Está en la página 1de 13

Percobaan Aliran Dalam Pipa

BAB III PENGALIRAN DALAM PIPA KASAR

2.1 Pendahuluan Peristiwa pengaliran melalui pipa dapat kita temui misalnya pada pipa yang menghubungkan dua reservoir yang mempunyai perbedaan tinggi pipa atau pada pengambilan air dari bendungan. Pada peristiwa tersebut cairan yang mengalir di dalam pipa biasanya tidakmempunyai permukaan bebas dan cairan itu akan berada pada suatu tekanan tertentu, di atas ataupun di bawah atmosfer. Tekanan yang bekerja pada cairan melalui pipa dapat berubah ubah sepanjang pipanya karena kehilangan tinggi tekan. Kehilangan tinggi tekan pada pipa disebabkan oleh : Perubahan penampang aliran, lekukan atau gangguan lain yang mengganggu aliran normal. Tahanan gesekan pada aliran. Pada umumnya besar dari kehilangan tinggi tekan berbanding lurus dengan panjang pipa, koefisien gesek, kuadrat kecepatan dan berbanding terbalik besarnya gravitasi dan diameter pipa. Untuk mengetahui hal di atas dilakukan percobaan di laboratorium dengan akan didapatkan pipa pengaliran di dalam pipa dengan melihat besarnya bilangan Reynolds dan kecepatan yang di dapat. 2.2 Tujuan Percobaan Adapun yang menjadi tujuan dari percobaan pengaliran dalam pipa ini adalah sebagai berikut. a. Mengetahui hubungan antara bilangan Reynolds dengan kehilangan tinggi tekan. b. Menentukan kehilangan tinggi tekan akibat gesekan dan kecepatan aliran air melalui pipa licin.

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

c. Menetapkan kehilangan tinggi diramalkan oleh persamaan gesekan pipa dihubngkan dengan aliran air melalui pipa licin. d. Mendapatkan hubungan antara koefisien gerakan zat cair dan bilangan Reynolds untukpengaliran air melalui pipa dengan kekasara.

2.3 Dasar Teori Salah satu sifat air adalah kekenntalan. Dengan sifat ini maka beberapa partikel yang mempunyai lintasan membelok akan mengalami kehilangan tenaga. Setelah melewati lubang pancaran, air mengalami kontraksi ditunjukkan oleh penguncupan aliran. Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam, rotasional, tak rotasional. Aliran fluida melalui instalasi (pipa) terdapat tiga jenis aliran yaitu : a. Aliran laminar apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan membentuk garis lurus kontinyu dan tidak saling berpotongan. Apabila zat warna diinjeksikan pada suatu titik dalam suatu aliran , maka zat warna tersebut akan mengalir menurut garis aliran yang teratur seperti benang tanpa terjadi difusi atau penyebaran. Pada aliran di saluran pipa yang mempunyai bidang batas sejajar, garis-garis lintasan akan sejajar. Sedangkan di dalam saluran yang mempunyai sisisisi yang tidak sejajar, garis aliran akan menguncup atau mengembang sesuai dengan bentuk saluran. Kecepatan partikel zat cair pada dinding saluran aliran laminar dapat terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cair mempunyai kekentalan besar. b. Aliran transisi merupakan aliran peralihan dan aliran laminar menuju aliran

turbulen. Pada pola aliran ini terdapat beberapa karakteristik daripada aliran laminar maupun aliran turbulen, misalnya pada pola garis alirannya yang menyerupai suatu garis lurus yang diselingi dengan pola garis yang saling bersilangan.

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

c.

