Está en la página 1de 17

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE VII TAHUN 2013

DESA KECAMATAN KABUPATEN NAMA MAHASISWA FAK/PS NIM

: DEMULIH : SUSUT : BANGLI : NI NYOMAN SRI ADNYANI, S.KED : KEDOKTERAN/ PENDIDIKAN DOKTER : 0802005013

LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA 2013

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1

Profil Keluarga Dampingan KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat)

Universitas Udayana merupakan kegiatan untuk membentuk mahasiswa yang memiliki rasa peduli tinggi dan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang ditentukan adalah program pendampingan keluarga (KK Dampingan). KK Dampingan merupakan salah satu program pokok, yaitu program pokok non tema yang wajib dilaksanakan selama masa KKN PPM. Maksud dari program pendampingan keluarga atau KK dampingan adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan program pendampingan keluarga bagi mahasiswa adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari. Dalam KKN PPM ini, setiap mahasiwa wajib mendampingi satu keluarga prasejahtera. Kegiatan KK Dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di setiap Dusun di Desa Demulih Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Pada KKN periode VII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Desa Demulih, yaitu keluarga Sang Nyoman Lemuh. Keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh merupakan sebuah keluarga yang sangat sederhana. Bapak Sang Nyoman Lemuh tinggal bersama sang istri yang bernama Sang Ayu Putu Mupu. Pasangan ini memiliki 5 orang anak yang semuanya anak laki-laki. Tiga anak laki-lakinya sudah menikah dan dua di antaranya tinggal terpisah dengannya. Keempat anaknya ini sudah bekerja sehingga tidak lagi menjadi tanggungan Bapak Sang Nyoman Lemuh. Sedangkan anak bungsunya masih sekolah SMA. Saat ini, keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh menempati lahan seluas 6 are yang merupakan tanah milik pribadi. Bapak Sang Nyoman Lemuh bekerja sebagai petani yang menggarap sawah miliknya sendiri. Namun sejak satu tahun terakhir 2

beliau tidak lagi menanam padi di sawahnya. Lahan sawahnya kini ditanami dengan pohon kayu blalu. Sedangkan Ibu Sang Ayu Putu Mupu merupakan Ibu Rumah Tangga yang juga membantu suaminya menambah penghasilan dengan membuat jejaitan. Untuk lebih jelasnya, identitas keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Sang Nyoman Lemuh Sang Ayu Putu Mupu Sang Kompyang Suardana Sang Made Gunanta Sang Ayu Purwasih Sang Nyoman Padmayasa Sang Ketut Parwatna Sang Made Risma Guna Sang Kompyang Agus Angga Sang Made Dwi Cahaya JK L P L L P L L L L L Umur 59 th 58 th 42 th 38 th 35 th 32 th 30 th 18 th 9 th 5 th Pendidikan Tidak tamat SD Tidak tamat SD Tamat SMP Tamat SMP Tamat SMP Tamat SMA Tamat SMA SMA SD Hubungan dgn KK KK Istri KK Anak KK Anak KK Menantu KK Anak KK Anak KK Anak KK Cucu KK Cucu KK Pekerjaan Petani Petani Buruh Proyek Petani Ibu Rumah Tangga Buruh Proyek Buruh Proyek Pelajar Pelajar -

1.2

Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga Keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh termasuk keluarga dengan ekonomi kurang cukup. Bapak Sang Nyoman Lemuh bekerja sebagai petani yang menggarap lahan miliknya sendiri seluas 21 are. Lahannya ini ditanami dengan pohon blalu dan sebagian kecil lahan ditanami dengan pohon pisang dan kelapa. Selain menjadi petani, Bapak Sang Nyoman Lemuh juga terkadang bekerja sambilan menjadi buruh bangunan apabila ada proyek. Pendapatan Bapak Sang Nyoman Lemuh tidak menentu setiap harinya karena hanya bergantung dari hasil penjualan pisang serta upah sebagai buruh yang tidak menentu. Selain itu, tambahan penghasilan didapat dari istrinya yang membuat jejaitan tamas. Dalam satu hari, istri beliau mampu membuat tamas 3

