Está en la página 1de 27

KONSEP KETUHANAN DALAM AGAMA BUDDHA

If God Is Good; Why is the world so bad? Bila Tuhan Itu baik, Mengapa dunia ini begitu buruk?

KEYAKINAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

HIDEISME : Kebenaran tentang Tuhan hanya berasal dari Tuhan sendiri. Tuhan memperkenalkan diri melalui wahyu.

TRADISIONALISME : Tuhan mewahyukan diri kepada manusia di zaman sebelum adanya agama2, dan manusia menurunkan pengetahuanya kepada keturunannya, sehingga terdapat pula kebenaran tentang Tuhan di luar agama yang benar.
3

RASIONALISME : Memandang ide tentang tuhan juga berasal dari Tuhan sendiri yang bersemayam dalam diri manusia, sehingga akal budi merupakan salah satu sumber kebenaran RELIGI HUMANISTIS: Berpusat pada diri manusia sendiri dengan segala kekuatanya yang dapat dikembangkan hingga mencapai kesempurnaan RELIGI OTORITER: Menghendaki penyerahan, kepasrahan atau ketergantungan terhadap kekuatan di luar manusia.

TUHAN YANG MAHA ESA

Dalam Agama Buddha Tuhan YME TIDAK DIPANDANG SEBAGAI SUATU PRIBADI (PUGGALA ADHITTHANA), yang kepadanya umat Buddha memanjatkan doa dan menggantungkan hidupnya, akan tetapi Agama Buddha mengajarkan bahwa nasib, penderitaan dan keberuntungan manusia adalah hasil perbuatannya sendiri, di masa lampau dan sekarang sesuai dengan hukum karma yang merupakan satu aspek dari hukum universal, dhamma niyama.
5

TUHAN

JAWA TENGAH Pangeran her & angher


HER Tempat diam untuk menghadap orang tua

ANGHER Tinggal dalam satu tempat untuk mengabdi PANGERAN: Yang diikuti, yang diabdi
6

TUHAN

Hidup tanpa roh, kuasa tanpa awal tanpa akhir, tak dapat disapa, maka tak kenal jaman maupun perhentian, tak berarah tak bertempat jauh tak terbatas dekat tak tersentuh, tak di luar tak di dalam, halus tak terpungut, besar tak teraba, bukan wanita bukan laki-laki, bukan siang bukan malam, tak bisa dikira

KONSEP KETUHANAN

Atthi bhikkave ajatam abhutam akatam asankhatam, no cetam bhikkhave abhavisam abhutam akatam asankhatam, nayidya jatassa bhutassa sankhatassa nissaranam pannayetha. Yasma ca kho bhikkhave atthi sankhatassa nissaranam pannayati (UDANA VIII,3)

Para bhikkhu ada yang tidak dilahirkan, tidak menjelma tidak tercipta, yang mutlak. Para bhikkhu bila tidak ada yang tidak dilahirkan tidak menjelma, tidak tercipta, yang mutlak maka tidak akan ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, penciptaan, pembentukan dari sebab yang lalu; para bhikkhu karena ada yang tidak dilahirkan,tidak menjelma, tidak diciptakan yang mutlak maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan , pemunculan dari sebab yang lalu

YANG MUTLAK
Tuhan

yang maha esa, yang tak dapat digambarkan atau dibayangkan bagaimana wujudnya, karena tanpa wujud, abstrak dan absolut.

10

BUDDHA TANPA AWAL DAN AKHIR (NAMASANGITI)

ADI BUDDHA

Berasal dari kata Aisvarika (Isvara, Tuhan, Maha Buddha) aliran Mahayana di Nepal yang menyebar lewat Benggala hingga dikenal di Pulau Jawa.

11

SEBUTAN ADI BUDDHA

Paramadi Buddha

Buddha yang pertama dan tiada banding

Adi Buddha
Anadi Buddha Uru Buddha Adinatha Swayambhu

:
: : : :

Buddha dari permulaan


Buddha yang tidak diciptakan Buddha dari segala buddha pelindung pertama yang ada dengan sendirinya
12

Swayambhulokanatha Sanghyang adwaya :

: pelindung dunia yang ada dengan sendirinya tiada duanya

Pen-chu-fo/sheng-chu-fo (Tionghoa) Dan-pohi-sans-rgyas/mchog-gi-dan-pohi-sans-rgyas/thogmahi-sans-rgyas (Tibet)

Semuanya menunjukan buddha dari segala Buddha, yang mula-mula tampak sebagai yang pertama

13

KONSEP MENGENAI ADI BUDDHA DALAM BEBERAPA KITAB

Svayambhu-purana, maha vairocana bhisambhodhi sutra, namasangiti, karanda-sutra dll Namasangiti versi chandra kirti dari sriwijaya dan sanghyang kamahayanikan dari zaman pemerintahan mpu sendok
14

PERATURAN PEMERINTAH

Undang-undang RI no.43 tahun 1999 (perubahan atas UU no.8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. Peraturan pemerintah no. 21 tahun 1975 tentang sumpah/janji pegawai negeri sipil, TNI, Polri, Dokter, Notsris, dan profesi lainnya; menyatakan dalam pengucapan sumpah/janji bagi mereka yang beragama Buddha, kata-kata Demi Allah diganti dengan Demi Sanghyang Adi Buddha
15

