Está en la página 1de 1

ANTARA WATU (BATU) DAN BUTO (WUTO)

Ajaran kapiTAYAn yang kemudian dipengaruhi oleh materialisme, menumbuhkan pemahaman personifikasi DIA YANG MUTLAK dalam dua bentuk diri utama, yaitu TU yang baik dan TO yang jahat. Dua-duanya adalah bentuk dari TUHAN itu sendiri. Penyembahan kepada salah satunya adalah bagian dari penyembahan kepadaNYA. Maka, tidak mengherankan ketika sebelum ditemukannya logam, WATU (Batu)-kuWAT-kuWATe TU, menjadi perwujudan dari TU yang paling kuat, yang paling berkuasa. Seiring dengan penemuan berbagai jenis logam, WATU diganti dengan logam, mulai dari tembaga, emas, perak dan sebagainya. Demikianlah kita saksikan berbagai tradisi di berbagai belahan dunia. Sementara, BUTO menjadi diri yang jahat, bertampang jelek, menakutkan dan sebagainya. BUTO adalah TO yang BUTuh, atau BUTuh-BUTuhe TO. Persembahan dalam bentuk pengorbanan hewan dan manusia menjadi bagian dari penyembahan kepada BUTO. Kepada WATU mereka hanya sekedar memberi makanan ala kadarnya dari sayur, nasi atau paling banter hewan ternak. Bahkan tidak memerlukan sesajen itu seperti itu sama sekali. Siapa saja yang menyembah kepada BUTO, maka dia akan WUTO (Buta), karena dia hanya melihat TUHAN yang kejam saja. Tidak sedikitpun melihat dan yakin adanya kelembutan. SELAMAT ...................... MENIKMATI

También podría gustarte