1999)
Arbitrase mengikat (Binding Arbitration). Arbitrase tidak mengikat (Nonbinding Arbitration). Arbitrase kepentingan (Interest Arbitration). Arbitrase Hak (Right Arbitration). Arbitrase Sukarela (Voluntary Arbitration). Arbitrase Wajib (Compulsory Arbitration).. Arbitrase Ad Hoc. Arbitrase Lembaga. Arbitrase nasional. Arbitrase Internasional.
Arbitrase kausalitas.
Arbitrase teknis. Arbitrase umum. Arbitrase bidang khusus
pengadilan
Hanya tersedia untuk perusahaan-perusahaan besar Due proses kurang terpenuhi Kurangnya kekuasaan dalam hal enforcement dan eksekusi Kurangnya kekuasaan untuk menghadirkan barang bukti atau saksi Tidak dapat menghasilkan solusi yang bersifat preventif Putusan tidak dapat diprediksi dan ada kemungkinan timbulnya keputusan yang bertentangan Kualitas putusan bergantung pada kualitas arbiter Berakibat kurangnya semangat dan upaya untuk memperbaiki pengadilan konvensional Berakibat semakin tinggi permusuhan dan hujatan terhadap badan-badan pengadilan konvensional
b) Pengangkatan arbiter.
c) d) e) f) g)
menunjuk arbiter atau majelis arbitrase oleh para pihak yang bersengketa. Pengajuan surat tuntutan oleh pemohon. Penyampaian satu salinan putusan kepada termohon Jawaban tertulis dari pemohon diserahkan kepada arbiter Salinan jawaban diserahkan kepada termohon atas perintah arbiter.
arbitrase. i) Para pihak menghadap arbitrase j) Tuntutan balasan dari termohon. k) Pemanggilan lagi jika termohon tidak menghadap tanpa alasan yang jelas. l) Jika termohon tidak juga menghadap siding, pemeriksaan diteruskan tanpa kehadiran termohon dan tuntutan dikabulkan jika cukup alasan untuk itu m) Jika termohon hadir, diusahakan perdamaian oleh arbiter.
Proses pembuktian.
sejak arbitrase terbentuk). Pengucapan putusan. Putusan diserahkan kepada para pihak. Putusan diterima para pihak Koreksi, tambahan, pengurangan terhadap putusan. Penyerahan dan pendaftaran putusan ke Pengadilan Negeri yang berwenang.
Pengadilan Negeri. Putusan pelaksanaan dijatuhkan. Perintah Ketua Pengadilan Negeri jika putusan tidak dilaksanakan.
pihak Pengadilan Negeri manapun, para pihak melaksanakan sendiri secara sukarela apa saja yang telah diputuskan.
Eksekusi secara terpaksa
Bila tidak mau melaksanakan secara sukarela, maka
diperlukan campur tangan pihak pengadilan diperlukan, yaitu dengan memaksa para pihak yang kalah untuk melaksanakan putusan. Misalnya dengan melakukan penyitaan.
bersengketa untuk membawa ke arbitrase setiap sengketa yang timbul dari suatu bisnis atau transaksi tertentu. Suatu perjanjian arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh keadaan tersebut di bawah ini :
meninggalnya salah satu pihak, bangkrutnya salah satu pihak, novasi, insolvensi salah satu pihak, pewarisan, berlakunya syarat-syarat hapusnya perikatan pokok, bilamana pelaksanaan perjanjian tersebut dialihtugaskan pada pihak ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian arbitrase tersebut, berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok.
pihak ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian arbitrase tersebut, berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok.
menurut hukum oleh pihak berperkara kepada Hakim dalam persidangan dengan tujuan untuk memperkuat kebenaran dalil tentang fakta hukum yang menjadi pokok sengketa, sehingga Hakim memperoleh kepastian untuk dijadikan dasar putusannya. Kebenaran yang dituju disebut kebenaran materil.
