Está en la página 1de 15

BAB I PENDAHULUAN

Dinamika Kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:265) berati tenaga yang menggerakkan; semangat sedangkan Kelompok adalah dua atau lebih orang yang berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan bersama (Stoner & Wankel, 1986 : 81).

I.

Latar Belakang

II.

Rumusan Masalah

III.

Tujuan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:265), dinamika kelompok diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Slamet (2008), mendefinisikan dinamika kelompok sebagai tingkat kegiatan dan tingkat keefektifan kelompok dalam rangka mencapai tujuan. Mengutip pernyataan Duncan, (1981) dalam Indrawijaya, (1983:90) :

"a group is defined as two or more people who interact to accomplish a common goal(s); the interaction is lasting and displays at least some structure" (Suatu kelompok terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama, interaksi tersebut bersifat tetap dan mempunyai struktur tertentu). Menurut Slamet (2008), kelompok adalah dua atau lebih orang yang terhimpun atas dasar adanya kesamaan tertentu, berinteraksi melalui pola/struktur tertentu guna mencapai tujuan bersama, dalam kurun waktu yang relatif panjang. Selanjutnya, kelompok digolongkan berdasarkan atas : 1) Struktur Kelompok, terdiri atas kelompok formal dan informal; 2) Fungsi Kelompok, terdiri atas fungsi tugas dan fungsi social; 3) pola interaksi kelompok, terdiri atas interacting group, co-acting group, dan counteracting group. Mengutip Jenkins (1961) dalam Suyatna (1982:9) : "Essentially, the term group dynamics describes an area of study and research in the social sciences, the examination of the dynamics groups. Similarly, the dynamics of the group describe the forces in the group situation which are determining the behavior of the group and its member. Selanjutnya oleh Mardikanto, dkk (1996:155) pernyataan Jenkins (1950) tersebut diterjemahkan sebagai berikut : Kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam maupun di lingkungan kelompok yang akan menentukan perilaku anggota-anggota kelompok dan perilaku kelompok yang bersangkutan, untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan bersama yang merupakan tujuan kelompok tersebut.

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Dinamika Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:265), dinamika kelompok diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Slamet (2008), mendefinisikan dinamika kelompok sebagai tingkat kegiatan dan tingkat keefektifan kelompok dalam rangka mencapai tujuan.

B. Unsur-unsur Dinamika Kelompok Menurut Slamet (1978) dalam Suyatna (1982) dan Slamet (2008), menilai dinamika kelompok berarti menilai kekuatan-kekuatan yang muncul dari berbagai sumber di dalam kelompok. Untuk melakukan analisis terhadap dinamika kelompok dapat dilakukan melalui dua macam pendekatan, yakni 1) pendekatan sosiologis, melalui analisis terhadap bagian-bagian atau komponen kelompok dan analisis terhadap proses sistem sosial; 2) pendekatan psiko-sosial, melalui analisis terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi dinamika kelompok itu sendiri (Mardikanto, dkk, 1996:155-156). Selanjutnya dijelaskan analisis dinamika kelompok dengan pendekatan psikososial, dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap segala sesuatu yang akan berpengaruh terhadap perilaku anggota-anggota kelompok dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan kelompok, (Mardikanto, dkk, 1996:160).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika suatu kelompok Slamet, 1978 dalam Suyatna, 1982:9, terdiri atas : 1) tujuan kelompok 2) struktur kelompok 3) fungsi tugas 4) pembinaan dan pemeliharaan kelompok 5) kekompakan kelompok 6) suasana kelompok 7) kelompok

8) keefektifan kelompok. Hal tersebut senada dengan pendapat Cartwright & Zander (1968) dalam Yusuf (1989 : 91) menyatakan, faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok melalui pendekatan psiko-sosial untuk mendinamiskan kelompok (Selanjutnya Mardikanto, dkk (1996:162), Ginting (2003:246) dan Slamet (2008), menambahkan agenda terselubung sebagai unsur kesembilan dalam menilai kedinamisan suatu kelompok ) terdiri atas :

