Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
/XII.3/2008
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Lingkup Pembahasan D. Sistematika Penulisan GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A. Kerangka Hukum B. Pengertian dan Dokumen C. Klasifikasi RSUD D. Limbah RSUD E. Dampak Limbah RSUD terhadap Lingkungan F. Pengelolaan Limbah RSUD PETUNJUK PEMERIKSAAAN A. Petunjuk Umum B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaan C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan D. Petunjuk Pelaporan Hasil Pemeriksaan PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu D. Pendokumentasian Proses Penjaminan Mutu PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut C. Reviu Atas Jawaban/Keterangan Pemerintah Daerah D. Pelaporan Atas Pemantauan Tindak Lanjut E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaan PENUTUP A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD LAMPIRAN-LAMPIRAN 1 1 2 2 2 3 3 4 6 7 8 9 15 15 18 23 24 27 27 27 27 30 31 31 31 32 32 32 33 33 33 31
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB V
Direktorat Litbang
Bab I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01 Berdasarkan UUD 1945 pasal 23, BPK merupakan pemeriksa eksternal pemerintah. Mandat ini diperkuat dengan diterbitkannya UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 2 ayat (2) yang menyatakan BPK melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Sementara itu, sesuai UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pemerintah menguasai sumber daya alam untuk dikelola dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah wajib mengelola lingkungan hidup tersebut secara terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumber daya alam nonhayati, perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim. Selain perlu dikelola dengan dengan baik, pemerintah perlu pula mengupayakan pelestarian lingkungan hidup sehingga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup dapat dipertahankan. Pentingnya pelestarian lingkungan hidup juga diperkuat dengan ditetapkannya amandemen UUD 1945 pasal 33 ayat (4) yang berbunyi: Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi. 02 Dengan demikian jelas terlihat adanya kaitan antara mandat BPK untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan keuangan negara dengan pemerintah sebagai pengelola kegiatan pembangunan ekonomi nasional dengan lingkungan hidup. BPK sebagai lembaga pemeriksa eksternal pemerintah mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan serta upaya mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik (Good Environment Governance). Dalam hal ini lembaga/badan pemeriksa dibutuhkan untuk menilai efektivitas program dan menguji kepatuhan terhadap akta perjanjian, peraturan maupun perundang-undangan tentang lingkungan hidup. Untuk menjalankan peran penting terkait lingkungan hidup tersebut, BPK telah menetapkan dalam rencana strategik untuk melakukan audit lingkungan yang mencakup kegiatan pemeriksaan yang dapat memberikan penilaian terhadap program atau kegiatan yang berprespektif lingkungan dengan terus mengembangkan metodologi dan kerja sama dengan pihak terkait. Rencana strategik ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam tematik pemeriksaan lingkungan setiap tahun. Berkaitan dengan tematik pemeriksaan lingkungan, maka petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD perlu disusun untuk mengakomodasi peran BPK terkait pemeriksaan atas pengelolaan lingkungan hidup
BPK mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan serta upaya mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik BPK mempunyai mandat yang kuat untuk melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
03
Audit lingkungan oleh BPK mencakup: penilaian terhadap program dan kegiatan berperspektif lingkungan, mengembangkan metodologi dan kerjasama dengan pihak terkait
04
Direktorat Litbang
Bab I
06
b. memberikan pedoman kepada pemeriksa sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan dapat selaras dan dapat mudah dikompilasi. c. mengefektifkan pelaksanaan pemeriksaan agar mencapai hasil pemeriksaan yang optimal sesuai dengan standar pemeriksaan.
Tujuan penyusunan juknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD untuk mengefektifkan pelaksanaan pemeriksaaan
C. Lingkup Pembahasan
07 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD ini digunakan untuk pemeriksaan atas seluruh kebijakan dan program/kegiatan yang ditetapkan baik oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait pengelolaan limbah RSUD yang telah dilaksanakan oleh manajemen RSUD.
Lingkup pembahasan juknis adalah kebijakan dan program/kegiatan pengelolaan limbah RSUD
D. Sistematika Penulisan
08 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD terdiri atas enam bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab II Gambaran Umum Pengelolaan Limbah RSUD Bab III Petunjuk Pemeriksaan Bab IV Pengendalian dan Penjaminan Mutu Bab V Pemantauan Tindak Lanjut Bab VI Penutup Referensi Lampiran-Lampiran
Juknis atas pengelolaan limbah RSUD terdiri atas 6 bab, referensi, dan lampiran.
Direktorat Litbang
Bab II
3. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 4. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion; 5. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir; 6. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan; 8. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 9. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Keppres No. 7 Tahun 2007; 10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL; 11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 928/Menkes/Per/IX/1995 tentang penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Bidang Kesehatan; 12. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1333 Tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; 13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1217 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi; 14. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1277 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; 15. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228 Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah; 16. Keputusan Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah; 17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Bab II
1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; 18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit; 19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; 20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 42 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan; 21. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan; 22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 23. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit; 24. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Bapeten Tahun 2000 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pemanfataan Tenaga Nuklir di Bidang Kesehatan; 25. Keputusan Kepala Bappedal No. Kep-03/Bappedal/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; dan 26. Peraturanperaturan daerah terkait lainnya.
Bab II
dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari) 6. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan; 7. Kerangka Acuan ANDAL adalah suatu kerangka untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan) 8. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan atau kegiatan; 9. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan; 10. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan; 11. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) adalah dokumen yang isi pokoknya mengenai upaya penanganan dampak kegiatan di bidang kesehatan terhadap lingkungan hidup yang tidak ada dampak pentingnya dan/atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya; 12. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah dokumen yang isi pokoknya mengenai upaya pemantauan dampak kegiatan di bidang kesehatan terhadap lingkungan hidup yang tidak ada dampak pentingnya dan/atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya; 13. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan; 14. IPAL atau Instalasi Pengolah Air Limbah adalah instalasi pengolah limbah cair sebelum disalurkan ke lingkungan bebas. 03 Dokumen yang digunakan di dalam pengelolaan limbah rumah sakit diantaranya adalah dokumen Kerangka Acuan ANDAL, ANDAL, RKL, RPL, UKL dan UPL.
Dokumen-dokumen
Direktorat Litbang
Bab II
C. Klasifikasi RSUD
04 Penetapan kelas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dilakukan oleh Menteri Kesehatan berdasarkan fasilitas kemampuan pelayanan medik yang mencerminkan luas lingkup kegiatan pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh Rumah Sakit yang bersangkutan. Berdasarkan kelasnya, RSUD diklasifikasikan kedalam 4 (empat) kelas, yaitu: 1. Rumah Sakit Kelas A Rumah Sakit kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialisasi dan sub spesialistik luas. 2. Rumah Sakit Kelas B Rumah Sakit kelas B mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik minimal 11 jenis spesialistik, yang terdiri atas 4 spesialistik dasar yaitu penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan kebidanan & kandungan; 4 spesialistik luas yaitu mata, THT, syaraf, dan jantung; serta 3 pilihan spesialistik lainnya yaitu kulit kelamin, paru, jiwa, orthopedi, bedah syaraf, gigi & mulut. 3. Rumah Sakit Kelas C Rumah Sakit kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya 4 spesialistik dasar lengkap yaitu penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, serta kebidanan & kandungan. 4. Rumah Sakit Kelas D Rumah Sakit Kelas D merupakan rumah sakit yang memiliki fasilitas yang sangat sederhana. 05 Rumah sakit kelas A dan B berkewajiban menyusun dan memiliki dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang terdiri atas dokumen Kerangka Acuan ANDAL, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Rumah Sakit kelas C dan D tidak wajib menyusun dan memiliki dokumen AMDAL, tetapi diwajibkan oleh Departemen Kesehatan untuk menyusun dan memiliki dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
Rumah sakit kelas A dan B wajib menyusun dan memiliki dokumen AMDAL Klasifikasi RSUD berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan medik, terdiri atas RS kelas A, B, C dan D
06
Rumah sakit kelas C wajib menyusun dan memiliki dokumen UKL dan UPL
Direktorat Litbang
Bab II
D. Limbah RSUD
07 Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan, RSUD menghasilkan 3 (tiga) jenis limbah, yaitu: 1. Limbah cair yaitu semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Limbah cair terbagi atas limbah medis dan limbah nonmedis. Limbah cair medis dapat berupa buangan dari pasien, bekas cucian peralatan, bekas cucian tangan, tetesan darah, limbah dari obat-obatan cair yang mengandung berbagai bahan kimia baik yang beracun maupun yang tidak beracun. Limbah cair nonmedis dapat berupa air hujan, air cucian dapur dan limbah cair dari kegiatan kantor. 2. Limbah padat yaitu semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit. Limbah padat terdiri atas: Limbah padat medis yaitu limbah padat yang terdiri atas limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis dan limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Limbah padat nonmedis yaitu limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
Jenis limbah RSUD terdiri atas limbah cair, limbah padat (yang terbagi menjadi jenis limbah padat medis dan nonmedis) serta limbah gas
3. Limbah gas yaitu semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit antara lain pembakaran insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat sitotoksik. 08 Limbah medis RSUD merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), yang berdasarkan sifatnya dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Limbah infeksius yaitu limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan; 2. Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah; 3. Limbah sitotoksis yaitu limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup; 4. Limbah jaringan tubuh padat yang meliputi organ, anggota badan yang dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi; 5. Limbah kimia yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi dan riset; 6. Limbah farmasi yaitu limbah yang berasal dari obat-obatan; 7. Limbah radioaktif adalah bahan bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida.
Berdasarkan sifatnya, limbah RSUD terdiri atas limbah infeksius, benda tajam, sitotoksis, jaringan tubuh, kimia, farmasi dan radioaktif.
Direktorat Litbang
Bab II
2. Dampak Pencemaran Daratan Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Tempat penampungan ini dapat bersifat sementara atau tetap. Dampak pencemaran daratan terdiri atas: a. Dampak langsung. Dampak pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan adalah timbulnya bau busuk karena degradasi limbah organik oleh mikroorganisme. Dampak langsung lainnya yaitu timbunan limbah padat dalam jumlah besar akan menimbulkan kesan kumuh dan kotor, yang secara psikis akan mempengaruhi penduduk di sekitar tempat penumpukan sampah tersebut; b. Dampak tak langsung, contohnya tempat pembuangan limbah padat baik Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menjadi pusat perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan manusia seperti lalat dan nyamuk. Penyakitpenyakit yang ditimbulkan dengan perantaraan tikus, lalat dan nyamuk di antaranya adalah pest, kaki gajah, malaria, demam berdarah dan sebagainya. 3. Dampak Pencemaran Udara Dampak pencemaran udara merupakan masalah yang serius. Dampak pencemaran udara sangatlah merugikan karena tidak hanya berakibat langsung terhadap kesehatan manusia, tetapi juga berpengaruh kepada hewan, tanaman dan sebagainya. Berikut uraian komponen pencemar udara: a. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. b. Nitrogen Oksida (Nox) Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejangkejang, bila keracunan ini terus berlanjut akan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 8
Bab II
menyebabkan kelumpuhan. c. Belerang Oksida (Sox) Pencemaran Sox menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan. Hal ini karena gas Sox yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran pernafasan lain sampai ke paruparu. Serangan gas tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. d. Partikel Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernafasan/pneumokoniosis 4. Pencemaran Debu Kapas Pencemaran debu kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru menimbulkan penyakit bisinosis. Tanda-tanda awalnya adalah sesak nafas, apabila sudah lanjut dan berat bisa menimbulkan bronkhitis kronis.
d. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan pengelolaan limbah; e. Mengadakan inspeksi/pemantauan pengelolaan limbah di rumah sakit; f. Membuat telaahan staf pengelolaan limbah; dan terhadap penyelenggaraan masalah berkaitan terhadap
Unit pengelola limbah RSUD mempunyai nama dan berada pada divisi yang berbeda-beda pada setiap rumah sakit
Unit pengelola limbah ini pada setiap rumah sakit mempunyai nama dan berada pada divisi yang berbeda-beda. Contohnya, pada RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, pengelolaan limbah dilakukan oleh Instalasi Keselamatan Kesehatan Kerja dan Limbah (IK3L) yang merupakan suatu unit kerja di bawah Divisi Perencanaan, di bawah Wakil Direktur Pengembangan. Sedangkan pada RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Bali, pengelolaan limbah dilakukan oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) yang berada di bawah Wakil Direktur Penunjang, dan pada RSUD Jayapura pengelolaan limbah dilakukan oleh Instalasi Sanitasi yang berada di bawah Wakil Direktur Umum, Keuangan, dan Operasional.
Direktorat Litbang
Bab II
2. Kebijakan 12 Kegiatan pengelolaan limbah RSUD biasanya tercermin dari Rencana Strategis RSUD yang bersangkutan. Renstra RSUD memuat misi, visi strategi, kegiatan dan indikator yang berkaitan diantaranya dengan kesehatan lingkungan, termasuk pengelolaan limbah. Renstra RSUD yang berkaitan dengan pengelolaan limbah dijabarkan dalam kegiatan/program diantaranya Program Penyehatan Lingkungan. Selain itu, RSUD juga memiliki dokumen AMDAL yang terdiri atas Kerangka Acuan ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL atau UKL dan UPL (tergantung pada kelas Rumah Sakit).
Kebijakan pengelolaan limbah tecermin di dalam Rensta serta dokumen AMDAL RSUD yang bersangkutan
13
14
3. Perencanaan 15 Penyusunan RKL dan RPL disesuaikan dengan kondisi lingkungan RSUD yang bersangkutan dengan mempertimbangkan hal-hal yang antara lain berkaitan dengan jenis, dampak, kuantitas limbah yang dihasilkan dan SDM pengelola limbah yang dimiliki. Rencana anggaran pendapatan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan limbah yang berasal dari instansi/lembaga penghasil limbah di luar RSUD dan rencana anggaran kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan serta pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan sarana pengelolaan limbah RSUD dituangkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran (RKA). RKA tersebut kemudian dibahas oleh Panitia Anggaran di Pemerintah Daerah. Hasil pembahasan atas RKA kemudian ditetapkan menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dengan Peraturan Daerah.
Perencanaan
16
4. Prosedur 17 Prosedur pengelolaan limbah RSUD per jenis limbah adalah sebagai berikut : a. Prosedur pengelolaan limbah cair 1). Saluran pembuangan air limbah dipisah untuk saluran air hujan dan saluran limbah cair; 2). Air hujan disalurkan melalui saluran air hujan dan dibuang ke lingkungan tanpa melalui IPAL; 3). Limbah cair disalurkan ke IPAL melalui saluran tertutup, kedap air, dan dapat mengalir lancar; 4). Limbah cair diolah dalam IPAL setiap hari; 5). Hasil pengolahan dipantau melalui pemeriksaan effluent (air limbah olahan) dengan parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi sebelum dibuang ke lingkungan. b. Prosedur pengelolaan limbah padat nonmedis 1). Pemilahan/pemisahan limbah padat nonmedis anorganik yang berbentuk logam, kaca, kertas, plastik (sampah kering), dan organik berupa sampah makanan dan tanaman (sampah basah); 2). Pengemasan dan pengumpulan limbah padat nonmedis dengan menggunakan kantong plastik berwarna hitam; 3). Pengangkutan limbah padat nonmedis dari ruangan/instalasi ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) RSUD dilakukan 2 (dua) kali sehari dan pengangkutan dari TPS RSUD ke Tempat Pembuangan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 10
Bab II
Akhir (TPA) dilakukan oleh Dinas Kebersihan; 4). Pengolahan limbah padat nonmedis dilakukan oleh Dinas Kebersihan; 5). TPS dibersihkan setelah limbah padat nonmedis diangkut ke TPA; 6). Pengawasan di lapangan dilakukan secara berkala sesuai jadwal. c. Prosedur pengelolaan limbah padat medis 1). Pemisahan/pemilahan antara limbah padat medis tajam dan tidak tajam; 2). Pengemasan dan pengumpulan limbah padat medis tidak tajam ditempatkan ke kantong plastik berwarna kuning, sedangkan limbah padat medis tajam ditempatkan dalam tempat khusus (safety box) yang tahan benda tajam; 3). Pengangkutan limbah padat medis dari ruangan ke selasar yang telah ditentukan kemudian diangkut ke insinerator dengan troli setiap pagi dan sore hari; 4). Pengolahan limbah medis padat dengan insinerasi/pembakaran di insinerator dilakukan setiap hari; 5). Abu hasil pembakaran diangkut ke TPA oleh petugas Dinas Kesehatan; 6). Pengawasan di lapangan dilakukan secara berkala sesuai jadwal. d. Prosedur pengelolaan limbah gas 1). Untuk pembakaran dengan insinerator, suhu pembakaran minimal 1000C untuk pemusnahan bakteri pathogen, virus, dioksin, dan mengurangi emisi gas dan debu; 2). Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas; 3). Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap debu. Khusus untuk limbah radioaktif yang dapat berupa limbah cair maupun limbah padat ditampung atau dikumpulkan untuk kemudian dikembalikan kepada produsen untuk didaur ulang. Secara umum, proses pengelolaan limbah dapat digambarkan pada diagram berikut:
18
19
Direktorat Litbang
11
Bab II
Limbah Cair
Gas
Limbah Padat
Tajam
Tidak tajam
IPAL
Incenerator
TPS
Lingkungan
TPA
20
Dalam pengelolaan limbah, sarana dan prasarana yang digunakan RSUD terdiri atas: a. Untuk pengelolaan limbah cair berupa saluran air hujan, spool hook, saluran limbah cair, bak kontrol, bak gelontor, IPAL dan saluran pembuangan limbah ke lingkungan. b. Untuk pengelolaan limbah padat nonmedis berupa tempat sampah, kantong plastik warna hitam, gerobak/troli, Tempat Penampungan Sementara (TPS), topi/helm pelindung, sepatu, sarung tangan dan pakaian khusus. c. Untuk pengelolaan limbah padat medis berupa tempat sampah medis, kantong plastik warna kuning, tempat pengumpulan khusus limbah padat tajam (safety box), gerobak/troli, insinerator, Tempat penampungan Sementara (TPS), topi/helm pelindung, sepatu, sarung tangan, pakaian dan kacamata pelindung.
d. Untuk pengelolaan limbah gas berupa alat untuk mengurangi emisi gas dan debu serta pohon untuk penyerapan. Persyaratan dan tata laksana pengelolaan limbah rumah sakit dapat dilihat pada lampiran 2.1
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 12
Bab II
Berita Acara Pengelolaan Limbah mulai dari kegiatan Pemisahan Jenis Limbah, Penampungan Sementara Limbah, Pengangkutan Limbah Padat Medis ke tempat pembakaran atau insinerator sampai dengan pengangkutan limbah padat nonmedis ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Berita Acara Pengambilan Sampel oleh tenaga ahli (pihak luar RSUD) atau yang dilakukan sendiri oleh tenaga ahli yang dimiliki oleh unit/tim pengelolaan limbah. Berita Acara Pemusnahan Obat-obatan Kadaluarsa beserta dokumen pendukungnya yaitu dokumen pengajuan penghapusan obat-obatan dari Panitia Penghapusan Barang RSUD ke Pemerintah Daerah, dan dokumen persetujuan atas penghapusan obatan-obatan dari Kepala Daerah. Berita Acara Penyimpanan dan Pembuangan Hasil Olahan Limbah yang masih mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun. Catatan harian debit air limbah dan kuantitas limbah padat medis dan nonmedis. Catatan mengenai keadaan darurat yang pernah terjadi seperti banjir, kebakaran, kebocoran, overflow, dan kebauan pada sarana atau instalasi pengelolaan limbah. Berita Acara Pemeliharaan, Perbaikan, Penggantian Komponen atas insinerator atau Instalasi Pengolahan Limbah Cair. Dokumen pengadaan barang dan jasa berkaitan dengan sarana pengelolaan limbah.