28
daluwarsa Setiap orang yang mengaku mempunyai suatu hak, atau menunjuk suatu peristiwa untuk meneguhkan haknya itu atau untuk membantah suatu hak orang lain, wajib membuktikan adanya hak itu atau kejadian yang dikemukakan itu.
29
menjadi perselisihan, yaitu segala apa yang diajukan oleh pihak yang satu tetapi disangkal atau dibantah oleh pihak lain. Tidak menyangkal = mengakui
30
Pembagian beban pembuktian itu harus dilakukan dengan adil dan tidak berat sebelah. Soal pembagian beban pembuktian ini dianggap sebagai suatu soal hukum atau soal yuridis, yang dapat diperjuangkan sampai di tingkat kasasi, yaitu Mahkamah Agung. Melakukan pembagian beban pembuktian yang tidak adil dianggap sebagai suatu pelanggaran hukum atau undangundang yang merupakan alasan bagi Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan hakim atau pengadilan yang lebih rendah yang bersangkutan.
31
KUHP Ps.1866 alat bukti dalam perkara perdata : bukti tertulis; bukti saksi; persangkaan; pengakuan; sumpah.
32
33
membuktikan para pihak, bahwa mereka sudah menerangkan apa yang ditulis dalam akta tadi (kekuatan pembuktian formal); membuktikan para pihak bersangkutan bahwa sungguh-sungguh peristiwa yang disebutkan disitu telah terjadi (kekuatan pembuktian materiel) kekuatan pembuktian mengikat; membuktikan tidak saja antara para pihak tetapi juga terhadap pihak ketiga, bahwa pada tanggal tersebut dalam akta, kedua belah pihak tersebut sudah menghadap di muka pegawai umum (notaris) dan menerangkan apa yang ditulis dalam akta tersebut.
34
Sebagai mana pada pasal 1895 KUHP bukti saksi adalah pernyataan seseorang mengenai suatu peristiwa atau keadaan yang dilihatnya, didengar, dialami sendiri
35
UNUS TESTIS & NULLUS TESTIS Artinya keterangan seorang bukan kesaksian.
36
Persangkaan adalah kesimpulan yang diambil berdasarkan peristiwa-peristiwa yang sudah jelas dan nyata. Jenis persangkaan ini dalam KUHP dibagi menjadi dua jenis, yaitu persangkaan yang berdasarkan undang-undang, dan persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang.
37
38
segala keluhuran untuk memberikan keterangan dengan kesaksian Tuhan dan sanggup menerima hukuman dari Tuhan.
39
berperkara untuk memutus suatu perkara. Jika kekurangan bukti-bukti bisa oleh penggugat dan tergugat diucapkan oleh yang menang.
40
bukan merupakan alat bukti karena dalam perkara pidana hukuman bersifat penderitaan.
41
Kerja Sama dalam penjualan kartu perdana dan voucher isi ulang
01 Juni 2011
PKS disetujui antara PT Telkomsel dan PT Prima Jaya Informatika
09 Mei 2012
PT Prima Jaya Informatika melakukan pemesanan produk kepada PT Telkomsel dan disetujui oleh PT Telkomsel.
20 Juni 2012
PT Prima Jaya Informatika kembali melakukan pemesanan produk kepada Telkomsel dengan no PO/PJI-AK/VI/2012/00000027. Telkomsel menerbitkan penolakan melalui Electronic Mail (EMail) tgl 20 Juni 2012
21 Juni 2012
PT Prima Jaya Informatika kembali melakukan pemesanan produk kepada PT Telkomsel dengan no PO/PJI-AK/VI/2012/00000028 yang kembali ditolak oleh PT Telkomsel melalui Electronic Mail (EMail) tgl 21 Juni 2012, (bukti PP-8), pada pokoknya menyatakan menghentikan sementara alokasi produk Prima.
28 Juni 2012
PT Prima Jaya Informatika menyampaikan peringatan pertama dan terakhir (somasi) kepada PT Telkomsel Nomor: 022/P/KC/VI/2012, (bukti PP-9).