1. Tujuan Kelompok (group goal) Shaw (1977) dalam Mardikanto (1996:162) menartikan tujuan kelompok sebagai hasil akhir atau keadaan yang diinginkan oleh semua anggota kelompok. Cartwright dan Zander (1968) dalam Suyatna (1982:10) menyatakan bahwa tujuan kelompok merupakan gambaran tentang sesuatu hasil yang diharapkan dicapai oleh kelompok. Kejelasan tujuan kelompok akan sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan-tindakan anggota kelompok. Selain itu, tujuan kelompok seharusnya menunjang tercapainya tujuan individu anggota kelompok sehingga dinamika kelompok semakin kuat. Menurut Slamet (2008), bentuk hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota kelompok mempunyai lima kemungkinan, yaitu : a) sepenuhnya bertentangan b) sebahagian bertentangan c) netral d) searah e) identik.

2. Struktur Kelompok (group structure) Setiap kelompok membentuk dan memiliki struktur yang berbeda dengan kelompok lainnya dalam mengatur interaksi kelompok untuk mencapai tujuan. Menurut Slamet (1978) dalam Suyatna (1982:12) mengemukakan bahwa struktur kelompok adalah cara kelompok tersebut mengatur dirinya sendiri dalam mencapai tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu : a) struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan, b) struktur tugas atau pembagian pekerjaan, c) struktur komunikasi atau bagaimana aliran komunikasi terjadi dalam kelompok serta sarana bagi kelompok untuk berinteraksi.

Ketidakjelasan struktur kelompok, akan berpengaruh pada ketidakjelasan : kedudukan, peran, hak, kewajiban, dan kekuasaan masing-masing anggotanya, sehingga pelaksanaan kegiatan tidak mungkin dapat berlangsung secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan kelompok.

3. Fungsi Tugas (task function) Fungsi tugas menurut Slamet (1978) dalam Suyatna (1982:14) yaitu segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok sehingga tujuan tercapai. Kriteria yang digunakan untuk melihat fungsi tugas adalah : a) fungsi memberi informasi b) fungsi memuaskan anggota c) fungsi menyelenggarakan koordinasi d) fungsi menghasilkan inisiatif e) fungsi mengajak untuk berpartisipasi f) fungsi menjelaskan. Menurut Hackman (1969) dalam Mardikanto, dkk (1996:161), fungsi tugas (task function), yaitu seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok sesuai dengan fungsi masing-masing sesuai dengan kedudukannya dalam struktur kelompok.

4. Pembinaan dan Pengembangan Kelompok (group buliding and maintanance) Pembinaan dan pengembangan kelompok menurut Slamet (1978) dalam Suyatna (1982:17) dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan kehidupan kelompok. Usaha mempertahankan kehidupan kelompok dapat berhasil dilihat dari beberapa ciri, yaitu : a) partisipasi semua anggota kelompok b) adanya fasilitas c) adanya kegiatan kelompok d) adanya kontrol sosial e) adanya kesempatan untuk mendapat anggota baru f) adanya sosialisasi. Pendapat tersebut senada dengan Yusuf (1989:93), yang menyatakan bahwa pengembangan dan pemeliharaan kelompok mencakup aspek-aspek: 1) pembagian tugas yang merata 2) kegiatan yang kontinu 3) fasilitas yang memadai

4) tumbuhnya norma-norma kelompok 5) proses sosialisasi 6) penambahan anggota baru dan mempertahankan anggota lama. Pendapat lain menyatakan pembinaan dan pemeliharaan kelompok yaitu upaya kelompok untuk tetap memelihara dan mengembangkan kehidupan kelompok (Miles, 1961) atau upaya kelompok untuk berusaha memelihara tata kerja dalam kelompok, mengatur, memperkuat dan mengekalkan kelompok (Beal, dkk, 1974) dalam Mardikanto (1996:161).

