Está en la página 1de 12

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

PESAN KESEHATAN : PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) ANAK USIA DINI DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Retno Mardhiati Adiwiryono, M.Kes

Dosen Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka Email : retno_m74@yahoo.co.id / nadiah.azka@yahoo.com Hp. 081519806960 ABSTRAK Anak yang mendapatkan pendidikan dan pembinaan sejak dini tentang kesehatan, diharapkan akan dapat memiliki kebiasaan sehat, pengetahuan tentang kesehatan dan dapat bertanggungjawab untuk berperilaku sehat ketika anak tersebut beranjak dewasa. Perilaku kesehatan saat dewasa berhubungan dengan pendidikan kesehatan yang diterima oleh seseorang ketika masa kecil. Perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) bertujuan membentuk perilaku yang bersifat preventive terhadap penyakit. Penelitian ini menggunakan Quota sampling dengan jumlah sample sebanyak 94 orang. Penelitian bersifat deskriptif dengan data kuantitatif. Hasil menunjukkan ada sepuluh materi pesan pendidikan kesehatan yang paling banyak dipilih oleh Guru PAUD untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan anak usia dini yaitu Merawat rambut, membuang sampah di tempat sampah, fungsi olah raga, merawat kuku, jajan makanan sehat, perilaku yang dapat merusak telinga, perilaku yang dapat merusak mata, penting makan sayur, perilaku yang dapat merusak hidung, dan merawat gigi. Saran penelitian ini pemberian pesan kesehatan anak usia dini segera dilakukan melalui kurikulum pendidikan anak usia dini. Kata Kunci : PHBS, PAUD, Pesan, Anak, Usia, Dini PENDAHULUAN Anak adalah generasi masa depan suatu bangsa. Pembentukan generasi masa depan bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif, merupakan tanggungjawab semua pihak. Tumbuh kembang anak secara optimal dalam semua aspek (jasmani, mental, pemikiran) berarti harus mendapatkan perhatian semua pihak. Kebijakan pemerintah ikut mensukseskan terwujudnya suatu generasi bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif. Tanda anak sehat menurut Depkes (2009) memiliki kriteria : berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada Kartu Manuju Sehat (KMS), atau naik ke pita warna di atasnya, anak bertambah tinggi, kemampuan bertambah sesuai usia, jarang sakit, ceria, aktif, dan lincah. Pembentukan kesehatan anak tidak berjalan secara tiba-tiba atau instan, melainkan berproses sejak masa kehamilan sang ibu. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan anak, antara lain pemberian asi saat bayi, imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut berkaitan erat dengan perilaku sehat anak itu sendiri dan perilaku sehat orang-orang terdekat disekitar anak. Membentuk perilaku sehat anak dimulai sejak usia dini. Hal ini dikarenakan usia dini merupakan masa Golden Age (Usia keemasan). Masa Golden Age merupakan masa dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80% perkembangan otak. Pada masa usia dini kemampuan memori otak mencapai tingkat maksimal. Anak yang mendapatkan pesan kesehatan yang intens semenjak usia 0-6 tahun memiliki harapan lebih besar untuk berperilaku sehat di masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak mendapatkan pesan kesehatan yang tidak intens maka perilaku sehat sulit terbentuk. Pendidikan kesehatan pada usia ini adalah peletak dasar bagi pendidikan kesehatan selanjutnya. Penanganan Golden Age di Indonesia diakomodir oleh pemerintah melalui jalur nonformal. Pemerintah membuat suatu program pendidikan anak usia dini yang memiliki prinsip untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan pendidikan anak usia dini di semua lapisan masyarakat. Sejak dicantumkan di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pendidikan untuk anak usia dini mulai disosialisasikan oleh Depdiknas bersama masyarakat. Saat ini digerakan program BKB (Bina Keluarga Balita) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu salah satu bentuk PAUD non-formal. PAUD non-formal biasanya tidak didukung oleh prasarana gedung dan pendidik

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

seperti halnya PAUD formal (seperti Taman Kanak-Kanak). Keberadaan PAUD non-formal hanyalah mengandalkan dari swadaya masyarakat dan tenaga sukarela (Depdiknas, 2006). BKB PAUD dari Posyandu di setiap Rukun Warga . Menurut data Balitbang Depdiknas, dari sekitar 28,2 juta anak usia 0 - 6 tahun, baru 7,2 juta atau sekitar 25,3 % yang memperoleh layanan PAUD. Kegiatan pembelajaran di PAUD berorientasi pada kebutuhan anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan dan gizi. Sehingga melalui PAUD, pengasuhan dan pengembangan anak dini usia secara menyeluruh mencakup kesehatan dasar, gizi, dan pengembangan emosi serta intelektual anak diperhatikan secara baik, karena amat menentukan perjalanan hidupnya. Pendidikan kesehatan sangat penting diberikan sejak usia dini. Pendidikan kesehatan yang diberikan sejak dini akan membentuk kesadaran untuk berperilaku sehat sejak dini. Beberapa penyakit yang sering diderita oleh anak usia dini merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan adanya perilaku sehat. Saat ini beberapa data yang berkaitan dengan kesehatan anak usia dini menunjukkan masih tingginya angka kejadian diare pada balita. Hasil survei Program Pemberantasan (P2) Diare di Indonesia menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk dengan episode diare balita adalah 1,0 1,5 kali per tahun. Pada tahun 2002 namun angka kejadian diare akut masih masuk urutan 5 besar dari penyakit yang sering menyerang anak Indonesia. Kejadian diare akut di Indonesia diperkirakan masih sekitar 60 juta episode setiap tahunnya dan 1-5 persen diantaranya berkembang menjadi diare kronis. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dari 35 persen seluruh kematian balita akibat diare disebabkan oleh diare akut. Dan pada tahun 2003 angka kesakitan penyakit ini meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk dan merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kedua tertinggi setelah DBD. Survei Departemen Kesehatan (2003), penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita. Padahal kebijakan pemerintah dalam pemberantasan penyakit diare antara lain bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB). Departemen Kesehatan RI melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PPM & PL) juga telah

mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan dan Pemantauan Program Pemberantasan Diare dengan tujuan khusus menurunkan angka kematian pada balita dari 2,5 per 1.000 balita menjadi 1,25 per 1.000 balita dan menurunkan angka fatalitas kasus (CFR) diare pada KLB dari 1-3,8 persen menjadi 1,5 persen. Selain penyakit diare, penyakit lain yang juga sering diderita oleh anak usia dini adalah penyakit cacingan. Hasil data laboratorium yang dilakukan oleh Yayasan Kusuma Buana tahun 2006-2007 menunjukkan 10 % anak usia 4-6 tahun menderita penyakit cacingan. Penyakit cacingan dapat mengakibatkan seseorang menjadi kurang bergairah, kurang nafsu makan dan mudah mengantuk. Apabila menyerang anak sekolah maka dapat menurunkan prestasi belajar, karena anak yang menderita penyakit cacingan berpeluang untuk menderita anemia. Hal ini dapat mengurangi suplai oksigen ke otak sehingga dapat menurunkan prestasi belajar. Di Tanjung Priok prevalensi Ascaris 5,0%, Trichuris 3,4% dan cacing tambang 0%, sedangkan di klinik binaan di pisangan baru prevalensi Ascaris 1,7%, dan Trichuris 1,2% .Dan di klinik binaan di palbatu Ascaris 1,9%, dan Trichuris 1,7% . Perilaku sehat anak usia dini juga berkaitan dengan pola makan anak usia dini. Hal ini berkaitan dengan status gizi anak, dan lebih lanjut lagi sangat terkait dengan kecerdasan anak. Perilaku sehat yang diberikan sejak dini diharapkan mampu memberikan kesadaran sejak dini pentingnya hidup bersih dan sehat. Pesan kesehatan ini dapat diupayakan untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan anak usia dini. Dan menggiatkan pendidikan kesehatan melalui kurikulum program pendidikan anak usia dini di masyarakat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan anak di usia dini. Kesehatan Anak Usia Dini Kesehatan anak berdasarkan indikator dari Depkes 2009, anak sehat memiliki kriteria yaitu : 1. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada Kartu Manuju Sehat (KMS), atau naik ke pita warna di atasnya. 2. Anak bertambah tinggi 3. Kemampuan bertambah sesuai usia 4. Jarang sakit 5. Ceria, aktif, lincah

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Soegeng Santoso dan Ranti (2004) juga mengungkapkan ciri-ciri anak sehat menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003, yaitu: 1. Tumbuh dengan baik, dapat dilhat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur dan proporsional. 2. tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya. 3. Tampak aktif / gesit dan gembira. 4. Mata bersih dan bersinar. 5. Nafsu makan baik. 6. Bibir dan lidah tampak segar. 7. Pernapasan tidak berbau. 8. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering. 9. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Jika ciri-ciri tersebut telah dimiliki oleh anak, maka pertumbuhan dan perkembangan anak biasanya dapat dikatakan wajar atau normal. Ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain segi fisik, segi psikis, dan segi sosialisasi (Santoso dan Ranti, 2004) : 1. Dilihat dari segi fisik ditandai dengan sehatnya badan dan pertumbuhan jasmani yang normal. 2. Segi psikis, anak yang sehat jiwanya berkembang secara wajar, pikiran bertambah cerdas, dan perasaan bertambah peka. 3. Dari segi sosialisasi, anak tampak aktif, gesit, dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Masalah Kesehatan Dan Penyakit Pada Anak Usia Dini Beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang sering diderita oleh anak usia dini. 1. Penyakit Diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya atau lazimnya tiga kali sehari atau lebih dalam sehari (Depkes RI, 2000). Kejadian penyakit diare pada anak usia dini lebih banyak terjadi daripada anak usia diatas 7 tahun. Hal ini berkaitan dengan daya tahan tubuh anak 2. Penyakit Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) Penyakit cacingan biasanya menyebabkan lesu, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang. Pada anak-anak yang menderita Ascariasis

perutnya nampak buncit (karena jumlah cacing dan kembung perut); biasanya matanya pucat dan kotor seperti sakit mata (rembes), dan seperti batuk pilek. Perut sering sakit, diare, nafsu makan kurang. Karena orang (anak) masih dapat berjalan dan sekolah atau bekerja, sering kali tidak dianggap sakit, sehingga terjadi salah diagnosis dan salah pengobatan. Padahal secara ekonomis sudah menunjukkan kerugian yaitu menurunkan produktifitas kerja dan mengurangi kemampuan belajar. (Depkes RI, 2004) 3. Status Gizi Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu (Supariasa, et al. 2002:18). Sedangkan menurut Almatsier (2004), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dalam Jurnal Data dan Informasi Kesehatan (Indonesian Journal of Health Data and Information) Siswanto dkk (2001: (1)) mengatakan bahwa, Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dinilai untuk mengetahui apakah seseorang itu normal atau bermasalah (gizi salah). Gizi salah adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan/kelebihan dan atau ketidak seimbangan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan, dan aktivitas/ produktifitas. 4. Penyakit Mata Dan Penyakit Telinga Infeksi mata banyak jenisnya. Paling sering infeksi pada selaput lendir putih mata dan kelopak mata (conjunctivitis) atau dikenal sebagai penyakit mata merah. Penyebab infeksi mata bisa oleh semua jenis bibit penyakit, mulai dari virus, kuman, jamur, sampai parasit. Tidak jarang terjadi karena alergi, baik yang berasal dari luar seperti serbuk sari, zat kimawi, atau dapat juga alergi dari dalam, yaitu pengidap TBC, penyakit darah atau penyakit kelenjar getah bening. Penyakit pilek ada kalanya mengganggu telinga karena lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung (tuba eustachius) mengalami peradangan atau bahkan mampet. Di lain pihak, penyakit pilek yang tak kunjung sembuh pada anak bisa menyebabkan infeksi telinga tengah apalagi kalau bagian tersebut penuh dengan tumpukan kotoran atau cairan. Gangguan lain pada telinga bisa juga diakibatkan masuknya benda asing ke dalam

