Está en la página 1de 31

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM)

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KATA PENGANTAR
Disusun dan Ditanda Tangan Oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota

.......................,................ 2013 Kepala Bappeda Kabupaten/ Kota.......................

(....................................)

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................. Daftar Isi........................................................... BAB I PENDAHULUAN................................... 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan................................. 1.3. Sasaran.................................................... 1.4. Ruang Lingkup........................................ BAB II PARTISIPASI MASYARAKAT........................... 2.1. Pengertian Partisipasi.............................. 2.2. Bentuk dan Cara Penyampaian Partisipasi Masyarakat.......... 2.3. Peningkatan Partisipasi Masyarakat........................................ BAB III PELAKSANAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PLKSDA-BM.................................. 3.1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program PLKSDA-BM 3.1.2. Partisipasi dalam Pengenalan Program/Sosialisasi PLKSDA-BM............................................................................. 3.1.3. Partisipasi dalam Perencanaan Konservasi dan Budidaya Tanaman Kehutanan dan Perkebunan, MPTS dan Tanaman Sela........................................................................................... 3.1.4. Partisipasi dalam Pembentukan dan Pengembangan 16 17 17 17 18 18 20 33 3 Kelompok Sasaran.................................................................... 3.2. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program PLKSDA-BM 3.2.1. Partisipasi dalam Pelaksanaan Program PLKSDA-BM............. 3.2.2. Partisipasi dalam Pemeliharaan................................................ 3.3. Partisipasi Masyarakat dalam Monitoring dan Evaluasi PLKSDA-BM 3.4. Partisipasi Masyarakat dalam Keberlanjutan Program PLKSDA-BM BAB IV INDIKATOR KEBERHASILAN............. BAB V PENUTUP..............................................
PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

Hal 2 3 4 4 5 5 5 6 6 9 10 13 13

3.1.1. Partisipasi dalam Persiapan dan Seleksi Lokasi....................... 13 15

16

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Salah satu permasalahan lingkungan hidup di Indonesia adalah kerusakan

sumber daya alam, hutan, tanah dan air. Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang penting dan strategis untuk dilindungi, dipelihara, serta dilestarikan eksistensinya agar mampu memberikan manfaat yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan, maka upaya konservasi melalui Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) merupakan suatu kewajiban untuk dilaksanakan melalui pendekatan partisipasi. Agar kehidupan masyarakat dapat berkelanjutan dan tingkat produktivitas lahan usaha tani dapat dipertahankan, maka diperlukan kelestarian sumber daya tanah, air, dan hutan. Untuk itu perlu peran aktif masyarakat dalam upaya melakukan penanganan lahan kritis dan sumber daya air yang merupakan salah satu upaya merehabilitasi lahan dan peningkatan pendapatan. Kondisi saat ini dirasakan partisipasi masyarakat masih jauh dari harapan terhadap upaya penanganan lahan kritis dan lebih mengandalkan peranan dari pemerintah daripada masyarakat sehingga output yang diharapkan masih kurang optimal. Adanya program PLKSDA-BM, masih banyak yang kurang memahami cara melibatkan masyarakat dalam program, termasuk jenis dan bentuk kegiatan program mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Melihat berbagai kendala sebagaimana tersebut diatas, diperlukan strategi inovatif dan kreatif sebagai stimulus pelibatan masyarakat dalam program PLKSDABM, salah satunya melalui panduan partisipasi masyarakat.

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

1.2.

Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan panduan partisipasi masyarakat dalam program

PLKSDA-BM ini untuk memberikan rujukan dan alternatif cara melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan PLKSDA-BM. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengelolaan lahan kritis dan sumber daya air sehingga memperoleh manfaat program PLKSDA-BM (benefit) yang optimal (tinggi).

1.3.

Sasaran Sasaran disusunnya panduan ini adalah SKPD pengelola program sebagai

pihak yang akan menstimulasi partisipasi masyarakat dalam program ini).

1.4.

Ruang Lingkup Ruang lingkup panduan ini adalah keterlibatan masyarakat dalam Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air yang meliputi: 1) Partisipasi dalam Perencanaan Kegiatan PLKSDA-BM; 2) Partisipasi dalam Persiapan Kegiatan PLKSDA-BM 3) Partisipasi dalam Pelaksanaan Kegiatan PLKSDA-BM, dan 4) Partisipasi dalam Monitoring dan Evaluasi kegiatan PLKSDA-BM

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB II PARTISIPASI MASYARAKAT

Dalam rangka menjabarkan partisipasi masyakarat dalam

Program PLKSDA-BM

hal-hal umum yang perlu diperhatikan antara lain : 1) Pengertian partisipasi; 2) Bentuk dan cara penyampaian partisipasi masyarakat; dan 3) Peningkatan Partisipasi Masyarakat.

2.1. Pengertian Partisipasi

Sudah lebih dari tiga dasa warsa kata partisipasi masyarakat menjadi kata kunci sehari-hari dalam pembangunan masyarakat. Hal ini diawali oleh gagasan para ahli seperti Freire (1985) yang mengatakan bahwa fitrah manusia secara ontologis adalah menjadi subyek yang bertindak terhadap dan mengubah dunianya, dan demikian bergerak menuju kemungkinan-kemungkinan yang selalu baru bagi kehidupan yang lebih berisi dan lebih kaya secara perorangan maupun secara bersama-sama. Selain itu, Chambers (1988) menolak aksioma yang mengatakan bahwa pembangunan pedesaan akan sulit diterapkan hanya dengan mengandalkan kemampuan penduduk desa itu sendiri. Oleh karena itu, Chambers mengajukan suatu konsep pembangunan desa yang baru, dengan pendekatan yang berbanding terbalik dengan yang lazim dilakukan sebelumnya, yaitu dengan mendahulukan komponen yang selama ini ditempatkan di urutan terakhir (masyarakat). Ada tiga alasan utama pentingnya partisipasi masyarakat; 1) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat untuk memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan proyek-proyek akan gagal. 2) Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut.
PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Merupakan hak masyarakat untuk dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Hal ini selaras dengan konsep Man Centered Development (suatu pembangunan yang dipusatkan pada kepentingan manusia) yaitu jenis pembangunan yang lebih diarahkan demi perbaikan nasib manusia dan tidak sekedar sebagai alat pembangunan itu sendiri. Lebih jauh beberapa pakar sosiologis mendefinisikan dan mengindikasikan partisipasi sebagai berikut: 1) Adanya subyek yang berinteraksi, yaitu individu yang berada dalam suatu unit masyarakat (kelompok) organisasi perekonomian, pemerintah, bangsa. Masing-masing memiliki keleluasaan untuk mengambil keputusan sendirisendiri, tetapi terikat dalam suatu ikatan solidaritas tertentu untuk mewujudkan kepentingan atau rencana bersama 2) Adanya kerelaan dan kesadaran dari individu untuk menjalankan peranan yang diberikan oleh kelompoknya secara ikhlas. Keikutsertaan/keterlibatannya tidak atas dasar kekuasaan pemimpin (formal). Mobilisasi bukan partisipasi 3) Partisipasi berkonotasi kepada keterlibatan anggota perorangan dalam proses pengelolaan suatu kegiatan (pengambilan keputusan bersama, pengerahan sumberdaya, pengawasan dan penyesuaian; 4) Kelompok sasarannya rakyat banyak (Dudung Abdul Adjid, Disertasi Unpad, 1985) Dari beberapa definisi partisipasi diatas, maka dapat dijelaskan bahwa Pola partisipatif berarti menumbuhkembangkan visi dan perilaku aktif masyarakat sasaran (individu maupun kelompok) dan para fasilitator dalam kegiatan PLKSDA-BM diwujudkan dalam bentuk keterlibatan aktif pada tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi serta perawatan dalam pemanfaatan hasilnya. Penggalangan partisipasi petani/kelompok tani dalam setiap tahapan kegiatan PKLSDA-BM diwujudkan melalui pemahaman partisipatif kondisi pedesaan atau participatory rural appraisal dengan keluaran berupa tumbuhnya kesadaran 7
PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