Aliran turbulen terdapat partikel-partikel zat cair yang bergerak tidak teratur dan garis lintasannya saling berpotongan. Zat warna yang dimasukkan pada suatu titik aliran akan terdifusi cepat ke seluruh aliran. Aliran turbulen terjadi apabila kecepatan aliran air besar, saluran besar dan zat cair mempunyai kekentalan kecil. Aliran di sungai, saluran irigasi/drainase, dan di laut adalah contoh dari turbulen. Cairan dengan rapat massa yang akan lebih mudah mengalir dalam keadaan

laminer. Dalam aliran fluida perlu ditentukan besarannya, atau arah vektor kecepatan aliran pada suatu titik ke titik yang lain. Agar memperoleh penjelasan tentang medan fluida, kondisi rata-rata pada daerah atau volume yang kecil dapat ditentukan dengan instrument yang sesuai. Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume aliran. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut. Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gradien kecepatan, turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-pengukuran, misalnya : langsung, tak langsung, gravimetrik, volumetrik, elektronik, elektromagnetik dan optik. Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat fluida yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran perhitungan debit. Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui : - Kecepatan (velocity) - Berat (massanya) - Luas bidang yang dilaluinya
Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

- Volumenya Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing masing pipa, experimen dimana rumus debit aliran Q= V/t Dimana : Q = Debit aliran (m3) v = Kecepatan aliran (m/s) A = Luas penampang (m2) V = volume fluida (m3) Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masing-masing jenis aliran. Untuk pengaliran pipa penuh, kehilangan tinggi tekan karena gesekan (nH2O) dapat dihitung dengan persamaan : Hf = 4.f.L.u2/ (2.g.d) atau Hf = .L.u2/ (2.g.d) Dimana : L d u g f h = Panjang titik yang diamati = Diameter dalam pipa = Kecepatan rata rata = Percepatan gravitasi = 4 = koefisien gesekan/faktor gesekan = Kehilangan gesekan .

2.4 Metode Percobaan 2.4.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan pengaliran dalam pipa ini adalah sebagai berikut : a. 1 Set Fluid Fiction Apparatus

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

b. 2 buah stopwatch c. Internal Vernier Caliper d. Gelas Ukur e. Manometer air raksa f. Pompa air 2.4.2 Prosedur Percobaan Adapun prosedur percobaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan percobaan pengaliran dalam pipa adalah sebagai berikut : a. Sebelum memulai percobaan terlebih dahulu kita tentukan aliran pipa yang akan digunakan, katup yang akan dipakai dan dialiri di uka, dan katup yang tidak akan dipakai atau dialiri ditutup. b. Kemudian kita ukur diameter pipa yang digunakan dan jarak antar katup. c. Menghidupkan pompa air lalu buka dan atur katup debit masuk. d. Mencatat waktu yang diperlukan oleh aliran air untuk mencapai atau memperoleh volume yang telah ditentukan, dengan cara menampung ai pada gelas ukur. e. Setelah itu kita hitung debit aliran dan kecepatan aliran. f. Mengulangi percobaan untuk volume yang berubah-ubah untuk head loss yang sama sebanyak 5 (lima) seri percobaan.

2.5 Data dan Pembahasan 2.5.1 Data Hasil Percobaan Adapun hasil percobaan yang diperoleh adalah sebagai berikut: Panjang pipa = 81 cm

Pipa kasar tanpa sambungan

Tabel 2.1 Tabel Hasil Percobaan

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

Percobaan

volume (ltr) 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15

time (det) 32,4 68,5 98,3 33,9 69,6 99,0 34,6 70,2 99,8 37,81 71,5 101,5 38,43 76,52 111,5

2.5.2 Analisa Perhitungan Berdasarkan data hasil percobaan yang pertama didapatkan data-data sebagai berikut: D Volume 1 Volume 2 Volume 3 Q1 = Q2 =
V1 T1 V2 T2 V3

= = = = = = =
5.10 04.95 10-2 09.96 15.10-3 14.94
-3

4,1 mm = 4,1.10-3 m 5 liter , T1 = 04.95 s 10 liter , T2 = 09.96 s 15 liter , T3 = 14.94 s = 1,010 x 10-3 m3/s = 1,004 x 10-3 m3/s = 1,004 x 10-3 m3/s

