Está en la página 1de 6

Glass Ionomer Cement (GIC) Komposisi bahan Bubuk semen glass ionomer adalah bubuk kalsium fluoroaluminosilikat glass

yang larut dalam asam. Komposisi dari dua bubuk semen glass ionomer komersial ditunjukkan pada. Bahan-bahan dasar digabung sehingga membentuk glass yang homogen dengan pemanasan sampai temperature 1100-15000 Celcius. Lanthanum, strontium, barium, atau oksida seng ditambahkan untuk menimbulkan sifat radioopak. Kemudian glass digerus menjadi bubuk yang ukuran partikelnya berkisar antara 20-50 m. Bahan dasar, cairan untuk semen glass ionomer adalah larutan dari asam poliakrilat dengan konsentrasi 50%. Cairan ini cukup kental dan cenderung membentuk gel dengan berjalannya waktu. Pada semen-semen glass ionomer produk baru, cairan asamnya dalam bentuk kopolimer dengan asam itakonat, maleat, atau trikarboksilat. Asam-asam ini cenderung akan meningkatkan reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan, dan mengurangi kecenderungan untuk membentuk gel. Asam-asam kopolimer yang digunakan dalam semen glass ionomer modern disusun secara lebih tidak teratur dibandingkan homopolimer dari asam akrilat. Susunan seperti ini mengurangi ikatan hidrogen di antara molekulmolekul asam sehingga mengurangi kecenderungan pembentukan gel. Asam tartanat juga ada di dalam cairan. Asam ini memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan waktu kerja; tetapi memperpendek waktu pengerasan. Kekentalan dari semen yang mengandung asam tartanat tidak mengalami perubahan dengan berjalannya waktu, tetapi kekentalannya menunjukkan peningkatan yang besar. Sifat Glass Ionomer Cement (GIC) 1. Sifat Biologis GIC melepaskan fluoride ke email gigi yang dapat menghambat terjadinya karies lanjutan. GIC juga bersifat biokompatibel. GIC menghasilkan reaksi dengan pulpa lebih besar dari ZOE namun lebih sedikit dari zinc phosphate cement. Glass ionomer yang digunakan sebagai luting agent memiliki rasio powder/liquid (P/L) lebih rendah dan dapat menimbulkan bahaya lebih besar ketimbang dengan restorasi glass ionomer karena semen yang dibuat dengan rasio P/L rendah memiliki pH rendah dalam waktu lebih lama. Untuk

penggunaan GIC, lebih baik menempatkan sebuah lapisan tipis protektif liner, seperti Ca(OH)2, 0,55 mm dari ruang pulpa terutama pada preparasi yang dalam. 2. Sifat Fisik a. Film Thickness (ketebalan semu) Ketebalan GIC sekitar 22-24 m sehingga cocok untuk digunakan sebagai sementasi. b. Setting Time (waktu pengerasan) GIC membutuhkan waktu 6-8 menit dimulai saat pencampuran bubuk dan cairannya (mixing). Setting time dapat diperlambat ketika semen dicampur di dalam mixing slab yang dingin, tapi hal ini dapat berefek tidak baik pada kekuatannya. c. Solubilitas Nilai solubilitas GIC dalam air adalah sebesar 0.4-0.5% dalam 24 jam. 3. Sifat Mekanik a. Compressive Strength (kekuatan kompresi) Kekuatan kompresi (Compressive strength) GIC berkisar antara 90-230 Mpa dan lebih besar daripada zinc phosphate cement. Nilai kekuatan tariknya (tensile strength) hampir sama dengan zinc phosphate cement yaitu sebesar 4.2-5.3 MPa. Tidak seperti zinc polyacrylate cement, GIC lebih brittle. Elastic Modulusnya sebesar 3.5-6.4 GPa sehingga GIC tidak terlalu kaku dan lebih peka terhadap perubahan bentuk elastis dibandingkan zinc phosphate. Ridigidity GIC dinaikkan oleh partikel glass dan ikatan ionic antara rantai polymer. Kekuatan kompresi dari GIC naik secara cepat apabila cement diisolasi dari kelembaban saat awal pembentukan. Pengisolasian dari lingkungan yang lembabadalah dengan memberikan perlindungan pada permukaan restorasi dari saliva dengan menggunakan larutan varnish atau light-curing bonding agent. b. Bond Strength (kekuatan ikat) Kekuatan GIC untuk berikatan dengan dentin adalah sebesar 1-3 MPa. Kekuatan ikat (Bond Strength) GIC lebih rendah dibandingkan zinc polyacrylate cement mungkin karena sensitivitas GIC terhadap kelembaban saat pengerasan. Bond strength dapat dinaikkan dengan memberikan conditioner berupa asam (acidic) dan larutan FeCl3 pada dentin. GIC dapat