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

saluran pendengaran. Anak kecil banyak yang suka memasukkan biji-bijian ke dalam telinga. Benda keras yang masuk ini berbahaya kalau tidak segera diambil sebab dapat mendesak gendang telinga atau bergesernya kedudukan tulang pendengaran. Ada lagi sejenis virus yang dapat menyerang saraf pendengaran. Serangan penyakit virus ini bisa menyebabkan kesakitan pada telinga akibat berkurangnya darah yang mengalir pada alat pendengaran. Penyakit sejenis ini disebut tuli mendadak. 5. Karies Gigi Sejauh ini, karies gigi masih jadi masalah kesehatan anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 menyatakan, angka kejadian karies pada anak 60-90 persen. Karies gigi adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Masalah karies pada anak atau dikenal sebagai sindroma karies botol (SKB) sering ditemukan pada anak usia akhir balita. Penyebabnya adalah gula yang terdapat dalam susu dan sari buah yang kadang diminumkan saat anak menjelang tidur. Bakteri pada plak gigi lalu mengubah gula tersebut jadi asam yang merusak hingga menimbulkan kebusukan dan kehancuran gigi. Untuk menemukan masalah utama dapat ditelusuri dari aspek mikrobiologi, seperti peran bakteri penyebab karies terutama Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehinggamasyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PUBS melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Sosial Suport) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah Tangga, PHBSSekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS Tempat-tempat Umum. Program PHBS dalam perkembangan dan sesuai dengan dinamika

yang terjadi di masyarakat ternyata jumlah dan jenis indikator PHBS yang digunakan masing-masing daerah sangat bervariasi, sesuai kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing. Pusat Promosi Kesehatan sampai saat ini telah menetapkan 9 indikator perilaku dan 7 indikator lingkungan di PHBS tatanan Rumah Tangga. PHBS anak usia dini masih merujuk pada PHBS di instansi pendidikan. PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Indikator PHBS di sekolah meliputi : mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, membuang sampah pada tempatnya Indikator PHBS untuk anak usia dini masih merujuk pada PHBS Sekolah. Delapan indikator PHBS sekolah, yang dapat diterapkan pada anak usia dini adalah : mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, membuang sampah pada tempatnya. Lima Pesan Dasar Cara hidup Sehat di Lingkungan Sekolah Pesan kesehatan yang disampaikan terutama menyangkut pola hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya yang bisa diterapkan oleh anak usia dini sesuai tingkat perkembangannya. Secara singkat ada 5 (lima) pesan mendasar yang perlu diupayakan dalam pembinaan hidup sehat bagi anak usia dini : 1. Mencuci Tangan dan Menggosok Gigi dengan Bersih Memberitahu cara mencuci tangan, sebelum dan setelah melakukan kegiatan. Dan menyampaikan teknik menggosok gigi yang baik dan benar, sebanyak dua kali sehari. 2. Mengkonsumsi Makanan Yang Bergizi Menganjurkan agar berhati-hati mengkonsumsi jajanan, makanan / minuman.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Dan menghimbau anak untuk mengkomsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna 3. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah Membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia. Dan mengadakan upaya kebersihan di ruangan kelas dan sekitar halaman sekolah 4. Melakukan Olahraga Secara Teratur Melalui pembinaan oleh guru, para anak melaksanakan senam kesegaran jasmani (SKJ) 5. Mengatur Waktu Istirahat Dengan Baik Membiasakan diri untuk istirahat dan tidur malam secara teratur. Penerapan PHBS di Sekolah 1. Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada anak sesuai dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler) 2. Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler) a. Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas b. Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil. c. Pemeriksaan kualitas air secara sederhana d. Pemeliharaan jamban sekolah e. Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah f. Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar g. Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur h. Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut, telinga, gigi dan sebagainya. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah Sasaran pembinaan PHBS di sekolah meliputi siswa, warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa), dan masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)

pertanyaan tertutup dan terbuka. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan tahapan managemen data. Analisis data menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis prioritas materi pendidikan kesehatan anak usia dini.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif .Sampel yang diambil adalah sebagian dari populasi sebanyak 94 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara Quota Sampling, dimana jumlah sampel ditetapkan terlebih dahulu kemudian pengumpulan data sampel memenuhi quota sebesar 94 orang. Data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dengan variabel materi pendidikan kesehatan. Teknik pengumpulan data dengan angket yang berisi