6. Personalia 22 Semua staf RSUD yang terkait dengan pengelolaan limbah RSUD harus memiliki kualifikasi dan mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai mengenai penanganan, pemisahan, penampungan, prosedur penampungan, dan penggunaan alat pelindung. Sebagai contoh: petugas pengangkut kantong limbah RSUD harus mendapat pelatihan dan pelatihan untuk :
Staf RSUD terkait dengan pengelolaan limbah harus memiliki kualifikasi dan mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai tentang pengelolaan limbah
23
Memeriksa apakah kantong telah tertutup; Menangani kantong dengan hanya memegang lehernya saja; Mengetahui prosedur yang harus dilakukan bila terjadi tumpahan; Memastikan bahwa pengikat pada kantong limbah tidak akan putus pada saat pengangkutan.
Direktorat Litbang
13
Bab II
7. Pelaporan 24 Laporan yang harus dibuat oleh Unit Pengelola Limbah terdiri atas Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran, dan Tahunan yang antara lain memuat :
Unit pengelola limbah membuat laporan secara periodik
Laporan pelaksanaan AMDAL untuk RSUD kelas A dan B, atau UKL dan UPL untuk RSUD kelas C dan D; Kegiatan pengelolaan limbah; Hasil uji laboratorium atas pengelolaan limbah; Laporan pemeliharaan dan perbaikan sarana atau instalasi pengelola limbah; Laporan pengadaan barang dan jasa atas pengelolaan limbah; Laporan anggaran dan realisasi kegiatan serta pendapatan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah; Laporan kejadian darurat dan luar biasa; dan Laporan kesehatan dan keselamatan kerja.
8. Pengawasan Intern 25 Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan operasional RSUD termasuk pengelolaan limbah RSUD, serta melakukan pemantauan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan sebelumnya, baik yang dilakukan oleh APIP maupun BPK-RI. Selain itu Bappedalda juga melakukan pengujian, pemantauan terhadap pengelolaan limbah antara lain limbah rumah sakit
Pengawasan dilakukan oleh APIP
Direktorat Litbang
14
Bab III
A. Petunjuk Umum
1. Dasar Hukum Pemeriksaan
01 Pemeriksaan atas pengelolaan limbah rumah sakit merupakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dengan mengacu kepada: a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Pasal 31 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, Pasal 56 tentang Perbendaharaan Negara; c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, Pasal 2 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
Petunjuk umum pemeriksaan atas Pengelolaan limbah RSUD meliputi : Dasar Hukum Pemeriksaan Standar Pemeriksaan Panduan Manajemen Pemeriksaan Petunjuk Teknis Pemeriksaan Metodologi Pemeriksaan Tujuan Pemeriksaan Lingkup Pemeriksaan Waktu Pemeriksaan
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006, Pasal 1 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; e. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
2. Standar Pemeriksaan
02 Standar pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah RSUD adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang mengatur Standar Umum, Standar Pelaksanaan Pemeriksaan dan Standar Pelaporan.
Standar Pemeriksaan adalah standar pemeriksaan yang ditetapkan BPK
Direktorat Litbang
15
Bab III
5. Metodologi Pemeriksaan
05 Metodologi yang digunakan dalam pemeriksaan Pengelolaan limbah RSUD secara ringkas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan yang meliputi 16 langkah/kegiatan. Di dalam proses pemeriksaan tersebut, ukuran atau kriteria yang digunakan adalah standar pemeriksaan, PMP serta tujuan dan harapan penugasan. Di dalam proses tersebut, supervisi serta pengendalian dan penjaminan mutu pemeriksaan dilakukan sepanjang proses tersebut. Secara ringkas, metodologi pemeriksaan adalah sebagai berikut
Metodologi Pemeriksaan meliputi 16 langkah dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan
PERENCANAAN PEMERIKSAAN
2. Pemenuhan Kebutuhan 1. Pemahaman Tujuan 1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Pemeriksa Pemeriksaan dan Harapan Penugasan Penugasan 4. Pemantauan Tindak Lanjut 3. Pemahaman Entitas Laporan Hasil Pemeriksaan 2.atas Pemahaman atas Entitas Sebelumnya 5. Pemahaman3. Sistem 6. Pemahaman Pemahaman Resiko dan Penilaian Pengendalian Intern Risiko
PERENCANAAN PEMERIKSAAN
13. Pengujian Substantif Atas Transaksi & Saldo Akun: - Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan - Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana - Arus Kas
8. Pengujian Terinci
21. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Penanggung Jawab Pemeriksaan
14. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan Penanggung Jawab Pemeriksaan
10. Pembahasan Dengan Pejabat Entitas Yang - Reviu Kontrak Jangka Panjang Berwenang - Identifikasi Kejadian Setelah Tanggal Neraca
15. Penyusunan Ikhtisar 16. Penyusunan Konsep 11. Perolehan TanggapanTemuan Resmi & Tertulis Koreksi Pemeriksaan 17. Pembahasan Dengan 18. Perolehan Tanggapan Pejabat Pemerintah Daerah Resmi & Tertulis 12. Berwenang Penyampaian Temuan Pemeriksaan Yang
23. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Dengan 15. Penyampaian dan Pembahasan Konsep Laporan Pejabat Pemerintah Daerah Yang Berwenang
6. Penentuan Pengambilan Sampel 7. Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kegiatan Perorangan Program Kerja Perorangan
10. Penyusunan Program Pemeriksaan dan
25. Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil 16.Penyusunan Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
SUPERVISI KENDALI DAN PENJAMINAN MUTU DOKUMENTASI PEMERIKSAAN (Supervision, Quality Control & Assurance)
SUPERVISI KENDALI DAN PENJAMINAN MUTU (Supervision, Quality Control & Assurance)
Direktorat Litbang
16
Bab III
06
Langkah-langkah tersebut dijelaskan dalam petunjuk perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan dalam bab ini, serta untuk supervisi dijelaskan dalam bab berikutnya. Pemeriksaan Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak dalam proses diatas dilaksanakan dengan menggunakan metodologi pemeriksaan sebagai berikut : 1) Evaluasi dan analisa data dan dokumen yang diberikan oleh Unit Kerja Yang Diperiksa (Unit Kerja). Pemeriksaan Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Bergerak yang dilakukan adalah pemeriksaan atas kegiatan yang telah selesai dilaksanakan oleh unit kerja yang diperiksa (Post Audit). Pemeriksa mendasarkan pemahaman dan pembuktian atas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan data dan dokumentasi yang diberikan oleh Unit Kerja. 2) Pengamatan Fisik di lapangan (observasi) Sebagai upaya untuk menyakinkan pengendalian pencemaran udara, Pemeriksa juga melakukan uji petik secara terbatas. 3) Wawancara Pemeriksa juga melakukan pengumpulan informasi terkait pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. 4) Uji Petik (sampling) Pemeriksaan menggunakan mekanisme sampling dengan memperhatikan faktor-faktor seperti jumlah personil auditor, waktu, dan risiko terjadinya ketidakpatuhan. Pendekatan uji petik ini dilakukan dalam menentukan daerah yang akan diuji petik, dokumen-dokumen yang akan dibahas dan kegiatankegiatan yang akan diuji.
Metodologi Pemeriksaan 1. evaluasi dan analisa data 2. penamatan fisik di lapangan 3. wawancara 4. uji petik (sampling)
07
1. Tujuan Pemeriksaan
08 Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai (1) apakah sistem pengendalian intern atas pengelolaan limbah RSUD telah didesain dan diselenggarakan secara memadai, (2) apakah Rumah Sakit Umum Daerah telah merencanakan, melaksanakan, melaporkan, dan memantau pengelolaan limbah rumah sakit sesuai dengan peraturan perundangan.
Tujuan pemeriksaan
2. Lingkup Pemeriksaan
09 Lingkup pemeriksaan Pengelolaan limbah RSUD meliputi (1) kegiatan perencanaan; pengumpulan; penyimpanan; pemindahan; pengolahan dan pembuangan; serta pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah, (2) realisasi pelaksanaan anggaran kegiatan pengelolaan limbah, dan (3) pengendalian Intern atas pengelolaan limbah. 3. 10
Lingkup pemeriksaan meliputi kegiatan pengolahan limbah dan realisasi pelaksanaan anggaran kegiatan pengelolaan limbah RSUD serta pemahaman dan pengujian SPI
Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) dengan mengacu pada Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) dan harapan penugasan. Jangka waktu tersebut meliputi pemeriksaan lapangan sampai dengan penyampaian pelaporan hasil pemeriksaan kepada DPRD dan Pemerintah Daerah.
Badan Pemeriksa Keuangan
Waktu Pemeriksaan
Direktorat Litbang
17
Bab III
12
13
Direktorat Litbang
18
Bab III
7. 14
15
16
17
3. Pemahaman Risiko
18 Pemahaman dan penilaian risiko adalah untuk memahami risiko yang ditimbulkan dari aktivitas pengelolaan limbah RSUD yang dipakai sebagai pendekatan pengujian substantif, berupa proses perencanaan, pengumpulan, penyimpanan, pemindahan, pengolahan dan pembuangan, serta pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah. Pemahaman risiko yang ditimbulkan dari aktivitas pengelolaan limbah RSUD dapat dilihat dalam lampiran 3.3
Pemahaman dan penilaian risiko adalah untuk memahami risiko yang ditimbulkan dari aktivitas pengelolaan limbah
19
Direktorat Litbang
19
Bab III
21
22
23 24
25
26
27 28
Direktorat Litbang
Bab III
30
31
Direktorat Litbang
21
Bab III
4). Penanggung jawab pemeriksaan adalah seseorang yang memangku jabatan struktural/fungsional dan memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman yang memadai untuk melakukan pemeriksaan limbah dan/atau lingkungan. b. Persyaratan Independensi 32 Standar Pemeriksaan mengatur bahwa dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya. Jika pemeriksa yang terlibat dalam pemeriksaan Pengelolaan limbah RSUD diragukan tingkat independensinya maka harus membuat surat pernyataan gangguan independensi untuk mendapatkan pertimbangan atas penugasannya dan Penanggung Jawab harus mempertimbangkan dampak dari kondisi tersebut terhadap pemeriksaan yang dilakukan. Surat Pernyataan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.6.
33
34
36
37
Direktorat Litbang
22
Bab III
38
Pemeriksa harus mengusulkan pengujian laboratorium dengan cara: 1) Mendapatkan informasi tentang tenaga ahli yang independen untuk menguji hasil pengolahan limbah dan/atau laboratorium di luar RSUD; 2) Menentukan waktu pengambilan sampel sampai dengan diterimanya hasil laboratorium yang disesuaikan dengan jangka waktu pemeriksaan; 3) Memperhitungkan laboratorium anggaran biaya pengujian
39
Direktorat Litbang
23
Bab III
8. Pengujian Terinci
1. Pengujian Terinci
41 Pengujian terinci meliputi pengujian atas aktivitas pengelolaan limbah, penggunaan anggaran dan pendapatan untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana pengelolaan limbah, serta pelaporannya dalam laporan unit pengelola limbah. Pengujian tersebut memperhatikan efektivitas sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengujian terinci meliputi pengujian pada: a. Kegiatan perencanaan penanganan limbah; b. Kegiatan pengumpulan limbah; c. Kegiatan pengolahan limbah; d. Kegiatan pembuangan limbah olahan; e. Kegiatan pemeliharaan sarana pengelolaan limbah; f. Kegiatan pengadaan barang dan jasa atas pengelolaan limbah; g. Kegiatan pengurangan pencemaran; h. Kegiatan penanggulangan jika sudah terjadi pencemaran. Rincian pengujian terinci dapat dilihat pada Lampiran 3.7.
42
43
Pengujian terinci meliputi pengujian aktivitas serta penggunaan anggaran pengelolaan limbah
Direktorat Litbang
24
Bab III
45
51
Direktorat Litbang
25
Bab III
13. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
14. Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Penanggung Jawab Pemeriksaan
15. Penyampaian Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Pejabat Entitas yang Berwenang
54
56
3. Penyampaian dan Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Pejabat Entitas yang Berwenang (Direksi RSUD)
Konsep hasil pemeriksaan yang telah disetujui penanggung jawab disampaikan kepada direksi RSUD untuk dimintai tanggapannya atas simpulan pemeriksaan pengelolaan
Direktorat Litbang
26
Bab III
Direktorat Litbang
27
Bab IV
02
04
06
Direktorat Litbang
27
Bab IV
07
Pelaksanaan kegiatan supervisi didokumentasikan dalam lembar Review Sheet. Apabila memungkinkan, supervisi pada masing-masing jenjang diungkapkan dalam tulisan atau catatan dengan warna yang berbeda. Contoh Review Sheet dapat dilihat di Lampiran 4.1 Supervisi oleh ketua tim, pengendali teknis, dan penanggung jawab meliputi pemberian saran bagi tim pemeriksa apabila menemukan kendala dalam pemeriksaan dan pemantauan implementasi metodologi pemeriksaan. Sebagai contoh adalah pemberian pendapat mengenai kriteria pemeriksaan yang dapat dipakai untuk suatu indikasi temuan pemeriksaan tertentu, penambahan langkah-langkah prosedur pemeriksaan, pemberian saran terkait dengan temuan pemeriksaan berdasarkan pengalaman profesionalismenya, dan sebagainya. Dengan demikian, dalam supervisi perlu ditekankan pada: (1) pemenuhan tujuan dan harapan penugasan, (2) pelaksanaan program pemeriksaan, serta (3) penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan. Dengan demikian, hal-hal yang perlu dilakukan dalam supervisi meliputi supervisi atas (1) pemenuhan tujuan dan harapan penugasan, (2) pelaksanaan program pemeriksaan, serta (3) penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan. Pelaksanaan supervisi secara berjenjang tersebut dilakukan dengan mengisi laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan. Laporan perkembangan tersebut antara lain mengungkapkan kesesuaian atau pencapaian pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan. Contoh laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan dapat dilihat di Lampiran 4.2 Untuk menjamin kesimpulan yang sama terhadap permasalahan yang sama, orang yang melakukan supervisi tersebut mengikuti konsolidasi pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan.
Supervisi meliputi supervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan, pelaksanaan program pemeriksaan, serta penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan Tugas supervisi oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan Penanggung Jawab meliputi memberikan saran dan memantau pelaksanaan metodologi pemeriksaan
08
09
10
11
12
Direktorat Litbang
28
Bab IV
tujuan
dan
harapan
Supervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan dilakukan oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan Penanggung Jawab untuk melihat pemenuhan tujuan pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD dan pemenuhan harapan penugasan yang tertuang dalam formulir pemenuhan harapan penugasan
Supervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan dapat atau telah memenuhi tujuan dan harapan penugasan. Hal tersebut meliputi pemenuhan tujuan pemeriksaan untuk menilai apakah pengelolaan limbah RSUD telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan pemenuhan harapan penugasan seperti tertuang dalam formulir pemenuhan harapan penugasan. Ketua tim pemeriksaan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi atas pekerjaan pemeriksa dengan melakukan reviu pelaksanaan pemenuhan tujuan dan harapan penugasan. Supervisi tersebut dilakukan pada kegiatan anggota tim antara lain melalui reviu kertas kerja pemeriksaan. Pengendali teknis melakukan supervisi atas pemenuhan tujuan dan harapan penugasan atas kegiatan supervisi ketua tim. Hal ini dilakukan dengan mereviu hasil pekerjaan ketua tim di dalam mereviu kertas kerja anggota tim pemeriksaan dan secara uji petik melakukan reviu kegiatan anggota tim tersebut. Selanjutnya, penanggung jawab melakukan supervisi kegiatan pengendali teknis. Pengendali teknis dan atau penanggung jawab menggunakan program pemeriksaan dan formulir harapan penugasan sebagai kriteria penilaian. Apabila terjadi penyimpangan dari tujuan dan harapan penugasan, pengendali teknis dan atau penanggung jawab menanyakan latar belakang, alasan, dan sebabnya, serta mengambil kesimpulan apakah menerima penyimpangan tersebut atau tidak. Untuk menjamin agar penilaian masing-masing orang yang melakukan supervisi bisa seragam terhadap kriteria supervisi, orang yang melakukan supervisi tersebut harus menggunakan harapan penugasan sebagai acuan. Hasil supervisi dituangkan dalam kertas kerja pemeriksaan yang sesuai dengan pengungkapan persetujuan atau catatan disertai paraf dan tanggal.