5. Kekompakan Kelompok (group coheciveness) Menurut Slamet (1978) dalam Suyatna (1982:20), kekompakan kelompok yaitu adanya rasa keterikatan anggota kelompok terhadap kelompoknya yang dipengaruhi oleh : a) kepemimpinan kelompok b) keanggotaan kelompok c) nilai dari tujuan kelompok d) homogenitas anggota e) keterpaduan kegiatan kelompok f) jiwa kerjasama g) jumlah anggota kelompok. Krech (1962) dalam Mardikanto (1996:161), mengartikan kekompakan kelompok (group cohesiveness) sebagai rasa keterikatan anggota kelompok terhadap kelompoknya. Rasa keterikatan itu dapat dilihat/ditunjukan pada : kesamaan tindakan (integrasi), kerjasama, kesadaran menjadi anggota, persamaan nasib, homogenitas perilaku, kesepakatan terhadap tujuan kelompok, dan pengakuan terhadap kepemimpinan kelompok. Kekompakan adalah daya tarikan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu. Kekompakan sesungguhnya didasarkan kepada kebutuhan tiap-tiap individu tetap dalam kelompok dan kemampuan kelompok memberikan tiap individu dengan beberapa macam keuntungan atau hadiah yang menjadikan anggota kelompok memberikan waktu dan emosinya bagi kelompok (Muhammad, 2000:186

6. Suasana Kelompok (group atmosphere) Suasana kelompok menurut Slamet (1978) dalam Suyatna (1982:24), yaitu : keadaan moral, sikap dan perasaan-perasaan yang umumnya terdapat dalam kelompok. Perasaan

dalam hal ini yaitu perasaan apatis terhadap kegiatan dan kehidupan kelompok. Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelompok, yaitu : a) ketegangan (tension) b) hubungan antar anggota kelompok c) kebebasan berpartisipasi, dan d) d) lingkungan fisik. Menurut Dahama dan Bhatnagar (1980) dalam Mardikanto, dkk (1996:162) suasana kelompok yaitu lingkungan fisik dan non fisik (emosional) yang akan mempengaruhi perasaan setiap anggota kelompok terhadap kelompoknya. Suasana tersebut dapat berupa keramahtamahan, kesetiakawanan, kebebasan bertindak, dan suasana fisik seperti kerapihan/keberantakan, keteraturan, dll.

7. Tegangan Kelompok (group pressure) Menurut Slamet (1978) dalam Suyatna (1982:26), tegangan pada kelompok ialah segala sesuatu yang menimbulkan tegangan pada kelompok untuk menumbuhkan dorongan berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok. Sumber tekanan menurut Slamet (2008) dapat berasal dari dalam kelompok a) (internal pressure), seperti : konflik, otoriter, persaingan, dan lain-lain atau berasal dari luar b) (eksternal pressure), seperti : tantangan, serangan, sanksi (penghargaan atau hukuman), keseragaman, dan conformitas. 8. Keefektifan kelompok (Group effectiveness) Keefektifan kelompok (group effectiveness) menurut Sills (1968) dalam Mardikanto, dkk, dkk (1996:162) yaitu keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya, yang dapat dilihat pada tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan (fisik maupun non fisik) yang memuaskan anggotanya. Slamet (1978) dalam Suyatna (1982:28) menyatakan bahwa keefektifan kelompok mempunyai pengaruh timbal balik dengan kedinamisan kelompok. Kelompok yang efektif meningkatkan kedinamisan kelompok. Kelompok yang dinamis meningkatkan

keefektifannya. Keefektifan dilihat dari segi produktivitas, moral dan kepuasan anggota. Tercapainya tujuan kelompok dipakai untuk mengukur produktivitas, semangat dan sikap para anggota kelompok dipakai untuk mengukur moral, dan keberhasilan anggota mencapai tujuan pribadinya dipakai untuk mengukur kepuasan anggota.

9. Agenda Tersembunyi (hidden agenda) Agenda terselubung (hidden agenda), yaitu tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok yang diketahui oleh semua anggotanya tetapi tidak dinyatakan secara tertulis (Mardikanto, dkk, 1996:162). Menurut Ginting (2003:246) agenda terselubung atau maksud terselubung adalah tujuan yang dirumuskan oleh pengurus atau anggota namun tidak tertulis tetapi diharapkan akan tercapai. Penjelasan lebih lengkap tentang maksud tersembunyi dinyatakan oleh Slamet (2008), adalah program, tugas yang tidak diketahui atau disadari oleh anggota kelompok, atau berada di bawah permukaan. Maksud tersebut tidak pernah dibicarakan secara terbuka tetapi ada. Maksud tersembunyi ini saling mempengaruhi dan sama pentingnya dengan maksud-maksud dan tujuan-tujuan terbuka dan kadangkala hal tersebut merupakan motivasi yang kuat untuk pencapaian tujuan. Kelompok dapat bekerja untuk maksud-maksud terbuka dan terselubung untuk tujuan yang sama. Sumbernya bisa berasal dari anggota kelompok, pimpinan kelompok atau kelompok itu sendiri.