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil menunjukkan pesan kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat anak usia dini, yang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut: A. Pesan Kesehatan Rambut Untuk Anak Usia Dini Pesan kesehatan rambut untuk anak usia dini terdiri dari 4 materi yaitu merawat rambut, jenis rambut, penyakit di rambut, perilaku yang dapat merusak rambut. Tabel 1. Pesan Kesehatan Rambut Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Kesehatan Rambut f % Merawat rambut 78 83 Jenis rambut 4 4 Penyakit di rambut 19 20 Perilaku yang dapat 26 28 merusak rambut Berdasarkan tabel 1, menunjukkan guru PAUD paling banyak memilih pesan kesehatan untuk merawat rambut untuk diberikan untuk anak usia dini. Pesan kesehatan merawat rambut yang dapat diberikan pada pendidikan kesehatan anak usia dini dapat berbentuk kalimat yang memotivasi anak untuk menjaga kebersihan rambut dengan keramas minimal 2 kali sepekan. Pesan kesehatan urutan ke dua yang banyak dipilih oleh guru PAUD untuk diberikan pada anak usia dini adalah perilaku yang dapat merusak rambut. Perilaku yang dapat merusak rambut antara lain adalah jarang keramas sehingga bakteri yang ada di rambut dapat menyebabkan penyakit pada kulit kepala rambut dan rusaknya rambut. Pesan kesehatan yang berkaitan dengan jenis rambut merupakan materi yang paling sedikit dipilih oleh guru PAUD. Jenis rambut dianggap guru PAUD bukan materi yang sesuai untuk diberikan ke anak usia dini. anak Kesehatan rambut dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor hormon, faktor terpapar sinar matahari, dan faktor gizi. Anak kurang gizi dapat membuat tekstur rambutnya berubah,

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

misalnya warna rambut jadi merah, lebih kering, lebih mudah patah, tipis, mudah rontok. Beberapa gangguan pada rambut anak 1. Gangguan akibat infeksi. Misalnya infeksi jamur. Ini yang paling sering pada bayi dan anak, karena di kulit kepala banyak kelenjar lemak yang disukai jamur. Pengobatannya bisa dengan obat antijamur. 2. Kerak kepala atau seboroik. Ini terjadi pada anak usia dini berusia kurang dari 1 tahun, hal ini akibat pengaruh hormon androgen dari ibunya, sehingga kelenjar lemak aktif. Kelenjar lemak kulit (sebum) keluar dari tempat yang sama dengan keluarnya rambut. Jika kelenjar lemak sangat aktif, akan mengeluarkan lemak lebih banyak. Kerak kepala bersifat sementara. Bila hormon androgen habis, kerak akan hilang dengan sendiriny.a Namun, karena seringkali kerak kepala disertai rasa gatal, tentu tak perlu menunggu sampai hormon habis. Meski tidak membahayakan, kerak ini mengganggu kenyamanan dan dapat mengganggu pertumbuhan rambut secara sehat. 3. Infeksi bakteri. Misalnya terjadi bisul-bisul di kepala. Untuk mengatasinya, bisa diberi antibiotik. Kalau hanya di kulit, memang tidak membahayakan. Dengan menjaga kebersihan, akan hilang dengan sendirinya. 4. Penyakit genetik. Beberapa penyakit genetik akan membuat rambut tidak bisa tumbuh lagi. Tapi hal ini biasanya disertai kelainan pada kelenjar keringat, sehingga anak tidak bisa mengeluarkan keringat. Bisa juga penyakit genetik akibat faktor autoimun. Badannya menghasilkan antibodi terhadap akar rambut, sehingga rambut jadi rusak. Akibatnya, rambut tak bisa tumbuh. Penyakit genetik ini bisa membuat rambut rontok di seluruh kepala bahkan ada yang sampai alis dan bulu mata. Pesan Kesehatan Mata Untuk Anak Usia Dini Pesan kesehatan mata untuk anak usia dini terdiri dari 3 materi yaitu merawat mata, penyakit mata, perilaku yang dapat merusak mata. Berdasarkan tabel 2, menunjukkan pesan perilaku yang dapat merusak mata, merupakan materi paling banyak dipilih oleh guru PAUD untuk diberikan untuk anak usia dini. Pesan tentang perilaku yang dapat merusak

mata, yang dapat diberikan pada pendidikan kesehatan anak usia dini dapat berbentuk pesan kesehatan kalimat motivasi untuk menghindari perilaku mengucek mata ketika gatal. Pesan urutan ke dua yang banyak dipilih oleh guru PAUD untuk diberikan pada anak usia dini adalah merawat mata. Pesan merawat mata dapat diberikan dalam bentuk kalimat untuk berperilaku membaca buku dengan posisi yang benar. Pesan penyakit mata merupakan materi yang paling sedikit dipilih oleh guru PAUD. Pesan tentang penyakit mata dianggap guru PAUD bukan materi yang sesuai untuk diberikan ke anak usia dini. Tabel 2. Pesan Kesehatan Mata Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Kesehatan Mata f % Merawat Mata 49 52 Penyakit Mata 14 15 Perilaku yang dapat 59 63 merusak mata Salah satu penyakit mata yang sering dialami oleh anak usia dini adalah konjungtivitis adalah iritasi/peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran (belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit yang mudah menular dan bisa berlangsung hingga berbulan-bulan ini disebabkan beberapa faktor, seperti infeksi virus atau bakteri, dan alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap). Hanya saja penyebabnya lebih karena infeksi. Penanganan : kompres mata dengan air hangat. menggunakan obat tetes mata, dan Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar tak menimbulkan iritasi lebih parah. Pesan Kesehatan Telinga Untuk Anak Usia Dini Pesan kesehatan telinga untuk anak usia dini terdiri dari 3 materi yaitu merawat telinga, penyakit telinga, dan perilaku yang dapat merusak pendengaran atau fungsi telinga. Tabel 3. Pesan Kesehatan Telinga Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Kesehatan Telinga f % Merawat Telinga 50 53 Penyakit Telinga 12 13 Perilaku yang dapat merusak 61 65 pendengaran/fungsi telinga