masyarakat sasaran untuk memahami peranan dirinya/kelompoknya di dalam satu kesatuan hidup dengan lingkungannya (fisik dan non fisik) serta mau dan mampu menjalankan perannya dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam melalui kegiatan PLKSDA-BM. Peran aktif petani/kelompok tani/masyarakat sasaran sangat menentukan terhadap keberlanjutan pembangunan karena pengelolaan PLKSDABM tidak dapat dipisahkan dari ruang lingkup sosial ekonomi pedesaan, dimana petani sebagai pelaku utamanya. Implementasi kegiatan partisipatif di tingkat masyarakat (kelompok tani) meliputi identifikasi potensi, kebutuhan/keinginan, perumusan, dan penetapan masalah serta menetapkan cara-cara pemecahannya, sampai kepada penyusunan rencana kerja partisipatif. Subyek yang berinteraksi dalam kegiatan partisipatif tidak hanya individu-individu yang berada dalam unit masyarakat (kelompok tani), tetapi termasuk pula di dalamnya aparat setempat dan tokoh lokal. Tidak dapat disangkal lagi bahwa partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan sangatlah penting dan bahkan menentukan. Menurut Ginanjar Kartasasmita (1955) "pembangunan memang dapat juga berjalan dengan mengandalkan kekuatan yang ada pada pemerintah namun hasilnya tidak akan sama jika dibandingkan dengan pembangunan yang mendapat dukungan dan partisipasi rakyat. Adapun pengertian partisipasi disini diwujudkan dalam memikul beban, tanggungjawab dalam pelaksanaan dan menerima kembali hasil-hasil pembangunan. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui ada empat indikator partisipasi masyarakat, yaitu: pengambilan keputusan (dalam perencanaan), implementasi (pelaksanaan), mendapatkan manfaat (benefit) dan evaluasi (evaluation), atau dapat pula disebutkan bahwa masyarakat harus senantiasa ikut serta dalam setiap tahapan kegiatan pembangunan. Secara klise seringkali disebutkan bahwa masyarakat tersebut bukanlah hanya sekedar konsumen pembangunan, tapi subyek dari pembangunan.
PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Adanya keikutsertaan masyarakat di dalam setiap tahapan pembangunan ini, sering dikaitkan dengan upaya menumbuhkan rasa memiliki ("sense of ownership" atau "sense of belonging") terhadap sarana atau prasarana yang dibangun. Dengan adanya rasa memiliki ini pada gilirannya akan menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainability). Penelitian tentang dampak beberapa metoda pemberian bantuan terhadap petani, antara lain rehabilitasi jaringan irigasi menunjukkan hal ini. Untuk jaringanjaringan irigasi yang dibangun secara partipatif, partisipasi ini dapat pula dipandang sebagai salah satu wujud dari demokratisasi dan pemberdayaan (empowering) masyarakat. Selain demokratisasi, partisipasi dapat disebutkan pula sebagai hak azasi manusia. Apabila didudukkan di dalam kerangka berfikir Maslow, partisipasi dapat dipandang sebagai kebutuhan perwujudan diri. Lebih jauh dari itu, apabila masyarakat tidak diikutsertakan dalam setiap tahapan kegiatan pembangunan ini, maka seringkali dijumpai adanya kasus kasus dimana sarana atau prasarana yang dibangun tidak sesuai dengan kebutuhan atau kehendak dan kondisi masyarakat setempat. kualitas fisik bangunannya, kegiatan operasi dan pemeliharaannya jauh lebih baik bila dibandingkan dengan yang semi partisipatif atau yang sinterklas. Selain itu,

2.2. Bentuk dan Cara Penyampaian Partisipasi Masyarakat

Secara praktis, partisipasi masyarakat adalah keterpaduan dan keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan, dimulai dari : 1) Pengambilan keputusan awal 2) Perencanaan 3) Pelaksanaan 4) Monitoring dan evaluasi, serta 5) Hak memperoleh manfaat (benefit). Sehingga dalam program PLKSDA-BM ini partisipasi masyarakat akan diukur melalui 5 faktor tersebut. Setiap faktor yang ada saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. 9
PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pola pelayanan menitikberatkan pada penggalangan dan pelembagaan partisipasi semua pihak yang terlibat dalam program PLKSDA-BM mulai dari tingkat petani sasaran sampai aparat pemerintah daerah serta pihak lainnya sebagai fasilitator. Prinsipnya, untuk memproses bahwa program dapat berkelanjutan (masyarakat mandiri), maka fase persiapan sosial masyarakat sebelum proyek dilaksanakan mutlak untuk dilakukan, artinya sejak tahap awal dan untuk semua tahapan (pengambilan keputusan, sosialisasi, perencanaan/PRA, pelaksanaan, monev) masyarakat yang menjadi sasaran dilibatkan. Sehingga rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap sarana dan prasarana yang diprogramkan ditumbuhkan sejak dini. Pada gilirannya diharapkan, walaupun masa intervensi program telah berakhir, semua sarana dan prasarana yang telah diinvestasikan kepada kelompok sasaran akan terus dipelihara dan berkelanjutan. Beranjak dari dasar pemikiran di atas, penting untuk selalu diupayakan bahwa partisipasi aktif masyarakat pada setiap tahapan pelayanan memperhatikan aliran partisipatifnya. Tahapan proses partisipasi masyarakat sebagai bagian strategi operasional di lapangan sebagai berikut: Tahap-1 Partisipasi dalam persiapan dan seleksi lokasi Tahap-2 Partisipasi dalam pengenalan program/sosialisasi PLKSDA-BM Tahap-3 Partisipasi dalam perencanaan konservasi dan budidaya tanaman kehutanan dan perkebunan, MPTS dan Tanaman Sela. Tahap-4 Partisipasi dalam penumbuhan kelompok sasaran Tahap-5 Partisipasi dalam pelaksanaan PLKSDA-BM Tahap-6 Partisipasi dalam pemeliharaan dan pengembangan Tahap-7 Partisipasi dalam monitoring dan evaluasi

