Está en la página 1de 3

Paper rangkuman dari 5 paper

Kelompok 257 - 1204000475 - Iwan Prihartono

Adopsi Rekam Medis Elektronik


Oleh: Kelompok 257 1204000475 Iwan Prihartono Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia iwpr40@ui.edu Abstraksi
Electronic Medical Record (EMR) sudah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di berbagai belahan dunia untuk menggantikan atau melengkapi rekam medis berbentuk berkas. Sejak berkembangnya e-Health, EMR menjadi jantung informasi dari sistem informasi rumah sakit. Banyak kendala dan keuntungan yang didapat oleh pasien dan penyedia layanan kesehatan dengan mengadopsi EMR ini. Paper ini adalah hasil studi pustaka tentang fenomena adopsi EMR. Pada paper ini akan dijelaskan tentang studi kasus pemakaian EMR, faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi EMR, efek-efek penggunaan EMR, dan terakhir adalah model penerimaan yang cocok untuk menguji EMR.

1.

Pendahuluan

Electronic Medical Record (EMR) adalah rekam medis seumur hidup (tergantung penyedia layanannya) pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu. EMR menjadi kunci utama strategi terpadu pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit. Yang menjadi pertanyaan, apakah adopsi penggunaan EMR di banyak rumah sakit benar-benar bisa mewujudkan servis terpadu dan peningkatan pelayanan kesehatan?

2.

Keseharian EMR di rumah sakit

Untuk gambaran pembuka, marilah kita bayangkan studi kasus yang dilakukan oleh K.M. Clarke, dkk [EMW], yang bertempat di bagian toksikologi, rumah sakit Edinburgh, Inggris, yang biasa dipakai untuk layanan rawat inap. Fungsi utama bagian toksikologi adalah menyediakan perawatan medis, menentukan kebutuhan untuk psikiater/dokter selanjutnya, dan perawatan sosial untuk pasien yang ditanganinya. Pada praktiknya sering terjadi kebingungan antara tim dokter dan pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Pasien anu harus ditempatkan di pelayanan mana dan ditangani oleh dokter siapa? Sewaktu masih memakai sistem arsip kertas, masalahnya adalah lama pencarian dan sulitnya mengumpulkan data pasien yang terpecah-pecah. Telepon dan percakapan menjadi tulang punggung diskusi dan pertukaran informasi untuk mendapatkan kesimpulan pelayanan pasien. Tetapi setelah menggunakan EMR, para pelayan cukup melihat EMR untuk mendapatkan rangkuman medis pasien. kemudian dapat dengan cepat memutuskan kesimpulannya.

3.

Respon para dokter yang memakai EMR

Dari studi kasus di atas, K.M. Clarke menulis bahwa efek dari penerapan teknologi baru seperti EMR sering tidak dapat diperkirakan dan hanya bisa ditentukan dengan menggunakannya. Supaya teknologi seperti EMR sukses diterapkan, teori dan praktiknya harus seimbang. Maka dari itu dibutuhkan suatu pengujian penerimaan EMR. Amy H. Hennington dan Brian D. Janz [UTAUT] menguji pengadopsian EMR oleh para dokter dengan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Figure 1. Penerapan model UTAUT pada adopsi EMR (diambil dari CAIS, Vol19, 2007, p64)

Silahkan memperbanyak dokumen ini tanpa mengubah isinya. Seminar genap 2008

Paper rangkuman dari 5 paper

Kelompok 257 - 1204000475 - Iwan Prihartono

Dengan melakukan studi literatur dengan penerapan model UTAUT dari tahun 2000 sampai 2007, Hennington dapat menyimpulkan bahwa faktor berikut sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan adopsi EMR: ketidakpastian balik modal pada investasi EMR, keterpaduan EMR dengan proses bisnis yang sudah ada sebelumnya, potensi EMR untuk meningkatkan kualitas pelayanan, kenyamanan menggunakan EMR, besarnya usaha untuk mengubah alur kerja agar sesuai pemakaian EMR, serta kesediaan dana dan lamanya waktu adaptasi.

4.

Pengaruh kebiasaan kerja dalam penerapan EMR

Alexander J. McLeod Jr., dkk [PNEMR] juga menguji penggunaan EMR dalam studi kasus di Omnibus Health Care Rescue Act, the Department of Health notified all Emergency Medical Service (EMS) dengan memperlihatkan hubungan antara kinerja, gaya kognitif, kurva belajar, dan teknologi informasi (TI). Dalam studinya penulis berhasil mengetes bahwa gaya kognitif atau kebiasaan kerja mempengaruhi kinerja individu ketika berlebihan menggunakan TI. Perbedaan kinerja pasti ada selama dalam kurva belajar. Karena ketika dalam tahap belajar, kebiasaan kita pasti berubah.

5.