Q 3 = T3

Head Loss HmHg

= Beda tinggi pada bacaan manometer air raksa = 60 HmHg

Head Loss Hm H2O

= HL HmHg x = = 60 x

raksa air

12,6 1

756 HmH2O

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

Log v

= = =

log kecepatan aliran log 4,20 0,623 log Head Loss Hm H2O log 756 2,878

Log h

= = =

Re =

V. D = 4,20 x 17,5.10-3 = 88,554 0,83 x 10-3

Karena maka

besarnya

bilangan

Reynolds

(Re) yang gesek

dihasilkan digunakan

berkisar antara interval 4.000 < Bilangan Reynolds (R e) < 100.000, selanjutnya untuk mencari koefisien persamaan Blasius untuk kehilangan tinggi tekan yaitu: fb = 0,314 = 0,1023 Re0,25 Selanjutnya untuk menghitung head loss digunakan persamaan Darcy Weisbach yaitu sebagai berikut : hf = 4. f. L. v2 = 4. 0,1023. 0,81. 17,64= 17,029 m 2.g.D 2. 9,81. 17,5. 10-3
Tabel 2.2 Nilai Rata-rata Hasil Perhitungan Aliran Dalam Pipa Vol 5 10 15 5 10 15 5 Q 1.01*10^3 1.004*10^ -3 1.004*10^ -3 1.053*10^ -3 1.05*10^3 1.013*10^ -3 1.012*10^ -3 velocit y 4.20 4.18 4.18 4.38 4.37 3.21 4.21 D 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 RE 88.554 22 88.132 53 88.132 53 92.349 4 92.138 55 67.680 72 88.765 06 f 0.1023 59 0.1024 82 0.1024 82 0.1012 91 0.1013 49 0.1094 75 0.1022 98 hf 17.038 6 16.896 86 16.896 86 18.336 96 18.263 76 10.644 65 17.109 66

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

10 15 5 10 15 5 10 15 RataRata

1.006*10^ -3 1.018*10^ -3 1.039*10^ -3 1.015*10^ -3 1.002*10^ -3 1.057*10^ -3 1.029*10^ -3 1.017*10^ -3

4.18 4.23 4.32 4.22 4.17 4.40 4.28 4.23 4.18

0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5 0.017 5

88.132 53 89.186 75 91.084 34 88.975 9 87.921 69 92.771 08 90.240 96 89.186 75 88.21 687

0.1024 16.896 82 86 0.1021 17.252 77 15 0.1016 17.899 41 63 0.1022 17.180 38 84 0.1025 16.826 43 19 0.1011 18.483 76 74 0.1018 17.610 78 6 0.1021 17.252 77 15 0.102 16.972 536 63

2.5.3

Grafik

Grafik 2.1 Hubungan antara Debit (Q) dengan Bilangan Reynolds (Re) .

Grafik 2.2 Hubungan antara Bilangan Reynolds (Re) dengan Kecepatan (v)

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

Grafik 2.3 Hubungan antara Koefisien Gesek (f) dengan Kecepatan (v)

Grafik 2.4 Hubungan antara Kehilangan Tinggi Tekan (hf) dengan Kecepatan (v)

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

2.5.4 Analisa Data Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan pengaliran dalam pipa kasar terlihat bahwa debit (Q), kecepatan (v), dan bilangan Reynolds (Re) adalah berbanding lurus. Misalnya pada pelaksanaan percobaan pertama dengan volume lima liter air didapatkan besarnya debit adalah 1,010 .10-3m3/det, kecepatan aliran atau velocity sebesar
4,20 m/det, dan bilangan Reynolds yang diperoleh adalah sebesar 88,554. Sedangkan pada

percobaan yang kelima dengan volume air yang sama didapatkan besarnya debit yang diperoleh adalah sebesar 1,057.10-3 m3/det, kecepatan aliran sebesar 4,40 m/det, dan bilangan Reynolds sebesar 92,771. Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan pengaliran dalam pipa kasar dapat dilihat bahwa log kecepatan (log v) akan semakin meningkat seiring dengan dilakukannya pengulangan percobaan sebanyak beberapa kali, misalnya pada percobaan pertama dengan volume lima liter didapatkan log kecepatan sebesar 0,623, sedangkan pada percobaan yang kelima dengan volume yang sama didapatkan log kecepatan sebesar 0,643. Selanjutnya semakin sering kita mengulangi percobaan tersebut, maka besarnya faktor atau koefisien gesek yang dihasilkanpun juga cenderung akan semakin menurun. Namun sebaliknya jika percobaan tersebut kita ulangi sebanyak beberapa kali, maka akan dihasilkan nilai hf yang cenderung semakin meningkat. Jadi dapat kita katakan bahwa faktor atau koefisien gesek berbanding terbalik terhadap hf. 2.5.5 Analisa Grafik
Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