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

10

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2.3. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Upaya pengembangan masyarakat dalam rangka peningkatan partisipasi

masyarakat dapat dijalankan dalam beberapa hal, yaitu: a) Meningkatkan partisipasi dan integrasi masyarakat Maksud upaya ini adalah mendorong masyarakat untuk selalu bersedia mengeluarkan pendapatnya dalam berbagai pertemuan dan diskusi, bersedia meluangkan waktu untuk bertemu dalam pertemuan rutin kelompok dan selau bermusyawarah dalam rangka mengambil kemufakatan untuk kepentingan bersama/kelompok, dan memungkinkan mereka untuk membuat rencana, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan secara bersama-sama. b) Menstimulasi dan meningkatkan kapasitas memecahkan masalah Perkembangan kelompok ditandai juga dengan perkembangan dinamika kelompok. Peningkatan media untuk berkomunikasi kelompok melalui pertemuan rutin dapat berpengaruh positif terhadap kemampuan dalam memperoleh kemudahan untuk menentukan berbagai kegiatan. c) Peningkatan kondisi dan pelayanan sosial Tujuan peningkatan kondisi dan pelayanan sosial ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keterbatasan kelompok tani dalam memahami kondisi keseluruhan masyarakat serta mengetahui upaya yang diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan dalam metoda atau cara-cara pemecahan masalah agar tidak terjadi masalah sosial yang baru. Sebagai contoh masalah ketimpangan akibat penerimaan social planting yang tidak merata. Dalam hal ini, perlu penentuan tujuan yang sesuai harapan masyarakat serta pendayagunaan sumber daya dan dana yang ada di dalam maupun diluar masyarakat untuk mencapai tujuan pemerataan.

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

11

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

d) Meningkatkan minat dan kemampuan bagi Kelompok Masyarakat yang belum Berminat Untuk menjamin keberlanjutan dan diseminasi kegiatan yang serupa kepada masyarakat secara luas maka diperlukan upaya standarisasi kegiatan dan konsistensi pelaksanaannya. Berdasarkan kerangka teoritis partisipatif dan dikaitkan dengan upaya perubahan sosial masyarakat (pengetahuan, sikap dan perilaku) kiranya dapat ditarik 4 indikator utama kontek partisipasi pada kegiatan PLKSDA-BM, yaitu: 1) Perencanaan (bentuknya pengambilan keputusan) 2) Pelaksanaan 3) Monitoring dan evaluasi 4) Pengambilan Manfaat Ini berarti makna harafiah partisipasi dalam pembangunan secara umum, memposisikan masyarakat bukan sebagai objek pembangunan, tetapi mempunyai posisi sebagai subjek pembangunan.

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

12

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB III PELAKSANAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PLKSDA-BM

Peran masyarakat petani dalam PLKSDA-BM dimaksudkan untuk meningkatkan rasa memiliki, rasa tanggung jawab dan kemampuan kelompok petani dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keberlanjutan program PLKSDA-BM. Bentuk partisipasi dalam PLKSDA-BM antara lain berupa pemikiran, gagasan, dukungan dalam pengambilan keputusan dan kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan, kesediaan meluangkan waktu, dan kesiapan tenaga. Untuk itu, partisipasi kelompok tani dalam PLKSDA-BM meliputi:
3.1. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Program PLKSDA-BM

Partisipasi masyarakat/kelompok tani dalam Program PLKSDA-BM dilaksanakan pada tahap kegiatan perencanaan dalam bentuk: 3.1.1. Partisipasi dalam Persiapan dan Seleksi Lokasi Pada tahap ini dilakukan sosialisasi awal atau penjelasan tentang rencana program PLKSDA-BM. Penjelasan pertama disampaikan mengenai kriteria/persyaratan lokasi sesuai pedoman PLKSDA-BM dan mengajak masyarakat serta aparat desa memahami kriteria tersebut dan terlibat dengan memberikan informasi yang sesuai kriteria. Dalam tahap ini tim survei, masyarakat, dan aparat desa meninjau secara bersamasama mengenai beberapa hal sebagai berikut : a. b. c. d. Kondisi kemiringan lahan yang tidak lebih 15% Penutupan lahan yang tidak lebih dari 10% Memperkirakan akses jalan yang dekat dengan lokasi lahan agar pengiriman saprodi dan pengangkutan hasil panen mudah dan berbiaya rendah Lokasi lahan yang dekat dengan pemukiman agar mudah melaksanakan berbagai kegiatan usaha tani dan mudah dalam pengawasan/pengamanan 13

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

e. f.

Status lahan milik desa/pemda/pemerintah agar dapat menjamin keberlanjutan program, serta Jaminan adanya sumber air untuk menunjang ketersediaan air utk penyiraman tanaman.