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Berdasarkan tabel 3. pesan kesehatan telinga yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD adalah perilaku yang dapat merusak pendengaran/fungsi telinga. Perawatan kesehatan untuk telinga dapat dilakukan dengan menghindari sumber suara yang melebih batas ambang batas pendengaran atau suara yang kencang, tidak memasukkan alat tajam ke dalam telinga, tidak mmengorek telinga sendiri. Hal ini dapat menyebabkan pecahnya gendang telinga. Materi penyakit telinga merupakan materi yang paling sedikit dipilih oleh guru PAUD. Materi tentang penyakit telinga dianggap guru PAUD bukan materi yang sesuai untuk diberikan ke anak usia dini. Telinga mempunyai bagian-bagian yang harus diperlakukan sangat hati-hati. Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga sampai selaput gendang. Telinga tengah terdiri atas selaput gendang sampai batas otak, dan telinga dalam terdiri atas alat pendengaran dan alat keseimbangan. Di telinga bagian luar inilah berkumpul kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Kotoran kuping seperti daki yang kerap muncul di daerah ini sebetulnya minyak yang dihasilkan kelenjar tersebut. Fungsinya menghalau binatang, seperti serangga yang mencoba masuk ke dalam telinga. Kotoran kuping akan keluar dengan sendirinya berkat dorongan mekanisme otot pipi saat anak mengunyah makanan. Muara dari kotoran itu adalah daun telinga, sehingga tak perlu mengambil risiko dengan mengorek-ngorek telinga anak sampai ke bagian tengah dan dalam hanya bagian yang kelihatan oleh mata saja. Salah satu kebiasaan salah yang sering kita lakukan adalah mengorek bagian dalam telinga dengan cotton buds atau "logam" yang ujungnya cekung seperti sendok. Liang telinga bagian dalam hanya boleh dibersihkan dengan alat khusus yang bisa memutar dan dilakukan oleh ahli. Pemakaian cotton buds justru mendorong kotoran kuping masuk makin ke dalam lagi. Kotoran, lanjutnya, justru terperangkap dalam cekungan telinga yang bentuk liangnya seperti huruf S. Akibatnya, kotoran tak bisa keluar sendiri dan setelah mengendap di dalam liang telinga akan mengeras dan membatu. Penyakit telinga dengan sebutan congek. Gejalanya, dari telinga, persisnya dari selaput gendang yang berlubang, keluar cairan. Lubang disebabkan apa saja. Biasanya karena berbagai komplikasi dari hidung dan tenggorokan. Di antara telinga, hidung, dan tenggorok, terdapat saluran yang

menghubungkan ketiganya. Saluran yang menghubungkan hidung dengan telinga berfungsi menjaga tekanan udara pada telinga bagian tengah agar sama dengan telinga bagian luar. Saat anak terserang flu atau pilek, saluran yang menghubungkan telinga dan hidung bisa saja tersumbat cairan ingus sehingga menimbulkan rasa nyeri. Selain itu, sumbatan menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan udara di telinga bagian tengah dan bagian luar. Seperti sebuah sumur, perbedaan tekanan ini akan membentuk ruang hampa yang dapat "memompa" cairan ingus keluar melalui telinga. "Inilah yang disebut congek. Mula-mula yang keluar hanya cairan bening saja, tapi lama-lama mengental, bernanah, dan berbau." Selanjutnya, akibat perbedaan tekanan, congek dapat menyebabkan jebolnya selaput gendang dan mengakibatkan 2 risiko infeksi, yaitu dari luar dan dalam. Yang dari dalam, contohnya terjadi saat anak menderita flu/pilek. Cairan ingus dari hidung masuk ke saluran yang berhubungan dengan telinga sehingga menyebabkan infeksi telinga tengah. Jika dibiarkan, akan menjalar sampai ke selaput otak dan bisa menyebabkan kematian. Cara menjaga kesehatan telinga antara lain tidak mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds maupun benda lain dan membiasakan anak mengunyah makanan dengan benar karena mengunyah adalah mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga. Pesan Kesehatan Hidung Untuk Anak Usia Dini Pesan kesehatan hidung untuk anak usia dini terdiri dari 3 materi yaitu merawat hidung, penyakit pada hidung, dan perilaku yang dapat merusak hidung. Tabel 4. Pesan Kesehatan Hidung Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Kesehatan Hidung f % Merawat hidung 45 48 Penyakit Hidung 18 19 Perilaku yang dapat 55 59 merusak Hidung Berdasarkan tabel 4. pesan kesehatan hidung yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD adalah perilaku yang dapat merusak fungsi hidung. Pesan kedua yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD adalah merawat hidung. Fungsi hidung sebagai alat untuk

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

membedakan aroma atau bau dapat tidak berfungsi jika mengalami gangguan flu. Untuk pesan merawat hidung yang dapat diberikan pada anak usia dini adalah dengan penjelasan ,tidak memasukan benda tajam kedalam hidung, tidak terlalu keras mengeluarkan slem ketika flu. Pesan dengan materi penyakit pada hidung merupakan materi yang paling sedikit dipilih oleh guru PAUD. Pesan tentang penyakit pada hidung dianggap guru PAUD bukan materi yang sesuai untuk diberikan ke anak usia dini. Perilaku yang dapat merusak hidung antara lain memasukkan benda tajam ke dalam hidung dan mengeluarkan slem terlalu keras. Pesan Kesehatan Kuku Untuk Anak Usia Dini Pesan kesehatan kuku untuk anak usia dini terdiri dari 3 materi yaitu merawat kuku, penyakit pada kuku, dan perilaku yang dapat merusak kuku. Tabel 5. Pesan Kesehatan Kuku Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Kesehatan Kuku F % Merawat kuku 75 80 Penyakit kuku 21 22 Perilaku yang dapat 27 29 merusak kuku Berdasarkan tabel 5. pesan merawat kuku merupakan pesan kesehatan kuku yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD. Pesan kesehatan merawat kuku yang dapat diberikan untuk anak usia dini adalah memotong kuku dengan rutin, kuku pendek dan bersih. Pesan kesehatan kuku yang juga banyak dipilih guru PAUD untuk diberikan pada anak usia dini yaitu perilaku yang dapat merusak kuku. Pesan yang berkaitan dengan perilaku yang dapat merusak kuku adalah menggigit kuku. Perilaku ini dapat menyebabkan kuman masuk kedalam pencernaan dan menyebabkan penyakit diare atau penyakit cacingan. Pesan kesehatan dalam bentuk materi penyakit pada kuku merupakan materi yang paling sedikit dipilih oleh guru PAUD. Karena pesan dalam bentuk materi tentang penyakit pada kuku dianggap guru PAUD bukan materi yang sesuai untuk diberikan ke anak usia dini. Untuk menjaga kebersihan kuku, selain memotong secara rutin, juga perlu dilakukan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Perilaku ini terutama setelah buang air besar dan kecil serta ketika mau makan. Perilaku ini merupakan