Unsur-unsur dinamika kelompok tersebut dapat menjadi kekuatan maupun kelemahan bagi kedinamisan suatu kelompok. Secara umum kekuatan-kekuatan yang terdapat pada kelompok hendaknya dapat dipertahankan dan kelemahan-kelemahan yang ada dapat diubah atau ditingkatkan atau diminimalisir agar tidak mempengaruhi unsur-unsur kedinamisan kelompok. Untuk membina, memelihara dan meningkatkan kedinamisan suatu kelompok dapat dilakukan dengan menentukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada suatu kelompok berdasarkan indikator/parameter yang terdapat pada masing-masing unsur dinamika kelompok.

D. DINAMIKA KELOMPOK DALAM KEPERAWATAN

a. Pengertian kelompok, dinamika kelompok dan keperawatan Kelompok Kelompok merupakan Kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Dinamika kelompok

Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika yang memiliki arti tingkah laku warga yang dapat mempengaruhi tingkah laku warga lainnya sehingga terjadi hubungan timbal balik. Secara jelas dinamika berartiinteraksi atau interdependensi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Jadi dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Keperawatan Menurut hasil Lokarya Keperawatan Nasional Tahun 1983 yang disebut dengan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia b. Fungsi Dinamika Kelompok dalam Keperawatan Dinamika kelompok dalam keperawtan merupakan kebutuhan bagi setiap individu perawat yang hidup dalam satu kelompok pelayanan kesehatan/keperawatan dan saling berinteraksi untuk membutuhkan kerjasama satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan dinamika kelompok dapat berfungsi sebagai berikut: 1. Antara perawat satu dengan yang lain akan terjadi kerja sama saling membutuhkan, mengingat setiap perawat tidak mungkin dapat bekerja secara sendiri di dalam pelayanan kesehatan / keperawatan. 2. Dinamika kelompok perawat akan lebih memudahkan segala pekerjaan pelayanan kesehatan / keperawtan karena pekerjaan yang dilakukannya tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan seseorang, sehingga dengan berdinamika kelompok perawat akan mengetahui kelemahan dan keunggulan dalam bekerja. 3. Dinamika kelompok dalam keperawatan segala pekerjaan pelayanan kesehatan / keperawatan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi, dan mengurangi beban pekerjaan besar sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien, karena melalui dinamika kelompok pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-masing.

4.

Lebih meningkatkan kelompok pelayanan keperawatan yang denokratis karena perawat satu dengan yang lain dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dalam pelayanan kepada klien.

c. Jenis Kelompok Sosial dalam keperawatan Kelompok sosial keperawatan merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu perawat yang mengadakan interaksi sosial agar dapat terjadi pembagian tugas, struktur dan norma yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kelompok sosial dapat dibagi menjadi kelompok primer, kelompok sekunder, kelompok formal dan informal. 1) Kelompok primer Merupakan kelompok sosial dalam keperawatan dimana terjadinya interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan hubungannya erat sekali dalam kehidupan, seperti keluarga, rukun tetangga atau kelompok kawan sepermainan, kelompok agama dan lain-lain. 2) Kelompok sekunder Kelompok sekunder keperawtan terjadi apabila interaksi sosial dalan hubungannya dilakukan secara tidak langsung, berjauhan dan sihatnya kurang kekeluargaan. Hubungannya biasanya lebih objektif. Contoh kelompok perawat di ruangan anak dengan kelompok perawat di poliklinik dan ruangan lainnya. 3) Kelompok formal dan informal Pada kelompok formal atau kelompok resmi ini ditandai dengan adanya peraturan atau anggaran dasar dan anggaran runah tangga, sedangkan kelompok informal atau tidak resmi ini tidak didukung oleh peraturan atau anggaran dasar dan anggaran runah tangga yang ada. Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas. Sifat dari kelompok informal hanya berdasarkan kekeluargaan dengan perasaan simpati. Contoh dari kelompok ini adalah sekelompok perawat dalam satu group. 4) Ciri kelompok social dalam keperawatan