Juli 2012
PT Prima Jaya Informatika mengajukan permohonan pailit PT Telkomsel kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor perkara 48/Pailit/2012/PN.Niaga.JKT.PST.
2.
Telkomsel sudah melakukan tindakan wanprestasi dan menyebabkan kerugian pada PT Prima Jaya Informatika Telkomsel terbukti secara sederhana sudah memenuhi syarat kepailitan sesuai dengan pasal 2 ayat 1 Undang Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan.
Debitur memiliki dua atau lebih kreditur Syarat Kepailitan Debitur tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah jatuh waktu/dapat ditagih.
sesuai dengan pasal 1865 KUHP tentang bukti dan daluwarsa Setiap orang yang mengaku mempunyai suatu hak, atau menunjuk suatu peristiwa untuk meneguhkan haknya itu atau untuk membantah suatu hak orang lain, wajib membuktikan adanya hak itu atau kejadian yang dikemukakan itu.
1.
Perjanjian Kerja Sama antara PT Prima Jaya Informatika dan Telkomsel yang memuat klausul perjanjian:
a.
Pasal 5.1 bahwa perjanjian tersebut berlaku selama 2 (dua) tahun. b. Pasal 7.2 Telkomsel berkewajiban untuk menyediakan Voucher Isi Ulang sedikit-dikitnya 120.000.000 (seratus dua puluh juta) setiap tahun. 2. Puchase Order No.PO/PJI-AK/VI/2012/00000027, tanggal 20 Juni 2012, (Bukti PP-4), berjumlah Rp2.595.000.000,-
Purchase Order No.PO/PJI-AK/VI/2012/00000028, tertanggal 21 Juni 2012, (bukti PP-5), berjumlah Rp. 3.025.000.000,00 (tiga milyar dua puluh lima juta Rupiah). 4. Surat PT. Telkomsel tanggal 27 Maret 2012 No.0032/ MK.01/SL.06/III/2012, Perihal: Mekanisme Pengajuan dan Pengambilan Alokasi, (Bukti PP-6). 5. Surat Peringatan yang pertama dan terakhir (somasi) yang disampaikan PT Prima Jaya Informatika, pada tanggal 28 Juni 2012 Nomor: 022/P/KC/VI/2012, (bukti PP-9).
3.
INDONESIA
1.
2. 3.
Invoice No. INV-TSEL.012/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012, (Bukti KL-1) sebesar Rp. 21.031.561.274,-. Jatuh Tempo 08 Juni 2012 Invoice No. INV-TSEL.013/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012, Rp19.294.652.520,-. Jatuh Tempo 08 Juni 2012. Somasi tanggal 24 November 2011 (bukti KL-3), surat tanggal 9 April 2012, (bukti KL-4), surat tanggal 26 Mei 2012, (bukti KL-5), surat tanggal 01 Juni 2012, (bukti KL-6), dan Somasi Terakhir tertanggal 4 Juli 2012, Nomor : 031.1/LQQ/Extent/VII/2012, (bukti KL-7).
Kerugian yang diderita oleh PT Prima Jaya Informatika dikuatkan oleh saksi dibawah sumpah yang bekerja sama dengan PT Prima Jaya Informatika. Selain timbulnya utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih sekitar Rp5,3 miliar dan ancaman PHK karyawan, Prima Jaya mengalami kerugian imateriil berupa rusaknya citra di hadapan konsumen dan mitranya.
kurangnya dua alat bukti. Dan sesuai dengan alat bukti tersebut Majelis Hakim memutuskan
Mengabulkan permohonan PT Prima Jaya Informatika,
Sebagaimana suatu perjanjian/perikatan yang sah berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata Jo. Pasal 1340 KUH Perdata bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya dan suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.