Masalah privasi dan tren penggunaan EMR

Adopsi EMR oleh suatu rumah sakit, juga dipengaruhi oleh hukum privacy setempat dan tren penggunaan EMR oleh rumah sakit lain[PNEMR]. Dengan menggunakan model matematika dan metode secondary data, Amalia R. Miller dan Catherine E. Tucker secara empiris menggunakan variasi di dalam hukum privacy setempat. Hasilnya mengindikasikan, efek jaringan positif dalam penyebaran EMR. Berikut ini adalah rumus mereka yang dapat membantu memprediksi keputusan rumah sakit dalam mengadopsi EMR: Terdapat 5 variabel yang dipakai, yaitu: InstalledHSA : jumlah rumah sakit yang mengadopsi EMR pada suatu tahun HospPrivLaw : Indikator adanya hukum privacy HospPrivLaw*InstalledHSA: hasil kali variabel sebelumnya Xit : karakteristik rumah sakit dan negara bagian Eit : Error stokastik Semua data untuk input rumus berasal dari basis data tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS) Dorenfest. Basis data HIMSS mencakup sebagian besar rumah sakit di Amerika Serikat. Dan penulis mendapat data sebanyak 4010 rumah sakit. 1937 rumah sakit telah mengadopsi EMR. 3988 keputusan rumah sakit untuk mengadopsi sistem enterprise-wide EMR. Lalu hasilnya adalah, Jika nilai fungsinya lebih dari nol, maka disarankan mengadopsi EMR. Jika nilai fungsinya kurang dari atau sama dengan nol, berarti belum saatnya rumah sakit tersebut mengadopsi EMR.

6.

Model penerimaan EMR yang cocok

Melihat begitu banyaknya faktor penentu dalam mengevaluasi penerimaan suatu EMR, maka sangat diperlukan suatu model penerimaan untuk EMR. Dua orang peneliti asal Malaysia, Haslina Mohd dan Sharifah Mastura Syed Mohamad [AMEMR], membentuk suatu model penerimaan EMR dalam bentuk kuisioner survey, khususnya untuk rumah sakit rumah sakit besar di Malaysia. Inti dari model mereka adalah penggabungan Technology Acceptance Model (TAM) dengan Questionnaire User Interface Interaction Satisfaction (QUIS). Dengan menggabungkan TAM dan QUIS, serta beberapa teori-teori model lainnya, maka didapat suatu model penerimaan yang sesuai untuk mengevalusi EMR, seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Silahkan memperbanyak dokumen ini tanpa mengubah isinya. Seminar genap 2008

Paper rangkuman dari 5 paper

Kelompok 257 - 1204000475 - Iwan Prihartono

Figure 2.Faktor untuk model penerimaan EMR (diambli dari Journal of Advancing Information and Management Studies)

7.

Kesimpulan

Pihak rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan hendaknya sangat mempertimbangkan banyak faktor sebelum mengadopsi EMR. Faktor-faktor yang telah dijelaskan sebelumnya adalah faktor yang paling menonjol yang berkaitan dengan EMR. Agar faktor-faktor tersebut tidak menjadi faktor penghambat atau penurun pelayanan kesehatan, diperlukan suatu pengujian atau simulasi berdasarkan model yang sesuai.

8.
[EMW]

Daftar Pustaka

K.M. Clarke, M. Rouncefield, M.J. Hartswood, R.N. Procter. (2001). THE ELECTRONIC MEDICAL RECORD AND EVERYDAY MEDICAL WORK. Health Informatics Journal, Vol. 7, No. 3-4, p. 168-170 (2001), SAGE Publications. [UTAUT] Amy H. Hennington, Brian D. Janz. (2007). PHYSICIAN ADOPTION OF ELECTRONIC MEDICAL RECORDS: APPLYING THE UTAUT MODEL IN A HEALTHCARE CONTEXT. CAIS, Volume 19, p.60-80. [CSUL] Alexander J. McLeod Jr., Jan Guynes Clark, John Warren, Glenn B. Dietrich. (2008). The Impact of Information Systems on End User Performance: Examining the Effects of Cognitive Style Using Learning Curves in an Electronic Medical Record Implementation. CAIS, Volume 22, Article 9, pp. 165-184. [PNEMR] Amalia R. Miller, Catherine E. Tucker. (2007). Privacy, Networks Effects, and Electronic Medical Record Technology Adoption. http://www.olin.wustl.edu/cres/research/calendar/files/Privacy%20Network%20Effects%20and%20Electro nic%20Medical%20Record%20Techonogy%20Adoption%20-%20Amalia%20Miller.pdf [AMEMR] Haslina Mohd, Sharifah Mastura Syed Mohamad. (2005). Acceptance Model of Electronic Medical Record. Journal of Advancing Information and Management Studies, 2(1).

Silahkan memperbanyak dokumen ini tanpa mengubah isinya. Seminar genap 2008

También podría gustarte