sejumlah 200 buah dan dijual seharga Rp 40.000,00. Bapak Sang Nyoman Lemuh juga memiliki tegalan yang ditanaminya dengan pisang. Hasil penjualan pisang itu tidak menentu tergantung panen dan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dalam 1 bulan, rata-rata pendapatan keluarga beliau dari menjual pisang sebesar Rp. 100.000,-. Keluarga ini biasanya membeli babi yang masih kecil atau terkadang terdapat babi yang berkembang biak kemudian dirawat sampai siap untuk dijual setelah 6 bulan dengan harga rata-rata Rp. 1.200.000,- untuk satu ekor babi. Apabila hasil pemasukan ini dikonversi setiap bulannya rata-rata keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh memperoleh penghasilan Rp. 2.000.000,-. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a Kebutuhan sehari-hari Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh menghabiskan uang sebesar Rp 20.000,- yang digunakan untuk membeli bahan makanan yang akan dimasak untuk makan keluarga. Setiap bulan Bapak Sang Nyoman Lemuh mengeluarkan biaya sebesar Rp 500.000,untuk membeli beras. Selain biaya makan untuk dirinya dan sang istri, Bapak Sang Nyoman Lemuh juga harus mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanannya seperti deterjen, sabun, dan rokok. Untuk biaya listrik dan air PDAM dibayar oleh anak keduanya. Rata rata biaya yang harus dikeluarkan Bapak Sang Nyoman Lemuh untuk kebutuhan lain, seperti deterjen, sabun mandi, sabun cuci, dan sebagainya menghabiskan biaya sebesar kurang lebih Rp 20.000,-. Bapak Sang Nyoman Lemuh juga adalah seorang perokok namun tidak terlalu berat, satu bungkus rokok yang seharga Rp. 8.000,- dihabiskan dalam waktu 3-4 hari. Anak bungsu Bapak Sang Nyoman Lemuh saat ini masih duduk di bangku SMA. Bapak Sang Nyoman Lemuh mengeluarkan biaya SPP sebesar Rp 100.000.- per bulan dan uang saku Rp 10.000,- perhari. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan Bapak Sang Nyoman Lemuh untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya nyaris menghabiskan seluruh pendapatan keluarga. Belum lagi ditambah dengan sumbangan untuk banjar sejumlah Rp. 50.000,- setiap bulannya. b Kesehatan Keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh termasuk keluarga yang relatif jarang sakit. Keadaan kesehatan Bapak Sang Nyoman Lemuh dan Ibu Sang 4

Ayu Putu Mupu secara umum baik. Pasangan ini tidak mengidap penyakit berat yang memerlukan rawat inap. Namun, terkadang beliau merasakan sakitsakit pada persendiannya. Apabila terjadi sakit, keluarga ini berobat ke dokter umum yang praktek swasta di desa Demulih. Menurut Bapak Sang Nyoman Lemuh biaya kesehatan dapat ditanggung oleh dirinya dan juga anak-anaknya. Bapak Sang Nyoman Lemuh memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan beliau terganggu dalam bekerja yaitu nyeri persendian namun hal ini tidak terlalu sering terjadi. Keluarga ini juga memiliki masalah di bidang kesehatan gigi dan mulut. Bapak Sang Nyoman Lemuh cukup sering mengeluh sakit gigi. Beliau mengakui kalau dirinya memang sangat jarang sikat gigi karena selalu lupa. Namun anak-anak serta cucu-cucu beliau biasa menggosok gigi sebanyak 2 kali sehari. Walaupun demikian, dikatakan dalam keluarga tidak pernah mengalami sakit gigi yang sangat berat. Dalam keluarga ini juga selalu mencuci tangan sebelum dan setelah makan namun jarang menggunakan sabun. Untuk masalah kesehatan, apabila Bapak Sang Nyoman Lemuh atau sang istri sakit, umumnya pasangan ini akan menggunakan obat tradisional, namun bila sakitnya sedikit lebih parah, maka anggota keluarga ini akan berobat ke puskesmas pembantu atau di dokter umum yang praktek di Desa Demulih. c Kerohanian Seluruh anggota keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh beragama Hindu. Apabila di rumah maupun di desa terdapat upacara keagamaan biasanya tidak begitu banyak membeli banten karena sebagian besar dibuat sendiri, cukup membeli beberapa bahan saja untuk bantennya di pasar. Sedangkan untuk kegiatan sembahyang sehari-hari keluarga ini biasa mempersiapkan sendiri. Berkaitan dengan biaya biasanya masih dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan pada saat itu sehingga tidak terlalu membebani keluarga. d Sosial Untuk biaya-biaya di bidang sosial biasanya keluarga ini tidak menganggarkan secara khusus pembiayaannya. Apabila terdapat pengeluaran tertentu di bidang sosial seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka (sakit, kematian, ngaben), uang untuk hadiah apabila terdapat warga yang punya hajatan dan sebagainya biasanya disesuaikan. Jadi, apabila ada

pengeluaran mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial maka semua biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga saat itu.