Tahap kegiatan persiapan dan seleksi lokasi/verifikasi lokasi yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari Ditjen Bina Bangda, Bappeda, Dinas Kehutanan, aparat desa, dan konsultan bersama masyarakat/calon anggota kelompok tani akan menjamin memperoleh calon lokasi yang sesuai dengan kriteria karena masyarakat/petani memberikan akan informasi yang aktual dan akurat. Informasi-informasi dari masyarakat antara lain berupa denah/sketsa lokasi, daftar inventarisasi jenis tanaman yang telah tumbuh dengan baik dilokasi tersebut baik tanaman kayu, tanaman buah, tanaman semusim/sela, juga daftar para petani penggarap yang sudah biasa melaksanakan kegiatan usaha tani dilokasi tersebut. Sehingga Ditjen Bina Bangda tidak akan ragu untuk menetapkan lokasi tersebut sebagai lokasi calon PLKSDA-BM. 3.1.2. Partisipasi dalam Pengenalan Program/Sosialisasi PLKSDA-BM Partisipasi masyarakat pada tahap pengenalan program/sosialisasi PLKSDA-BM diawali penjelasan maksud dan tujuan program dari Pemerintah kepada aparat desa dan masyarakat dengan harapan masyarakat mendukungnya. Setelah masyarakat memahami mengenai tujuan PLKSDA-BM kemudian masyarakat termotivasi dan masyarakat akan turut serta mensosialisasikan kembali kepada masyarakat lainnya tentunya hal ini difasilitasi juga oleh tenaga pendamping dan aparat desa sehingga masyarakat luas mengerti program PLKSDA-BM dan menimbulkan partisipasi untuk terlibat dalam program. Dan program PLKSDA-BM sudah mulai dirasakan bukan milik pemerintah saja tetapi juga menjadi milik masyarakat di desa tersebut. (Bentuk kongkrit partisipasi masyarakatnya bagaimana?)

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

14

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

3.1.3. Partisipasi dalam Perencanaan Konservasi dan Budidaya Tanaman Kehutanan dan Perkebunan, MPTS dan Tanaman Sela.

Setelah memamahi program dan tumbuh rasa memiliki bahwa program bukan milik pemerintah tetapi milik masyarakat, para petani penggarap mulai turut menyusun rencana kegiatan untuk menunjang kelancaran program atau bisa disebut rencana kerja partisipatif, rencana kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri sekaligus sesuai dengan arahan program pemerintah, rencana jelas ruang lingkupnya, dilakukan pengukuran mengenai luas, jumlah tanaman, dan pemetaan/sketsa lahan, disamping itu kelompok tani mulai merasakan kebutuhan peningkatan kemampuan dalam mengelola organisasi dan teknis usaha tani yang lebih baik sehingga bersama pemerintah dilakukan pelatihan sesuai kebutuhan, kemudian melakukan pemecahan terhadap masalah yang ditemui, merancang berbagai kegiatan yang dapat dilakukan petani sendiri, memperkuat organisasi dan menyepakati anggaran dasar/ART kelompok tani yang sesuai dengan visi dan misi program PLKSDA-BM dan pada tahap ini keluar rencana kerja partisipatif kelompok. (Bentuk kongkrit partisipasi masyarakatnya bagaimana?)

3.1.4 Partisipasi dalam Pembentukan dan Pengembangan Kelompok Sasaran. Partisipasi dalam pembentukan (Tolong kata Penumbuhan diganti dengan katakata lain yg lebih tepat) kelompok tani dilakukan dalam rangka perkuatan organisasi petani pengelola lahan kritis dan sumber daya air agar memiliki manajemen yang tangguh dan secara teknis memiliki kemampuan yang baik dalam melaksanakan usaha tani di lokasi sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat. Pembentukan kelompok secara demokratis termasuk peningkatan keterlibatan wanita, kemudian disusunlah profil kelompok, kemudian juga dilakukan pelatihan dalam upaya peningkatan kemampuan kelompok seperti manajemen konflik, pelatihan keterampilan usaha dan pelatihan lainnya sesuai keperluan. Peningkatan 15

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

manajemen organisasi kelompok ditandai dengan meningkatnya tata administrasi organisasi serta pelaksanaan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing pengurus dengan baik, kemudian kelompok melanjutkan pengembangan kegiatan melalui perencanaan partisipatif dan hasil dari proses ini adalah Kelompok tani PLKSDA-BM tumbuh dengan baik dan menjadi organisasi yang terlatih/tangguh. (Bentuk kongkrit partisipasi masyarakatnya bagaimana?)

3.2

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program PLKSDA-BM

Partisipasi masyarakat/kelompok tani dalam Program PLKSDA-BM dilaksanakan pada tahap kegiatan pelaksanaan dalam bentuk:

3.2.1 Partisipasi dalam Pelaksanaan Program PLKSDA-BM Dalam upaya menuju kesuksesan suatu program sangat ditentukan oleh

sejauhmana implementasinya. Perencanaan yang matang tidak menjadi berarti apabila dalam konteks pelaksanaan tidak sejalan dan tidak sesuai dengan seharusnya. Baik dan buruknya suatu pelaksanaan juga akan ditentukan oleh tingkat partisipasi dan keterlibatan semua pihak, khususnya keterlibatan masyarakat dalam memberikan kontribusi sesuai kemampuannya. Kontribusi dapat berupa sumber daya manusia seperti manajemen dalam kelompok, material lokal, kontribusi dana swadaya, dan lain-lainnya. Di samping itu, untuk memperkuat komitmen diperlukan kesepahaman dan kesepakatan yang saling menguntungkan semua pihak, sebagai contoh antara desa (selaku pemilik lahan) dan masyarakat/kelompok tani (selaku penggarap lahan) membuat surat perjanjian kerjasama mengenai sistem bagi hasil dengan pola 70% untuk kelompok tani dan 30% untuk desa. Untuk melanjutkan peningkatan manajemen yang lebih baik perlu juga dilakukan pelatihan sesuai kepentingan

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

16

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

pengembangan organisasi kelompok, sehingga kemampuan petani bertambah. (Bentuk kongkrit partisipasi masyarakatnya bagaimana?)

3.2.2 Partisipasi dalam Pemeliharaan

Partisipasi dalam pemeliharaan dan pengembangan merupakan keharusan. Sebab sebaik apapun perencanaan dan pelaksanaan tanpa ada pemeliharaan yang baik dan pengembangan internal kelompok ke arah yang lebih baik akan membuat kelompok stagnan. Kegiatan penanaman kayu-kayuan, buah, tanaman sela hasilnya tidak akan maksimal apabila tidak dipelihara terutama di daerah lahan kering yang sumber airnya sangat terbatas. Intinya adalah faktor pemeliharaan tanaman memegang peranan yang sangat penting. (Bentuk kongkrit partisipasi masyarakatnya bagaimana?)