Melalui visualisai grafik yang ditampilkan pada hasil percobaan terlihat dengan jelas bahwa kecepatan (v) berbanding lurus dengan logaritma kecepatan (log v). Pada percobaan kedua dengan kecepatan sebesar 4,38 m/det didapatkan besarnya log kecepatannya adalah 0,641, pada kecepatan sebesar 4,37 m/det didapatkan besarnya log kecepatan sebesar 0,640, dan pada kecepatan sebesar 4,21 m/det didapatkan besarnya log kecepatan sebesar 0,624. Kemudian pada percobaan ketiga pada saat besarnya kecepatan sama dengan 4,21 m/det diperoleh log kecepatannya sama dengan 0,624, pada saat kecepatannya sama dengan 4,18 m/det maka lognyapun juga sama dengan 0,621, dan pada saat kecepatannya sama dengan 4,23 m/det diperoleh log kecepatannya sama dengan 0,626. Pada grafik selanjutnya yang menggambarkan hubungan antara log h dan log kecepatan (log v) didapatkan bahwa pada log h yang konstan tidak terdapat adanya perbedaan atau variasi pada log v. Berdasarkan data yang divisualisasikan pada grafik kita temui bahwa hubungan antara koefisien gesek dengan bilangan Reynolds cenderung relatif tidak konstan, karena pada saat pelaksanaan percobaan ada terdapat perubahan dari besaran koefisien gesek dan bilangan Reynolds. 2.6 Kesimpulan Berdasarkan atas hasil yang diperoleh dari percobaan ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada zat cair yang mengalir melalui pipa akan mengalami gaya gesek, karena gesekan inilah maka aliran tersebut kehilangan tinggi tekanan. Dan juga didapat bahwa besar debit akan mempengaruhi besarnya kehilangan tinggi tekan yakni semakin besar debit, semakin besar pula kehilangan tinggi tekan tersebut. Sedangkan yang terjadi pada dinding pipa, jika gaya gesek semakin kecil maka bilangan Reynold semakin besar demikian pula sebaliknya, atau dengan kata lain gaya gesek dalam hal ini koefesien gesekan berbanding terbalik dengan harga bilangan Reynold. Kemudian dapat diketahui pula bahwa debit, kecepatan, dan bilangan Reynolds adalah berbanding lurus antara satu sama lainnya. Sedangkan koefisien gesek berbanding terbalik terhadap h f. Sementara itu juga diketahui bahwa kecepatan berbanding lurus dengan log kecepatan, begitu pula log h terhadap log kecepatan.

Lampiran
Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

20 10 5 3 1 2 6

21

7 27
16

25 22

4 11

15 12 13

14

19

23

26 24

Gambar Alat Fluid Friction Apparatus

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XIII

Percobaan Aliran Dalam Pipa

Keterangan Gambar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pipa 6 mm. Pipa 10 mm. Pipa yang kekasarannya dapat berubah-ubah. Pipa 17,4 mm. Katup yang dapat dibuka/tutup sewaktu-waktu. Katup yang dapat membesarkan aliran. Katup bola. Pipa siku 45. Pipa sambungan Y.

10. Kran pembuka. 11. Kran bulat. 12. Saringan. 13. Pipa siku 90. 14. Pipa lengkung. 15. Pipa sambungan T. 16. Tabung pitot statis. 17. Venturi meter. 18. Orifice meter. 19. Contoh pipa. 20. Mercury meter. 21. Manometer air. 22. Tangki pengukur volume. 23. Tangki penampung. 24. Pompa. 25. Tabung pembacaan. 26. Stater pompa. 27. Skrup tanda pembacaan pengukuran. 28. Silinder pengukur. 29. Katup pembuangan.

Praktikum Mekanika Fluida Kelompok XV

También podría gustarte