perilaku yang masuk ke dalam indikator PHBS di instansi sekolah. F. Pesan Kesehatan Gigi Dan Mulut Untuk Anak Usia Dini Pesan kesehatan gigi dan mulut untuk anak usia dini terdiri dari materi merawat gigi, penyakit gigi dan mulut, dan perilaku yang dapat merusak gigi. Tabel 6. Pesan Kesehatan Gigi Dan Mulut Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Kesehatan Gigi Dan f % Mulut Merawat Gigi 55 59 Penyakit Gigi & Mulut 33 35 Perilaku yang dapat 46 49 merusak gigi Berdasarkan tabel 6. pesan kesehatan pada gigi dan mulut yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD adalah merawat gigi. Pesan kesehatan merawat gigi dapat diberikan kepada anak usia dini dengan pesan berbentuk kalimat menggosok gigi dengan teratur, waktu menggosok gigi (setelah makan dan sebelum tidur). Pesan kesehatan dalam bentuk materi penyakit pada hidung merupakan materi yang paling sedikit dipilih oleh guru PAUD. Materi tentang penyakit gigi & mulut dianggap guru PAUD bukan materi yang sesuai untuk diberikan ke anak usia dini. Makanan yang mengandung sukrosa atau gula tebu merupakan penyebab utama gigi anak mudah keropos maka dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan gigi dari sisa-sisa makanan, karena kandungan sukrosa mudah menjadi asam sebagai tempat pertumbuhan kuman. Perilaku pencegahan agar gigi anak tetap sehat dan tidak mudah keropos minimal melakukan gosok gigi dua kali sehari, yakni setelah sarapan pagi dan menjelang tidur. Perilaku yang tidak dianjurkan minum susu botol sambil tidur, karena mulut akan menjadi asam dan sebagai sarang kuman yang menyebabkan gigi mudah keropos. Boleh saja anak makan permen tetapi kebersihan gigi tetap harus dijaga. Merawat kesehatan mulut gigi, dan gusi sejak usia dini sangat penting. Mulut merupakan salah satu sumber awal masuknya bakteri dan kuman yang dapat mengganggu kesehatan seluruh tubuh. Untuk menjaga kesehatan seluruh tubuh, harus diawali dengan menjaga kesehatan mulut, termasuk di

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

dalamnya gigi dan gusi. Selama ini, masyarakat kurang memperhatikan kesehatan gigi susu anak, karena beranggapan nanti akan berganti gigi. Padahal merawat gigi susu sangat penting karena jika gigi susu rusak maka akan mengganggu aktivitas anak. Pesan Kebersihan Lingkungan Untuk Anak Usia Dini Pesan kebersihan lingkungan untuk anak usia dini terdiri dari materi membuang sampah di tempat sampah, memisahkan sampah basah dan sampah kering, saluran air kotor harus lancar, dan kebersihan tempat bermain. Tabel 7. Materi Kebersihan Lingkungan Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Kebersihan Lingkungan f % Membuang sampah di tempat sampah 76 81 Memisahkan sampah basah dan kering 33 35 Saluran air kotor harus lancar 10 11 Kebersihan Tempat bermain 24 26 Berdasarkan tabel 7. pesan kesehatan lingkungan yang paling banyak dipilih guru PAUD adalah membuang sampah di tempat sampah. Materi membuang sampah di tempat sampah merupakan materi yang sederhana dan bersifat action langsung. Walaupun pesan materi memisahkan sampah basah dan sampah kering, bukan termasuk pesan materi yang dapat diberikan kepada anak usia dini, tapi ternyata banyak dipilih juga oleh guru PAUD. Pesan materi kebersihan tempat bermain, juga materi no. 3 terbanyak dipilih oleh guru PAUD untuk diberikan kepada anak usia dini. Pesan ini dapat diberikan oleh guru PAUD dengan pesan kebersihan disetiap tempat. Manfaat yang akan didapat jika tempat bermain memiliki kebersihan yang baik, maka kuman penyakit akan jauh dari peserta PAUD. Pesan tentang saluran air kotor harus lancar merupakan materi yang paling sedikit dipilih oleh guru PAUD. Karena materi tentang saluran air kotor harus lancar dianggap guru PAUD bukan materi yang sesuai untuk diberikan ke anak usia dini. Perilaku membuang sampah pada tempat merupakan perilaku yang termasuk kedalam indikator PHBS di Instansi pendidikan. Pesan untuk menggunakan jamban saat membuang air besar dan kecil tidak tergali. Walaupun pesan ini masuk ke dalam kesehatan lingkungan