Suatu kelompok apabila disebut kelompok sosial, maka harus memiliki cirri seperti: Terdapat dorongan atau motif yang sama antara individu satu dengan yang lain, dapat menyebabkan terjadinya interaksi dalam mencapai tujuan yang sama. a) Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya. b) Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan- peranan dan kedudukan masing- masing. c) Adanya penugasan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok intuk mencapai tujuan yang ada.

5) Pembentukan Kelompok Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhinya kebutuhan dalam kelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali adanya presepsi, perasaan, atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya perasaan atau presepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah memiliki perasaan yang sama akan timbul motivasi dalam memenuhinya, kemudian menentukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi sehingga terwujudlah kelompok. Tahap pembentukan kelompok ini dilakukan dengan menentukan kedudukan masingmasing anggota artinya siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi anggota tim. Kemudian terjadi interaksi dan mulai muncul perbedaan antara anggota kelompok yang bisamenimbulkan perpecahan (konflik), namun biasanya bersifat sementara, mengingat arti pentingnya kelompok mempunyai manfaat besar, maka anggota akan mudah menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok akan mudah terjadi. Proses pembentukan kelompok sangat dibutuhkan dalam metode belajar diskusi yang melibatkan beberapa orang yang menjadi satu kelompok sehingga akan membentuk satu tim.

Proses pembentukan tim diawali dengan pembentukan kelompok, kemudian dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal- hal sebagai berikut: 1. Motivasi 2. Tujuan 3. Organisasi 4. Independensi 5. Interaksi

E. PENTINGNYA DINAMIKA KELOMPOK DALAM KEPERAWATAN 1. Dapat mempelajari cara-cara mengambil keputusan, pencapaian konsensus di dalam

kelompok, sistematika kerja kelompok dan mengetahui bagaimana mengatasi perselisihan pendapat 2. Dapat melihat adanya persepsi yang berbeda diantara anggota kelompok yang akhirnya

persepsi tersebut dapat diterima sebagai norma kelompok 3. unit 4. 5. Mempermudah dalam pengambilan keputusan Mempermudah dalam mencapai tujuan Pengalaman dalam menciptakan kerja kelompok dapat dijadikan dasar kerjasama antar

PENERAPAN KONSEP DINAMIKA KELOMPOK 1. Kelompok Sebaya (peer group) Dalam kelompok sebaya, individu akan merasakan adanya kesamaan satu dengan lainnya (usia, kebutuhan, dan tujuan). Kelompok sebaya tidak mementingkan struktur organisasi, namun diantara anggota kelompok merasakan adanya tangung jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompok. Ciri-ciri kelompok sebaya:
o

Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas

o o o

Bersifat sementara Mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas Anggotanya adalah individu yang sebaya

Fungsi kelompok sebaya:


Mengajarkan kebudayaan Mengajarkan mobilitas sosial Membantu peranan sosial baru


o

Kelompok sebaya sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru, bahkan untuk masyarakat

Individu dapat mencapai ketergantungan satu sama lain Kelompok sebaya mengajar moral orang dewasa Individu dapat mencapai kebebasan sendiri

2. Masyarakat (community) Menurut Soerjono Soekanto, istilah community dapat dterjemahkan sebagai masyarakat setempat. Istilah yang menunjuk pada warga suatu desa, sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial, yang ditandai oleh derajat hubungan sosial tertentu. Ciri-ciri community: 1. Adanya daerah/batas tertentu 2. Manusia yang bertempat tinggal 3. Kehidupan masyarakat 4. Hubungan sosial antara anggota kelompoknya Komponen community: 1. Masyarakat sebagai kelompok atau himpunan orang-orang yang hidup bersama terjalin

satu sama lain ketika orang-orang tersebut menjadi anggotanya

2. 3.

