Está en la página 1de 3

Resume aliran-aliran filsafat pendidikan islam PENDAHULUAN Dalam hal pembahasan filsafat pendidikan islam pastilah tidak akan

terlepas dengan yang namanya aliran-aliraan filsafat, begitupula dengan pemikiranya karena hal ini sebagai awal dalam menentukan bagaimana arah yang harus di tempuh. Kajian tentang aliran-aliran pemikiran filsafat pendidikan Islam, yang menjadi landasan bagi penyelenggaraan sistem pendidikan Islam, akan dapat menjelaskan sejauhmana masingmasing aliran tersebut mampu memberikan kontribusi terhadapap pengembangan sistem pendidikan nasional. Filsafat pendidikan Islam dimaksudkan sebagai pemikiran filosofis dalam bidang pendidikan Islam dan karya filsafat pendidikan Islam yang dihasilkan dan dikembangkan oleh para pemikir muslim. Dalam pembahasan berikut akan disajikan penjabaran tentang aliran-aliran filsafat pendidikan Islam yang meliputi perenial-esensialis salafi, perenial-esensialis mazhabi, modernis, perenial-esensial kontekstual-falsifikatif, rekonstruksi sosial.yang akan terangkum dalam pembahasan sebagai berikut. PEMBAHASAN ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Dalam ranah kajian filsafat pendidikan Islam terdapat beberapa aliran-aliran yang menjabarkan atau mengelompokkan filsafat pendidikan Islam tersebut yang akan di bahas di bawah. Namun sebelumnya menuju ke pembahasan ada hal yang harus di perhatikan yaitu terdapat tiga alur pemikiran dalam menjawab persoalan pendidikan yang dapat di ketahui : 1. Kelompok yang berusaha membangun konsep (filosofis) pendidikan Islam, di samping melalui al-Quran dan as sunnah sebagai sumber utama, juga mempertimbangkan kata sahabat, kemaslahatan sosial, nilai-nilai dan kebiasaan sosial seerta pandangan pandangan pemikir-pemikir Islam. 2. Kelompok yang berusaha mengangkat konsep pendidikan Islam dari al-Quran dan as sunnah, sehingga konsep filsafatnya hanya berasal dari kedua sumber ajaran Islam tersebut. 3. Kelompok yang berusaha membangun pemikiran (filsafat) pendidikan Islam melalui al-Quran dan as sunnah, bersedia menerima setiap perubahan dan perkembangan budaya baru yang dihadapinya untuk ditransformasikan menjadi budaya yang Islami. Dan kemudian menjadikan beberapa aliran-aliran diantarnya: 1. Perenial-esensialis salafi Aliran ini bersumber dari al- Quran dan as Sunnah, yang lebih menonjolkan wawasan Islam era salaf (berorientasi masa silam), sehingga lebih konservatif yakni mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai era salafi. Ciri-ciri pemikiran dari perenial-esensialis salafi yaitu : a) Menjawab persoalan pendidikan Islam dalam konteks wacana salafi. b) Memahami nash dengan kembali ke salafi secara tekstual. c) Pemahaman ayat dengan ayat lain, ayat dengan hadits, hadits dengan hadits dan kurang adanya pengembangan dan elaborasi. Fungsi dalam pendidikan Islam adalah : a) Melestarikan dan mempertahankan nilai dan budaya masyarakat salaf, karena ia dipandang sebagai masyarakat ideal. b) Pengembangan potensi dan interaksinya dengan nilai dan budaya masyarakat era salaf. 1. Perenial-esensialis mazhabi