14
15
16
17
18
Direktorat Litbang
29
Bab IV
b. Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan 19 Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan dilakukan oleh ketua tim dengan membubuhkan tick mark atau catatan dengan paraf dan tanggal pada program pemeriksaan yang dijadikan kertas kerja pemeriksaan. Supervisi juga dilakukan terhadap substansi yang dihasilkan dalam pelaksanaan pemeriksaan. Pengendali teknis menguji hasil supervisi yang dilakukan oleh ketua tim terhadap pelaksanaan program pemeriksaan serta mereviu secara uji petik atas langkah pemeriksaan dalam program pemeriksaan tersebut dan melihat hasil pemeriksaan apakah telah sesuai dengan program pemeriksaan. Hasil supervisi pengendali teknis diungkapkan dalam program pemeriksaan yang akan dijadikan kertas kerja pemeriksaan (yang telah disupervisi ketua tim pemeriksaan) dengan membubuhkan catatan dan paraf serta tanggal supervisi dilakukan. Penanggung jawab mereviu pekerjaan pengendali teknis atas supervisi program pemeriksaan dan melakukan reviu secara uji petik hasil supervisi tersebut. Hasil supervisi diungkapkan dengan membuat catatan, paraf, dan tanggal pelaksanaan supervisi dalam program pemeriksaan yang telah diberikan catatan oleh pengendali teknis dan ketua tim. Apabila catatan-catatan tersebut tidak dapat atau tidak mungkin dilaksanakan, maka akan didiskusikan dengan pemberi catatan untuk memperoleh keputusan selanjutnya yang diparaf oleh pemberi catatan.
Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan dilakukan oleh ketua tim, pengendali teknis, dan penanggung jawab secara berjenjang
20
21
Direktorat Litbang
30
Bab IV
c. Supervisi penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan 22 Ketua tim melakukan supervisi proses penyusunan dan bertanggung jawab atas susbstansi konsep laporan hasil pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD. Supervisi tersebut meliputi (1) kesesuaian dengan standar, pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis yang terkait; (2) materi laporan; (3) keakuratan angka; (4) tata bahasa; dan (5) waktu pelaporan. Hasil supervisi berupa persetujuan atau catatan di dalam konsep laporan hasil pemeriksaan yang disertai dengan paraf dan tanggal. Pengendali teknis dan atau penanggung jawab melakukan supervisi penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD baik melalui catatan dalam konsep laporan tersebut atau dalam pemberian pendapat atau arahan dalam pemantauan laporan tersebut. Catatan atas konsep laporan harus diparaf dan diberi tanggal. Untuk pendapat atau arahan, maka ketua tim pemeriksa bertanggung jawab menyusun risalah pemantauan yang diparaf oleh pengendali teknis dan penanggung jawab. Untuk mengendalikan mutu pelaporan digunakan Lembar Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL) yang digunakan untuk memonitor ketepatan waktu penyelesaian laporan pemeriksaan. Bentuk LKPL dimuat dalam Lampiran 4.3. LKPL ditempatkan pada map yang menjadi sampul pengantar berkas KHP beserta konsep surat keluar. Selain oleh Penanggung Jawab pemeriksaan, penjaminan mutu dapat dilaksanakan pula oleh unit kerja pengawasan internal BPK-RI dan pihak lain yang kompeten. Penanggung jawab memastikan bahwa seluruh proses pengendalian mutu oleh Tim telah dilaksanakan. Unit kerja pengawasan internal BPK-RI dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Tim untuk memastikan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan telah memenuhi persyaratan yang dimuat dalam SPKN. Pihak lain yang berkompeten dapat melakukan reviu atas desain pengendalian mutu dan pelaksanaan pengendalian mutu yang dikembangkan oleh BPK-RI. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu oleh organisasi pemeriksa ekstern yang berkompeten tersebut harus memenuhi persyaratan yang dimuat dalam SPKN.
Penjaminan mutu dilaksanakan oleh penanggung jawab penugasan, unit kerja pengawasan internal BPK-RI dan pihak lain yang berkompeten Pengendali teknis dan atau penanggung jawab melakukan supervisi penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD Ketua tim melakukan supervisi proses penyusunan dan substansi konsep laporan hasil pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD
23 24
25
26
27 28
29
Direktorat Litbang
31
02
03
05
Direktorat Litbang
31
07
10
Direktorat Litbang
32
Bab VI
BAB VI PENUTUP
A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD
01 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD berlaku sejak tahun 2008 sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Ditama Revbang.
Juknis pemeriksaan ini mulai berlaku sejak tahun 2008
03
04
Direktorat Litbang
33
Direktorat Penelitian dan Pengembangan Badan Pemeriksa Keuangan Gd. Arsip Lantai II Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210
Lampiran 2.1
PERSYARATAN DAN TATA LAKSANA PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT (Berdasarkan KEPMENKES RI NO. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit)
A. PERSYARATAN
1) Setiap rumah sakit harus rnelakukan reduksi limbah dimulai dari sumber. 2) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia
yang berbahaya dan beracun.
3) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi. 4) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan Iimbah medis mulai dari
pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang .
1) Pemilahan Iimbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan Iimbah. 2) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak
dimanfaatkan kembali.
3) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan
terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.
4) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali. 5) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi sesuai Tabel 1.10. Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes Bacillus stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus subtilis.
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
8) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan gerak
yang dihasilkan dari proses film sinar X
9) Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan diberi
label bertuliskan 'Limbah Sitotoksis'.
Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat dl lingkungan Rumah Sakit 1) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup.
2) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam. d Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke Luar Rumah Sakit
1) Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat 2) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus.
e Pengolahan dan pemusnahan
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
yang ada. dengan pemanasan menggunakan otoklaf atau dengan pembakaran menggunakan insinerator.
1) Pewadahan limbah padat non-medis harus dipisahkan dari limbah medis padat
dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam.
2) Tempat pewadahan a) Setiap tempat pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong plastik warna
hitam sebagai pembungkus lirnbah padat dengan Iambang "domestik' warna putih.
b) Bila kepadatan lalat di sekitar tempat limbah padat melebihi 2(dua) ekor perblock grill, perlu dilakukan pengendalian lalat.
1) Bila di tempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih dari 20 ekor
per-block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus dillakukan pengendalian.
1. Limbah Medis Padat a. Minimisasi limbah 1) Menyeleksi bahan-bahan yang kurang rnenghasilkan limbah sebelum
membelinya. 2) Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
5) Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah
bahan berbahaya dan beracun. 6) Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
8) Menghabiskan bahan dari setiap kemasan. 9) Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh distributor. b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang 1) Dilakukan pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
2) Tempat pewadahan limbah medis padat : Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass. Di setiap surnber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non-medis. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari apabila 2/3 bagian telah terisi limbah. Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol atau karton yang aman. Tempat pewadahan Iimbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan disinfektan apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong plastik yang telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.
3) Bahan atau alat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui sterilisasi
meliputi pisau bedah (scalpel), jarurn hipodermik, syringes, botol gelas, dan kontainer.
4) Alat-alat lain yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui sterilisasl adalah
radionukleida yang telah diatur tahan lama untuk radioterapi seperti pins, needles, atau seeds.
c. Tempat Penampungan Sementara 1) Bagi rumah sakit yang mernpunyai insinerator di lingkungannya harus membakar
limbahnya selambat-larnbatnya 24 jam.
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
2) Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka limbah medis
padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan selambatlambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang. d. Transportasi
2) Kantong limbah rnedis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
3) Petugas yang menangani limbah, harus rnenggunakan alat pelindung diri yang
terdiri atas:
a) Topi/helm;
b) Masker; c) Pelindung mata;
f) Pelindung kaki/sepatu boot; dan g) Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).
e. Pengolahan, Pemusnahan, dan Pembuangan Akhir Limbah Padat
1) Limbah Infeksius dan Benda Tajam a) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius
dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang lain cukup dengan cara disinfeksi.
b) Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan, dan dapat
diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga cocok untuk benda tajam.
a) Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator pirolitik
(pyrolytic incinerator), rotary kiln (dikubur bersama secara aman), sanitary landfill, dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi. Tetapi dalam jumlah besar harus di menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary kiln, kapsulisasi dalam drum logam, dan inersisasi.
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
dikembalikan ke distributor apabila tidak ada insinerator dan diberi keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak lagi dipakai. c) Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1.200C dibutuhkan untuk menghancurkan semua bahan sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah dapat menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara. d) Insinerator pirolitik dengan 2 (dua) tungku pembakaran pada suhu 1.200C dengan minimum waktu tinggal 2 detik atau suhu 1.000C dengan waktu tinggal 5 detik di tungku kedua sangat cocok untuk bahan ini dan dilengkapi dengan penyaring debu.
g) Metode degradasi kimia yang mengubah senyawa sitotoksik menjadi senyawa tidak beracun dapat digunakan tidak hanya untuk residu obat tapi juga untuk pencucian tempat urin tumpahan dan pakaian pelindung.
h) Cara kimia relatif mudah dan aman meliputi oksidasi oleh kalium
permanganat (KMnO4) atau asam sulfat (H2SO4), penghilangan nitrogen dengan asam bromida, atau reduksi dengan nikel dan aluminium. i) Insinerasi maupun degradasi kimia tidak merupakan solusi yang sempurna untuk pengolahan limbah, tumpahan atau cairan biologis yang terkontaminasi agen antineoplastik. Oleh karena itu, rumah sakit harus berhati-hati dalam menangani obat sitotoksik. atau inersisasi dapat dipertimbangkan sebagai cara yang dapat dipilih. 4) Limbah Bahan Kimiawi a) Pembuangan Limbah Kimia Biasa Limbah kimia biasa yang tidak bisa didaur ulang seperti gula, asam amino, dan garam tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor. Namun demikian, pembuangan tersebut harus memenuhi persyaratan konsentrasi bahan pencemar yang ada seperti bahan melayang, suhu, dan pH. b) Pembuangan Limbah Kimia Berbahaya Dalam Jumlah Kecil Limbah bahan berbahaya dalam jumlah kecil seperti residu yang terdapat dalam kemasan sebaiknya dibuang dengan insinerasi pirolitik, kapsulisasi, atau ditimbun (landfill). c) Pembuangan Limbah Kimia Berbahaya Dalam Jumlah Besar Tidak ada cara pembuangan yang aman dan sekaligus murah untuk limbah berbahaya. Pembuangannya lebih ditentukan kepada sifat bahaya yang dikandung oleh limbah tersebut. Limbah tertentu yang bisa dibakar seperti bahan pelarut dalam jumlah besar seperti pelarut halogenida yang mengandung klorin atau florin tidak boleh diinsinerasi kecuali insineratornya dilengkapi dengan alat pembersih gas. d) Cara lain adalah dengan mengembalikan bahan kimia berbahaya tersebut ke distributornya yang akan menanganinya dengan aman, atau dikirim ke negara lain yang mempunyai peralatan yang cocok untuk mengolahnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan limbah kimia berbahaya :
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
Limbah berbahaya yang komposisinya berbeda harus dipisahkan untuk menghindari reaksi kimia yang tidak diinginkan. Limbah kimia berbahaya dalam jumlah besar tidak boleh ditimbun karena dapat mencemari air tanah. Limbah kimia disinfektan dalam jumlah besar tidak boleh dikapsulisasi karena sifatnya yang korosif dan mudah terbakar. Limbah padat bahan kimia berbahaya cara pembuangannya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada instansi yang berwenang.
a) Limbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar atau
diinsinerasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan tidak boleh dibuang ke landfill karena dapat mencemari air tanah.
Kontainer yang sudah rusak Kontainer yang rusak tidak dapat diisi ulang harus dihancurkan setelah dikosongkan kemudian baru dibuang ke landfill.
Kaleng aerosol Kaleng aerosol kecil harus dikumpulkan dan dibuang bersama dengan limbah biasa dalam kantong plastik hitam dan tidak untuk dibakar atau diinsinerasi. Limbah ini tidak boleh dimasukkan ke dalam kantong kuning karena akan dikirim ke insinerator. Kaleng aerosol dalam jumlah banyak sebaiknya dikembalikan ke penjualnya atau ke instalasi daur ulang bila ada.
7) Limbah Radioaktif
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
a) Pengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam kebijakan dan strategi nasional yang menyangkut peraturan, infrastruktur, organisasi pelaksana dan tenaga yang terlatih. b) Setiap rumah sakit yang menggunakan sumber radioaktif yang terbuka untuk keperluan diagnosa, terapi atau penelitian harus menyiapkan tenaga khusus yang terlatih khusus di bidang radiasi. c) Tenaga tersebut bertanggung jawab dalam pemakaian bahan radioaktif yang aman dan melakukan pencatatan.
d) Instrumen kalibrasi yang tepat harus tersedia untuk monitoring dosis dan
kontaminasi. Sistem pencatatan yang baik akan rnenjarnin pelacakan limbah radioaktif dalam pengiriman maupun pernbuangannya dan selalu diperbarui datanya setiap waktu.
Umur paruh (halftime) seperti umur pendek (short lived), (misalnya umur paruh 4100 hari), cocok untuk penyimpanan pelapukan, Aktifitas dan kandungan radionuklida, Bentuk fisika dan kimia, Cair: berair dan organik, Tidak hornogen (seperti mengandung lumpur atau padatan yang melayang), Padat: mudah terbakar/tidak mudah terbakar (bila ada) dan dapat dipadatkan/tidak mudah dipadatkan (bila ada), Sumber tertutup atau terbuka seperti sumber tertutup yang dihabiskan, Kandungan limbah seperti limbah yang mengandung bahan berbahaya (patogen, infeksius, beracun).
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
1) Dilakukan pemilahan Iimbah padat non medis antara limbah yang dapat
dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali
2) Dilakukan pemilahan limbah padat non medis antara limbah basah dan limbah
kering
1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mernpunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
2) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan. 3) Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan.
4) Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila
2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang penganggu. c Pengangkutan Pengangkutan limbah padat domestik dari setiap ruangan ke tempat penampungan sementara menggunakan troli tertutup.
2) Ternpat penampungan sementara limbah padat harus kedap air, bertutup dan
selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan.
3) Terletak pada Iokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut limbah padat. 4) Dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam. e
Pengolahan Limbah Padat Upaya untuk mengurangi volume, mengubah bentuk atau memusnahkan limbah padat dilakukan pada sumbemya. Limbah yang rnasih dapat dimanfaatkan hendaknya dirnanfaatkan kembali untuk limbah padat organik dapat diolah menjadi pupuk.
Lokasi Pembuangan Limbah Padat Akhir Limbah padat umum (domestik) dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), atau badan lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Direktorat Litbang
Lampiran 2.1
3. Limbah Cair Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya.
a. Saluran pembuangan limbah harus rnenggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dan
limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saluran air hujan. b. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan di sekitamya yang memenuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan. yang dihasilkan. d. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus dilengkapi/ditutup dengan grill. (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai ketentuan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.
c. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah
e. Air limbah yang berasal dari labatorium harus diolah di lnstalasi Pengolahan Air Limbah f. Frekuensi pemeriksaan kualitas lirnbah cair terolah (effluent) dilakukan satu bulan sekali
untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat
radioaktif, pengelolaannya dilakukan sesuai ketentuan BATAN.
h. Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif yang
dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan. 4. Limbah Gas a. Monitoring limbah gas berupa NO2, S02, logam berat, dan dioksin dilakukan minimal satu kali setahun. dan mengurangi jelaga.
b. Suhu pembakaran minimum 1000C untuk pemusnahan bakteri patogen, virus, dioksin, c. Dilengkapi alat untuk rnengurangi emisi gas dan debu. d. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu. 5. Pengelolaan limbah medis rumah sakit secara rinci mengacu pada pedoman pengelolaan limbah medis sarana pelayanan kesehatan.
Direktorat Litbang
10
Lampiran 3.1
Tujuan pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD untuk menilai apakah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) telah melakukan pengelolaan limbah rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
II.
Harapan Penugasan Dalam rangka pencapaian tujuan pemeriksaan di atas, pemeriksa pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD berdasarkan SPKN. melakukan
1. Standar Pemeriksaan
2. Jadwal Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan pengelolaan limbah RSUD dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja pemeriksaan dengan mempertimbangkan Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) dan harapan penugasan. Jangka waktu tersebut meliputi pemeriksaan lapangan sampai dengan penyampaian pelaporan hasil pemeriksaan kepada DPRD dan Pemerintah Daerah. 3. Fokus dan Sasaran Pemeriksaan Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan limbah RSUD periode sebelumnya, pemeriksa menentukan sasaran dan fokus pemeriksaan.
Tindak lanjut pemeriksaan sebelumnya, yang perlu diteliti lebih lanjut: o 1. ....... o 2. ....... o 3. ....... Teliti lebih lanjut pertanggungjawaban pengelolaan limbah yang berpengaruh kepada lingkungan hidup Teliti lebih lanjut pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah apakah telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memenuhi prinsip ekonomis, efisien dan efektif.
Litbang PDTT
Lampiran 3.1
III.
Rencana pencapaian hasil pemeriksaan diarahkan untuk dapat memenuhi harapan BPK dalam mendukung pelestarian lingkungan hidup dengan memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan hasil pemeriksaan dan masyarakat Penyelesaian pemeriksaan dan laporan hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut
Kegiatan Pemeriksaan Atas Pengelolaan Limbah RSUD (pengujian substantif) Penyampaian Temuan Pemeriksaan
Waktu
Keterangan
Sudah termasuk pembahasan dengan pejabat yang berwenang dan sudah diperoleh tanggapan resmi dan tertulis.
Pengendali Teknis,
Penanggung Jawab,
.................................
...............................
.................................
Litbang PDTT
Lampiran 3.2
PEMAHAMAN ENTITAS
I. Gambaran Jelas Mengenai Bidang Kerja Entitas
II.
Kekuatan Lingkungan
III.
IV.
Direktorat Litbang
Lampiran 3.2
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
Direktorat Litbang
Lampiran 3.2
X.