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh yang didampingi, maka penulis melakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh, yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan kepala keluarga, yaitu Bapak Sang Nyoman Lemuh mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta melihatlihat suasana tempat tinggal Bapak Sang Nyoman Lemuh.

2.1

Permasalahan Keluarga Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 19 kali pertemuan

dengan keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut. 2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh memiliki sedikit kekhawatiran akan kehidupan keluarganya kelak karena pendapatannya yang tidak menentu dan harus membiayai pendidikan anak bungsunya. Pendapatan mereka didapat harian, bulanan, dan ada juga 6 bulanan. Keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh masih sulit dalam menyisihkan uang mereka, mengingat kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat dan pendapatan yang tak menentu. Namun, kedua anak mereka yang sudah bekerja sanggup membantu keuangan keluarga, terutama untuk membayar biaya listrik dan air PDAM. 2.1.2 Masalah Kesehatan Berdasarkan hasil penelusuran didapatkan bahwa dalam keluarga ini tidak sedang ditemukan masalah kesehatan yang sangat berarti seperti penyakit yang sangat berat. Dalam beberapa bulan terakhir ini anggota keluarga seringkali hanya mengalami penyakit flu, batuk maupun demam biasa karena perubahan cuaca yang cukup beragam.

Bapak Sang Nyoman Lemuh mengeluh terkadang persendian tangan, kaki, serta punggungnya terasa nyeri, terutama apabila suhu udara dingin. Sakitnya ini sudah mulai muncul sejak kurang lebih dua tahun yang lalu dan hilang timbul. Beliau merasa tidak terlalu terganggu dengan sakitnya ini karena dirasakan ringan dan jarang muncul. Namun demikian penulis merasa terdapat masalah lain yang berpotensi mengganggu kesehatan Bapak Sang Nyoman Lemuh, yaitu kebiasaan merokok yang dimiliki Bapak Sang Nyoman Lemuh. Walaupun kebiasaaan merokok ini tidak digolongkan ke dalam kelompok yang berat, namun kebiasaan bapak Sang Nyoman Lemuh yang gemar merokok dapat menggangu kesehatan paru-paru untuk bapak Sang Nyoman Lemuh sendiri dan untuk istri, anak-anak, dan cucu-cucunya. Disamping itu, rendahnya kesadaran keluarga bapak Sang Nyoman Lemuh akan pentingnya kebersihan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan bapak Sang Nyoman Lemuh yang tidak selalu menggosok giginya secara teratur 2 kali sehari. Hal ini menimbulkan masalah gigi dan mulut yang di alami oleh Bapak Sang Nyoman Lemuh. Beliau mengeluh sakit gigi sebulan sekali, namun tidak terlalu berat. Apabila sakitnya itu kambuh, beliau mengaku cukup meminum obat penghilang nyeri yang dibelinya di apotik.

2.1.3 Masalah Penataan Bangunan Penataan bangunan dan halaman rumah keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh sudah cukup baik. Jumlah ruangan dalam rumah mencukupi, yaitu 6 buah kamar yang terdiri atas 4 buah kamar tidur dan 1 buah ruang keluarga serta satu dapur. Keadaan kamar tidur di rumah keluarga ini kurang baik karena ventilasi yang ada kurang memadai. Dalam satu kamar terdapat satu jendela dan satu pintu, namun gorden jendelanya lebih sering ditutup sehingga ruangan tidur lembab dan gelap akibat kurangnya sinar matahari yang masuk, selain itu juga cuaca dingin dan lembab di Desa Demulih juga turut andil. Terdapat pula bangunan dapur sederhana yang dindingnya terbuat dari kayu dan jalinan bambu dengan atap yang terbuat dari sebagian seng dan genteng. Didalam dapur terdapat tempat untuk memasak yang terbuat dari tanah liat, untuk memasak dengan kayu bakar. Di bagian belakang rumah terdapat kamar mandi yang berukuran sedang. Kamar mandi terlihat cukup bersih dengan telah terdapat jamban jongkok. Halaman rumah keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh tampak tidak begitu luas, 8

sebagian besar lahan halaman berisi tanaman bunga-bungaan. Pada beberapa bagian halaman hanya terdapat rumput liar yang tumbuh. 2.2 Masalah Prioritas