Pesan Kebersihan Pakaian Untuk Anak Usia Dini Pesan kebersihan pakaian untuk anak usia dini terdiri dari materi mengganti pakaian kotor, mengganti kaos kaki sekolah yang kotor, tidak menggantung pakaian yang kotor. Tabel 8. Pesan Kebersihan Pakaian Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Kebersihan Pakaian f % Mengganti pakaian kotor 53 56 Mengganti kaos kaki sekolah yg kotor 46 49 Tidak menggantung pakaian yg kotor 33 35 Berdasarkan 8. pesan kesehatan yang berkaitan dengan kebersihan pakaian yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD yaitu mengganti pakaian yang kotor. Kalimat pesan yang sering diberikan kepada anak usia dini tentang mengganti pakaian yang kotor adalah menggunakan pakaian rapih dan bersih. Pesan kedua yang juga banyak dipilih guru PAUD untuk diberikan kepada anak usia dini adalah mengganti kaos kaki sekolah yang kotor. Penggunaan kaos kaki yang bersih dapat menghindari penyakit pada kuku dan kulit kaki, sehingga kaki tidak mengalami gatal-gatal. Pesan ketiga yang paling sedikit dipilih oleh guru PAUD yaitu tidak menggantung pakaian yang kotor. Namun pesan ketiga ini juga memiliki angka tinggi dipilih guru PAUD, dibandingkan materi secara keseluruhan. Menggantung pakaian kotor dapat menjadi sarang nyamuk yang berada di dalam rumah dan kamar. Dengan tidak menggantung pakaian kotor berarti menghindari penyakit yang penularannya disebabkan oleh nyamuk. Beberapa penyakit yang penularannya disebabkan oleh nyamuk antara lain adalah penyakit demam berdarah dengue dan penyakit malaria. Kebersihan pakaian dan kaos kaki yang digunakan oleh anak usia dini juga berkaitan dengan penyakit kulit. Bahan baju yang mudah menyerap keringat dapat mencegah penyakit kulit. Namun jika terjadi penyakit kulit, dibutuhkan penanganan yang berbeda-beda sesuai jenis penyakitnya. Pesan Perilaku Jajan Untuk Anak Usia Dini Pesan kesehatan untuk perilaku jajan untuk anak usia dini terdiri dari materi jajan makanan sehat, jajan makanan tanpa zat

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

pewarna, jajan makanan tanpa bahan pengawet, jajan makanan tanpa bahan pengawet, dan jajan makanan yang tertutup. Tabel 9. Pesan Perilaku Jajan Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Perilaku Jajan f % Jajan makanan Sehat 70 74 Jajan makanan tanpa zat pewarna 27 29 Jajan makanan tanpa bahan pengawet 43 46 Jajan makanan yang tertutup 35 37 Berdasarkan tabel 9. pesan perilaku jajan yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD adalah jajan makanan sehat. Mulai sejak dini diberi pemahaman makanan sehat pada peserta PAUD. Jajan makanan sehat berarti jajan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, bersih, tanpa zat pewarna dan tanpa bahan pengawet. Makanan sehat merupakan makanan yang mendukung peningkatan status gizi baik. Contoh untuk jajan makanan sehat antara lain, bubur kacang hijau, susu kedelai, roti, dan sebagainya. Pemberikan pesan kesehatan tentang jajan makanan tanpa zat pewarna, zat pengawet, merupakan materi yang tidak mudah untuk diberikan kepada anak usia dini karena pesan tersebut membutuhkan penjelasan terlebih dahulu tentang pengertian zat pewarna dan zat pengawet itu sendiri. Pesan kesehatan untuk jajan makanan yang tertutup merupakan pesan yang dapat diberikan pada anak usia dini dalam memilih jajanan, namun materi ini dipilih oleh peserta hanya 37 %. Perilaku mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah merupakan indikator PHBS di instansi pendidikan. Namun pada pendidikan anak usia dini masih sedikit yang memiliki sarana kantin di tempatnya. Pesan Perilaku Olah Raga Untuk Anak Usia Dini Pesan perilaku olah raga untuk anak usia dini terdiri dari materi fungsi olah raga, jenis olah raga, dan frekuensi olah raga. Berdasarkan tabel 10. pesan perilaku olah raga yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD adalah materi fungsi olah raga. Fungsi olah raga untuk tubuh dianggap guru PAUD dapat diberikan pada anak usia dini. Fungsi atau manfaat olah raga antara lain, memperlancar peredaran darah, dan memberikan stimulus pada perkembangan motorik kasar. Pesan kesehatan

dalam materi perilaku olah raga yang lainnya, tidak banyak dipilih oleh guru PAUD untuk diberikan pada anak usia dini yaitu jenis olah raga dan frekuensi olah raga. Tabel 10. Pesan Perilaku Olah Raga Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Perilaku Olah Raga f % Fungsi Olah Raga 76 81 Jenis Olah Raga 17 18 Frekuensi Olah raga 17 18 Perilaku olah raga yang teratur dan terukur merupakan PHBS di instansi pendidikan. Olah raga yang dianjurkan untuk anak usia dini adalah olah raga yang meningkatkan kemampuan motorik anak, seperti melempar dan menangkap bola, berlari, melompat, dan senam. Pesan Perilaku Konsumsi Zat Gizi Untuk Anak Usia Dini Pesan perilaku konsumsi zat gizi untuk anak usia dini terdiri dari materi pentingnya makan sayur, pentingnya makan buah, pentingnya sarapan, pentingnya minum susu. Materi empat sehat lima sempurna, materi bergizi, berimbang dan beragam, dan materi tahu dan tempe merupakan materi yang disarankan dari guru PAUD untuk masuk ke dalam materi perilaku konsumsi zat gizi. Tabel 11. Pesan Perilaku Konsumsi Zat Gizi Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Untuk Pendidikan Anak Usia Dini di BKB PAUD Perilaku Konsumsi zat gizi f % Penting Makan sayur 58 62 Penting Makan buah 38 40 Penting sarapan 47 50 Minum susu 41 44 Empat Sehat Lima Sempurna 12 13 Bergizi, Berimbang, dan Beragam 3 3 Tahu Dan Tempe 1 1 Berdasarkan tabel 11. pesan perilaku konsumsi zat gizi yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD untuk diberikan kepada anak usia dini adalah pentingnya makan sayur. Sayur merupakan makanan yang mengandung serat, dan mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Pesan kedua yang banyak dipilih oleh guru PAUD adalah pentingnya sarapan. Sarapan cukup memiliki kaitan erat dengan peningkatan kualitas konsentrasi pada anak usia dini dalam

