Está en la página 1de 24

KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN MENURUT IMOGENE KING

Nama : Atiek Herlambang P2.06.20.11.042 Gina Kusuma Fatwa P2.06.20.11.053 Noor Jannah P2.06.20.11.065 Riska Manora P2.06.20.11.067

Model Konsep Keperawatan King


Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen: 1. Aksi 2. Reaksi 3. Interaksi 4. Transaksi

Teori Goal Attainment


Ada tujuh hipotesis yang dikemukakan King pada teori pencapaian tujuan ini, yaitu : 1. Kesesuaian persepsi. 2. Komunikasi. 3. Kepuasan perawat dan klien meningkatkan pencapaian tujuan. 4. Pencapaian tujuan mengurangi stres dan kecemasan dalam situasi keperawatan. 5. Pencapaian tujuan meningkatkan pembelajaran klien dan kemampuan koping dalam situasi keperawatan 6. Konflik peran yang dialami oleh klien, perawat, atau keduanya. 7. Kesesuaian atau Peran.

Asumsi King
King mengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara: A. Asumsi eksplisit.

B. Asumsi implisit.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

focus sentral dari keperawatan focus sentral dari keperawatan proses interaksi Manusia tanggung jawab dari anggota tim kesehatan tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.

1. pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan. 2. pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan. 3. individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. 4. individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

Proses Keperawatan Menurut King.

1. Pengkajian

2. Diagnosa keperatwatan

3. Perencanaan

4. Implementasi

5. Evaluasi

a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini. b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya adalah : Tingkat tumbuh kembang. Pandangan tentang diri sendiri. Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan. Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. Sosialisasi

a. Dibuat setelah melakukan pengkajian. b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien. c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan

a. Dibuat berdasarkan dengan keperawatan. b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan. c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan membuat keputusan. d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk mencapai tujuan.

b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

a. Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai. b. Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan tersebut.

Gambaran Kasus.
Teri adalah seorang mahasiswa berumur 19 tahun. Orangtuanya sudah bercerai ketika Teri berusia 10 tahun, sekarang ia tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai Direktur sebuah perusahaan Fashion terkenal di Asia. Di rumah ia hanya bisa berinteraksi dengan pembantu, sopir, dan tukang kebunnya karena Ibunya sering berpergian ke luar negeri. Di kampus pun ia tidak mempunyai seorang sahabat, ia berinteraksi dengan teman-temannya hanya seperlunya saja. Ia merasa hidupnya tak sesempurna teman-temannya yang mempunyai kebahagiaan lengkap dengan adanya perhatian dari kedua orang tua. Setiap hari ia berangkat ke kampus pukul 8 pagi dan pulang ke rumah larut malam. Ia tidak pernah memperhatikan kesehatan dirinya sendiri karena ia ingin adanya perhatian dari orang lain terutama kedua orang tuanya, sehingga badannya pun kurus. Suatu ketika ia ditemukan dengan keadaan tak sadarkan diri oleh sopirnya, diduga ia telah mengkonsumsi obat penenang dalam jumah yang berlebihan, kemudian sang sopir pun membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit ia hanya diam dan menangis, kemudian setelah seorang perawat melakukan pendekatan akhirnya ia mau berinteraksi dan ia mengaku bahwa ia merasa kesepian.

Aplikasi Proses Keperawatan menurut King pada Kasus.

A. Pengkajian B. Diagnosa C. Intervensi D. Implementasi E. Evaluasi

1. Tingkat tumbuh kembang : pasien mengalami penurunan berat badan di kerenakan kurangnya perhatian dari diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya. 2. Pandangan tentang diri sendiri. - Pasien merasa kesepian - Pasien merasa dirinya tidak sesempurna orang lain 3. Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan. - Orang tuanya sudah bercerai ketika dia berumur 10 tahun - Dia hidup dengan ibunya yang sangat sibuk dengan pekerjaannya.

4. Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. - Perawat melakukan pendekatan terhadap pasien. Adanya aksi dan interaksi antara perawat dan pasien (hubungan interpersonal). - Akhirnya pasien mengaku bahwa ia merasa sangat kesepian 5. Sosialisasi - Berinteraksi dengan pembantu, sopir, dan tukang kebunnya - Ia tidak mempunyai seorang sahabat, ia berinteraksi dengan teman-temannya hanya seperlunya

1. Resiko tinggi mencederai diri berhubungan dengan harga diri rendah, koping individu tidak efektif.

2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan depresi.

1. Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan interpersonal dapat digali. 2. Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak. 3. Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah dilakukan. 4. Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik oleh klien.

Masalah dan Pemecah Masalah.

1. Masalah

2. Pemecahan Masalah

Setelah mengaplikasikan proses keperawatan menurut Imogene King dari mulai tahap pengkajian sampai dengan evaluasi, kami menemukan masalah yaitu sulitnya menyesuaikan konsep pengkajian umum keperawatan dengan konsep pengkajian Imogene king. Karena dalam konsep pengkajian umum terdapat beberapa poin yang harus dikaji misalnya riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan sebagainya, sedangkan dalam konsep pengkajian Imogene king hanya beberapa yang harus dikaji seperti Tingkat tumbuh kembang, Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. Dan Sosialisasi.

seharusnya konsep king ini perlu

ditambahkan khususnya dalam


pengkajian data identitas, riwayat kesehatan dan lain-lain seperti yang ada dalam pengkajian umum keperawatan.

TERIMAH KASIH ^____^

También podría gustarte