2.2.1 Masalah Perekonomian Masalah perekonomian merupakan masalah yang dirasa utama dari keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh. Pendapatan mereka yang minim menyebabkan keluarga ini digolongkan sebagai keluarga ekonomi cukup rendah. Bapak Sang Nyoman Lemuh bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang tidak menentu dalam setahun. Ibu Sang Ayu Putu Mupu adalah seorang ibu rumah tangga dan ikut membantu menambah pendapatan keluarga dengan berjualan jejaitan. Penghasilan dalam keluarga hanya bersumber dari mata pencaharian berkebun, beternak, berjualan jejaitan. Biaya hidup serta pendidikan anak bungsunya hampir menyamai jumlah pendapatan keluarga setiap bulan. Hal ini menyebabkan keluarga ini sangat kesulitan untuk menabung maupun menyisihkan pendapatan untuk disimpan. Keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh sampai sekarang ini belum memiliki tabungan, Tabungan sesungguhnya sangat diperlukan oleh keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh untuk mengantisipasi pengeluaran yang tiba-tiba, seperti sakit, kematian salah satu warga atau kerabat, perayaan pernikahan, dan sebagainya. Biasanya keluarga ini hanya mampu menyisihkan uang saat menjual babi setiap enam bulan sekali, namun selebihnya tidak memungkinkan.

2.2.2 Masalah Kesehatan Walaupun saat ini tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sangat berat, namun nyeri persendian yang kadang dialaminya agak mengganggu Bapak Sang Nyoman Lemuh dalam bekerja. Gangguan ini dirasakan sejak kurang lebih dua tahun yang lalu dan muncul secara perlahan-lahan. Sendi yang paling sering terasa nyeri yaitu kedua sendi siku, lutut, dan punggung. Apabila sendinya nyeri, bapak Sang Nyoman Lemuh akan merasa enggan untuk pergi bekerja. Bapak Sang Nyoman Lemuh juga mengeluh sakit gigi yang dialami kurang lebih sekali dalam sebulan. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan menggosok gigi tidak teratur menyebabkan penyakit gigi dan mulut. Rasa sakitnya ini juga mengganggu aktivitas sehari-hari beliau. Selain itu terdapat potensi yang cukup besar terjadinya penyakit pada keluarga ini. Bapak Sang Nyoman Lemuh yang seorang perokok berpotensi untuk menderita 9

penyakit paru-paru, kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik juga berpotensi untuk menimbulkan terjadi penyakit yang terkait dengan pencernaan.

2.2.3 Masalah Penataan Bangunan Perhatian akan pentingnya penataan bangunan serta lingkungan sekitar nampak kurang diperhatikan di rumah keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh. Rumah Bapak Sang Nyoman Lemuh tidak pernah direnovasi. Rumah beliau terdiri dari empat kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, dan dua kamar mandi. Kamar tidur berukuran cukup luas. Terdapat satu jendela sebagai ventilasi yang tertutup gorden sehingga terkesan suasana kamar menjadi gelap dan lembab. Penerangan ruangan di rumah juga kurang. Sebagai sumber penerangan hanya menggunakan lampu dengan watt yang kecil. Terdapat dua kamar mandi terletak terpisah di belakang rumah. Bagian dapur juga terletak terpisah di samping rumah. Mereka masih menggunakan kayu bakar untuk memasak karena dinilai lebih irit dibandingkan kompor gas, selain itu keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh. Di dalam dapur tidak terdapat cerobong asap sebagai lubang untuk membuang asap-asap dapur. Penataan pekarangan juga perlu diperhatikan. Halaman kecil yang ditumbuhi tanaman bunga-bungaan sebenarnya bisa lebih dirapikan sehingga dapat

memperindah pemandangan halaman.

10

BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH

3.1

Program

3.1.1 Perekonomian Pemecahan masalah Bapak Sang Nyoman Lemuh yang diimplementasikan pada kesempatan kali ini adalah pertama dengan menyarankan untuk mencari sumber penghasilan tambahan lain selain hanya mengandalkan penjualan hasil kebun dan ternak. Istri bapak yang sebagai ibu rumah tangga mungkin dapat menambah penghasilan dengan mengolah hasil kebunnya sebelum dijual sehingga harga jual menjadi lebih tinggi, misalnya dengan membuat canang dari janur atau membuat pisang goreng. Pengurangan kebiasaan merokok dari Bapak Sang Nyoman Lemuh juga dapat membantu mengurangi pengeluaran keluarga sehingga tidak memberatkan. Metode ini dirasa tidak hanya dapat membantu dari segi perekonomian, tetapi juga dapat meningkatkan taraf kesehatan Bapak Sang Nyoman Lemuh dan keluarga. Untuk masalah kebutuhan yang sifatnya mendadak seperti kesehatan, iuran banjar, dan duka (kematian, ngaben) dapat diatasi dengan pembuatan tabungan dan membuat perencanaan biaya, serta menekan kebutuhan sehari-hari seminimal mungkin.