Pejabat
Nama
Jabatan
Direktorat Litbang
Lampiran 3.2
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN LIMBAH RSUD TAHUN .(SEBELUMNYA) Pemantauan Tindak Lanjut No. Rekomendasi BPK-RI
Sudah Ditindaklanjuti Sesuai Rekomendasi Sudah Ditindaklanjuti, tetapi belum sesuai rekomendasi Sudah ditindaklanjuti, tetapi belum selesai (dipantau) Belum Ditindaklanjuti sesuai rekomendasi & Alasannya
Direktorat Litbang
Lampiran 3.3
terjadi kebocoran berupa materi dan bau; kapasitas bak/kontainer/kantong penampungan sementara tidak memadai (tidak kuat atau tidak tahan bocor); terjadinya penyumbatan pada saluran menuju inlet IPAL penumpukan limbah padat medis di tempat penyimpanan terjadinya pengemasan ulang, pemberian/penggunaan kembali untuk pasien, kontaminasi penyakit menular antar pasien, dan ceceran pada saat penyimpanan limbah padat medis (contoh: obat-obatan dan perlengkapan medis yang tidak/telah terpakai) pemungutan sampah medis maupun nonmedis oleh pihak ketiga (misalnya: pemulung) tempat berkembang biaknya bakteri Limbah Cair: Komponen pengolahan tidak berfungsi Khlorinasi/desinfeksi tidak berlangsung optimal (jika pemberian disinfektan terlalu sedikit masih terdapat kuman berbahaya, jika terlalu banyak akan menghambat kerja bakteri pengurai) Aerasi tidak berlangsung optimal Sedimentasi akan mengurangi kapasitas bak pengolah Parameter limbah cair olahan (effluent) melebihi baku mutu Parameter lumpur kering hasil residu IPAL melebihi baku mutu Kapasitas berlebih limbah cair dibandingakan pengolah air limbah (IPAL) atau overflow sarana
Pencemaran badan air dan pencemaran udara di sekitar IPAL Tidak memiliki izin pengolahan limbah cair dari instansi yang berwenang Limbah Padat Medis:
Direktorat Litbang
Lampiran 3.3
No.
Jenis Kegiatan
Risiko tidak dilakukan pemusnahan pemusnahan tidak dilakukan pada incinerator Pemusnahan dengan dilaksanakan setiap hari menggunakan tidak incinerator terisolir/jauh tidak dari
berfungsi
parameter emisi hasil pembakaran pada incinerator melebihi baku mutupembuangan abu/debu incinerator yang masih mengandung logam berat atau B3 tidak layak sehingga masih menimbulkan pencemaranTidak memiliki izin pengolahan limbah B3 dari instansi yang berwenang. Tidak tersedianya biaya pemeliharaan, penambahan kapasitas pengelolaan limbah. perbaikan dan
Tidak dilakukannya pemeriksaan air limbah (inlet dan outlet), lumpur kering hasil residu IPAL, emisi insenerator dan udara ambien secara berkala kepada laboratorium setempat. Kekurangan personil dalam tim/unit pengelola limbah yang melakukan pemantauan dan pengawasan. Sarana pengelolaan limbah yang telah diadakan tidak dimanfaatkan. Kemahalan harga pengadaan. Kekurangan pekerjaan.
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4a
(1) (2)
Apakah RSUD mempunyai unit kerja/tim yang secara khusus bertanggung jawab atas pengelolaan limbah Apakah RSUD mempunyai unit kerja yang secara khusus bertanggung jawab atas pemantauan baku mutu hasil pengolahan limbah
(3) Apakah pimpinan RSUD menganggap penting fungsi unit pengelolaan limbah
Apakah pimpinan RSUD telah menyesuaikan unit tersebut dengan ukuran dan sifat kegiatan pengelolaan limbah Apakah pimpinan RSUD telah memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam kegiatan pengelolaan limbah Apakah uraian tugas pengelolaan limbah pada unit kerja tersebut dibuat dengan jelas Apakah pimpinan RSUD telah memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam kegiatan pengelolaan limbah Apakah ada koordinasi yang jelas antara unit-unit kerja yang terkait dengan pengelolaan limbah Apakah pimpinan RSUD telah melaksanakan evaluasi dan penyesuaian secara periodik terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan stratejik. pimpinan RSUD telah menetapkan jumlah pegawai yang sesuai dengan kebutuhan. pimpinan RSUD dan para pegawainya memiliki pengetahuan, pengalaman dan pelatihan guna pelaksanaan tugas mereka terutama yang terkait dengan pengelolaan limbah. mekanisme pelaporan pengelolaan limbah yang ada, baik formal maupun informal, langsung maupun tidak langsung telah dilakukan secara efektif dan dapat memberikan informasi yang memadai kepada para pimpinan RSUD
(10)Apakah (11)Apakah
(12)Apakah
b.
(1)
Apakah pimpinan RSUD telah menyusun dan menerapkan aturan perilaku (kode etik) terutama dalam pengelolaan limbah
(2) Apakah kode etik tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh personil
(3) (4)
Apakah para personil memahami tindakan yang etis dan atau tidak etis dan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menyikapi penyimpangan tersebut? Apabila tidak ada kode etik tertulis, apakah budaya
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4a
No.
Pemahaman SPI manajemen (misalnya melalui komunikasi lisan pada saat rapat, bertatap muka, atau contoh dalam kegiatan seharihari) dapat mendorong terciptanya integritas dan perilaku bermoral
Ya
Tidak
Catatan
(5) (6)
Apakah pimpinan RSUD telah memberikan keteladanan atas pelaksanaan aturan perilaku tersebut di atas kepada setiap tingkatan dalam organisasi Apakah pimpinan RSUD telah menegakkan tindakan disiplin yang tepat, atas penyimpangan terhadap kebijakan/prosedur, atau pelanggaran terhadap aturan perilaku yang mengganggu efektivitas pengelolaan limbah Apakah pimpinan RSUD telah menjelaskan dan mempertanggungjawabkan atas adanya intervensi atau pengabaian pengendalian intern yang mengganggu efektivitas pengelolaan limbah Apakah pimpinan RSUD telah peluang/godaan untuk berperilaku tidak etis menghilangkan
(7)
(8) (9)
Apakah pimpinan RSUD memberikan tindakan disiplin yang memadai terhadap pelanggaran kode etik tindakan disiplin tersebut dikomunikasikan secara luas sehingga menimbulkan dampak menjerakan (deterrent effect) tindakan tersebut didokumentasikan dan dijelaskan secara memadai
(10)Apakah (11)Apakah
2. Kebijaksanaan
a.
Apakah RSUD mempunyai kebijakan mengenai pengelolaan limbah, seperti SOP pengelolaan (pengumpulan, pengolahan, pengangkutan) limbah padat medis dan non medis, SOP pengelolaan limbah cair, dsb Apakah RSUD mempunyai kebijakan mengenai baku mutu hasil pengolahan limbah Apakah RSUD memiliki pengelolaan limbah kebijakan rekrutmen personil kegiatan
b.
c. d.
Apakah RSUD memiliki kebijakan pelaporan pengelolaan limbah kepada instansi yang terkait
e.
f.
Apakah RSUD mempunyai kebijakan perencanaan pemilihan bahan-bahan ramah limbah. Apakah RSUD telah mengevalusasi pelaksanaan kebijakankebijakan tersebut
3.
Personalia
a.
(1) (2)
Apakah kepala RSUD melakukan pengujian tentang bagaimana pelaksanaan rekrutmen dan mempertahankan pegawai pengelolaan limbah yang handal Apakah terdapat prosedur dan kebijakan tertulis dalam penggunaan, pelatihan, promosi dan penggajian pegawai pengelolaan limbah
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4a
No.
Pemahaman SPI
Ya
Tidak
Catatan
(3)
Jika tidak ada praktik dan kebijakan tertulis, apakah manajemen RSUD mengkomunikasikan ekspektasi tentang orang yang akan dipekerjakan atau berpartisipasi secara langsung dalam proses pemilihan tersebut
Apakah setiap pegawai pengelolaan limbah menyadari tanggung jawab dan ekspektasi terhadap mereka Apakah pegawai pengelolaan limbah yang baru diberikan pengertian tentang tanggung jawab dan ekspektasi terhadap mereka Apakah para supervisor dan pimpinan RSUD bertemu dengan para pegawai secara berkala guna mereviu kinerja mereka dan memberikan saran-saran perbaikan Apakah terdapat tindakan manajemen RSUD yang memadai untuk merespon penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur yang ada Apakah para pegawai mengerti bahwa kinerja yang buruk memiliki dampak bagi organisasi
(9) Apakah kebijakan personalia mengacu pada standar etika yang memadai.
(10)Apakah (11)Apakah
nilai etika dan integritas merupakan kriteria dalam penilaian kinerja ada pengecekan yang memadai terhadap latar belakang calon pegawai pengelolaan limbah, khususnya menyangkut pekerjaan yang pernah dilakukan calon pegawai tersebut
b. Komitmen terhadap Kompetensi (1) Apakah telah terdapat job description yang menjelaskan tugas pegawai pengelolaan limbah Apakah manajemen RSUD telah melakukan analisa perlu/tidaknya supervisi atau pelatihan mengenai pengelolaan limbah Apakah terdapat ketentuan mengenai tingkat kompetensi (pengetahuan dan keahlian) yang dibutuhkan untuk pegawai pengelolaan limbah Apakah ada bukti yang dapat meyakinkan bahwa seorang pegawai pengelolaan limbah telah ditempatkan sesuai keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan
4.
(2) Apakah visi, misi, tujuan, dan sasaran tersebut cukup spesifik
dan dapat diaplikasikan pada unit tersebut
(3) Apakah
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4a
No.
Ya
Tidak
Catatan
rencana strategis memperhatikan alokasi sumber daya dan skala prioritas penyusunan dan persetujuan rencana strategis dan anggaran melalui berbagai tingkatan manajemen RSUD
semua aktivitas pengelolaan limbah sudah sejalan dengan tujuan operasional RSUD semua aktivitas pengelolaan limbah telah direviu secara periodik untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut tidak menyimpang dari tujuan operasional dan rencana strategis RSUD tujuan pengelolaan limbah sudah konsisten dengan best practices sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pencapaian tujuan pengelolaan limbah sudah diidentifikasikan sudah mempunyai rencana untuk memperolehnya
(5) Jika sumber daya belum tersedia, apakah manajemen RSUD (6) Apakah (7) Apakah
5. Prosedur a. Menetapkan dan memantau indikator dan ukuran kinerja kepala RSUD sudah mengidentifikasikan hal-hal yang harus dicapai untuk mencapai tujuan pengelolaan limbah ada pemantauan kinerja pengelolaan limbah secara reguler oleh kepala RSUD
indikator dan ukuran kinerja pengelolaan limbah telah dibuat dan ditetapkan indikator tersebut telah direviu dan divalidasi secara periodik
(3) Apakah
ada pembandingan antara tujuan/target yang akan dicapai dengan kinerja aktual
(4) Apakah hasil pembandingan tersebut dianalisa b. Memisahkan tugas atau fungsi
(1) (2)
c.
Apakah ada pemisahan kewenangan dan tanggungjawab pegawai pengelolaan limbah Apakah penugasan telah dilakukan dengan memperhatikan efektifitas mekanisme chek and balance.
Pendokumentasian (1) Apakah seluruh hasil pelaksanaan pengelolaan limbah telah didokumentasikan dengan baik
(2)
untuk
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4a
No.
Pemahaman SPI (3) Apakah dokumentasi tersebut, baik tertulis maupun secara elektronis, berguna bagi proses evaluasi, analisa dan pengendalian.
Ya
Tidak
Catatan
d.
Pelaporan
(1)
7.
Apakah ada mekanisme pelaporan kegiatan pengelolaan limbah dan pemantauan baku mutu hasil pengolahan limbah
Pelaporan a. b. Apakah kegiatan pengelolaan limbah dilaporkan secara periodik kepada kepala RSUD Apakah informasi yang dilaporkan tesebut tepat waktu dan tepat guna sehingga membantu kepala RSUD dalam mengidentifikasi permasalahan pengelolaan limbah Apakah informasi pengelolaan limbah tersedia sewaktu-waktu yang memungkinkan pemantauannya oleh manajemen
c.
8.
Pengawasan
a.
Apakah ada mekanisme reviu dari kepala RSUD atau manajemen untuk mengawasi pencapaian kinerja unit pengelolaan limbah Apakah kepala RSUD atau manajemen mengawasi pencapaian kinerja unit pengelolaan limbah berdasarkan mekanisme tersebut Apakah tindak lanjut hasil pengawasan dilaksanakan oleh unit pengelolaan limbah
Apakah ada auditor internal dalam RSUD Apakah auditor internal melakukan audit dan reviu atas kegiatan pengelolaan limbah Apakah pekerjaan auditor internal ditujukan pada perbaikan organisasi dan apakah telah ditetapkan prosedur yang mengatur tindak lanjut atas hasil pengawasannya. Apakah fungsi auditor internal termasuk juga mereviu sistem dan kegiatan pengelolaan limbah serta menyediakan informasi, analisa, perkiraan, rekomendasi dan konsultasi kepada manajemen.
(3) (4)
KESIMPULAN:
*) OKP6 : Organisasi, Kebijakan, Perencanaan, Prosedur, Pegawai/Personil, Pencatatan, Pelaporan/Pertanggungjawaban, dan Pengawasan.
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
(1)Apakah (2)Apakah
pimpinan/manajemen RSUD memiliki komitmen terhadap integritas dan nilai etika RSUD komperhensif memiliki kode etik yang bersifat
(5) Apakah
pimpinan/manajemen RSUD mampu memberi contoh yang baik sesuai kode etik
tindakan disiplin terhadap dikomunikasikan secara luas sehingga dampak menjerakan (deterrent effect)
pelanggaran menimbulkan
manajemen telah memiliki aturan yang jelas mengenai kemungkinan pengambilan kebijaksanaan yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku kebijaksanaan tersebut didokumentasikan dan dijelaskan secara memadai penyimpangan dari ketentuan yang ada telah diselidiki dan didokumentasikan
(10)Apakah
b.
(1)Apakah
telah terdapat job description yang menjelaskan tugas suatu pekerjaan/posisi tertentu dalam pengelolaan limbah
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI
Ya
Tidak
Catatan
(3)Apakah
terdapat ketentuan mengenai tingkat kompetensi (pengetahuan dan keahlian) yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan pengelolaan limbah
c.
Struktur Organisasi Struktur organisasi tidak boleh terlalu sederhana sehingga pemantauan terhadap kegiatan entitas tidak akan memadai dan tidak boleh pula terlalu kompleks yang dapat mengganggu kelancaran arus informasi.
(1)Apakah (2)Apakah
pimpinan RSUD telah memahami sepenuhnya tanggung jawab pengendalian yang mereka miliki struktur organisasi menyediakan informasi yang manajemen yang dimiliki mampu memadai bagi seluruh
(4)Apakah (5)Apakah
pelaporan yang ada, baik formal maupun informal, langsung maupun tidak langsung telah dilakukan secara efektif dan dapat memberikan informasi yang memadai kepada manajemen sesuai tanggung jawab dan wewenang masing-masing Apakah ada mekanisme evaluasi dan kemungkinan perubahan struktur organisasi secara berkala sehubungan dengan perubahan kondisi lingkungan jumlah pegawai pengelolaan limbah yang ada telah memadai, khususnya untuk kapasitas supervisor maupun manajemen
(6)
(7)Apakah
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI kepada pejabat/pegawai pengelolaan limbah dengan tepat, sesuai dengan tanggung jawabnya
Ya
Tidak
Catatan
(4)Apakah
ada standar dan prosedur yang terkait dengan pengendalian, termasuk job description masing-masing pegawai pengelolaan limbah
e.
Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia Lakukan pengujian bagaimana kebijakan manajemen dalam merekrut dan mempertahankan pegawai yang handal guna melaksanakan rencana-rencana unit pengelolaan limbah dalam rangka mencapai tujuan entitas
(4)Apakah (5)Jika
ada prosedur dan kebijakan tertulis dalam penggunaan, pelatihan, promosi dan penggajian pegawai pengelolaan limbah tidak ada praktik dan kebijakan tertulis, apakah manajemen mengkomunikasikan ekspektasi tentang orang
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI yang akan dipekerjakan atau berpartisipasi langsung dalam proses pemilihan tersebut secara
Ya
Tidak
Catatan
setiap pegawai pengelolaan limbah menyadari tanggung jawab dan ekspektasi terhadap mereka personil baru diberikan pengertian tanggung jawab dan ekspektasi terhadap mereka tentang
para supervisor bertemu dengan para pegawai pengelolaan limbah secara berkala guna mereview kinerja mereka dan memberikan saran-saran perbaikan
(10)Apakah (11)Apakah
para pegawai pengelolaan limbah mengerti bahwa kinerja yang jelek memiliki dampak bagi organisasi ketentuan promosi dan dan kenaikan gaji dijelaskan secara rinci sehingga setiap pegawai pengelolaan limbah mengetahui apa yang diharapkan oleh manajemen?
(12) Para pekerja pada unit pengolahan limbah memiliki resiko terkena dampak langsung dari limbah itu sendiri. Apakah manajemen telah memberikan perlindungan yang memadai atas resiko tersebut?
(13)Apabila
manajemen sudah memberikan asuransi kesehatan dan asuransi keselamatan kerja yang memadai, apakah manajemen telah memberikan penjelasan kepada para pekerja bahwa mereka telah diberikan perlindungan secara memadai atas keselamatan kerjanya?
f.
Kegiatan Pengawasan
(4)Apakah
fungsi auditor internal termasuk juga mereviu sistem dan kegiatan unit pengelolaan limbah serta menyediakan informasi, analisa, perkiraan, rekomendasi
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
No.
Ya
Tidak
Catatan
2.
pimpinan organisasi telah menetapkan tujuan umum unit pengelolaan limbah dalam bentuk visi, misi, tujuan, dan sasaran visi, misi, tujuan, dan sasaran tersebut sejalan dengan program yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif visi, misi, tujuan, dan sasaran tersebut cukup spesifik dan dapat diaplikasikan pada unit tersebut
(7)Apakah
asumsi yang dibuat dalam menyusun rencana strategis dan anggaran sudah konsisten dengan pengalaman organisasi masa lampau dan sekarang
b.
(1)Apakah
semua aktivitas yang signifikan sudah sejalan dengan tujuan operasional unit pengelolaan limbah
(4)Apakah
sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pencapaian tujuan unit pengelolaan limbah sudah diidentifikasikan
(7)Apakah
tujuan operasional pengelolaan limbah yang signifikan memperoleh perhatian yang khusus dari pimpinan entitas dan apakah sudah ada pemantauan
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
No.
