Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KETAHANAN NASIONAL
Konsep Ketahanan Nasional (Tannas) dikembangkan pada awal tahun 1960-an dan secara lebih intensip dikembangkan seiring dengan upaya bangsa melaksanakan program pembangunan nasional sejak awal orde baru. Konsep Tannas ini merupakan rangkaian mengembangkan dan meningkatkan upaya bangsa Indonesia untuk menjamin kelangsungan hidup negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, menghadapi ancaman baik yang dilakukan oleh belanda maupun ancaman-ancaman yang berwujud pemberontakan-pemberontakan serta gangguan ancaman lainnya.
Konsep Ketahanan
Untuk meng hadapi ancaman dari Belanda yang ingin menjajah kembali dihadapi dengan konsep perang kemerdekaan (perang geriliya). Untuk menghadapi berbagai pemberontakan dan gangguan keamanan dihadapi oleh bangsa Indonesia dengan konsep Pertahanan Keamanan (Hankam). Setelah ada pembangunan nasional, guna menghadapi tantangan ancaman hambatan dan gangguan yang sifatnya komplek pada segenap aspek kehidupan nasional baik yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri dikembangkan konsep ketahanan nasional.
Ketahanan menganut aliran pikiran Pancasila yaitu aliran pikiran integralistik, komprehensip (kesisteman) Hakikat Tannas adalah pengaturan dan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional. Ketahanan nasional berlaku baik pada waktu damai maupun pada waktu perang. Ketahanan memiliki wajah/dimensi : Sebagai individu, sebagai doktrin dan sebagai metode.
Geografi Penduduk Kekayaan alam Ideologi Politik Ekonomi Sosial budaya Hankam
Aspek Alamiah
Aspek Sosial
Wawasan Nusantara
Ketahanan Nasional
Pembangunan Nasional
Mewujudkan Tannas
Wawasan Nusantara
Pembangun an Nasional
Tannas Kondisi
Tujuan Nasional
Tannas Metoda
BUMI DAN SUMBER ALAM JUMLAH DAN KEMAMPUAN PENDUDUK MODAL TEKNOLOGI HUBUNGAN LUAR NEGERI INFERA STRUKTUR (PRASARANA) MANAJEMEN
SEKTOR MASYARAKAT
sebagai masukan, yaitu pernyataan keinginan dan tuntutan masyarakat
SEKTOR PEMERINTAHAN Sebagai keluaran, yaitu menentukan kebijaksanaan umum yang bersifat keputusan politik
MEMPERTAHANKAN POLA MENGATUR DAN MENYELESAIKAN KETEGANGGAN ATAU KONFLKIK PENYESUAIAN PENCAPAIAN TUJUAN PENYATUAN (INTEGRASI)
Jumlah penduduk
Keseluruhan manusia suatu wilayah. Jumlah penduduk disebabkan oleh : 1. Natalitas (kelahiran) 2. Mortalitas (kematian) 3. Migrasi (perpindahan) Imigrasi dan emigrasi yang mendiami
berubah-ubah
akan bertambah menurut deret ukur 1-2-4-16. Produksi pangan akan bertambah dengan deret hitung 1-2-3-45-...
KOMPOSISI PENDUDUK
Susunan penduduk berdasarkan kriteria tertentu, meliputi : Usia Jenis kelamin Mata pencaharian Pendidikan, dsb
CIRI-CIRI PENDUDUK
Berdasarkan jenis kelamin:
1.
2.
Berdasarkan usia:
1.
laki-laki Perempuan
Expansive sebagian penduduk berada kelompok usia muda (15 tahun kebawah) 2. Constrictive . Jika penduduk yang berada pada usia muda jumlahnya sedikit 3. Stationary jika jumlah pendduk usia tua dan muda hampir seimbang banyaknya
DISTRIBUSI PENDUDUK
Pulau Jawa & madura Sumatera Sulawesi Kepulauan Nusa Tenggara Kalimantan Kepulauan Maluku & Irian % jumlah 65 16 7 5,5 % wilayah 7 25 10 4
4,5 2
28 26
STRUKTUR SOSIAL 2. PENGAWASAN SOSIAL 3. MEDIA SOSIAL KOMUNIKASI (BAHASA) RELASI (ALAT TRANPORTASI) 4. STANDAR SOSIAL
1.
Sektor Masyarakat Sebagai masukan (input) yang terwujud sebagai tuntutan masyarakat
2. Sektor pemerintahan Berfungsi keluaran (output), yaitu dengan menentukan kebijaksanaan umum yang berupa keputusan politik
3. 4.
5.
6. 7.
MANUNGGAL MAWAS KE DALAM BERKEWIBAWAAN BERUBAH MENURUT WAKTU TIDAK MEMBENARKAN SIKAP ADU KEKUASAAN DAN ADU KEKUATAN PERCAYA PADA DIRI SENDIRI TIDAK BERGANTUNG PADA PIHAK LAIN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN DAN KEKAYAAN ALAM SEBAGAI KEKUATAN NASIONAL
1.
2.
3.
Distribusi dan lokasi kekayaan alam tidak merata Sifat kekayaan alam saling bergantung dan saling mempengaruhi Untuk mendapatkannya diperlukan modal, ilmu pengetahuan atau teknnologi dan tenaga kerja yang terampil