3.3. Partisipasi Masyarakat dalam Monitoring dan Evaluasi PLKSDA-BM

Partisipasi dalam monitoring dan evaluasi merupakan kontribusi petani untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan PLKSDA-BM. Partisipasi dalam kegiatan monitoring untuk melihat sejauh mana perlakuan kegiatan sebelum program PLKSDA-BM dan sesudah adanya program PLKSDA-BM oleh petani sendiri, sehingga terlihat perbedaannya, terurama perubahan ke arah yang lebih baik. Kelompok tani terlibat dalam monitoring pertumbuhan, kebenaran(?) pelaksanaan kegiatan oleh Bappeda dan Dinas Kehutanan dan mitra kerja lainnya. Monitoring kualitas pelaksanaan kegiatan dan dampak positif terhadap konservasi dan usaha tani. Hasil program PLKSDA-BM, akan terlihat lahan terkonservasi, dampak ekonomi berupa peningkatan pendapatan petani, peningkatan kesejahteraan masyarakat.

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

17

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

3.4. Partisipasi Masyarakat Dalam Keberlanjutan Program PLKSDA-BM Keberlanjutan Program PLKSDA-BM dilakukan secara swadaya dan mandiri, sudah bukan partisipasi lagi. Dengan demikian, perlu disusun exit strategy agar masyarakat (dan Pemda) dapat terus melanjutkan program ini (bukan hanya social planting saja) setelah berakhirnya intervensi Pusat (Bangda))

Untuk menjamin keberhasilan program diperlukan pengembangan kegiatan misalnya melalui social planting. Kegiatan social planting penting untuk menambah jumlah tanaman, untuk lebih memberikan motivasi petani, memberikan kemungkinan peningkatan tambahan pendapatan bagi petani yang lebih baik lagi. Di samping itu, perlu juga ditingkatkan pengaturan untuk membangun sistem pengelolaan yang semakin maju, misalnya dengan membangun aturan main yang sesuai dengan perkembangan situasi, selain aturan yang sudah ada bila diperlukan aturan bagi hasil yang disepakati melalui perdes dan kebijakan desa. Kemudian perlu juga diupayakan optimalisasi manfaat komponen

reward/penghargaan dari program PLKSDA-BM seperti penyediaan saung tani, pemberian hibah desa, bantuan permodalan budidaya jamur, budidaya lebah madu untuk pengembangan usaha ekonomi kelompok. Dalam hal ini tentu saja kinerja yang baik dari kelompok akan lebih maju lagi jika kelompok tersebut di dorong dengan berbagai fasilitas untuk menunjang kinerjanya, terutama pengembangan di bidang usaha ekonomi tani. Monitoring dalam rangka pemeliharaan dan pengembangan merupakan hal yang perlu terus menerus dilakukan, sebab perkembangan kegiatan membutuhkan juga peningkatan pengawasan dan evaluasi berjalan, apakah kegiatan yang dilakukan selalu sesuai dengan arah tujuan ataukah jauh dari perencanaan yang telah disusun. Dengan kondisi kelompok yang aktif memberikan kontribusi partisipasi dalam semua tahapan kegiatan akan menunjukkan bahwa kelompok tersebut adalah kelompok efektif, sehingga social planting terbangun, reward program terlaksana, dan proses pertanian berkelanjutan mulai tampak.

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

18

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IV INDIKATOR KEBERHASILAN

Tingkat partisipasi masyarakat dalam program PLKSDA-BM dapat dicirikan oleh beberapa faktor sesuai dengan proses kegiatan yaitu dari perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dan jaminan keberlanjutan program. Berikut ini disampakan indikator-indikator partisipasi: 1. Indikator partisipasi masyarakat dalam perencanaan program PLKSDA-BM 2. Indikator partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM 3. Indikator partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi PLKSDA-BM 4. Indikator partisipasi masyarakat dalam keberlanjutan program PLKSDA-BM

Untuk lebih jelas mengenai indikator-indikator partisipasi dalam program PLKSDABM ini dapat dilihat pada tabel berikut :

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

19

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tabel 4.1 INDIKATOR CAPAIAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2012 - 2016

NO (1)
A. 1.1.

TAHAPAN PROGRAM (2)


PERENCANAAN Sosialisasi Program & Penanganan lahan kritis

INDIKATOR (3)
Terlaksananya kegiatan sosialisasi program Minimal 40 orang anggota masyarakat/petani mengikuti dan atau memahami program PLK SDA-BM tiap sosialisasi

VERIFIER (4)
Adanya sosialisasi Adanya kegiatan dokumen materi

KETERANGAN (5)
Sosialisasi program PLKSDA-BM dilaksanakan secara berjenjang. Setelah aparat desa dan petani/kelompok tani memahami dan membentuk organisasi, selanjutnya kepada masyarakat luas/di desa tersebut dilaksanakan sosialisasi yang dilaksanakan oleh kelompok tani Petani/anggota kelompok tani adalah petani miskin di daerah tersebut/desa setempat yang diseleksi oleh desa yang pelaksanaannya didampingi oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) Pembentukan Kelompok Tani dilaksanakan secara demoratis. Pengurus harus berasal dari anggota/peserta yang ikut menggarap lahan yang dilaksanakan program

Adanya absensi kehadiran peserta dokumentasi/photo

1.2.

Pemilihan & penetapan peserta program

Masyarakat bergabung dalam program dan ikut menjadi peserta program (anggota kelompok tani). Terpilihnya peserta program yang memenuhi persyaratan (yang tergolong miskin). Tiap peserta bergabung dalam suatu kelompok tani, dengan 15-20 orang/ kelompok

Adanya dokumen daftar orang miskin calon peserta program Adanya dokumen peserta/anggota kelompok yang telah disepakati

1.3.

Pembentukan Kelompok Tani Penanganan lahan kritis

Terbentuknya minimal 1 kelompok tani Penanganan lahan kritis di tiap desa lokasi program.

Adanya berita acara pembentukan kelompok Adanya daftar pengurus kelompok

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

20

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

NO (1)
1.4.

TAHAPAN PROGRAM (2)


Need Assessment (identifikasi kebutuhan lahan,peserta, sumber air, desain irigasi, bibit, pupuk, alat pertanian dan alat utk home industri)

INDIKATOR (3)
Adanya data jumlah kebutuhan lahan negara, peserta, sumber air siraman, desain irigasi, bibit, pupuk, alat pertanian dan alat untuk home industri. Adanya masukan dan harapan dari masyarakat tentang program PLKSDA-BM

VERIFIER (4)
Adanya daftar rancangan kegiatan PLKSDA-BM, rencana lokasi, wilayah kerja, daftar calon peserta, rencana reservoir/sumber air termasuk saluran/pipanisasi, penyediaan bibit, pupuk/saprodi, dan Adanya dokumen/ notulensi daftar masukan, harapan dan keinginan masyarakat dalam berpartisipasi pada kegiatan PLKSDA-BM

KETERANGAN (5)
Pelaksanaan penjajagan kebutuhan dilaksanakan ketika survei lokasi dan diskusi dengan masyarakat. Rencana kebutuhan dan kegiatan sesuai dengan ketersediaan fasilitas/rencana program PLKSDA-BM dan kebutuhan/kesediaan masyarakat.