3.1.2 Kesehatan Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan dalam keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh ada 4, yaitu masalah nyeri sendi, kesehatan gigi dan mulut, kebiasaan merokok yang dilakukan Bapak Sang Nyoman Lemuh, dan kebersihan lingkungan rumah yang juga dapat mempengaruhi kesehatan keluarga. Keluhan nyeri pada persendian siku, lutut, dan punggung yang dialami oleh bapak Sang Nyoman Lemuh muncul karena pengaruh usia, suhu, dan juga aktivitas sehari-hari beliau. Semakin bertambahnya usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi berkurangnya volume cairan sendi. Cuaca di desa Demulih yang sejuk juga menyebabkan persendian menjadi kaku. Aktivitas yang berat sebagai petani dan juga peternak dapat menyebabkan kerusakan sendi. Untuk itu disarankan untuk Bapak Sang Nyoman Lemuh untuk beristirahat yang cukup serta melakukan olah raga ringan

11

secara teratur. Pemberian kompres hangat ataupun dingin juga bisa dilakukan apabila nyeri sendi terjadi. Masalah kebiasaan merokok yang dilakukan Bapak Sang Nyoman Lemuh muncul karena pengaruh rendahnya tingkat pendidikan dan pengaruh lingkungan. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan kurangnya pengetahuan beliau mengenai bahaya merokok bagi kesehatan. Kebiasaan merokok ini juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, dimana hampir semua pria dewasa di Desa Demulih memiliki kebiasaan merokok. Untuk itu, perlu diberikan pengertian mengenai bahaya merokok kepada Bapak Sang Nyoman Lemuh maupun untuk istrinya sebagai perokok pasif, termasuk anak-anak mereka, serta cucu mereka yang masih dalam masa pertumbuhan karena rentan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asap rokok. Seperti halnya masalah kebiasaan merokok yang dilakukan Bapak Sang Nyoman Lemuh, malah kebersihan juga muncul akibat rendahnya pengetahuan mengenai besarnya pengaruh buruk yang dapat diberikan lingkungan kotor terhadap kesehatan. Untuk mengatasi hal ini, perlu dijelaskan kepada keluarga ini. Penjelasan mengenai kesehatan yang dimaksud, meliputi kebersihan rumah, kebersihan kamar mandi, kebersihan dapur, pentingnya merebus air sebelum diminum, pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan membiasakan gosok gigi dua kali sehari, pentingnya mencuci tangan sebelum makan dan setelah makan dengan sabun serta pentingnya mencuci sayuran sebelum dimasak.

3.1.3 Penataan Bangunan Untuk mengoptimalkan lahan yang dimiliki, sebaiknya keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh selain merapikan tanaman bunga, sebaiknya halaman rumah juga ditanami beberapa jenis tanaman, seperti tanaman sayur maupun tanaman obat di halaman rumah mereka. Selain untuk memperindah halaman rumah, penanaman tanaman tanaman tersebut juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan serta umumnya dapat digunakan untuk bumbu dapur. Dengan demikian, biaya yang harus dikeluarkan keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh untuk kebutuhan sayuran dapat ditekan. Bila Bapak Sang Nyoman Lemuh memiliki uang yang cukup, sebaiknya beliau melakukan renovasi terhadap dapur. Hal ini diperlukan agar sirkulasi udara dan asap dapur dapat teregulasi dengan baik mengingat keluarga ini masih menggunakan 12

tungku kayu bakar untuk melakukan kegiatan memasak makanan maupun air. Penataan kamar yang lebih baik juga diperlukan, gorden dan kaca jendela sebaiknya dibuka pada pagi sampai sore hari sehingga cahaya matahari bisa masuk ke dalam ruangan. Hal ini akan mengurangi kelembaban dalam ruang tidur. Kebersihan dan kerapian kamar sebaiknya dijaga dengan baik agar terhindar dari berbagai penyakit terkait dengan lingkungan tempat tinggal yang kotor.