Ya
Tidak
Catatan
(1)Apakah (2)Apakah
sudah digunakan metode penilaian risiko untuk menentukan urutan risiko tidak terkelolanya limbah risiko yang diidentifikasikan, diurutkan, dianalisa, dan diminimalisir sudah dikomunikasi kepada staf
risiko yang teridentifikasi sudah diperhitungan dalam rencana jangka pendek dan rencana strategis jangka panjang risiko yang teridentifikasi dijadikan pertimbangan dari temuan pemeriksaan, evaluasi, atau penilaian lainnya unit pengelolaan limbah sudah memperhatikan risiko-risiko yang berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
(9)Apakah
sudah diperhitungkan risiko-risiko bagi entitas sebagai akibat dari bencana alam maupun tindak kejahatan
(11)
Apakah sudah dipertimbangkan risiko-risiko sebagai akibat dari penciutan unit pengelolaan limbah sudah diidentifikasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan pendesainan ulang operasi pengelolaan limbah sudah dipertimbangkan risiko-risiko akibat dari terganggunya proses sistem informasi sudah diidentifikasikan risiko-risiko personil yang kurang kualified dan kurang terlatih akibat
(16)Apakah
sudah dipertimbangkan risiko-risiko yang berkaitan dengan SDM, seperti rencana suksesi, ketidakcukupan kompensasi dan benefit untuk dapat tetap kompetitif dengan pegawai sektor swasta
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI
Ya risiko-risiko yang
Tidak
Catatan
(17)Apakah
(19)Apakah
sudah dipertimbangkan risiko-risiko akibat dari belanja program yang tidak tepat, pelanggaran prinsip pengendalian dana, atau ketidakpatuhan lainnya
d.
Analisa Risiko
(4)Apakah
risiko yang diidentifikasi dan dianalisa relevan dengan tujuan operasional unit pengelolaan limbah perkiraan
(5) Apakah analisa risiko sudah termasuk kemungkinan dan frekuensi terjadinya
(6)Apakah (7)Apakah
sudah ada penentuan tentang bagaimana mengelola atau meminimalkan risiko dengan baik termasuk tindakan-tindakan yang harus diambil pendekatan terhadap pengelolaan dan pengendalian risiko sudah sesuai dengan sifat unit pengelolaan limbah
(9)Apakah
sudah ditetapkan aktivitas pengendalian untuk mengelola dan meminimalisasi risiko tertentu pada level operasional unit pengelolaan limbah, serta apakah ada pemantauan atas implementasinya
e.
(1)Apakah (2)Apakah
sudah diperhitungkan seluruh operasional unit pengelolaan limbah yang dapat dipengaruhi oleh perubahan perubahan-perubahan yang rutin sudah diperhitungkan dalam proses identifikasi dan analisa risiko yang sudah baku
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI signifikan sudah diperhitungkan sebagai risiko yang tinggi bagi entitas sehingga akibatnya dapat diperhitungkan dan diantisipasi?
Ya
Tidak
Catatan
unit pengelolaan limbah telah memberikan perhatian terhadap risiko akibat rekrutmen pegawai baru yang menempati posisi penting atau tingkat penggantian pegawai yang tinggi terdapat mekanisme untuk menilai risiko akibat pengenalan sistem informasi yang baru dan risiko yang melibatkan pelatihan pegawai untuk menggunakan sistem baru manajemen sudah memberikan pertimbangan khusus tentang risiko akibat pertumbuhan dan ekspansi yang cepat atau penciutan entitas serta pengaruhnya terhadap kemampuan sistem dan revisi atas rencana strategis, visi, misi, tujuan, dan sasaran unit pengelolaan limbah sudah ada pertimbangan tentang risiko akibat pengenalan teknologi dan aplikasi baru
(7)Apakah
3.
Aktivitas Pengendalian
(3)Apakah b. Reviu
tindak lanjut hasil reviu dilaksanakan oleh unit pengelolaan limbah dan unit terkali lainnya. tingkat fungsional/aktivitas
(2)Apakah (3)Apakah
c.
(1)
manajer yang terkait menelaah permasalahan tersebut sesuai mekanisme yang ada tindak lanjut hasil reviu dilaksanakan oleh unit pengelolaan limbah
Mereviu pengelolaan SDM Apakah ekspektasi manajemen terhadap pencapaian tujuan telah didokumentasikan dan dikomunikasikan
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
No.
Ya
Tidak
Catatan
(4)Apakah
pegawai pengelolaan limbah telah diberikan orientasi, training dan dukungan lainnya dalam rangka menjalankan tugasnya,
(5) Apakah sistem kompenasi telah memadai dan terdapat insentif khusus yang dapat mendorong pegawai bekerja secara maksimal, (6) Apakah terdapat mekanisme suksesi (promosi dan mutasi) yang jelas. d. Mereviu pengelolaan informasi untuk memastikan tingkat keakuratan dan kelengkapan informasi
(1)Apakah
(1)Apakah
indikator dan ukuran kinerja telah dibuat untuk setiap bagian dan level dalam unit pengelolaan limbah sampai kepada individu,
(2) Apakah terhadap indikator tersebut telah dilakukan review dan validasi secara periodik, (3) Apakah data mengenai kinerja aktual senantiasa ditandingkan dengan tujuan yang akan dicapai dan jika ada perbedaan akan dilakukan analisa. f. Memisahan tugas atau fungsi
(1)Apakah (2)
mengendalikan
seluruh
Apakah penugasan telah dilakukan dengan memperhatikan efektifitas mekanisme cek and balance.
g. Mereviu
Direktorat Litbang
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI
Ya
Tidak
Catatan
Pendokumentasian
(1)Apakah
sistem pengendalian intern, semua aktivitas/kegiatan dan kejadian penting lainnya telah didokumentasikan secara memadai, selalu tersedia untuk
(3) Apakah dokumentasi tersebut, baik tertulis maupun secara elektronis, berguna bagi proses evaluasi, analisa dan pengendalian.
4.
manajemen RSUD memperoleh informasi yang dibutuhkan guna melaksanakan tanggung jawabnya? mekanisme penyediaan informasi yang ada telah memadai membantu unit pengelolaan limbah melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien? manajer unit pengelolaan limbah memperoleh informasi analitis dalam mengidentifikasi tindakan yang perlu diambil? informasi yang jelas dan tepat tersedia bagi berbagai tingkatan manajemen RSUD?
Direktorat Litbang
10
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI
Ya
Tidak
Catatan
(12)
akan
informasi
(14)Apakah
b. Komunikasi
sumber daya yang memadai (pada level manajemen dan level pegawai pelaksana kegiatan dengan kompetensi yang tepat dan memadai) tersedia sesuai kebutuhan?
komunikasi, seperti pada saat pelatihan, rapat atau dalam pelaksanaan pekerjaan, baik secara formal maupun informal telah dilaksanakan secara memadai? setiap pegawai pengelolaan limbah mengetahui tujuan kegiatan masing-masing dan cara mencapai tujuan tersebut? setiap pegawai pengelolaan limbah mengerti bagaimana tugas mereka berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh tugas pegawai yang lain?
(7)Apakah (8)Apakah
terhadap pegawai yang melaporkan dugaan penyimpangan disediakan umpan balik dan diberi kekebalan terhadap tuntutan balik? manajemen menerima dengan baik saran yang diberikan oleh pegawai dalam rangka peningkatan produktifitas, kualitas atau sejenisnya. pegawai untuk
(10)Apakah
manajemen memberikan penghargaan kepada para pegawai yang memberikan saran yang baik?
(12)Apakah
manajemen mengkomunikasikan kepada pihak luar tentang standar etika yang dimiliki RSUD?
Direktorat Litbang
11
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI
Ya
Tidak
Catatan
(13)Apakah
pihak ketiga mengetahui standar etika dan ekspektasi dalam rangka hubungan mereka dengan pihak RSUD?
(14) Apakah pegawai senantiasa melaporkan masalah yang terjadi dan laporan tersebut ditindaklanjuti/diinvestigasi? (15) Apakah tindak lanjut atas penyimpangan dikomunikasikan kepada sumbernya?
(1)
Apakah manajemen RSUD menggunakan metode komunikasi efektif yang antara lain meliputi manual kebijakan dan prosedur, arahan manajemen, memorandum, pemberitahuan, situs internet dan intranet, pesan-pesan melalui video-tape, e-mail, dan pidato-pidato?
(2) Apakah terdapat rencana strategis sistem informasi yang sejalan dengan rencana strategis organisasi? (3) Apakah terdapat mekanisme untuk kebutuhan informasi yang mendesak? mengidentifikasi
(4) Apakah peningkatan dan keunggulan teknologi dimonitor, dianalisa, dievaluasi, dan diperkenalkan untuk membantu organisasi untuk merespon lebih cepat dan efisien?
(5)
Apakah manajemen RSUD memonitor secara kontinu kualitas informasi yang diperoleh, dipelihara, dan dikomunikasikan telah sesuai dengan materi, waktu, akurasi, dan akses yang dibutuhkan?
(6) Apakah terdapat dukungan manajemen bagi pengembangan teknologi informasi yang ditunjukkan dengan komitmen organisasi dalam menyediakan sumberdaya manusia dan keuangan?
5.
Pemantauan
a.
(1)Apakah
manajemen RSUD memiliki strategi untuk menjamin efektifitas pelaksanaaan pemantauan berkelanjutan? Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
(a) (b)
Apakah strategi yang dimiliki manajemen RSUD menjamin umpan balik (feed back) secara rutin, pemantauan kinerja dan pencapaian tujuan SPI? Apakah strategi pemantauan mencakup metode yang memberi penekanan kepada pejabat pelaksana atau manajer operasi unit pengelolaan limbah dalam memantau efektivitas SPI? Apakah strategi pemantauan mencakup
(c)
Direktorat Litbang
12
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI identifikasi kegiatan operasi utama unit pengelolaan limbah yang membutuhkan review dan evalusi tersendiri? Selanjutnya apakah strategi juga meliputi perencanaan untuk evaluasi berkala atas aktivitas pengendalian bagi kegiatan atau operasi utama tersebut?
Ya
Tidak
Catatan
(2)Dalam
pelaksanaan tugas rutinnya, apakah pegawai memperoleh informasi mengenai berfungsi tidaknya SPI? Beberapa informasi yang dapat dipertimbangkan adalah:
(b)Apakah (3)Apakah
pegawai pelaksana diharuskan untuk bertanggungjawab atas kebenaran dan kelengkapan laporan kegiatannya?
pihak ketiga juga dilibatkan dalam pelaksanaan pemantauan kegiatan? (a) Apakah keluhan-keluhan masyarakat dan pihak lain dapat segera diketahui penyebabnya? (b) Apakah komunikasi dengan berkepentingan dilakukan? pihak yang
(c)Apakah
manajemen menginformasikan hal-hal yang terkait dengan kepatuhan atau hal lain yang menggambarkan berfungsinya SPI? dilakukan pengujian untuk mengetahui aktivitas SPI yang tidak berfungsi dengan baik?
(d)Apakah
(4) Apakah struktur organisasi dan kegiatan supervisi yang ada dapat membantu pemantauan terhadap fungsi SPI?
(7)Apakah (8)
pejabat pelaksana unit pengelolaan limbah mempunyai kewenangan memberi keputusan mengenai rekomendasi yang akan diimplementasikan? Apakah terdapat mekanisme pertemuan dengan para pegawai dalam rangka memperoleh umpan balik mengenai efektifitas SPI? saran-saran dari pegawai terkait dengan pengendalian intern dipertimbangkan dan dilaksanakan secara proporsional?
(9)Apakah
(10) Apakah manajemen mendorong para pekerjanya untuk mengidentifikasi kelemahan pengendalian intern dan
Direktorat Litbang
13
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI melaporkan kepadanya dalam rangka pengawasan? (11) Apakah para pegawai secara rutin diminta untuk menyatakan secara eksplisit mengenai kesesuaian perilaku mereka terhadap kode etik? (12) Apakah para pegawai secara berkala diminta untuk melaksanakan kode etik?
Ya
Tidak
Catatan
(13)Apakah
(a)Apakah
b.
Evaluasi Terpisah (Separate Evaluation) (1) Apakah lingkup dan frekuensi pelaksanaan terhadap pengendalian intern telah memadai? evaluasi
(a)
(b)
Apakah lingkup dan frekuensi evaluasi ditentukan dengan mempertimbangkan hasil penilaian risiko dan efektivitas pemantauan berkelanjutan Apakah seksi atau bagian tertentu pengendalian intern dievalusi secara periodik? Apakah lingkup dan kedalaman cakupan sudah cukup? Apakah evaluasi dilakukan oleh pegawai dengan keahlian yang dibutuhkan? Apakah dilakukan evaluasi atas kejadiankejadian tertentu seperti perubahan rencana atau strategi manajemen yang mendasar, ekspansi usaha, perubahan yang signifikan pada operasi atau informasi anggaran?
(c)
(d)
(e)
metodologi untuk mengevaluasi pengendalian intern telah memadai dan logis? Apa metodologi yang digunakan checklist, kuisioner atau metode lain)? (seperti
Apakah evaluasi tersebut mencakup review atas design pengendalian dan pengujian langsung terhadap aktivitas pengendalian intern? Apakah tim evaluasi juga dilibatkan dalam merencanakan proses evaluasi? Apakah proses evaluasi dipimpin oleh eksekutif yang mempunyai kewenangan, keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan?
(3) Apabila evaluasi ini dilakukan oleh auditor intern, apakah mereka memiliki sumber daya, kemampuan dan
Direktorat Litbang
14
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI independensi yang memadai? Hal-hal berikut perlu menjadi bahan pertimbangan: (a) Apakah auditor intern mempunyai kompetensi dan pengalaman yang dapat melakukan pekerjaan evaluasi? Apakah secara organisasi, auditor intern independen dan melaporkan hasil evaluasi kepada manajemen RSUD? Apakah tanggung jawab, lingkup pekerjaan, dan rencana audit auditor intern dapat memenuhi kebutuhan organisasi? Apakah penyimpangan yang ditemukan dalam evaluasi ini telah dilaporkan ke pimpinan RSUD dan telah diselesaikan secara tepat? Apakah terdapat kecukupan proses evaluasi? Beberapa hal berikut dapat dijadikan pertimbangan:
Ya
Tidak
Catatan
(b)
(c)
(d) (e)
c.
Apakah evaluator mempunyai kecukupan pemahaman terhadap aktivitas RSUD khususnya unit pengolahan limbah? Apakah evaluator memiliki pemahaman terhadap bagaimana sistem seharusnya bekerja dan bagaimana sistem bekerja? Apakah evaluator melakukan analisis dengan menggunakan hasil evaluasi sebagai pengukuran terhadap kriteria yang telah ditetapkan? Apakah pekerjaan evaluasi didokumentasikan secara memadai?
Direktorat Litbang
15
Lampiran 3.4.b
No.
Pemahaman SPI
Ya
Tidak
Catatan
(2)Apakah
(a)
manajemen tanggap terhadap temuan dan rekomendasi audit ataupun review lainnya yang bertujuan untuk perbaikan pengendalian intern? Hal tersebut dapat terlihat dari: Apakah eksekutif yang berwenang mengevaluasi temuan dan rekomendasi serta menentukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan pengendalian? Apakah tindakan pengendalian intern yang diinginkan ditindaklanjuti dalam rangka verifikasi pengendalian?
(b)
(3)Apakah (a)
(b)
tindak lanjut terhadap temuan dan rekomendasi audit ataupun review lainnya telah dilakukan secara memadai? Antara lain dapat diketahui dari: Apakah masalah-masalah pada aktivitas/kegiatan RSUD khususnya unit pengelolaan limbah dikoreksi secara tepat? Apakah penyebab permasalahan yang terjadi dapat diselidiki oleh manajemen? Apakah tindak lanjut yang diperlukan telah dilakukan? Apakah manajemen RSUD selalu mendapatkan informasi terhadap status dan posisi penyelesaian hasil audit?
(c) (d)
KESIMPULAN:
*)
COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission), merupakan organisasi swasta sukarela yang didirikan pada tahun 1985 yang ditujukan untuk pengembangan kualitas laporan keuangan melalui etika bisnis, pengendalian intern yang efektif serta penguasaan perusahaan.