1.5

Identifikasi kebutuhan pelatihan

Teridentifikasinya kebutuhan pelatihan. Adanya masukan & harapan dari masyarakat tentang jenis-jenis pelatihan yang dibutuhkan.

Adanya dokumen rencana pelatihan/kurikulum, jenis pelatihan, metode dan rencana pelaksanaan pelatihan Adanya dokumen/ notulensi daftar masukan, harapan dan keinginan masyarakat ttg materi pelatihan sesuai kebutuhan baik menyangkut teknis, administrasi dan keuangan

Pelatihan bagi masyarakat/kelompok tani disesuaikan dengan rencana program PLKSDA-BM dan kondisi masyarakat. Minimal pelatihan dalam bidang manajemen organisasi, manajemen administrasin dan keuangan serta pelatihan teknis penanganan lahan ktiris.

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

21

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

NO (1)
1.6

TAHAPAN PROGRAM (2)


Perencanaan kegiatan tahunan partisipatif, penyusunan rencana definitif kelompokrencana definitif kebutuhan kelompok (RDKRDKK)

INDIKATOR (3)
Tersusunnya dokumen rencana tahunan secara partisipatif. kegiatan

VERIFIER (4)
Adanya dokumen rencana kegiatan (RDK-RDKK) Adanya dokumen hasil evaluasi

KETERANGAN (5)
Rencana definitif kebutuhan kelompok dilaksanakan oleh pengurus dibantu oleh TPM. Penyusunan rencana ini diawali dengan pejajagan kondisi potensi dan permasalahan melalui metode PRA dan diskusi-2 kelompok tani/masyarakat kemudian dirumuskan menjadi rencana kegiatan tahunan. Rapat rutin dibutuhkan sebagai sarana mambahas berbagai perkembangan kegiatan, permasalahan yang dihadapi, dan rencana tindaklanjut kegiatan. Sementara rapat koordinasi khususnya dengan instansi terkait diperlukan untuk menerima arahan teknis dan problem solving pengembangan kegiatan termasuk memadukan program pemeritah dengan kelompok tani.

Terlaksananya kegiatan evaluasi program

Pelaksanaan Rapat Koordinasi dan Rapat rutin kelompok

Tergambarkannya (?) berbagai permasalahan program Terumuskannya alternatif solusi dan tindaklanjut yang diambil.

Adanya notulensi rapat koordinasi dan rapat rutin Adanya daftar alternatif kegiatan dan alternatif pemecahan masalah Adanya photo dokumentasi

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

22

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

NO

TAHAPAN PROGRAM

INDIKATOR

VERIFIER

KETERANGAN

B. 2.1.

PELAKSANAAN Petani/ masyarakat, bisa mengorganisasikan dan mengimplementasikan pelaksanaan Program PLKSDA-BM secara efektif dan efisien Tersusunnya daftar/urutan kegiatan . Terlaksananya kegiatan PLKSDA-BM beserta laporan kegiatannya. Tersusunnya laporan administrasi dan keuangan sebagaimana mestinya. Adanya dokumen jadwal pelaksanaan kegiatan tahunan Adanya dokumen laporan kegiatan Adanya dokumen administrasi dan keuangan laporan Seluruh proses kegiatan dilaksanakan oleh petani secara bertahap berdasarkan tata urutan kegiatan yang logis/usaha tani dilahan kering. Dan pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh PKL, PPL, aparat desa dan TPM Kajian kesesuan lahan diperlukan untuk mengklarifkasi secara ilmiah hasil temuan atau kebiasaan tumbuh tanaman yang berada di lokasi terkait. Subsidi alat pertanian akan sangat berguna untuk kegiatan budidaya. Karena tidak semua petani memiliki perlengkapan pertanian yang memadai

Adanya dokumentasi/photo kegiatan Kajian kesesuaian tanaman dan agroklimat Tersedia hasil kajian kesesuaian jenis tanaman terhadap agroklimat tiap lokasi kegiatan Adanya dokumen laporan hasil kegiatan kajian Adanya data jenis tanaman sesuai kondisi lahan 2.3 Pemenuhan kebutuhan alat pertanian Tersedia peralatan pertanian yang dibutuhkan untuk program PLKSDA-BM. Adanya alat pertanian ditangan para petani

2.2

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

23

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2.4 Persiapan penanaman Kelompok tani melaksanakan pengukuran dan perencanaan penanaman Kelompok tani melaksanakan pembersihan lahan Kelompok tani melaksanakan pelubangan sesuai kebutuhan Kelompok tani melaksanakan pengajiran Kelompok tani melaksanakan pemupukan awal Masyarakat bersedia untuk menanam dan memelihara tanaman pokok selama program dan sesudahnya. Tersedia jenis-jenis bibit tanaman pokok . Adanya peta lokasi yg dibuat petani lengkap dengan gambar/titik rencana jenis tanaman/pola tanam Lahan bersih dari alang2, tanaman pengganggu Adanya lubang tanam sesuai jumlah dan jenis tanaman Adanya ajir disemua lobang tanam Adanya lubang tanam dan tanah yg telah diberi pupuk Adanya berbagai jenis tanaman di lokasi petani sesuai kebutuhan petani Adanya berbagai jenis pupuk di lokasi petani sesuai kebutuhan petani Bibit tanaman pokok dipersiapkan sesuai dengan kualitas terbaik, agar hasilya bermutu dan harganya cukup tinggi Penyediaan pupuk harus sesuai dengan jadwal pemupukan. Jangan sampai terjadi pupuk tidak tepat waktu,jumlah dan kualitas Pemupukan dilaksanakan dengan komposisi sesuai arahan teknis Sebelum penanaman yang biasanya dilaksanaka pada musim hujan, terlebih dahulu dilaksanakan rangkaian proses persiapan sejak pembuatan batas sampai dengan pemupukan awal

2.5

Pemenuhan kebutuhan bibit tanaman pokok

2.6

Pemenuhan kebutuhan pupuk

Tersedia pupuk urea, pupuk organik, SP36, KCL & kantong dolomit selama program.