3.2

Jadwal Kegiatan Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah

maupun kebun Bapak Sang Nyoman Lemuh. Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan sebanyak 19 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan

No. 1. 2. 3. 4.

Tanggal 13 Juli 2013 14 Juli 2013 15 Juli 2013 16 Juli 2013

Waktu 15.00 18.00 17.00 21.30 17.30 21.00 16.30 21.00

Kegiatan Meninjau kediaman KK dampingan Pengenalan KK dampingan dan menjelaskan tujuan program Mengetahui profil keluarga Eksplorasi keadaan keluarga dari berbagai aspek Eksplorasi keadaan keluarga dari

5.

17 Juli 2013

08.00 12.30

berbagai aspek berbarengan dengan kunjungan ke ladang

6.

18 Juli 2013

16.00 21.30 16.00 21.30 15.00 19.30 17.00 21.30

Identifikasi masalah keluarga di bidang ekonomi Identifikasi lebih jauh masalah lain yang dihadapi keluarga Kunjungan ke ladang dan membantu kegiatan di sana Diskusi mengenai masalah ekonomi yang dihadapi 13

7.

19 Juli 2013

8.

20 Juli 2013

9.

21 Juli 2013

10.

22 Juli 2013

16.00 21.30 15.00 20.30 18.30 21.00 17.00 21.30

Menyampaikan pentingnya pola hidup bersih dan sehat di keluarga Identifikasi masalah di bidang penataan bangunan Bincang-bincang santai mengenai kondisi lingkungan di sekitar rumah Menyampaikan pentingnya hidup sehat tanpa rokok Berbincang-bincang dan membantu

11.

23 Juli 2013

12.

24 Juli 2013

13.

25 Juli 2013

14.

26 Juli 2013

08.00 12.00

dalam kegiatan sehari-hari keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh Diskusi mengenai penataan bangunan

15.

28 Juli 2013

08.00 12.00

yang lebih baik daripada yang telah ada sekarang

16.

29 Juli 2013

14.00 18.30

Bincang-bincang mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan Berbincang-bincang dan menyarankan

17.

30 Juli 2013

08.00 12.00

kepada keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh untuk menanam berbagai tanaman di halaman rumahnya Review tentang segala hal yang telah

18.

31 Juli 2013

08.00 12.00

didiskusikan selama ini terkait permasalah yang dihadapi

19.

1 Agustus 2013

14.00 18.30

Perpisahan dengan KK dampingan dan pemberian kenang-kenangan

14

BAB IV PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penuis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 19 kali dengan total waktu kunjungan selama 90 jam.

4.2 Lokasi Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK Dampingan terhadap keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh adalah di Dusun/Banjar Tanggahan Talang Jiwa, desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

4.3 Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM VII di Desa Demulih. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan obrolan obrolan santai bersama keluarga yang didamping untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 19 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 5 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai lebih dari 90 jam.

15

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program KK Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan penataan bangunan. Masalah ekonomi yang dialami keluarga ini adalah pendapatan yang tidak menentu dan tidak dapat mencukupi kehidupan sehari-hari, dimana solusi yang dapat ditawarkan adalah memperbaiki cara pengelolaan keuangan keluarga sehingga dapat menabung. Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga ini adalah nyeri sendi, kebiasaan merokok yang dimiliki oleh Bapak Sang Nyoman Lemuh, serta kurangnya kesadaran keluarga bapak Sang Nyoman Lemuh akan pola hidup sehat dan kesehatan gigi dan mulut, sehingga solusi yang dapat diberikan adalah penjelasan mengenai cara penanggulangan nyeri sendi, bahaya merokok, serta pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Masalah penataan bangunan yang dijumpai pada keluarga ini adalah kurang bersihnya kamar tidur serta kurangnya penerangan di kamar sehingga kamar menjadi lembab dan gelap. Disamping itu, kurang dimanfaatkannya halaman rumah, sehingga solusi yang dapat ditawarkan adalah penjelasan mengenai kegunaan tanaman-tanaman yang dapat ditanam di areal halaman rumah yang dapat digunakan sebagai obat-obatan maupun bahan memasak.

5.2 Rekomendasi Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain : Hendaknya pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada KK bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas

16

Diharapkan kepada keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh untuk lebih menyadari pentingnya pola hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit karena banyak penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sederhana seperti mencuci tangan sesuai waktu yang diperlukan serta menggosok gigi secara teratur. Keluarga Bapak Sang Nyoman Lemuh diharapkan mampu mengaplikasikan solusisolusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik.

17

También podría gustarte