Direktorat Litbang
16
Lampiran 3.5
A. PENGUJIAN PENGENDALIAN ATAS PENGELOLAAN LIMBAH Ikhtisar pengujian pengendalian atas pengelolaan limbah adalah sebagai berikut: sebelum melakukan pengujian sistem pengendalian intern (SPI) atas pengelolaan limbah, pahami lebih dahulu SPI tersebut dengan cara menelaah data dan informasi yang telah diperoleh mengenai pengendalian intern yang meliputi: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan yang digunakan oleh manajemen untuk memberikan jaminan bahwa tujuannya dapat dicapai. Pengujian atas SPI berdasarkan pemahaman tersebut dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut: PENDEKATAN COSO: 1. Pengujian Lingkungan Pengendalian adalah pengujian yang dilakukan atas kondisi yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern dalam organisasi RSUD terutama unit pengelola limbah, yang memastikan bahwa: a) Apakah integritas dan nilai etika sudah ditegakkan, dengan cara: 1) Pelajari dokumen yang mengatur tentang Kode Etik perilaku yang harus diterapkan oleh seluruh manajemen dan sumber daya RSUD termasuk kode etik yang berlaku khusus pada unit pengelolaan limbah; 2) Teliti apakah pernah terjadi penyimpangan atas pelaksanaan kode etik tersebut dan selanjutnya analisa sebab akibat yang ditimbulkan atas penyimpangan yang dilakukan; 3) Lakukan konfirmasi apakah penegakan disiplin telah diterapkan jika terjadi atau ditemukan penyimpangan atas aturan perilaku 4) Teliti apakah terdapat intervensi dari pihak-pihak tertentu atau pengabaian atas penegakan integritas dan nilai etika yang diterapkan dalam pengelolaan limbah b) Apakah terdapat komitmen terhadap kompetensi, dengan cara: 1) Teliti apakah kegiatan unit/tim pengelola limbah telah dijabarkan secara rinci dalam Standar Operating Procedure (SOP) yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur. 2) Teliti apakah standar kompetensi pada unit pengelola limbah berupa program kegiatan pengelolaan limbah, yang menjadi bagian dari sasaran kesehatan lingkungan yang ingin dicapai, telah didokumentasikan dalam bentuk cara untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kegiatan 3) Lakukan konfirmasi apakah terdapat pendidikan dan latihan berkala yang diberikan kepada personil pengelola limbah untuk meningkatkan kompetensi pekerjaannya c) Apakah terdapat kepemimpinan yang kondusif, dengan cara: 1) Lakukan konfirmasi apakah pimpinan atau manajemen RSUD telah mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan terhadap pengelolaan limbah 2) Teliti apakah penerapan kegiatan pengelolaan limbah telah memenuhi prinsipprinsip yang berbasis kinerja 3) Pelajari hubungan organisasi antara unit/tim pengelola limbah dengan unit/instalasi lain penghasil limbah di lingkungan RSUD d) Apakah pembentukan struktur organisasi sesuai kebutuhan dan; e) Apakah terdapat pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, dengan cara: 1) Pelajari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang mengatur tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit. 2) Pelajari Peraturan atau Keputusan Menteri Kesehatan, Peraturan Daerah dan/atau Keputusan Kepala Daerah yang mengatur peningkatan dan/atau penetapan Kelas RSUD yang diperiksa.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 1
Lampiran 3.5
3) Pelajari struktur organisasi dan identifikasi keberadaan unit atau tim pengelola limbah di dalam struktur organisasi RSUD tersebut. 4) Teliti apakah unit/tim pengelola limbah tersebut telah ditetapkan dan diatur dalam Peraturan Daerah serta diatur secara lebih rinci tentang tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) dalam Keputusan/Peraturan Kepala Daerah 5) Teliti apakah keberadaan unit/tim pengelola limbah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan Keputusan/Peraturan Kepala Daerah sesuai dengan peraturan perundangan atau juknis yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan 6) Pelajari hubungan organisasi antara unit/tim pengelola limbah dengan unit/instalasi lain penghasil limbah di lingkungan RSUD 7) Teliti sebab dan akibat jika keberadaan/struktur organisasi unit/tim pengelola limbah tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang mengatur tentang struktur organisasi RSUD, dan rumuskan temuannya. f) Apakah terdapat penyusunan dan penerapan kebijakan pembinaan sumber daya manusia yang sehat, dengan cara: 1) Pelajari Surat Keputusan berupa pengangkatan dan penetapan pejabat dan pegawai untuk melaksanakan tupoksi pada unit/tim pengelola limbah; peraturan tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yang mengatur kualifikasi pendidikan dan pengalaman Sumber Daya Manusia yang ditugaskan pada unit/tim pengelola limbah; serta Peraturan Daerah dan/atau Keputusan/Peraturan Kepala Daerah yang mengatur Sumber Daya Manusia pada unit/tim pengelola limbah; 2) Teliti kualifikasi pengalaman dan pendidikan pejabat yang memimpin unit/tim pengelola limbah apakah sudah definitif, pelaksana harian/tugas, atau pejabat sementara; 3) Teliti kualifikasi pengalaman dan pendidikan staf/pegawai pada unit/tim pengelola limbah; 4) Analisa jumlah staf/pegawai pengelola limbah dengan beban kerja/kuantitas limbah yang harus dikelola berdasarkan catatan harian debit air limbah dan kuantitas limbah padat medis dan non medis; 5) Analisa sebab dan akibat jika pejabat dan personil tidak memenuhi kualifikasi pengalaman dan pendidikan serta kuantitas seperti ditetapkan dalam peraturan perundangan, selanjutnya rumuskan temuan pemeriksaannya;
g) Apakah terdapat perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah, dengan cara: 1) Pelajari SOP atau Protap atas Pengawasan Intern terhadap pengelolaan limbah; 2) Pelajari hasil pemeriksaan sebelumnya oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) atas pengelolaan limbah RSUD dan teliti hasil tindak lanjut atas rekomendasi APIP; 3) Analisa tupoksi Satuan Pengawas Intern (SPI) yang dimiliki oleh RSUD dan teliti pengawasan intern yang telah dilakukan atas pengelolaan limbah; 4) Teliti notulen rapat atau surat edaran dari Direksi RSUD atas program penyehatan lingkungan terutama pengelolaan limbah. 5) Analisa permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh unit/tim pengelola limbah dalam melaksanakan tupoksinya. h) Apakah terdapat hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah lain terkait, dengan cara: 1) Periksa dokumen perjanjian antara RSUD dengan lembaga/instansi yang berkaitan dengan pemenuhan kriteria yang dipersyaratkan dalam AMDAL seperti: Bapedal dan Bappedalda; 2) Teliti dokumen perjanjian, SOP atau Protap pengelolaan limbah oleh/yang berasal dari instansi/lembaga lain di luar RSUD seperti: Dinas Lingkungan Hidup mengenai pengelolaan limbah padat non medis serta Puskesmas, Puskesmas
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 2
Lampiran 3.5
Pembantu (Pustu), Rumah Sakit, dan instansi/lembaga lainnya melimpahkan pengelolaan limbah padat medisnya ke RSUD terperiksa;
yang
2. Pengujian terhadap penilaian risiko yang lebih rinci diuraikan dalam pengujian substantif atas pengelolaan limbah dengan pendekatan risiko (Risk-Based Audit) 3. Pengujian atas Kegiatan Pengendalian 4. Pengujian atas Informasi dan Komunikasi 5. Pengujian atas Pemantauan PENDEKATAN OKP6 Pengujian atas Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan antara lain dengan prosedur sebagai berikut: 1. Organisasi a) Pelajari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang mengatur tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit. b) Pelajari Peraturan atau Keputusan Menteri Kesehatan, Peraturan Daerah dan/atau Keputusan Kepala Daerah yang mengatur peningkatan dan/atau penetapan Kelas RSUD yang diperiksa. c) Pelajari struktur organisasi dan identifikasi keberadaan unit atau tim pengelola limbah di dalam struktur organisasi RSUD tersebut. d) Teliti apakah unit/tim pengelola limbah tersebut telah ditetapkan dan diatur dalam Peraturan Daerah serta diatur secara lebih rinci tentang tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) dalam Keputusan/Peraturan Kepala Daerah e) Teliti apakah keberadaan unit/tim pengelola limbah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan Keputusan/Peraturan Kepala Daerah sesuai dengan peraturan perundangan atau juknis yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan f) Pelajari hubungan organisasi antara unit/tim pengelola limbah dengan unit/instalasi lain penghasil limbah di lingkungan RSUD
g) Teliti sebab dan akibat jika keberadaan/struktur organisasi unit/tim pengelola limbah tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang mengatur tentang struktur organisasi RSUD, dan rumuskan temuannya. 2. Kebijaksanaan a) Pelajari Rencana Strategi (Renstra) yang memuat Visi, Misi, khususnya tujuan, sasaran, strategi atau cara mencapai tujuan, kegiatan, dan indikator yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan rumah sakit terutama pengelolaan limbah. b) Dapatkan Program dan Kegiatan Penyehatan Lingkungan yang disusun oleh RSUD beserta rincian kegiatannya, di antaranya : penyehatan bangunan dan ruangan; penyehatan makanan dan minuman; penyehatan air termasuk kualitasnya; penyehatan tempat pencucian linen; pengendalian serangga dan tikus; sterilisasi dan desinfeksi; perlindungan radiasi; penyuluhan kesehatan lingkungan; dan penanganan limbah medis, non medis dan limbah cair. c) Pelajari dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang terdiri dari Kerangka Acuan, Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang wajib dimiliki oleh RSUD Kelas A atau Kelas B.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 3
Lampiran 3.5
d) Pelajari dokumen UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) dan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan) yang wajib dimiliki oleh RSUD Kelas C dan D. e) Teliti sebab dan akibat jika RSUD Kelas A dan B tidak mempunyai AMDAL; atau RSUD Kelas C dan D tidak mempunyai UKL-UPL, selanjutnya rumuskan temuan dengan cara membandingkan kondisi dengan kriteria atau peraturan perundangan dari Kementerian Lingkungan Hidup, Bappedal dan/atau Bappedalda. f) Teliti apakah kegiatan unit/tim pengelola limbah telah terinci dijabarkan dalam Standard Operating Procedure (SOP) yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
3. Perencanaan a) Pelajari dokumen RKL dan RPL untuk meyakini apakah telah mendukung tujuan pengelolaan limbah. b) Pelajari peraturan perundangan yang berkaitan dengan penyusunan rencana anggaran dan kegiatan RSUD, seperti contoh: peraturan mengenai Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah; peraturan/juknis mengenai Pengusulan, Penetapan, dan Tata Cara Pengelolaan Keuangan Unit Swadana Daerah; peraturan mengenai pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLU); Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah beserta perubahannya; dan Pedoman Pengelolaan Barang Daerah; c) Teliti hubungan kerja berkaitan dengan perencanaan, penyusunan dan penetapan anggaran kegiatan dan pendapatan, antara unit/tim pengelola limbah dengan unit/bagian yang menjalankan tupoksi Perencanaan dan Anggaran pada RSUD, sebelum anggaran kegiatan tersebut ditetapkan menjadi RKA (Rencana Kegiatan Anggaran), dibahas oleh Panitia Anggaran di Pemerintah Daerah, ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Kepala Daerah, serta dituangkan dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran). d) Teliti rencana anggaran belanja berkaitan dengan pemeliharaan, pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan sarana pengelolaan limbah RSUD. e) Teliti rencana anggaran pendapatan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan limbah yang berasal dari instansi/lembaga penghasil limbah di luar RSUD. 4. Prosedur a) Pelajari peraturan atau pedoman berkaitan dengan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Pedoman Perizinan Sarana Pengelolaan Limbah. b) Teliti dokumen, gambar situs, dan manual yang memuat spesifikasi sarana pengolahan limbah seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), alat pembakar sampah medis (incinerator), alat/bak penampungan sementara/kontrol, septic-tank, dan saluran air hujan; c) Teliti apakah Standard Operating Procedures (SOP) pengelolaan limbah sesuai dengan AMDAL yang terdiri dari Kerangka Acuan, ANDAL, RKL dan RPL serta UKL dan UPL. d) Teliti SOP atau Prosedur Tetap (Protap) pengelolaan limbah yang menjadi tupoksi unit/tim pengelola limbah dan telah ditetapkan oleh Direksi RSUD, seperti contoh SOP atau Protap: 1) Pemisahan Jenis Limbah; 2) Penampungan Sementara Limbah;
Direktorat Litbang
Lampiran 3.5
3) Pengangkutan Limbah Padat Medis ke Tempat Pembakaran (incinerator); 4) Pengangkutan Limbah Padat Non Medis ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebelum diangkut oleh Dinas Kebersihan Kota/Kabupaten ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA); 5) Penyimpanan Limbah Padat Medis sebelum diolah dalam incinerator; 6) Pengoperasian dan Pemeliharaan Incinerator; 7) Pengoperasian Instalasi atau Sarana Pengolahan Limbah Cair; 8) Pembuangan Limbah Cair Olahan; 9) Penyimpanan atau Pembuangan Debu/Abu Incinerator Olahan; 10) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3); 11) Penanganan Keadaan Darurat jika terjadi kebakaran, kebocoran, dan banjir; 12) Penanganan Debit Air Limbah Berlebih (overflow atau debit air limbah lebih besar dari kapasitas IPAL/septic-tank). e) Teliti SOP atau Protap yang menjadi tupoksi instalasi/bagian lain penghasil limbah spesifik/khusus di lingkungan RSUD seperti SOP atau Protap: 1) Penanganan limbah radiologi; 2) Penanganan limbah laboratorium rumah sakit; 3) Penanganan limbah dari Ruang Hemodialisa (pencucian darah); 4) Penanganan limbah dari Ruang Patologi Anatomi; 5) Penanganan limbah farmasi berupa obat-obatan kadaluwarsa atau tidak habis dipakai oleh pasien; 6) Penanganan limbah yang mengandung lemak di Instalasi Gizi sebelum disalurkan ke inlet IPAL; 7) Penanganan limbah yang mengandung detergen di Instalasi Laundry sebelum disalurkan ke inlet IPAL. f) Teliti dokumen perjanjian, SOP atau Protap pengelolaan limbah oleh/yang berasal dari instansi/lembaga lain di luar RSUD seperti: Dinas Lingkungan Hidup, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Rumah Sakit, dan instansi/lembaga lainnya;
g) Teliti sebab dan akibat RSUD tidak mempunyai Protap pengelolaan limbah atau jika isi/uraian dalam Protap tersebut tidak sesuai dengan peraturan perundangan, selanjutnya rumuskan temuan pemeriksaannya. 5. Pencatatan a) Pelajari SOP atau Protap atas pendokumentasian kegiatan pengolahan limbah RSUD setiap hari; dan pendokumentasian penerimaan atau pengiriman limbah dari/ke instansi/lembaga di luar RSUD; b) Pelajari peraturan tentang prosedur penghapusan barang daerah; c) Pelajari catatan atas notulen rapat Direksi, Kepala Bagian/Instalasi/Unit terkait dengan pengelolaan limbah; d) Teliti dokumen pencatatan atau Berita Acara kegiatan pengelolaan limbah dari kegiatan Pemisahan Jenis Limbah; Penampungan Sementara Limbah; Pengangkutan Limbah Padat Medis ke Tempat Pembakaran (incinerator); sampai dengan Pengangkutan Limbah Padat Non Medis ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA);
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 5
Lampiran 3.5
e) Teliti catatan berupa Berita Acara Pengambilan Sampel oleh tenaga ahli (pihak luar RSUD) atau yang dilakukan sendiri oleh tenaga ahli yang dimiliki oleh unit/tim pengelolaan limbah, untuk pengujian laboratorium atas; 1) limbah cair masukan (influent) pada inlet IPAL; 2) hasil olahan limbah cair (effluent) pada outlet IPAL; 3) tingkat kebauan pada fasilitas RSUD yang paling dekat dengan IPAL; 4) debu/abu hasil olahan incinerator; 5) emisi cerobong incinerator; 6) lumpur kering hasil residu IPAL; 7) udara ambien pada fasilitas RSUD yang paling dekat dengan incinerator dan/atau sesuai dengan observasi dan pertimbangan professional tenaga ahli; 8) limbah cair sebelum disalurkan ke inlet IPAL pada Instalasi Gizi dan Laundry. f) Teliti catatan berupa Berita Acara Pemusnahan Obat-Obatan Kedaluwarsa beserta dokumen pendukung berupa: 1) Dokumen pengajuan penghapusan obat-obatan dari Panitia Penghapusan Barang RSUD ke Pemerintah Daerah; 2) Dokumen persetujuan atas penghapusan obat-obatan dari Kepala Daerah dan/atau Panitia/Pejabat Berwenang atas Penghapusan Barang di Daerah; g) Teliti catatan berupa Berita Acara Penyimpanan atau Pembuangan Hasil Olahan Limbah yang masih mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun); h) Teliti catatan harian debit air limbah dan kuantitas limbah padat medis dan non medis i) j) Teliti catatan berupa pernah terjadi keadaan darurat, banjir, kebakaran, kebocoran, overflow, dan kebauan pada sarana atau instalasi pengelolaan limbah; Teliti catatan berupa Berita Acara Pemeliharaan, Perbaikan, Penggantian Komponen atas Incinerator atau Instalasi atau Sarana Pengolahan Limbah Cair;
k) Teliti catatan berupa dokumen pengadaan barang dan jasa berkaitan dengan sarana pengelolaan limbah. 6. Personalia a) Pelajari Surat Keputusan berupa pengangkatan dan penetapan pejabat dan pegawai untuk melaksanakan tupoksi pada unit/tim pengelola limbah; peraturan tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yang mengatur kualifikasi pendidikan dan pengalaman Sumber Daya Manusia yang ditugaskan pada unit/tim pengelola limbah; serta Peraturan Daerah dan/atau Keputusan/Peraturan Kepala Daerah yang mengatur Sumber Daya Manusia pada unit/tim pengelola limbah; b) Teliti kualifikasi pengalaman dan pendidikan pejabat yang memimpin unit/tim pengelola limbah apakah sudah definitif, pelaksana harian/tugas, atau pejabat sementara; c) Teliti kualifikasi pengalaman dan pendidikan staf/pegawai pada unit/tim pengelola limbah; d) Analisa jumlah staf/pegawai pengelola limbah dengan beban kerja/kuantitas limbah yang harus dikelola berdasarkan catatan harian debit air limbah dan kuantitas limbah padat medis dan non medis; e) Analisa sebab dan akibat jika pejabat dan personil tidak memenuhi kualifikasi pengalaman dan pendidikan serta kuantitas seperti ditetapkan dalam peraturan perundangan, selanjutnya rumuskan temuan pemeriksaannya;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 6
Lampiran 3.5
7. Pelaporan a) Teliti laporan formal yang disampaikan oleh tenaga ahli laboratorium kepada RSUD berkaitan dengan pengujian baku mutu atas: 1) limbah cair masukan (influent) pada inlet IPAL; 2) hasil olahan limbah cair (effluent) pada outlet IPAL; 3) lumpur kering hasil residu IPAL; 4) tingkat kebauan pada fasilitas RSUD yang paling dekat dengan IPAL; 5) debu/abu hasil olahan incinerator; 6) emisi cerobong incinerator; 7) udara ambien pada fasilitas RSUD yang paling dekat dengan incinerator; 8) limbah cair sebelum disalurkan ke inlet IPAL pada Instalasi Gizi dan Laundry. b) Analisa hasil laporan formal dari uji laboratorium tersebut atas parameter-parameter yang melebihi baku mutu dan rekomendasi dari tenaga ahli yang harus ditindak lanjuti oleh RSUD atas penyimpangan baku yang terjadi; c) Teliti hasil laporan tindak lanjut pihak RSUD atas rekomendasi tenaga ahli laboratorium; d) Teliti Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan Unit/Tim Pengelola Limbah yang antara lain memuat: 1) Laporan pelaksanaan AMDAL untuk RSUD Type A dan B atau UKL dan UPL untuk RSUD Type C dan D; 2) Kegiatan pengelolaan limbah; 3) Laporan Pemeliharaan dan perbaikan sarana/instalasi pengelola limbah; 4) Laporan Pengadaan Barang dan Jasa atas pengelolaan limbah; 5) Laporan anggaran dan realisasi kegiatan serta pendapatan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah; 6) Laporan kejadian darurat dan luar biasa; 7) Laporan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 8. Pengawasan Intern a) Pelajari SOP atau Protap atas Pengawasan Intern terhadap pengelolaan limbah; b) Pelajari hasil pemeriksaan sebelumnya oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) atas pengelolaan limbah RSUD dan teliti hasil tindak lanjut atas rekomendasi APIP; c) Analisa tupoksi Satuan Pengawas Intern (SPI) yang dimiliki oleh RSUD dan teliti pengawasan intern yang telah dilakukan atas pengelolaan limbah; d) Teliti notulen rapat atau surat edaran dari Direksi RSUD atas program penyehatan lingkungan terutama pengelolaan limbah. e) Analisa permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh unit/tim pengelola limbah dalam melaksanakan tupoksinya.