Dalam aliran ini bersumber dari al- Quran dan as Sunnah, yang lebih menonjolkan wawasan kependidikan Islam yang tradisional dan cenderung untuk mengikuti aliran, pemahaman atau doktrin, serta pola-pola pemikiran sebelumnyayang dianggap sudah relatif mapan dan tepat atau sesuai. Ciri-ciri pemikiran dari perenial-esensialis salafi yaitu : 1. Menekankan pada pemberian syarh dan hasyiyah terhadap pemikiran pendahulunya. 2. Kurang ada keberanian mengkritisi atau mengubah substansi materi pemikiran para pendahulunya. Fungsi dalam pendidikan Islam adalah : a) Melestarikan dan mempertahankan nilai dan budaya serta tradisi dari satu generasi ke generasi berikutnya, tanpa mempertimbangkan relevansinya dalam konteks perkembangan zaman dan era kontemporer yang dihadapinya. b) Pengembangan potensi dan interaksinya dengan nilai dan budaya masyarakat terdahulu. 1. Modernis Dalam aliran ini bersumber dari al- Quran dan as Sunnah, yang berupaya memahami ajaranajaran dan nilai-nilai mendasar yang terkandung dalam al-Quran dan As sunnah dengan semata-mata mempertimbangkan kondisi dan tantangan sosio historis dan kultural yang dihadapi oleh masyarakat muslim kontemporer (era iptek dan modernitas pada umumnya), tanpa mempertimbangkan muatan-muatan khasanah intelektual muslim era klasik yang terkait dengan persoalan keagamaan dan kemasyarakatan. Aliran modernis lebih menonjolkan wawasan kependidikan Islam yang bebas modifikatif, progresif dan dinamis dalam menghadapi dan merespon tuntutan dan kebutuhan dari lingkungannya, dalam arti bagaimana pendidikan Islam mampu menyiapkan peserta didik yang mampu melakukan rekonstruksi pengalaman yang terus menerus, agar dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu melakukan penyesuaian kembali sesuai tuntutan dan kebutuhan lingkungan pada masa sekarang. Ciri-ciri pemikirannya : a) Tidak berkepentingan untuk mempertahankan dan melestarikan pemikiran dan sistem pendidikan para pendahulunya. b) Lapang dada dalam menerima dan mendengarkan pemikiran pendidikan dari manapun dan siapapun untuk kemajuan pendidikan Islam. c) Selalu menyesuaikan dan melakukan penyesuaian kembali pendidikan Islam dengan tuntutan perubahan sosial dan perkembangan iptek. Fungsi dalam pendidikan Islam : a) Pengembangan potensi individu secara optimal. b) Interaksi potensi dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungannya. c) Rekonstruksi pengalaman yang terus menerus agar dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu melakukan penyesuaian kembali dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungannya. 1. Perenial-Esensialis Kontekstual-Falsifikatif Dalam aliran ini bersumber dari al Quran dan as sunnah, yang lebih mengambil jalan tengah antara kembali ke masa lalu dengan jalan melakukan kontekstualisasi serta uji falsifikasi dan mengembangkan wawasan-wawasan kependidikan Islam masa sekarang yang selaras dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan yang ada, wawasan kependidikan Islam yang concern terhadap kesinambungan pemikiran pendidikan Islam dalam merespon tuntutan perkembangan iptek dan perubahan sosial yang ada. Ciri-ciri pemikirannya :

Menghargai pemikiran pendidikan Islam yang berkembang pada era salaf, klasik dan pertengahan. b) Mendudukan pemikiran pendidikan Islam era salaf dan klasik serta pertengahan dalam konteks ruang dan zamannya untuk difalsifikasi. c) Rekonstruksi pemikiran pendidikan Islam terdahulu yang di anggap kurang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan era kontemporer. Fungsi dalam pendidikan Islam : a) Pengembangan potensi. b) Interaksi potensi dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungannnya. c) Melestarikan nilai-nilai Illahiyyah dan insaniyyah sekaligus menumbuhkembangkannya dalam konteks perkembangan iptek dan perubahan sosial yang ada. 1. Rekonstruksi sosial Dalam aliran ini juga bersumber dari al-Quran dan as sunnah, yang progresif dan dinamis, lebih menonjolkan sikap yang proaktif dan antisipatif, berangkat dari bottom-up yang dibangun dari grass root, dalam pluralisme, dan dalam konteks mengejar keunggulan. Ciri-ciri pemikirannya : a) Tidak menampilkan konstruk tertentu yang closed-ended, tetapi konstruk yang terus dikembangkan bolak-balik antara empirik dan konsep teori. b) Rekonstruksi sosial dikembangkan post-paradigmatik atau paradigmanya terus dikembangkan. c) Komitmen terhadap pengembangan kreativitas yang berkelanjutan. d) Dalam menghadapi keragaman budaya, moral hidup ditampilkan dalam a fair justice dan mampu membuat overlapping concensus tata nilai. Fungsi dalam pendidikan Islam : a) Menumbuhkan kreativitas peserta didik secara berkelanjutan. b) Memperkaya khasanah budaya manusia, memperkaya isi nilai-nilai Insani dan Illahi. c) Menyiapkan tenaga kerja produktif serta mengantisipasi masa depan atau memberi corak struktur kerja masa depan, kerja produktif yang tidak hanya dalam arti ekonomik saja, melainkan juga dalam arti sosial, kultural dll.
a)

También podría gustarte