berikatan dengan baik dengan enamel, stainless steel, tin oxide-plated platinum, dan gold alloy. Manipulasi Glass Ionomer Pada proses pengadukan kedua komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari cairan mengadakan penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan dan hidrasi berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+ sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal pengerasan dan ion Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya. Secara garis besar terdapat tiga tahap dalam reaksi pengerasan semen ionomer kaca, yaitu sebagai berikut. (1) Dissolution Terdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya ion-ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium) akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol). (2) Gelation/ hardening Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada grup polikarboksilat. * 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium (fragile & highly soluble in water). * 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat pada matriks semen dan membetuk rantai alumnium (strong & insoluble). (3) Hydration of salts Terjadi proses hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca. Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil) multipel dari semen ionomer kaca. Adhesi adalah daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis pada dua permukaan yang berkontak. Semen ionomer kaca adalah polimer yang mempunyai gugus karboksil (COOH) multipel sehingga membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi, dan melekat pada permukaan email. Ikatan antara semen ionomer kaca dengan email dua kali lebih

besar daripada ikatannya dengan dentin karena email berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih homogen dari segi morfologis. Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer kaca. Air memegang peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak terkontaminasi. Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi dan terekspos oleh udara, maka permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun kontaminasi air dapat merubah struktur SIK selama beberapa minggu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka selama proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada proses pengunyahan. Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan tersebut masih dalam proses pengerasan. Varnish kadang-kadang juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa. Pemberian dentin conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang mengandung serpihan kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organik. Lapisan smear layer terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu lapisan luar yang mengikuti bentuk dinding kavitas dan lapisan dalam berbentuk plugs yang terdapat pada ujung tubulus dentin. Sedangkan plugs atau lapisan dalam tetap dipertahankan untuk menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa yang mengandung air.

Bahan dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer bagian luar untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan bonding dentin. Hal ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau bahan-bahan kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat menghalangai daya adhesi. Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan asam poliakrilik 10%. Waktu standart yang diperlukan untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi menurut pengalaman untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30 detik. Kemudian pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan. Aplikasi a. Lesi erosi servikal Kemampuan semen glass ionomer untuk melekatkan secara kimiawi dengan dentin, menyebabkan semen glass ionomer saat ini menjadi pilihan utama dalam merestorasi lesi erosi servikal. Bahan ini juga memiliki kekerasan yang cukuo untuk menahan abrasi akibat sikat gigi. b. Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent) Karena semen glass ionomer ini memiliki beberapa keunggulan seperti ikatannya dengan dentin dan email. Aktivitas kariostatik, flow yang lebih baik, kelarutan yang lebih rendah dan kekuatan yang lebih besar maka sebagai luting agent semen ini diindikasikan untuk pasien dengan frekuensi karies tinggi atau pasien dengan resesi ginggiva yang mememrlukan kekuatan dan aktifitas kariostatik misalnya pada pemakai mahkota tiruan ataupun gigi tiruan jembatan. c. Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD. Bahan ini berikatan secara mikromekanik dengan komposit resin melalui etsa asam dan member perlekatan tepi yang baik. Perkembangan dentin bonding agents yang dapat member perlekatan yang baik antara dentin dan resin hanya dapat digunakan pada lesi erosi servikal. Bila kavitasnya dalam atau luas, bonding sering kali gagal. Untuk memperbaiki mekanisme bonding dan melindungi pulpa dari irirtasi, semen glass ionomer digunakan sebagaibahan sub bonding

d. Sebagai base yang berikatan secara kimiawi di bawahrestorasi amalgam mempunyai kerapatan tepi yang kurang baik sehingga dengan adanya base glass ionomer dapat mencegah karies sekunder terutama pada pasien dengan insidens karies yang tinggi. Dalam keadaan sperti ini, proksimal box diisi dengan semen cermet sampai ke dalam 2 mm dan sisanya diisi amalgam. e. Untuk meletakkan orthodontic brackets pada pasien muda yang cenderung mengalami karies melalui etsa asam pada email. Dengan adanya perlepasan fluor maka semen glass ionomer dapat mengurangi white spot yang umumnya nampak disekeliling orthondontic brackets. f. Sebagai fissure sealant karena adanya pelepasan fluor. Rosedur ini memerlukan perluasan fissure sebelum semen glass ionomer diaplikasikan. g. Semen glass ionomer yang diperkuat dengan logam seperti semen cermet dapat digunakan untuk membangun inti mahkota pada gigi yang telah mengalami kerusakan mahota yang parah. h. Restorasi gigi susu. Penggunaan semen glass ionomer pada gigi susu sangat berguna dalam mencegah terjadinya karies rekuren dan melindungi email gigi permanen. i. Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur. Dalam hal ini semen menyekat kembali dentin yang terbuk dalam waktu yang singkat

También podría gustarte