Direktorat Litbang
Lampiran 3.6
Yang Menyatakan,
(nama) NIP
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
Tujuan Pengujian
Apakah proses perencanaan pengelolaan limbah RSUD telah berjalan efektif dan sesuai dengan peraturan perundangan
Area Kunci
Risk-Based Audit
Tidak adanya AMDAL, UKLUPL mengakibatkan manajemen RSUD tidak mempunyai dasar yang memadai dalam proses pengambilan keputusan tentang kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup sesuai dengan yang dipersyaratkan Ada urutan/prosedur penanganan yang sengaja dihilangkan atau tidak dimasukkan ke dalam manual perencanaan Ada upaya/rencana bypassing langsung ke lingkungan tanpa proses pengolahan/netralisasi
Pengujian Subtantif
Dapatkan dan Analisa dokumen AMDAL (untuk RSUD Kelas A dan B) yang terdiri dari dokumen ANDAL, RKL dan RPL; atau dokumen UKL dan UPL (untuk RSUD Kelas C dan D); Teliti dengan cermat rencana pemantauan yang tercantum dalam dokumen UKL dan UPL (untuk RS tipe C dan D) dengan tujuan untuk memastikan dampak penting yang harus dipantau, sumber dampak, parameter lingkungan yang dipantau, metode pemantauan, lokasi pemantauan, jangka waktu, dan frekuensi pemantauan; Dapatkan dan analisa dokumen pendukung seperti peta situasi lingkungan, lay out rumah sakit, peta pengelolaan dan pemantauan lingkungan, gambar situs sarana/instalasi pengelolaan limbah, jenis dan karakteristik limbah serta bagan proses kegiatan pengelolaan limbah; Teliti program kerja pemantauan yang dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan laboratorium serta supervisi lingkungan yang dibuat untuk dua tahun anggaran terakhir; apakah apakah program kerja tersebut disusun dengan mengacu pada RKL atau UKL, dan disesuaikan dengan kondisi instalasi serta perkembangan kegiatan pelayanan rumah sakit; Teliti rencana pengelolaan limbah padat yang dimuat dalam RKL atau UKL, dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti jenis limbah padat medis dan non medis serta instalasi penghasil setiap jenis limbah padat medis dan non medis; Dapatkan dan analisa ijin-ijin pengelolaan limbah yang diberikan oleh instansi yang berwenang kepada RSUD seperti ijin pengoperasian sarana pengolahan limbah cair, dan ijin penggunaan incinerator; Dapatkan Dokumen Anggaran dan teliti apakah kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan pengolahan limbah telah dianggarkan. Teliti struktur organisasi (unit/instalasi/tim) yang dibentuk untuk menangani pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan termasuk unit/instalasi/tim pengelola limbah berikut uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang masingmasing pejabat serta petugas tersebut; Dapatkan dan analisa layout sarana pengolahan limbah cair serta minta penjelasan lengkap dari unit/instalasi/tim pengelola limbah untuk mengetahui bagian/instalasi sumber penghasil limbah cair serta jaringan penyalurannya dari sumber ke sarana pengolahan;
Badan Pemeriksa Keuangan 1
Adanya dokumen AMDAL, RKL dan RPL yang wajib dimiliki oleh RSUD Type A dan B atau Dokumen UKL dan UPL yang wajib dimiliki oleh RSUD Type C dan D Adanya Program kerja tahunan atas pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan terkait pengelolaan limbah Terdapat struktur organisasi yang dibentuk untuk menangani pengelolaan limbah
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
Risk-Based Audit
Pengujian Subtantif
Dapatkan dan analisa program kerja tahunan atas pengelolaan limbah serta data alokasi anggaran kegiatan dan pendapatan untuk masing-masing kegiatan pengelolaan limbah tersebut baik anggaran biaya operasi dan pemeliharaan maupun anggaran biaya modal. Lakukan identifikasi apakah limbah cair maupun limbah padat medis dan nonmedis telah dikumpulkan sementara terlebih dahulu secara layak di tempat dimana limbah tersebut dihasilkan sebelum disimpan atau dipindahkan; Periksa dan teliti lebih lanjut apakah limbah padat medis telah ditempatkan dalam tempat pengumpulan seperti kontainer dan/atau kantong plastik dengan tulisan, lambang, dan warna sesuai kategori limbah untuk menghindari kesalahan identifikasi yang dapat menimbulkan terganggunya kesehatan dan keselamatan kerja, serta dalam kondisi aman, kuat dan anti bocor; Periksa apakah bak penampungan sementara limbah cair terutama pada instalasi gizi telah memiliki penyaringan lemak dan partikel padat dan pada instalasi laundry telah memiliki penyaringan buih dan partikel padat; dan teliti lebih lanjut sebab dan akibat yang ditimbulkan jika partikel padat, lemak, buih detergen masuk ke dalam sarana pengolahan limbah (IPAL) Periksa apakah hasil penyaringan lemak dan partikel padat dikumpulkan untuk selanjutnya ditangani menjadi limbah padat non-medis; Periksa pengumpulan limbah padat dan cair pada instalasi khusus seperti: Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi Anatomi, dan Ruang Hemodialisa (pencucian darah), apakah perlakuan khusus terhadap pengumpulan limbah pada instalasi-instalasi dimaksud telah dilaksanakan sesuai ketentuan Teliti lebih lanjut apakah bak kontrol limbah cair telah didesain untuk memudahkan penanggulangan penyumbatan jika limbah cair bercampur dengan limbah padat; dan teliti lebih lanjut sebab akibat jika terjadi penyumbatan Periksa apakah kantong plastik tempat pengumpulan limbah padat medis dan non medis telah diangkat setiap hari (pengambilan limbah dari tempat pengumpulan sementara) atau kurang dari sehari apabila 2/3 bagian telah terisi limbah; Periksa apakah saluran atau jaringan limbah cair dari sumber penghasil limbah sampai ke bak penampungan telah layak secara teknis, memadai, dan aman; Periksa lebih lanjut tempat pengumpulan sementara limbah padat medis apakah tempat pengumpulan segera dibersihkan dan dilakukan disinfeksi setelah dikosongkan, apabila akan dipergunakan kembali.
Badan Pemeriksa Keuangan 2
2.
Apakah proses pengumpulan limbah RSUD telah berjalan efektif dan efisien serta sesuai dengan peraturan perundangan
Adanya SOP/Protap proses pengumpulan limbah dan implementasi atas SOP/Protap tersebut Tanggung jawab masing-masing bagian/instalasi penghasil limbah dalam melaksanakan pengumpulan limbah cair (contoh: bak kontrol lemak di Instalasi Gizi sebelum ke Inlet IPAL) serta limbah padat medis dan non medis
limbah padat bercampur dengan limbah cair; limbah padat medis bercampur dengan nonmedis terjadi kebocoran berupa materi dan bau; kapasitas bak/kontainer/kantong penampungan sementara tidak memadai (tidak kuat atau tidak tahan bocor); terjadi penyumbatan pada saluran menuju inlet IPAL
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
Risk-Based Audit
Pengujian Subtantif
Lakukan observasi di setiap instalasi untuk mengetahui apakah pada setiap kamar atau setiap radius 10 meter dan setiap radius 20 meter pada ruang tunggu terbuka disediakan tempat penyimpanan limbah padat non medis yang terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Periksa pengangkutan limbah padat medis dan non medis dari tempat pengumpulan limbah ke tempat penyimpanan sebelum diolah, apakah dilakukan sesuai jadwal dan tidak terjadi ceceran; Analisa apakah jadwal pemindahan telah memadai jika dibadingkan dengan kapasitas limbah padat yang dihasilkan Teliti apakah alat angkut yang dipakai telah sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen RKL atau UKL yang dituangkan lebih rinci dalam SOP atau Protap, yaitu kereta dorong terbuka untuk limbah padat non-medis dan kereta/ gerobak dari stainless steel tertutup untuk limbah padat medis. Alat angkut tersebut harus dapat menampung limbah secara memadai, didesain untuk mencegah kebocoran, dan dibuat dengan material yang dapat dibersihkan dan didisinfektasi secara efektif. Periksa lebih lanjut sebab dan akibatnya bila alat angkut yang dipakai dan cara pengangkutannya terjadi penyimpangan. Teliti apakah rute spesifik yang ditempuh dalam pemindahan/ transportasi limbah melintasi area pasien dan area bersih lainnya; dan analisa dampak yang ditimbulkan jika pemindahan limbah padat medis melalui area pasien dan area bersih lainnya Lakukan pemeriksaan atas penanganan/pengiriman limbah B3 yang bersifat semi cair (seperti darah) yang penanganannya seperti limbah padat medis, apakah penanganannya/ pengirimannya dilakukan dengan SOP/Protap dan ketentuan yang berlaku. Lakukan observasi untuk mengetahui ketertiban pengangkutan (pengambilan) limbah padat non medis dari TPS di Rumah Sakit ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang dilakukan tidak tertib (tidak setiap hari) dan terjadi penumpukan/ceceran limbah, dan teliti lebih lanjut sebab dan akibatnya terhadap kesehatan di lingkungan sekitarnya; Lakukan pemeriksaan fisik secara mendadak di TPS limbah padat non medis untuk mengetahui dan memastikan bahwa limbah padat yang dibuang di TPS tersebut tidak termasuk limbah padat medis. Bila ditemukan limbah tersebut, teliti lebih lanjut sebab dan akibatnya.
Badan Pemeriksa Keuangan 3
3.
Apakah proses pemindahan limbah padat RSUD telah berjalan efektif dan sesuai dengan peraturan perundangan
Adanya SOP/Protap atas proses pemindahan limbah padat dan implementasi atas SOP/Protap tersebut Upaya pencegahan dan penanggulanga n pencemaran yang terjadi pada saat pemindahan limbah padat Tanggung jawab petugas pemindahan limbah padat medis dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat penyimpanan sebelum diolah atau limbah padat non medis dari TPS ke Tempat
limbah padat medis dan nonmedis tercecer area yang dilewati sewaktu terjadi pemindahan terkontaminasi kerusakan alat pengangkutan salah penanganan dan mengganggu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
Pembuangan Akhir (TPA)
Risk-Based Audit
Pengujian Subtantif
4.
Apakah proses penyimpanan limbah telah berjalan efektif dan sesuai dengan peraturan perundangan
SOP/Protap atas penyimpanan limbah dan implementasi terhadap SOP/Protap tersebut Upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran yang terjadi pada saat penyimpanan Tanggung jawab petugas penyimpanan limbah padat medis sebelum diolah SOP/Protap atas pengolahan dan pembuangan limbah serta implementasi atas SOP/Protap tersebut Pemantauan atas pengolahan limbah dan pembuangan limbah hasil
penumpukan limbah padat medis di tempat penyimpanan terjadinya pengemasan ulang, pemberian/penggunaan kembali untuk pasien, kontaminasi penyakit menular antar pasien, dan ceceran pada saat penyimpanan limbah padat medis (contoh: obat-obatan dan perlengkapan medis yang tidak/telah terpakai) tempat berkembang biaknya bakteri pengumpulan/pengambilan limbah padat medis dan non medis oleh pihak yang tidak berwenang (misalnya pemulung)
Periksa apakah kegiatan penyimpanan limbah telah sesuai dengan SOP/Protap yang mengacu pada RKL atau UKL; termasuk kegiatan penyimpanan limbah padat medis yang berasal dari luar RSUD Teliti tempat penyimpanan sementara limbah padat medis sebelum diolah di incinerator, apakah telah disimpan secara layak pada ruangan/bak/kontainer tertutup yang kuat dan anti bocor serta diberi tanda bahaya biohazard Teliti apakah tempat penyimpanan limbah padat medis telah dibuat batas yang jelas dan tidak dapat diakses selain petugas yang berwenang Periksa jika terjadi penyimpanan limbah padat medis terlalu lama karena tidak sesuai dengan jadwal pembakaran pada incinerator, serta terjadi penumpukan limbah padat medis, serta tidak memperhitungkan kapasitas limbah padat medis; dan analisa sebab dan akibatnya terhadap lingkungan atas penyimpanan limbah padat medis yang tidak layak Periksa apakah terdapat pihak-pihak tidak berwenang (seperti pemulung) yang melakukan kegiatan pengumpulan limbah padat medis dan nonmedis dari tempat sampah maupun tempat penampungan sementara
5.
Apakah proses pengolahan dan pembuangan limbah pada RSUD telah berjalan secara efisien dan efektif serta sesuai dengan peraturan perundangan
Limbah Cair:
Limbah cair:
Komponen pengolahan tidak berfungsi Khlorinasi/desinfeksi tidak berlangsung optimal (jika pemberian disinfektan terlalu sedikit masih terdapat kuman berbahaya, jika terlalu banyak akan menghambat kerja bakteri pengurai) Aerasi tidak berlangsung
Periksa apakah limbah cair non-medis yang berasal dari dapur/gizi dan laundry telah dilakukan klasifikasi berdasarkan tinggi rendahnya kadar BOD dan COD nya. Apabila sudah, teliti lebih lanjut apakah air limbah tersebut telah disalurkan ke salah satu saluran pembuangan, misalnya: IPAL, saluran ke septic tank, saluran pematusan yang menyatu air hujan, atau saluran pembuangan penampungan lain. Teliti bagaimana pembuangannya ke tempat penampungan lain. Perhatikan bahwa tidak diperbolehkan apabila saluran air hujan digunakan untuk saluran pembuangan air limbah. Lakukan pengujian BOD dan COD oleh tenaga ahli laboratorium independen pada penampungan sementara limbah cair non-medis pada instalasi gizi dan laundry; analisa sebab dan akibat bila di atas baku mutu
Badan Pemeriksa Keuangan 4
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
olahan Hasil uji laboratorium atas limbah hasil olahan Upaya pencegahan dan penanggulanga n pencemaran yang terjadi saat pengolahan dan pembuangan limbah Tanggung jawab petugas pengolahan dan pembuangan limbah
Risk-Based Audit
optimal Sedimentasi akan mengurangi kapasitas bak pengolah Parameter limbah cair olahan (effluent) melebihi baku mutu Parameter lumpur kering residu IPAL melebihi baku mutu limbah cair berlebih dibandingakan kapasitas sarana pengolah air limbah (IPAL) atau overflow pencemaran badan air dan pencemaran udara di sekitar IPAL
Pengujian Subtantif
Analisa sebab dan akibat jika ada saluran pembuangan air hujan yang menyatu dengan saluran pematusan di dalam komplek Rumah Sakit. Dapatkan informasi mengenai pelimpahan yang terjadi pada musim hujan dan tanyakan tinggi genangan maksimal dan apakah ada pencemaran yang terjadi karena genangan tersebut. Teliti apakah pada saluran pematusan telah dipasang alat ukur debit atau laju air limbah dan teliti apakah alat ukur tersebut telah digunakan sebagai dasar untuk mencatat debit harian limbah cair dan dilaporkan kepada yang berwenang dhi. Bapedalda, Dinas Kesehatan dan/atau Dinas Lingkungan Hidup; Periksa apakah semua limbah cair medis termasuk limbah cair beracun dan infeksius serta limbah tinja telah disalurkan melalui pipa khusus atau instalasi khusus yaitu Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) jika tidak ada bagaimana limbah tersebut disalurkan oleh Rumah Sakit; Lakukan analisa kapasitas instalasi pengolahan air limbah, apakah instalasi pengolahan air limbah yang ada dapat menampung seluruh limbah cair yang dihasilkan rumah sakit berdasarkan tingkat dan indikator hunian seperti: jumlah tempat tidur; BOR (Bed Occupancy Ratio/Rasio Pemakaian Tempat Tidur); jumlah maksimal limbah cair per tempat tidur per hari yaitu 0,5m3/bed/day berdasarkan perhitungan International Code Plumbing dan Environmental Engineering; dan kapasitas IPAL RSUD; selanjutnya analisa sebab akibat jika debit air limbah melebihi kapasitas IPAL (overflow). Periksa apakah proses penyaringan (fisik), aerasi (biologi) , sedimentasi, serta khlorinasi (kimiawi) pada instalasi pengolahan air limbah diterapkan secara memadai untuk limbah cair; selanjutnya analisa sebab akibat jika proses tersebut tidak/kurang dilakukan. Lakukan pengambilan sampel pemeriksaan atas limbah masukan (influent) pada inlet IPAL dan limbah olahan (effluent) pada outlet IPAL dan lumpur kering residu IPAL dengan bantuan tenaga ahli laboratorium independen, lengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Sampel Limbah Cair; Lakukan pengujian dan analisa bersama dengan tenaga ahli laboratorium independen terhadap sampel limbah cair tersebut berdasarkan parameter limbah cair seperti: pH, suhu, BOD (Biological Oxygen Demand/Kebutuhan Oksigen Biologis), COD (Chemical Oxygen Demand/Kebutuhan Oksigen Kimiawi), Phospat (PO4), Ammonia (NH3), TSS (Total Suspended Solution/Total Zat Tersuspensi), dan Total Coliform, lengkapi dengan Berita Acara analisa bersama ataupun hasil pengujian dari laboratorium penguji;
Badan Pemeriksa Keuangan 5
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
Risk-Based Audit
Pengujian Subtantif Lakukan pengujian dan analisa bersama tenaga ahli laboratorium independen terhadap sampel lumpur kering