2.7 2.8

Pemupukan di desa/negara/program

lokasi

lahan

Pemupukan lahan desa/negara pada lokasi program. Tertanaminya lahan desa pada lokasi program.

Tanah sudah mendapat pupuk sesuai kebutuhan/ ada dokumentasi photo Adanya pohon2 yg ditanam sesuai rencana program Adanya tanaman sela yanga telah ditanam sesuai kebutuhan Adanya laporan hasil pelatihan Adanya materi pelatihan Adanya absensi peserta pelatihan Adanya dokumentasi photo pelatihan

Penanaman tanaman pokok (mangga, durian, rambutan, mahoni, jati dll) pada lahan desa/negara Penanaman tanaman sela utk meningkatkan produktivitas lahan Pelatihan Manajemen Organisasi, Administrasi dan keuangan Kelompok Tani

2.9 2.10

Tertanamnya berbagai jenis tanaman sela. Terlatihnya minimal 30 orang bendahara, sekretaris dan ketua kelompok peserta program.

Pelatihan bagi petani diperlukan agar kapasitas petani meningkat baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

24

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2.11 Pelatihan Teknik Penanganan lahan kritis bagi kelompok tani Terlatihnya minimal 30 orang petani dalam hal Teknik Penanganan lahan kritis Adanya laporan hasil pelatihan Adanya materi pelatihan Adanya absensi peserta pelatihan Adanya dokumentasi photo pelatihan 2.12 Panen tanaman sela Diperolehnya hasil panen tanaman sela Terdapat mobilisasi tenaga kerja dan peralatan. Penyediaan gudang untuk menampung hasil Adanya hasil panen yang diperoleh petani Adanya bagi hasil petani 70%, desa 30% Adanya natura atau pendapatan petani 2.13 Pendampingan Kelompok Tani Penanganan lahan kritis Minimal 3 Kelompok akan didampingi oleh 1 fasilitator Masyarakat semakin berdaya dan memiliki daya tawar lebih kuat baik di tingkat desa. Networking petani lebih luas 2.14 Studi Banding Terbukanya wawasan minimal 30 orang petani dan pelaksana program dalam hal teknik budidaya tanaman mulai th pertama program. Diperolehnya hasil panen tanaman pokok. Terdapat mobilisasi tenaga kerja dan peralatan. Penyediaan gudang untuk menampung hasil Adanya notulensi/catatan hasil kunjungan studi banding Adanya photo dokumentasi Dari studi banding diharapkan muncul motivasi kelompok tani utk melaksanakan program PLKSDAM seoptimal mungkin uang Pelatihan bagi petani diperlukan agar kapasitas petani meningkat baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan

Adanya tenaga pendamping petani (TPM) di kelompok tani yang bekerja setiap hari diketahui petani

2.15

Panen tanaman pokok

Adanya barang (kayu atau buah) hasil panen lengkap dengan data kubikasinya Adanya daftar/absensi tenaga kerja yang terlibat Adanya gudang penampungan hasil panen

C.

MONITORING DAN EVALUASI

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

25

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 3.1 3.2 Kelompok tani terbiasa membuat Laporan Kegiatan Rutin baik Bulanan maupun Tahunan Pelaksanaan Hibah Pedesaan dan pemantauan pelaksanaan. Adanya laporan rutin yang menggambarkan progress kegiatan Adanya rencana penerimaan hibah desa Adanya aktivitas gotong royong warga untuk membangun konstruksi bangunan Penanganan lahan kritis Adanya sumber air atau bangunan konservasi dari program hibah desa 3.3 Workshop evaluasi pertengahan tahun Teridentifikasinya berbagai permasalahan program dan berbagai rekomendasi dari multipihak untuk kegiatan 1 semester pertama. Adanya laporan hasil workshop yang menjelaskan permasalahan dan solusi untuk lebih mengoptimalkan kegiatan PLKSDA-BM Adanya dokumentasi kegiatan 3.4 Monitoring dan evaluasi Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi 3 bulanan dan akhir tahun Terdistribusikannya hasil kegiatan monitoring berikut rekomendasinya Adanya laporan tentang monitoring dan evaluasi Adanya photo dokumentasi Terdapatnya perbaikan konsep/ teknis untuk optimalisasi pelaksanaan program PLKSDA-BM hasil Adanya dokumen laporan Adanya photo dokumentasi kegiatan Adanya dokumen laporan Adanya photo dokumentasi kegiatan -

D. 4.1

PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM Pengembangan Kegiatan PLKSDA-BM Adanya peningkatan nilai swadaya masyarakat dalam merealisasikan Hibah Pedesaan untuk prakarsa Penanganan lahan kritis. Adanya peningkatan jumlah peserta wanita dari waktu ke waktu selama program. Terlaksananya kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif perempuan. Adanya data laporan perkembangan kegiatan PLKSDA-BM yang menyatakan pelaksanaan PLKSDABM yang lebih baik Absen dan data keterlibatan peserta baik laki-laki atau perempuan yang secara kualitas dan kuantitas meningkat

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

26

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 4.2 Workshop di tingkat kelompok, desa dan Kecamatan. Partisipasi multipihak meningkat, khususnya partisipasi pihak petani. Informasi kegiatan tersosialisasi kepada 15 - 40 orang peserta workshop. Informasi & masukan kecamatan tergali. 4.3 Penyusunan proposal Hibah Pedesaan (HP) tingkat desa dan Adanya buku laporan workshop Adanya materi workshop Adanya absensi peserta kegiatan workshop Adanya dokumentasi rencana penguatan kelompok tani Adanya proposal yang lengkap, berisi latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan, ruang lingkup kegiatan, tata waktu, rencana pelaksanaan, panitia pelaksana, rencana pembiayaan dan penutup yang ditandatangi ketua kelompok tani dan diketahui kepala desa. Adanya surat pernyataan atau informasi dari yang berwenang tentang persetujuan/dikabulkannya proposal Adanya peralatan kegiatan untuk pengembangan kegiatan melalui home industri/industri rumah tangga Adanya laporan kegiatan Adanya absensi peserta pelatihan Adanya photo dokumentasi Adanya laporan kegiatan Adanya absensi peserta pelatihan Adanya photo dokumentasi

Adanya kepanitiaan yang dibentuk oleh warga Adanya proses musyawarah warga desa dalam rencana pengajuan proposal hibah

4.4

Pengumuman proposal terpilih.