Bukti Tertulis
Pasal 7.3 Perjanjian Kerjasama PT PJI dan Telkomsel mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak. Pasal 6.4 Perjanjian Kerjasama PT PJI dan Telkomsel mengenai tindakan evaluasi Pasal 8.4 dan 8.7 mengenai kewajiban PT PJI membangun komunitas PRIMA Mekanisme Pengajuan dan Pengambilan Alokasi berdasarkan Surat No. 032/MK.01/SL.06/111/2012 tanggal 27 Maret 2012. Angka 2 dari surat No. 032/MK.01/SL.06/III/2012 tanggal 27 Maret 2012 tersebut dinyatakan bahwa setiap Purchase Order (pemesanan) yang diajukan secara mingguan tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan (approval) dari Telkomsel. Bukti pembayaran kewajiban yang dilakukan Telkomsel kepada PT Extent Media Indonesia.
Saksi
Saksi dibawah sumpah yang diajukan oleh PT PJI dan Telkomsel yang menguatkan bahwa PT PJI tidak mampu memenuhi target penjualan. Saksi dibawah sumpah yang diajukan oleh Telkomsel yang menguatkan bahwa PT PJI gagal membentuk komunitas PRIMA Saksi dibawah sumpah yang diajukan oleh Telkomsel yang menguatkan adanya tindakan PT PJI yang menyebabkan kerugian bagi Telkomsel. Saksi ahli yang menguatkan bahwa tindakan evaluasi yang dilakukan Telkomsel bukan merupakan tindakan sepihak.
Bukti Persangkaan
Putusan Majelis Kasasi No. 852 K/Pdt.Sus/2010 dalam kasus pailit yang diajukan oleh PT Pertamina Dana Ventura terhadap PT Eurocapital Peregrine Securities. Putusan Kasasi No. 14 K/N/2001 tertanggal 3 April 2001 dalam perkara antara Teddy Thohir, Heru Sajito, Setiadhi Lukman, Joey H. Wihardja melawan PT. Karabha Digdaya. Putusan Kasasi No. 23 K/N/1999 tanggal 16 Agustus 1999 dalam perkara antara PT. Waskita Karya melawan PT. Mustika Princess Hotel. Putusan Mahkamah Agung No. 03 K/N/2000 tertanggal 20 Desember 1999 dalam Perkara antara Bernard Ibnu Hardjojo melawan Hashim Djojohadikusumo. Putusan Mahkamah Agung No. 07 K/N/2000 tertanggal 14 Maret 2000 dalam perkara antara PT Bank Inter Pacific Tbk, melawan PT Wenang Permai Sentosa dan Haryanto Hadikosoemo. Putusan Mahkamah Agung No. 18 K/N/2000 tertanggal 8 Juni 2000 dalam Perkara antara BPPN melawan PT. Sumi Asih. Putusan No. 834 K/Pdt.Sus/2009 tertanggal 15 Desember 2009 antara PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia melawan PT. Media Nusantara Citra, Tbk, dkk melawan Crown Capital Global Limited. Putusan Mahkamah Agung No 8 K/N/2004 tertanggal 7 Juni 2004 dalam perkara antara PT. Prudential Life Assurance melawan Tuan Lee Boon Siong.
Oleh karena itu, pemeriksaan perkara ini tidak dapat dilakukan secara sederhana seperti yang disyaratkan oleh pasal 8 ayat 4 Undang Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan oleh karenanya pemeriksaan perkara ini bukan wewenangan dari Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan tetapi harus diperiksa dan diputuskan melalui Pengadilan Negeri.
permohonan kasasi Telkomsel dan membatalkan putusan Pengadilan Niaga No. 48/PAILIT/2012/ PN.NIAGA.JKT.PST. Dan membebankan biaya perkara kepada PT Prima Jaya Informatika sebesar Rp 5.000.000,-
Karena sesuai dengan pasal 1338 (1) KUH Perdata yang menyebutkan bahwa setiap perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuat. Karena pemahaman yang benar atas perjanjian tidak akan menyebabkan terjadinya wanprestasi. Jika terjadi wanprestasi, maka pihak yang menuntut harus meneliti dan memeriksa bukti-bukti yang ada agar dapat menguatkan kejadian tersebut bukannya melemahkan, sesuai dengan pasal 1865 KUH Perdata.