Kebudayaan sebagai alat pemuasan kebutuhan manusia, baik jasmani maupun rohani Kekayaan alam sebagai sumber materi bagi kelangsungan hidup manusia

Contoh kelompok health care: 1. Task groups (health care planning committees, nursing service committees, nursing

team meeting, hospital staff meeting) 2. Teaching groups, tujuannya untuk memberikan informasi pada partisipan (misal tehnik

memandikan bayi, latihan untuk usia pertengahan dan dewasa tua, instruksi pada anggota keluarga tentang perawatan pada pasien yang diperbolehkan pulang) 3. 4. Self-help groups Self-awareness groups, tujuannya untuk mengembangkan kekuatan interpersonal,

ditujukan untuk orang-orang yang telah menjalani perawatan lama dan akan kembali bekerja, ataupun kembali ke masyarakat (misal bagaimana sesorang berkomunikasi dengan orang lain) 5. 6. Therapy groups Work related social groups, ditujukan untuk mengatasi kejenuhan/stress yang

menimpa perawat karena aktivitas sehari-harinya (biasanya untuk perawat ruang intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU), emergensi room). Dengan adanya kelompok ini diharapkan dapat memberikan support dan mengurangi stress. 7. Professional nursing organizations, dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan dan memberikan support pada kebutuhan perawat.

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA http://dewawika.wordpress.com/materi-dinamika-kelompok/

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/196005011 986031NANDANG_RUSMANA/Konsep_Dasar_Dinamika_Kelompok.pdf#page=1&zoom=auto,0, 849

http://penyuluhkehutanan.blogspot.com/2009/02/dinamika-kelompok-oleh-hendroasmoro.html

También podría gustarte

  • Tata Cara Pendaftaran SMBPTN
    Tata Cara Pendaftaran SMBPTN
    Documento5 páginas
    Tata Cara Pendaftaran SMBPTN
    Tino Ferinanda
    Aún no hay calificaciones
  • Jurnal sp41
    Jurnal sp41
    Documento10 páginas
    Jurnal sp41
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Adaptasi BBL PW
    Adaptasi BBL PW
    Documento78 páginas
    Adaptasi BBL PW
    Desi Phyki
    Aún no hay calificaciones
  • Adaptasi BBL PW
    Adaptasi BBL PW
    Documento78 páginas
    Adaptasi BBL PW
    Desi Phyki
    Aún no hay calificaciones
  • Makalah Penyakit Kjantung Koroner KMB
    Makalah Penyakit Kjantung Koroner KMB
    Documento4 páginas
    Makalah Penyakit Kjantung Koroner KMB
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Paparaya: Rabu, 18 Februari 2009
    Paparaya: Rabu, 18 Februari 2009
    Documento13 páginas
    Paparaya: Rabu, 18 Februari 2009
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Zaki Nitip SIAP PRINt
    Zaki Nitip SIAP PRINt
    Documento16 páginas
    Zaki Nitip SIAP PRINt
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Makalah Apendisitis
    Makalah Apendisitis
    Documento20 páginas
    Makalah Apendisitis
    Hanung Merahbara
    Aún no hay calificaciones
  • Pengertian
    Pengertian
    Documento8 páginas
    Pengertian
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Zaki Nitip SIAP PRINt
    Zaki Nitip SIAP PRINt
    Documento16 páginas
    Zaki Nitip SIAP PRINt
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 2
    Bab 2
    Documento14 páginas
    Bab 2
    Mahmudi Bin Surat
    Aún no hay calificaciones
  • KPSP
    KPSP
    Documento5 páginas
    KPSP
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Pengertian Appendiksitis Akut
    Pengertian Appendiksitis Akut
    Documento13 páginas
    Pengertian Appendiksitis Akut
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Askep Hernia
    Askep Hernia
    Documento27 páginas
    Askep Hernia
    rinaaddina
    Aún no hay calificaciones
  • Pengertian
    Pengertian
    Documento8 páginas
    Pengertian
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 2
    Bab 2
    Documento14 páginas
    Bab 2
    Mahmudi Bin Surat
    Aún no hay calificaciones
  • BAB I Gadar
    BAB I Gadar
    Documento12 páginas
    BAB I Gadar
    ULe Emmang NdabLek
    Aún no hay calificaciones