Está en la página 1de 4

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN 4 DAKWAH ISLAMIYAH

Disusun oleh : Firman Hidayat Choirul Fattah 201010370311133

Mutawasittin B

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013

I.

Definisi Dakwah Menurut etimologi (bahasa), dakwah memiliki arti panggilan serta ajakan. Sedangkan menurut terminologi, terdapat banyak pendapat dari tokoh-tokoh mengenai pengertian dakwah : a. Menurut Ibnu Taimiyah, dakwah kepada Allah SWT adalah menyeru kepada manusia agar beriman dengan Allah serta beriman dengan apa yang telah dibawa oleh para Rasul-Nya dengan membenarkan apa yang telah diberitakan oleh mereka dan taat kepada perintah mereka. b. Menurut syeikh Ali mahmud dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, dakwah adalah mendorong manusia agar berbuat kebaikan, dan menurut petunjuk menyeru mereka berbuat kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan yang mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan didunia dan akhirat. c. Menurut H.S.M. Nasaruddin latif dalam bukunya teori dan dakwah islamiyah , dakwah adalah setiap usaha dan lisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman, menaati Allah sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dakwah adalah kegiatan yang mengajak umat islam untuk selalu berbuat kebaikan sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Dakwah dalam Islam mempunyai tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai ajaran-ajaran Islam secara lebih luas dan terperinci. Pada umumnya, pola pikir masyarakat beranggapan bahwa dengan hanya memeluk agama Islam, maka kehidupannya sudah dalam jalan yang lurus. Jika masyarakat masih banyak yang beranggapan seperti itu, dapat disimpulkan bahwa masyarakat tersebut masih memiliki pemikiran yang sempit mengenai Islam. Dalam Islam, hidup bukan hanya sekedar beribadah kepada Allah SWT saja, tapi ada beberapa aspek yang harus umat Islam penuhi untuk menjadi seorang muslim yang baik dan taat. Sebagai contoh adalah hubungan individu dengan tetangganya, bagaimana sikap masyarakat dalam bernegara, dan masih banyak

lagi. Untuk itu, diperlukan kegiatan dakwah Islam ini untuk mengarahkan masyarakat menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. II. Individu yang memiliki kewajiban untuk berdakwah Tanggung jawab berdakwah dibebankan kepada setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, balig, berakal, ulama maupun bukan. Akan tetapi, peranan ulama lebih ditekankan untuk melakukan dakwah karena cakupan ilmu yang dimiliki lebih luas daripada masyarakat umum, sehingga diharapkan mampu menjelaskan materi-materi mengenai Islam secara lebih rinci dan jelas. Hukum berdakwah adalah fardhu kifayah, tapi juga ada sebagian yang memiliki pendapat bahwa hukum dakwah adalah fardhu ain. Perbedaan pendapat tersebut memiliki situasi dan kondisi yang berbeda dalam masyarakat. Dakwah memiliki hukum fardhu kifayah apabila dalam suatu daerah sudah terdapat beberapa ulama atau ahli agama yang menetap Diana. Sehingga kewajiban kolektif ini ditujukan kepada mereka yang memiliki ilmu yang memadai mengenai Islam, misalnya para kiai atau ulama. Dakwah memiliki hukum fardhu ain apabila dalam suatu daerah tidak ditemukan seorang pun yang dapat melakukan dakwah kepada masyarakat sekitar. Dalam hal ini, tugas dakwah diwajibkan kepada individu-individu yang mampu melakukan tugas dakwah di sana. Akan tetapi, apabila memang kondisi yang sangat buruk karena tidak ada satu individu pun yang dapat melakukan dakwah, maka ini merupakan tanggung jawab pemerintah atau pemimpin dari darah tersebut untuk mengusahakan pendakwah supaya bisa hadir di dalam daerah tersebut. Akan tetapi, pada dasarnya setiap muslim berhak melakukan dakwah, tapi dakwah yang sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Oleh karena itu, dakwah lebih ditekankan kepada para ulama-ulama yang dapat dikatakan sudah memiliki ilmu yang luas mengenai Islam, sehingga diharapkan mampu menuntun masyarakat untuk menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. III. Aturan-aturan dalam berdakwah Dakwah bukan hanya sekedar menyerukan sesuatu kepada orang lain, tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga dakwah tersebut terlihat rapi,

bagus, menarik, serta mudah dipahami. Surat An Nahl ayat 125 menjelaskan bagaimana metode dan tata cara berdakwah. Firman Allah yang artinya :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Ayat di atas menjelaskan bahwa seorang pendakwah harus berdakwah dengan hikmah. Dalam hal ini, pendakwah harus mampu melakukan dakwah sesuai dengan kondisi pendengar, menggunakan istilah-istilah yang mudah dipahami oleh mereka, serta memberikan argumentasi secara logis dan komunikatif. Kemudian, pendakwah juga harus memberikan pelajaran yang baik kepada pendengarnya. Dalam hal ini pendakwah menyerukan pendengar untuk berbuat kebaikan serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulullah. Dalam metode ini, pendakwah bisa memberikan berupa nasihat, cerita-cerita kehidupan Nabi dan Rasul Allah, dan sebagainya. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan secara jelas untuk memberikan bantahan secara baik. Maksud dari kalimat tersebut adalah membantah terhadap argumentasi-argumentasi masyarakat secara lembut, halus, serta harus

memberikan bukti dan fakta yang kuat bahwa argumentasi masyarakat tersebut salah dan harus diluruskan.

También podría gustarte