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

beraktifitas. Pesan ketiga yang dipilih oleh guru PAUD yaitu minum susu. Salah satu kandungan zat gizi yang ada pada susu adalah kalsium. Kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan tulang yang optimal. Ada 12 orang yang memberikan saran materi 4 sehat 5 sempurna untuk diberikan pada anak usia dini. Hal ini menunjukkan pengetahuan guru PAUD tentang semboyan gizi seimbang belum tersosialisasi dengan baik. Indikator terpenuhinya gizi anak usia dini dalah peniambahan berat badan dan tinggi badan. Oleh karena itu perlu dilakukan penimbangan berat badan dan mengukur tinggi badan anak usia dini setiap bulan. Urutan Pesan Kesehatan Untuk Anak Usia Dini Berdasarkan Pilihan Guru PAUD Pesan pendidikan kesehatan keseluruhan diurut berdasarkan materi yang paling banyak dipilih oleh guru PAUD, sebagai berikut : Tabel 12. Pesan Materi Yang Paling Banyak di Pilih Oleh Guru PAUD NO KEBUTUHAN PESAN KESEHATAN UNTUK PAUD 1 Merawat rambut 2 Membuang sampah di tempat sampah 3 Fungsi olah raga 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Merawat kuku Jajan makanan sehat Perilaku yang dapat merusak telinga Perilaku yang dapat merusak mata Penting makan sayur Perilaku yang dapat merusak hidung Merawat gigi Mengganti pakaian kotor Merawat telinga Merawat mata Penting sarapan Perilaku yang dapat merusak gigi Mengganti kaos kaki sekolah yang kotor Mengganti kaos kaki sekolah yang kotor Merawat hidung Jajan makanan tanpa bahan pengawet Minum susu

Berdasarkan tabel 12. sepuluh materi pendidikan kesehatan terbanyak, yang dapat diberikan kepada anak usia dini yaitu merawat rambut, membuang sampah pada tempatnya, fungsi olah raga, merawat kuku, jajan makanan sehat, perilaku yang merusak telinga dan mata, pentingnya makan sayur, perilaku merusak hidung dan merawat gigi . dari materi tersebut dapat dilbuat pesan kesehatan yang sederhana dalam bentuk kalimat, poster dan leaflet Penelitian ini memberikan informasi bahwa materi pendidikan kesehatan dapat juga diberikan untuk anak usia dini. Oleh karena itu penelitian ini merekomendasi untuk Instansi Pendidikan mendukung materi pendidikan kesehatan terutama PHBS anak usia dini ke dalam kurikulum PAUD

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Atmodiwirio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia, Penerbit, Ardadizya Jaya, Jakarta. Baliwati, Yayuk Farida, et.al. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya : Jakarta. Berg, Alan. 1986. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. CV. Rajawali : Jakarta. Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Djaja, Sarimawar, dkk. 2009. Tren Penyakit Penyebab Kematian Bayi dan Anak Balita di Indonesia dalam Periode Tahun 1992 2007. dalam Jurnal Ekologi Kesehatan Volume 8 No. 4 Desember 2009 Depkes RI. 2000. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia ________. 2000. Mengenal Cacing Perut dan Cara Pencegahannya. Jakarta ________.2001. KeluargaSadar Gizi (KADARZI) : Mewujudkan Keluarga Cerdas dan Mandiri. Departemen Kesehatan RI : Jakarta. ________.2002.. Diare dan Upaya Pemberantasannya. Ditjen P2M & PLP. Jakarta.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

________. 2003. Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Cacingan. Ditjen PPM dan Perilaku. Jakarta ________. 2004. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan Cacingan di Era Disentralissasi. Jakarta ________. 2006. Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan. Jakarta ________. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Gandahusada, Srisasi et al. 1998. Parasitologi Kedokteran, edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. Luciasari, Erna, et.al. 2001. Status Gizi Balita Kaitannya dengan Tingkat Kesadaran Gizi Keluarga Muda Golongan Muda Sejahte Martuti. 2008. Mengelola PAUD, Yogyakarta : Penerbit Kreasi Wacana Meadow, Roy dan Simon Newel. 2005. Lecture Notes : Pediatrika. Edisi Ketujuh. Penerbit Erlangga : Jakarta. Narbuko, Cholid & Achmadi, Abu. 2004. Metodologi Penelitian, Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara Siswanto, Hadi, et.al. 2001. Berapa Besar Masalah Gizi di Indonesia dan Bagaimana Menanggulanginya. Jurnal Data dan Informasi Kesehatan (Indonesians Journal Of Health Data and Information). 1 (1) : 7-17. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survei, Jakarta : Penerbit PT. Pustaka LP3ES Soedarto, 1991.Helmintologi Kedokteran, EGC. Jakarta Soekirman. 2001. Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi Makro di Indonesia. Jurnal Data dan Informasi Kesehatan (Indonesians Journal Of Health Data and Information). 1 (1) : 45-48. Departemen Kesehatan RI : Jakarta. Soetjiningsih, SpAK. 1995. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, Supariasa, I Dewa Nyoman, et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Suryana, Ahmad. 2001. Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Gizi di Tingkat Rumah Tangga. Jurnal Data dan Informasi Kesehatan (Indonesians Journal Of Health Data and Information). 1 (1) : 49-65. Departemen Kesehatan RI : Jakarta. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi IX. 2008. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi Untuk Mencapai Millenium Development Goals. Yayasan Kusuma Buana .2006.Program Pemberantasan Cacingan di Sekolah Dasar DKI Jakarta

También podría gustarte