Está en la página 1de 10

DASAR TEORI

1.

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Penilaian status gizi terbagi atas dua yakni penilaian status gizi secara langsung yang dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Dan penilaian status gizi secara tidak langsung yakni, survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengukuran antropometri relatif mudah dilaksanakan. Akan tetapi untuk berbagai cara, pengukuran antropometri ini membutuhkan keterampilan, peralatan dan keterangan untuk pelaksananya.[6] Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Dalam pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu BB/U, TB/U, BB/TB. Perbedaan penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.6 Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknikteknik yang dapat untuk menilai status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.1 Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran bentuk, ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya (Sutalaksana,1996). Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia.2 Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat kerja seperti mesin,equipment, perkakas (tools), perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.2 Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Pengertian istilah Nutritional Anthropometry mula-mula muncul dalam Body Measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh

Jelliffe (1966) sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu: pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Pengukuran berat badan menurut umur pada umumnya untuk anak merupakan cara standar yang digunakan untuk menilai pertumbuhan. Kurang berat tidak hanya menunjukkan konsumsi pangan yang tidak cukup tetapi dapat pula mencerminkan keadaan sakit yang baru dialami.3 Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing. Penelitian yang dilakukan Chang terhadap 30 orang laki-laki sebegai operator pneumatic screwdriver usia 22 tahun panjang lengannnya rata-rata 18,2 cm dan tinggi tubuh rata-rata 168,5 cm, ternyata yang melakukan kerja pada posisi duduk lebih menerima getaran pneumatic screwdriver dan otot lengan depannya mengalami stress dibanding yang posisi kerja berdiri.3 Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu, IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus lainnya seperti edema, asites, dll. IMT/U merupakan yang terutama bermanfaat untuk penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan. Biasanya IMT tidak meningkat dengan bertambahnya umur. Rumus perhitungan IMT:

IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB atau BB/TB. Ketika melakukan interpretasi resiko kelebihan berat badan, perlu mempertimbangkan berat badan orang tua.1 Tabel 2: Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia:[7] Kategori Kekurangan BB tingkat berat Kurus Kekurangan BB tingkat ringan Normal Kelebihan BB tingkat ringan Gemuk Kelebihan BB tingkat moderat (Obes I) > 25 29,9 17,0 - < 18,5 18,5 22,9 23 24,9 IMT < 17,0

Kelebihan BB tingkat berat (Obes II) Sumber. Sirajuddin 2012.

> 30,0

Indeks massa tubuh telah digunakan dalam beberapa penelitian populasi internasional untukmenilai risiko penyakit di antara orang dewasa. BMI meningkat jelas terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari tekanan darah tinggi, diabetes mellitus tipe 2, faktor risiko kardiovaskular penyakit lainnya, dan mortalitas meningkat. Memang, risiko relatif untuk faktor risiko penyakitkardiovaskular kejadian penyakit kardiovaskular meningkat dinilai dengan peningkatan BMI padasemua kelompok populasi. Selain itu, asosiasi antara gangguan muskuloskeletal, gangguan dalam fungsi pernapasan dan fisik, dan kualitas hidup. Akibatnya, dalam studi epidemiologi, BMIdigunakan untuk mengetahui kelebihan berat badan atau obesitas pada orang dewasa dan untuk memperkirakan risiko terkena penyakit. Perluh diketahui bahwa anak yang pendekpun dapat mengalami kelebihan berat badan. Maka perluh mempertahankan berat badan normal.7 Berat badan merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR (dibawah 2500 gram). Pada masa bayi atau balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.6 Penimbangan (berat badan) adalah pengukuran antropometri yang umum digunakan dan merupakan kunci yang memberi petunjuk nyata dari perkembangan tubuh yang baik maupun yang buruk. Berat badan merupakan suatu pencerminan dari kondisi yang sedang berlaku dan ukuran yang paling baik mengenai konsumsi kalori protein dan karbohidrat.[8] Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:6 - Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan. Umum dan luas dipakai di Indonesia. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.

KMS yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya.

Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:6 a. b. c. Mudah digunakan dan dibawa dari suatu tempat ke tempat yang lain. Mudah diperoleh dan relatife murah harganya. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.

d. Skalanya mudah dibaca. e. Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Tinggi badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) factor umur dapat dikesampingkan.6

Mengukur Berat Badan 2. Prediksi Tinggi Badan

Mengukur Tinggi Badan

Mengukur Tinggi Lutut instrumen portabel pengukuran perangkat tinggi lutut (KHMD), juga dirancang untuk mengukur pertumbuhan jangka pendek dari kaki bagian bawah. Perangkat ini lebih murah dan lebih mudah digunakan daripada knemometer tersebut. Sekali lagi, pengukuran yang diambil pada saat anak duduk. Kursi yang digunakan dengan perangkat ini harus memiliki ketinggian kursi 33 cm dan panjang 26 cm kursi. Tinggi lutut sangat berkorelasi dengan tinggi dan dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi badan pada orang dengan kelengkungan tulang belakang yang parah atau yang tidak mampu untuk berdiri. Tinggi lutut diukur dengan kaliper yang terdiri dari tongkat pengukur disesuaikan dengan pisau melekat pada masing-masing dan pada sudut 90O C.[9] Faktor tambahan yang harus dipertimbangkan ketika memilih indeks atau kombinasi dari indeks, termasuk ketersediaan equitment pengukuran yang akurat, pelatihan penguji untuk Cellect informasi yang akurat dan menafsirkan hasilnya benar, dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran. Akhirnya, sering diabaikan adalah biaya tidak mengidentifikasi anak-anak kekurangan gizi atau salah mengidentifikasi anak-anak cukup gizi seperti kurang gizi.9

Perkiraan parameter farmakokinetik dan evaluasi status gizi bergantung pada pengukuran yang akurat tidak, hanya berat badan tetapi juga tinggi badan. Namun, sejumlah penyakit dapat menyebabkan kesulitan dalam pengukuran tinggi badan secara akurat. Oleh karena itu, berbagai rumus berdasarkan tulang yang tidak berubah panjang telah dikembangkan. Metodemetode termasuk tinggi lutut, panjang lengan dan setengah rentang tangan.7 Tinggi lutut diukur dari bawah maleolus lateral fibula ke tumit. Langkah ini digunakan untuk individu yang 60 tahun atau tidak dapat berdiri atau memiliki kelainan bentuk tulang belakang.7 Rumus nya yaitu :7 Female: Height in cm = 84.88- 0.24 x age) + (1.83 x knee height) x 1,2 Male : Heigt in cm = 64.19 (0.04 x age) + (2.02 x knee height). 3. WHR (Rasio lingkar pinggang dan panggul)

Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm.[10] Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang beerbeda.7 Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan penyakit kardiovaskular.7 Rumus Menghitung Nilai WHR:

Tabel 4: Standar resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran WHR pada jenis kelamin dan kelompok umur:7 Jenis kelamin Kelompok umur 20-29 Pria 30-39 40-49 20-29 Wanita 30-39 40-49 Sumber. Sirajuddin 2012. 4. Lingkar Perut (LP) Resiko Low < 0,83 < 0,84 < 0,88 < 0,71 < 0,72 < 0,73 Moderate 0,83-0,88 0,84-0,91 0,88-0,95 0,71-0,77 0,72-0,78 0,73-0,79 High 0,89-0,94 0,92-0,96 0,96-1,00 0,78-0,82 0,79-0,84 0,80-0,87 Very high > 0,94 > 0,96 > 1,00 > 0,82 > 0.84 > 0,87

Cara lain yang biasa dilakukan untuk memantau resiko kegemukan adalah dengan mengukur lingkar perut. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki dan tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan.8 Pengukuran lingkar perut lebih memberikan arti dibandingkan IMT dalam menentukan timbunan lemak di dalam rongga perut (obesitas sentral) karena peningkatan timbunan lemak di perut tercermin dari meningkatnya lingkar perut.8 Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal atau sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus.1 Tabel 5: Standar Obesitas sentral berdasarkan Lingkar Perut.1 Klasifikasi WHO 2000 Eropa Asia Pasifik Sumber: WHO 5. Lingkar Lengan Atas Laki-laki 94 cm 102 cm 90 m Wanita 80 cm 88 cm 80 m

Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.7

Tabel 1: Ambang Batas Pengukuran LiLA:7 Klasifikasi Wanita Usia Subur KEK Normal Bayi Usia 0-30 hari KEP Normal Balita KEP Normal Sumber: Sirajuddin, 2012. LiLA mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:8 1. Status KEP pada balita 2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko lahir bayi BBLR Kelemahan dari pengukuran LILA:6 Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB. < 12,5 cm 12,5 cm < 9,5 cm 9,5 cm < 23,5 cm 23,5 cm Batas Ukur

Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa. 6. Tebal Lipatan Kulit

Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu indeks antropometri yang digunakan dalam pengukuran status indeks antropometri untuk mengukur status gizi.

Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan lemak tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi dengan pengukuran tebal lemak bawah kulit terdiri dari beberapa tempat, yakni trisep, bisep, subskapular, suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid aksla.1 Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan persamaan secara umum atau kelompok tertentu.1 Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.7 Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit:7 Laki-laki 18-27 tahun Db = 1,0913 0,00116 (trisep + scapula) % BF = [(4,97/Db) 4,52] x 100 Wanita 18-23 tahun Db = 1,0897 0,00133 (trisep + scapula) % BF = [(4,76/Db) 4,28] x 100 Tabel 3: Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:7 Klasifikasi Lean Optimal Slightly overfat Fat Obesitas Sumber. Sirajudin 2012. Laki-laki <8% 8 15 % 16 20 % 21 24 % 25 % Wanita < 13 % 14 23 % 24 27 % 28 32 % 33 %

DAFTAR PUSTAKA

1. Sandjadja dkk. 2010. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Kompas. 2. Nugroho, Adi. 2002. Pengaruh Faktor Usia, Status Gizi dan Pendidikan Terhadap International Prostat Symptom pada Penderita Hiperplasia. Cermin Dunia Kedokteran. XI : 678-745. 3. Deniz Nazire. 2007. Antropometrik pengukuran dan analisis komposisi tubuh remaja obesitas dengan dan tanpa sindrom metabolik. 4. Karmegam, dkk., 2011. Antropometrik studi di kalangan orang dewasa yang berbeda etnisdi Malaysia. 5. Perisinotto, dkk., 2002. Anthropometric measurements in the elderly: age and gender differences. 6. Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

7. Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin. 8. Gibson, Rosalind S. 2005. Principles Nutritional Assesment. Oxford: University Press.

9. Fatmah. 2005. Persamaan (Equation) tinggi Badan Manusia Usia Lanjut (Manula) Berdasarkan Usia dan etnis pada 6 Panti terpilih di DKI Jakarta dan Tangerang tahun 2005.Jurnal UI. X :ISSN 1693-6728. 10. Kristanti. 2010. Penakit Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin, Mineral dan Elektrolit. Yogyakarta : Citra Pustaka. 11. Steven, june., Jianwencai., Pamuk, E., Williamson, Df., Michaelj. Thun, M.D.,& Joy L. Wood, M.S.. (1998) . The Effect Of Age On The Association Between Body-Mass Index And Mortality. The New England Journal Of Medicine Vol. 338 Januari 1, 1998no.1. 12. Esmaillzadeh, A., Mirmiran, P., & Azizi, F. (2004) Waist-To-Hip Ratio Is A Better Screening Measure For Cardiovascular Risk Factors Than Other AnthropometricIndicators In Tehranian Adult Men International Journal Of Obesity (2004) 28,13251332. 13. Campbell., Avenel. A & A.E. Walker. (2002). Assessment Of Nutritional Status In Hospital In-Patients. Q J Med 2002; 95:8387. 14. Afif maulidiyah & adiani sulistiani. 2012. Jurnal kebidanan, vol. IV. No.01, Juni 2012. Hungan lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin dengan berat lahir.

15. Assefa, N,. Berhane, Y. & Worku, A. (2012). Wealth Status, Mid Upper Arm Circumference (MUAC) and Antenatal Care (ANC) Are Determinants for Low Birth Weight in Kersa, Ethiopia. PLoS ONE www.plosone.org June 2012, Vol. 7 Issue 6 e39957. 16. Goulding, A., Taylor, RW., Jones, IE., Barned, N.L., & Williams, SM. (2003). Body composition of 4- and 5-year-old New Zealand girls: a DXA study of initial adiposity and subsequent 4-year fat change International Journal of Obesity (2003) 27, 410415.

También podría gustarte