Adanya pengumuman yang menginformasikan tentang proposal-proposal yang disetujui untuk mendapatkan hibah pedesaan Tersedia alat untuk membantu mengembangkan home industri. Terlatihnya minimal 30 orang ibu-ibu PKK mengenai gender dan ketrampilan keluarga lainnya. Terlatihnya minimal 30 orang petani dalam hal inovasi komoditi baru.

4.5

Pemenuhan kebutuhan alat utk home industri

4.6

Pelatihan Capacity Building tentang Gender

4.7

Pelatihan Pengembangan Komoditi Baru

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

27

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 4.8 Laporan pelaksanaan kegiatan HP. Tersusunnya laporan pelaksanaan kegiatan Hibah Pedesaan (HP) Adanya laporan kegiatan HP Adanya absensi peserta berbagai kegiatan HP Adanya photo dokumentasi 4.9. Pelatihan Pengembangan Agribisnis Terlatihnya minimal 30 orang petani dalam hal pengembangan agribisnis. Adanya laporan kegiatan Adanya materi pelatihan Adanya absensi peserta pelatihan Adanya photo dokumentasi 4.10. Pelatihan Paska Panen Terlatihnya minimal 30 orang petani dan fasilitator dalam hal pengelolaan paska panen. Adanya laporan kegiatan Adanya materi pelatihan Adanya absensi peserta pelatihan Adanya photo dokumentasi 4.11 Pelatihan Manajemen Pemasaran Terlatihnya minimal 30 orang petani dan fasilitator dalam hal manajemen pemasaran. Adanya laporan kegiatan Adanya materi pelatihan Adanya absensi peserta pelatihan Adanya photo dokumentasi 4.12 Pelatihan Pengembangan Produksi Terlatihnya minimal 30 orang petani dan fasilitator dalam hal pengembangan produksi. Adanya laporan kegiatan Adanya materi pelatihan Adanya absensi peserta pelatihan Adanya photo dokumentasi 4.13 Workshop di tingkat Provinsi dan Kabupaten Partisipasi petani meningkat Informasi kegiatan tersosialisasi kepada 40 - 75 orang peserta workshop. Masukan & rekomendasi tingkat Provinsi dan Kabupaten lokasi program. Adanya laporan kegiatan Adanya materi workshop Adanya absensi peserta worshop Adanya photo dokumentasi Kegiatan workshop berguna utk membahas berbagai permasalahan yang dihadapi dan mencari alternatif solusi tindaklanjut

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

28

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 4.14 Pembentukan Asosiasi Kelompok Tani AD/ART lembaga terumuskan dan disepakati perwakilan kelompok tani. Kepengurusan Asosiasi Kelompok Tani terbentuk melalui suatu proses pemilihan yang demokratis 4.15 Pendampingan dan supervisi Asosiasi Kelompok Tani kepada petani dan kelompok tani anggotanya. Pertemuan internal kelompok tani dan antar kelompok tani terlaksana ( 1 X sebulan) Transfer ilmu/pengetahuan antar petani terjadi. Adanya berita acara rapat pembentukan asosiasi kelompok tani Adanya dokumen AD.ART Adanya daftar/struktur kelompok tani Adanya laporan pendampingan Adanya absensi pertemuan Adanya bahan materi kegiatan pendampingan 4.16 Perumusan konsep dan strategi pemasaran Konsep dan strategi pemasaran terumuskan Realisasi konsep/pendampingan terlaksana Adanya dokumen pendampingan berbagai konsep kegiatan Kelembagaan Kelompok Tani dari level kelompok tani lingkup desa sampai tingkat asosiasi perlu terus diperkuat melalui pendampingan yang berkelanjutan Lancarnya pemasaran dengan jaminan harga yang layak akan meningkatkan pendapatan petani dan membangkitkan semangat petani utk melaksanakan PLKSDA-BM terus menerus Jaringan Pemesaran terbentuk tidak saja atas usaha kelompok sendiri namun perlu didukung dan ditunjang fasilitator dan stakeholder terkait Lancarnya pemasaran dengan jaminan harga yang layak akan meningkatkan pendapatan petani dan membangkitkan semangat petani utk melaksanakan PLKSDA-BM terus menerus Untuk memperluas kapasitas usaha dan jaringan kerjasama diperlukan pembentukan asosiasi kelompok tani

Adanya rencana tindaklanjut pendampingan dengan focus pengembangan pemasaran Adanya hubungan erat dengan Dinas Perindag Adanya jaringan pemasaran yang luas Adanya produk2 hasil tanaman sela dan dapat dikembangkan untuk penguatan dan vaerasi produk Adanya komitmen disertai surat perjanjian yang merupakan gambaran hubungan kerjasama yang erat dengan investor untuk kerjasama usaha yang saling menguntungkan

4.17

Pembentukan jaringan pemasaran

Jaringan dengan Dinas perindustrian dan perdagangan terjalin Jaringan dengan pemasaran luar daerah terbentuk.

4.18

Promosi untuk pemasaran

meningkatkan

jaringan

Produk (tanaman sela) terpromosikan & laku dijual. Investor yg memberikan suntikan modal dan manampung hasil pemasaran diperoleh

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

29

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Keterlibatan

petani

dalam

seluruh

proses

tahapan

PLKSDA-BM

merupakan bentuk partisipasi. Sehingga suksesnya program ini sangat terkait dengan profil kinerja petani. Peran serta masyarakat dalam program ini dapat menjamin keberlanjutan program PLKSDA-BM. (Mengapa tidak ada indikator ekonomi (penghasilan), padahal

peningkatan penghasilan bisa menjadi salah satu indikator dampak yang dimasukkan ke dalam success story. Lagi pula, indikator ini relatif mudah mengukurnya.

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

30

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB V PENUTUP Perubahan sosial dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat petani melalaui program PLKSDA-BM dalam rangka pemberdayaan masyarakat, akan selalu berkembang sejalan dengan dinamika masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, berbagai penyesuaian tetap akan selalu diperlukan dalam penyempurnaan program khususnya terkait partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan pelaksanaan program. Panduan ini lebih bersifat sebagai bahan diskusi dan acuan bagi daerah dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM di masing-masing lokasi program. Panduan ini dapat dikembangkan sesuai kondisi daerah setempat dan kebutuhan, kepentingan, serta asprirasi daerah. Akhirnya fasilitasi penyusunan panduan ini diharapkan dapat membantu memperlancar pelaksanaan kegiatan program PLKSDA-BM secara konprehensif dari tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program.

PANDUAN PARTISIPASI MASYARAKAT PROGRAM PLKSDA-BM

31

También podría gustarte