ORANG BUTA & GAJAH


(Udana 68)

KISAH:

ANDA TERPANAH!
Buddha tidak pernah menghabiskan waktu untuk perkaraperkara spekulatif tentang alam semesta karena hal ini kecil nilainya bagi pengembangan spiritual menuju Kebahagiaan Sejati. Analogi: Orang yang tertembak anak panah beracun, yang menolak untuk mencabutnya sebelum dia tahu siapa yang memanahnya, kenapa panah itu ditembakkan, dari mana anak panah itu ditembakkan. Pada saat semua pertanyaannya terjawab, dia sudah akan mati lebih dahulu.
(Cula-Malunkyovada Sutta, Majjhima Nikaya 63)

GAMBARAN TUHAN (DI LUAR AGAMA BUDDHA):

(+) Maha Pencipta Mahakuasa Maha Pengasih

(-) Pencemburu Bisa marah Bisa merusak

Masih banyak umat Buddha yang mencampuradukkan konsep Ketuhanan menurut agama Buddha dengan konsep Ketuhanan menurut agama-agama lain. Umat Buddha tidak memandang Tuhan sebagai makhluk adikodrati & adikuasa.
Konsep Tuhan dalam agama Buddha tidak mengenal DUALISME: Tuhan Maha Pengasih, misalnya, tidak mungkin juga pemarah.

YANG TAK TERKONDISI


Buddha telah mencapai Pencerahan Sempurna, dengan demikian Buddha menghayati dan memahami Ketuhanan dengan sempurna pula. Buddha bersabda: Ada Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak Terjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak (Udana VIII:3). Yang Mutlak = Asamkhata-Dhamma = Yang Tak Terkondisi. Dengan adanya Yang Tak Terkondisi (Asamkhata), maka manusia yang terkondisi (Samkhata) dapat mencapai kebebasan mutlak dari samsara.

IMANEN & TRANSENDEN


Dengan adanya hukum Dharma, unsur IMANEN dari Ketuhanan YME tidak lenyap sama sekali, namun ajaran Buddha menekankan unsur TRANSENDEN dari Ketuhanan YME. Semua yang transenden adalah TIDAK TERKONSEPKAN, harus dipahami secara INTUITIF melalui PENCERAHAN, bukan melalui konsep. Tak terelakkan, ketika kita bicara tentang konsep Ketuhanan, diperlukanlah: SEBUTAN. Salah satu sebutan: Adi-Buddha. Sebutan lain: Advaya, Diwarupa, Mahavairocana (kitab-kitab Buddhis bahasa Kawi), Vajradhara (Tibet: Kargyu & Gelug), Samantabhadra (Tibet: Nyingma), Adinatha (Nepal).

APA ITU ADI-BUDDHA?


Adi-Buddha = Realitas Tertinggi Adi-Buddha = Kebenaran Mutlak. Adi-Buddha = Ketuhanan Yang Maha Esa Adi-Buddha = Dharmakaya Dharmakaya: tubuh Dharma yang absolut, kekal, meliputi segalanya, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan sendirinya, bebas dari pasangan yang berlawanan, bebas dari pertalian sebab-akibat.

Adi-Buddha Adi-Buddha Adi-Buddha Adi-Buddha Adi-Buddha

bukan bukan bukan bukan bukan

suatu personifikasi. sosok yang punya inti-ego (ego-conscious). Tuhan antropomorfik (menyerupai manusia). Tuhan antropopatis (berperasaan = manusia). Tuhan pencipta.

ATTHI AJATAM ABHUTAM AKATAM ASANKHATAM


Tidak

dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, yang mutlak


23

BENIH KEBUDDHAAN

Adi-Buddha
ada dalam diri setiap orang dalam wujud BENIH KEBUDDHAAN. Dengan demikian,

setiap orang PUNYA POTENSI


untuk merealisasi Nibbana.

Apakah pengetahuan kita mengenai Adi-Buddha dapat menyelamatkan kita dari samsara (dukkha/derita) ?
OH, No...!!! No..., No... Karena pengetahuan kita mengenai Adi-Buddha bersifat intelektual semata; bukan pengalaman intuitif langsung. Karena kita masih harus berlatih sila dan samadhi untuk mewujudkan kebijaksanaan. Tanpa melakukan ketiga hal ini, kita tidak akan terbebas dari Samsara

(dukkha).

Albert Einstein, 1939:

Agama masa depan adalah agama kosmik. Melampaui Tuhan sebagai pribadi serta menghindari dogma dan teologi. Mencakup baik alamiah maupun spiritual, agama tersebut seharusnya didasarkan pada rasa keagamaan yang timbul dari pengalaman akan segala sesuatu yang alamiah dan spiritual, berupa kesatuan yang penuh arti. Ajaran Buddha menjawab gambaran ini. Jika ada agama yang akan memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan modern, itu adalah ajaran Buddha.

If God is Good WHY IS WORLD SO BAD ? Bila Tuhan itu Baik, Mengapa Dunia ini Begitu Buruk ?
Benjamin Blech

También podría gustarte