Está en la página 1de 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Whalley dan Wong 2000). Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Ketika mereka bermain mereka menggunakan seluruh emosinya, perasaan dan pikirannya, sehingga bermain sangat diperlukan bagi anak, baik ketika sehat maupun sakit. Salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada anak adalah dengan memberikan aktifitas bermain. Aktifitas bermain dapat dilakukan sebelum melakukan prosedur pada anak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa tegang dan emosi yang dirasakan anak selama prosedur pengobatan. Untuk anak usia schoolager, anak laki-laki lebih tepat jika diberikan mainan jenis mekanik yang akan menstimulasi kemampuan kreativitasnya dalam berkreasi sebagai seorang laki-laki, misalnya mobil-mobilan. Anak perempuan lebih tepat diberikan permainan yang dapat menstimulasinya untuk mengembangkan perasaan, pemikiran dan sikapnya dalam menjalankan peran sebagai seorang perempuan, misalnya alat untuk memasak dan boneka.

1.2 Tujuan Tujuan dari bermain pada anak yaitu:


Memberikan kesempatan pada anak untuk membuat keputusan dan kontrol Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur medis

Memberikan anak peralihan dan relaksasi Membantu anak untuk merasa lebih nyaman dalam lingkungan yang asing Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaannya

Menganjurkan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang lain

Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bermain dan Permainan Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara . (Wong, 2000). Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya . (Miller dan Keong, 1983). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.

1. Deskripsi Permainan Ular tangga Permainan diawali dengan melempar dadu kemudian pemain menggerakkan pion sesuai dengan angka dadu yang telah di lempar. Ketika pion berhenti pada kotak yang memilki gambar tangga, maka pion digerakkan sesuai dengan arah tangga tersebut, tetapi jika pion berhenti pada kotak yang memiliki gambar ular maka pion harus digerakkan turun sesuai arah ular tersebut. Permainan ini akan selesai jika salah satu pion berhenti pada kotak terakhir atau kotak dengan gambar piala.

2. Tujuan Permainan Tujuan permainan ini adalah:


o o o o

Memberikan anak peralihan dan relaksasi Membantu anak merasa lebih nyaman selama berada di rumah sakit Membantu mengembangkan kemampuan kompetisi anak Membantu anak tetap bisa menjalankan aktifitas bermainnya sekalipun berada di rumah sakit

Memberi kesempatan kepada anak untuk tetap bertumbuh dan berkembang selama dirawat di rumah sakit

Menganjurkan

untuk

berinteraksi

dengan

orang

lain

dan

mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang lain


o o o o o o o

Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik Membantu Perkembangan Kognitif Meningkatkan Sosialisasi Anak Meningkatkan Kreatifitas Meningkatkan Kesadaran Diri Mempunyai Nilai Terapeutik Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

3. Keterampilan yang Diperlukan Kesiapan petugas Mengendalikan suasana bermain agar anak tidak bosan Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak Peka terhadap kebutuhan anak Sabar Sopan/santun Menghargai anak dan keluarga Memberi semangat kepada anak

2.2 Fungsi Bermain pada Anak 1) Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini

perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat.Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya.Demikian juga pendengaran,apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang melalui suarasuara maka daya pendengaran dikemudian hari anak lebih cepat berkembang dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini. 2) Membantu Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya. 3) Meningkatkan Sosialisasi Anak Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses

sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermainmain berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain. 4) Meningkatkan Kreatifitas Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan. 5) Meningkatkan Kesadaran Diri Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain. 6) Mempunyai Nilai Terapeutik Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya. 7) Mempunyai Nilai Moral Pada Anak Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada

beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar. 2.3 Jenis Permainan Anak Usia Sekolah Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin Dapat belajar dengan aturan kelompok Belajar Independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain. Karakteristik Cooperative Play Laki-laki : Mechanical Perempuan : Mother Role

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bermain Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu Jenis kelamin Lingkungan lokasi, negara, kultur Alat permainan senang dapat menggunakan Intelegensia dan status social ekonomi

2.5 Contoh Permainan Anak Asia Sekolah Usia 6-8 Tahun Kartu Boneka Robot Buku Alat olah raga Usia 8-12 tahun Buku Mengumpulkan prangko, uang logam Pekerjaan tangan Kartu Olahraga bersama

Alat untuk melukis Mencatat Sepeda

Sepeda Sepatu roda

2.6 Contoh Masalah Anak dalam Permainan dan Solusinya Belum bisa menerima kekalahan Selalu ingin menjadi pemenang, sehingga menyebabkan perselisiha Mengejek lawan bermain Menangis karena kalah Bermain curang Bersekongkol dengan temannya

BAB III PENUTUP Bermain adalah salah satu bagian dari aktifitas yang biasa dilakukan oleh anak. Dengan bermain anak bisa untuk melatih dan mengembangkan kemampuan mereka dan dapat bertumbuh sesuai dengan tumbuh kembang mereka. Tujuan dari bermain yang lain adalah memberikan rasa aman ketika anak berada dalam lingkungan yang asing baginya. Anak biasanya akan merasa terancam berada di lingkungan yang tidak dikenalinya. Dengan program bermain yang diberikan pada anak maka dapat mengurangi dampak hospitalisasi pada anak sehingga anak tidak stress saat berada di rumah sakit. Bermain juga dapat membantu para perawat sebelum melakukan prosedur medis kepada anak. Bermain pada anak disesuikan dengan tumbuh kembang anak. Jenis permainan juga disesuaikan dengan usia. Dalam bermain juga membutuhkan strategi dan keterampilan dari perawat saat mengajak anak bermain. Hal ini perlu agar anak tidak merasa bosan ketika di ajak bermain dan tidak menutup diri saat diajak bermain. Untuk itu hal pertama yang harus di lakukan adalah BHSP dengan anak, selain itu libatkan keluarga dalam mengajak anak bermain.

También podría gustarte