Lakukan pengujian dan analisa bersama dengan tenaga ahli laboratorium independen terhadap parameter tingkat kebauan, seperti: Ammonia (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S) di sekitar IPAL (udara ambient) atau fasilitas umum/RSUD yang terdekat dengan IPAL atau tempat yang sesuai dengan observasi dan pertimbangan profesional auditor, lengkapi dengan Berita Acara analisa bersama ataupun hasil pengujian dari laboratorium penguji; Analisa sebab dan akibat jika parameter limbah cair dan tingkat kebauan tersebut tidak sesuai dengan baku mutu; Lakukan pengambilan sampel atas air permukaan (jika RSUD menggunakan air permukaan seperti air sumur bor untuk keperluan RSUD) dengan bantuan tenaga ahli laboratorium independen guna mengetahui apakah pengelolaan limbah cair telah menurunkan kualitas air permukaan, lengkapi dengan Berita Acara pengambilan sampel atas air permukaan; Lakukan pengujian dan analisa bersama dengan tenaga ahli laboratorium independen terhadap parameter air permukaan seperti: suhu, residu terlarut, residu tersuspensi, pH, BOD, COD, DO (Dissolved Oxygen/Oksigen Terlarut), Ammonia, Phospat, serta parameter lain sesuai dengan ketentuan, lengkapi dengan Berita Acara analisa bersama ataupun hasil pengujian dari laboratorium penguji; Analisa sebab dan akibat jika parameter air permukaan tersebut tidak sesuai dengan baku mutu; Periksa kegiatan pemeliharaan sarana pengelolaan limbah cair yaitu: bak kontrol/penampungan, saluran perpipaan, inlet IPAL, komponen-komponen IPAL dan outlet IPAL; selanjutnya analisa sebab dan akibat jika pemeliharaan tersebut dilakukan tidak optimal serta sebab dan akibat jika komponen-komponen tersebut mengalami kerusakan atau tidak berfungsi normal. Periksa pengelolaan limbah cair radioaktif sejak penampungan di setiap instalasi yang menggunakan zat radioaktif, pengolahan, penyimpanan dan pembuangannya, apakah telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan memperhatikan ketentuan serta SOP/Protap yang berlaku
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
Risk-Based Audit
tidak dilakukan pemusnahan pemusnahan tidak dilakukan pada incinerator incinerator/tempat pemusnahan tidak terisolir/dekat dari instalasi rawat jalan/inap, pemukiman atau fasilitas RSUD lainnya incinerator tidak layak/tidak berfungsi/kurang berfungsi sehingga menimbulkan pencemaran incinerator juga digunakan untuk mengolah limbah padat non medis parameter emisi hasil pembakaran pada incinerator melebihi baku mutu pembuangan abu/debu incinerator yang masih mengandung logam berat atau B3 tidak layak sehingga masih menimbulkan pencemaran
Pengujian Subtantif
Lakukan pemeriksaan fisik lokasi pengelolaan limbah padat medis berupa incinerator dan/atau tempat pembakaran untuk membuktikan bahwa lokasinya berada pada area bebas banjir dan jarak antara lokasi dengan fasilitas RSUD dan fasilitas umum lebih dari 50 meter. Selain itu, teliti apakah persyaratan-persyaratan berikut telah terpenuhi:
Memiliki sistem penjagaan sesuai dengan SOP/Protap sistem penjagaan RSUD selama 24 jam Mempunyai penerangan yang memadai Memiliki tanda peringatan yang mudah terlihat dari jarak 10 meter Mempunyai peralatan penanggulangan darurat dan menyediakan peralatan yang menjamin Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Memiliki tempat penampungan sementara sebelum limbah padat medis dibakar di incinerator Lakukan observasi atas kondisi fisik dan kelayakan operasi incinerator dan bandingkan dengan dokumen yang menjelaskan spesifikasi incinerator serta manual tata cara pemeliharaan dan pengoperasian incinerator; selanjutnya, analisa sebab dan akibat jika kondisi fisik dan kelayakan operasi incinerator tidak sesuai dengan ketentuan; Lakukan observasi dan teliti apakah incinerator juga digunakan untuk mengolah limbah padat non medis, jika ya, teliti sebab dan akibatnya, apakah ada kemungkinan karena tidak adanya pemisahan limbah padat medis dan non medis pada saat pengumpulan maupun pengangkutan limbah Lakukan pengambilan sampel atas emisi cerobong incinerator dibantu oleh tenaga ahli laboratorium independen, lengkapi dengan Berita Acara Pengambilan Sampel; Lakukan pengujian dan analisa bersama dengan tenaga ahli laboratorium independen terhadap parameter emisi cerobong incinerator, seperti parameter bukan logam yaitu: Ammonia (NH3), Gas Klorin (Cl2), Hidrogen Klorida (HCl), Hidrogen Fluorida (HF), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S), opasitas atau kepekatan, partikel; serta parameter logam berat yaitu: Air Raksa/Hidrargirum (Hg), Arsen (As), Antimon/Stambum (Sb), Cadmium (Cd), Seng/Zinc (Zn) dan Timah Hitam/Plumbum (Pb), lengkapi dengan Berita Acara analisa bersama ataupun hasil pengujian dari laboratorium penguji; Analisa sebab dan akibat jika parameter emisi cerobong incnerator tersebut
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
Risk-Based Audit
melebihi baku mutu;
Pengujian Subtantif
Lakukan pengujian dan analisa atas udara ambien oleh tenaga ahli laboratorium independen di sekitar incinerator atau fasilitas umum/RSUD yang terdekat dengan incinerator atau tempat yang sesuai dengan observasi dan pertimbangan profesional auditor terhadap parameter udara ambien seperti parameter: Sulfur Dioksida (SO2), Carbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), O3 (Oksidan atau ozon di permukaan), Hidrokarbon (HC), partikel, debu total, debu jatuh dan logam berat Timah Hitam (Pb) lengkapi dengan Berita Acara Analisa bersama ataupun hasil pengujian dari laboratorium penguji; Analisa sebab dan akibat jika parameter udara ambien tersebut melebihi baku mutu; Lakukan pengambilan sampel atas abu/debu hasil pembakaran pada incinerator dibantu oleh tenaga ahli laboratorium independen lengkapi dengan Berita Acara pengambilan sampel; Lakukan pengujian dan analisa bersama dengan tenaga ahli laboratorium independen terhadap parameter logam berat yang terkandung dalam abu/debu incinerator seperti contoh: Besi/Ferrum (Fe), Chrom (Cr), Cobalt (Co), Aluminium (Al), Mangan (Mn), Air Raksa/Hidrargirum (Hg), Arsen (As), Antimon/Stambum (Sb), Cadmium (Cd), Seng/Zinc (Zn) dan Timah Hitam/Plumbum (Pb);Timah Hitam (Pb) lengkapi dengan Berita Acara Analisa bersama ataupun hasil pengujian dari laboratorium penguji; Periksa cara penanganan abu/debu incinerator yang tidak boleh dibuang ke TPA tetapi harus disimpan atau ditimbun (landfilling) sesuai dengan peraturan perundangan; selanjutnya analisa sebab dan akibat jika debu/abu incinerator tidak ditangani sesuai dengan ketentuan. Lakukan pemeriksaan untuk mengetahui pelaksanaan dari program kerja pemantauan lingkungan/ pemeriksaan laboratorium tersebut. Dapatkan dan pelajari dokumen hasil kegiatan pemantauan tersebut antara lain: a. b. Pemantauan atas pengelolaan limbah medis dan non medis Pemeriksaan air limbah (inlet dan outlet IPAL) Bandingkan hasil kegiatan itu dengan program kerja, apakah tidak terjadi penyimpangan, baik jadwal waktu, lokasi pemantauan, parameter yang dipantau maupun frekuensi pemantauannya. Bila terjadi penyimpangan, teliti lebih lanjut sebab dan akibatnya.
Badan Pemeriksa Keuangan 8
6.
Apakah proses pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah RSUD telah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Standard Operating Prosedure atas pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
Tidak tersedianya SOP pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah Tidak tersedianya biaya pemeliharaan, perbaikan dan penambahan kapasitas pengelolaan limbah. Tidak dilakukannya pemeriksaan air limbah (inlet
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
untuk air limbah, emisi insenerator dan udara ambien. Personil pengelola limbah yang mempunyai kecakapan dalam memantau dan mengawasi proses pengelolaan limbah
Risk-Based Audit
dan outlet) emisi insenerator dan udara ambien secara berkala kepada laboratorium setempat. Kekurangan personil dalam tim/unit pengelola limbah yang melakukan pemantauan dan pengawasan. Tidak ada laporan yang dibuat terkait kegiatan pengelolaan limbah.
Pengujian Subtantif
Teliti seluruh hasil kegiatan pemantauan dan pemeriksaan laboratorium selama dua tahun anggaran terakhir dan apakah hasil tersebut telah diperbandingkan sebagai landasan untuk evaluasi. Bila sudah, dapatkan hasil evaluasi tersebut dan teliti apakah hasil evaluasi itu telah efisien dan efektif dalam pengelolaan lingkungan Periksa apakah telah dilakukan tindak lanjut untuk perbaikan terhadap hasil pemantauan/ pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan penyimpangan baku mutu dan yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Bila belum dilakukan tindak lanjut, teliti sebab dan akibatnya. Lakukan pemeriksaan untuk membuktikan bahwa tim/instalasi/unit pengelola limbah telah memenuhi kewajiban menyampaikan laporan hasil pemantauan selama berkala (triwulanan) kepada pihak yang membawahi unit/instalasi/tim tersebut, contoh; Wakil Direktur. Lakukan pemeriksaan terhadap laporan yang disusun oleh unit/instalasi/tim pengelola limbah tersebut, apakah dipelajari oleh pihak yang membawahi unit/instalasi/tim tersebut dan dijadikan dasar pelaporan dari Direktur RSUD kepada instansi pengendali dampak lingkungan setempat. Teliti apakah instansi tersebut pernah memberikan teguran atas kelalaian dalam penyampaian laporan. Dapatkan informasi dari instansi pengendali dampak lingkungan di daerah dhi. Bapedalda Propinsi/Kabupaten/Kota mengenai pengelolaan dampak lingkungan pada rumah sakit yang diperiksa dan pemberian ijin pengelolaan limbah. Bila ijin pengelolaan limbah tidak ada, teliti lebih lanjut alasannya. Teliti keberadaan personil yang melakukan pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah. Bila tidak ada, teliti lebih lanjut sebab akibatnya. Tanyakan apakah personil yang melakukan pemantauan dan pengawasan tersebut telah mendapatkan pelatihan pengelolaan limbah khususnya penanganan limbah B3 Lakukan wawancara dengan masyarakat sekitar apakah ada keluhan terhadap pencemaran lingkungan di sekitar badan air dan tempat pemukiman serta apakah ada keluhan dan pengaduan masyarakat kepada pihak yang terkait/berwenang. Bila ada, teliti lebih lanjut apakah tim/instalasi/unit pengelola limbah telah mengawasi dan menanggulangi kondisi tersebut. Teliti masa berlaku ijin atas pengelolaan limbah dari instansi tekait
Badan Pemeriksa Keuangan 9
Direktorat Litbang
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
Risk-Based Audit
Pengujian Subtantif
Kesesuaian perijinan yang diterbitkan dengan kelengkapan pengolah limbah yang dimiliki. Lakukan pengujian atas kecukupan anggaran dan realisasi biaya untuk mengelola limbah cair dan padat medis dalam setiap tahapan proses serta biaya pemeliharaan dan perbaikan atau penambahan kapasitas pengelolaan limbah Perhatikan spesifikasi incinerator yang digunakan (serta dapatkan manual guide), untuk memastikan bahwa mesin pengolah limbah tersebut di operasikan dan di rawat dengan baik. Uji ke anggaran perawatan/pemeliharaan. Dikaitkan dengan manajemen asset, teliti dokumen hibah/pinjampakai atas mesin pengolahan limbah yang berasal dari hibah dan atau hanya bersifat pinjam pakai. Uji lagi ke anggaran realisasi biaya perawatan/pemeliharaan. Dapatkan daftar hasil pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah, teliti apakah hasil pengadaan tersebut telah sesuai dengan rencana yang diusulkan oleh tim/instalasi/unit pengelola limbah tahun anggaran yang diperiksa; apakah terdapat rencana pengadaan barang yang tidak dapat dilaksanakan, bila ada tanyakan penyebabnya Periksa apakah prosedur pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur pengadaan barang dan jasa bagi instansi pemerintah. Lakukan analisis terhadap kewajaran harga atas pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah, apakah telah sesuai dengan harga pasar atau standarisasi harga yang dibuat oleh pemerintah. Lakukan pemeriksaan fisik terhadap barang yang dibeli baik kualitas maupun kuantitasnya. Jika terdapat perbedaan dengan spesifikasi dalam kontrak, apakah telah dilakukan pengawasan dan pemeriksaan oleh tim/panitia pemeriksa barang. Bandingkan antara realisasi keuangan dan realisasi fisik atau non fisik apakah dana yang dikeluarkan sebanding dengan hasil yang dicapai (efektivitas pencapaian sasaran). Telaah apakah sarana dan prasarana pengelolaan limbah yang diadakan telah dimanfaatkan secara optimal dan jika tidak, teliti kendala-kendala yang dihadapi, antara lain tenaga operator, daya dan komponen pendukung lainnya Periksa apakah biaya pemeliharaan yang dianggarkan mendukung pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah dan telah direalisasikan sesuai
Badan Pemeriksa Keuangan
7.
Apakah proses pengadaan barang dan jasa untuk pengelolaan limbah RSUD telah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Perencanaan anggaran pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah telah disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan limbah telah memperhitungk an nilai ekonomis, efisiensi dan efektivitas.
Sarana pengelolaan limbah yang telah diadakan tidak dimanfaatkan. Kemahalan harga pengadaan. Ketidaksesuaian antara spesifikasi pekerjaan dalam kontrak dengan yang sebenarnya.
Direktorat Litbang 10
Lampiran 3.7
No.
Tujuan Pengujian
Area Kunci
Risk-Based Audit
peruntukannya.
Pengujian Subtantif
Direktorat Litbang 11
Lampiran 4.1
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Review Sheet Ketua Tim No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal
NIP ..
Direktorat Litbang
Lampiran 4.1
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Review Sheet Pengendali Teknis No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal
NIP ..
Direktorat Litbang
Lampiran 4.1
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Review Sheet Penanggung Jawab No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal
NIP ..
Direktorat Litbang
Lampiran 4.2
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
Keterangan: Kolom kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan diisi dengan membubuhkan tick mark () pada kolom yang tepat.
Direktorat Litbang
Lampiran 4.2
Direktorat Litbang
Lampiran 4.3
LEMBAR KENDALI PENYELESAIAN LAPORAN Tanggal pemeriksaan dimulai Tanggal pemeriksaan selesai Tanggal TP ditandatangani Tanggal pembahasan TP selesai
Proses Penyelesaian KHP
: : :
: : : :
Rekapitulasi jumlah hari penyelesaian KHP
No
1. 2. 3.
: : : Penanggung Jawab : ..
.., , 20. Penanggung Jawab di NIP Keterangan : Kolom pada Proses Penyelesaian KHP diisi dengan tanggal saat terakhir penyelesaian pada setiap penanggung jawab yang bersangkutan Satu kolom berisi satu tanggal
Direktorat Litbang
Lampiran 4.4
Lampiran 4.4
Pendahuluan: Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten. Untuk itu, dikembangkan suatu Reviu Pengendalian dan Penjaminan Mutu. Pereviu tidak dibatasi pada unsur-unsur yang dimasukkan di dalam checklist ini dan segala hal yang mungkin mempunyai dampak terhadap kualitas pemeriksaan harus dipertimbangkan. Apabila temuan dari pertanyaan tertentu positif, berikan tanda tick () pada kolom Ya. Apabila temuannya negatif, berikan tanda tick () pada kolom tidak, disertai dengan alasan/penjelasan yang memadai dalam kolom yang disediakan. Selain itu perlu dibuat suatu rujukan baik pada risalah pembahasan temuan dengan manajemen atau pada laporan final QAR (Quality Assurance Reviu). Apabila pertanyaannya tidak dapat diterapkan, berikan tanda tick () pada kolom Tidak ada, disertai dengan penjelasan yang memadai. Seluruh pertanyaan sedapat mungkin harus diberikan rujukan pada KKP yang berkaitan dalam file pemeriksaan tersebut. Checklist Perencanaan Pemeriksaan Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu perencanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini: Uraian/Langkah Kerja Apakah perencanaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan kebijakan pemeriksaan, SPKN, panduan pemeriksaan dan praktek yang berlaku di BPK; Apakah ada informasi relevan terkait ketentuan/peraturan perundangundangan yang berdampak secara signifikan pada tujuan pemeriksaan; Apakah dilaksanakan pemahaman entitas yang diperiksa untuk membantu perencanaan pemeriksaan; Apakah tujuan dan lingkup pekerjaan pemeriksaan telah ditentukan; Apakah ada sumber informasi seperti media, temuan aparat pemeriksaan internal, inspeksi dan badan pengatur lain, saran DPR/DPRD, DPD, permintaan pemerintah dan pihak lain sebagai latar belakang pemeriksaan; Ya Tidak Tidak Ada Ref. KK Keterangan
Lampiran 4.4
Uraian/Langkah Kerja Apakah prosedur pemeriksaan telah dibuat secara memadai; Apakah masalah penting yang diketahui pada saat perencanaan pemeriksaan telah diungkapkan; Apakah seluruh anggota tim pemeriksa memiliki pemahaman yang jelas dan konsisten mengenai program pemeriksaan; Apakah program pemeriksaan telah meliputi tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya ; Apakah telah dilakukan evaluasi terhadap SPI entitas yang diperiksa; Apakah elemen-elemen kunci sistem pengendalian dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang wajib dipatuhi oleh entitas yang diperiksa telah teridentifikasi; Apakah risiko audit telah ditetapkan; Apakah metode uji petik telah ditentukan; Apakah prosedur analisis telah diterapkan secara tepat; Apakah konsultan atau tenaga ahli diperlukan;
Ya
Tidak
Tidak Ada
Ref. KK
Keterangan
Apakah konsultan atau tenaga ahli dipilih dengan tepat; Apakah anggaran dan penjadwalan waktu untuk pemeriksaan telah ditentukan; Apakah sumber daya manusia yang diperlukan bagi pelaksanaan pemeriksaan memenuhi kriteria kompeten , independen, dan memiliki integritas ; Apakah terdapat prosedur lain dan praktek yang dipergunakan dalam tahap perencanaan pemeriksaan;
Checklist Pelaksanaan Pemeriksaan Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini:
Lampiran 4.4
Uraian/Langkah Kerja Apakah semua tahap pemeriksaan sudah dilaksanakan sebagaimana direncanakan dan disetujui; Apakah terdapat penjelasan yang memadai untuk langkah-langlah dalam P2S yang tidak dilaksanakan; Apakah terdapat persetujuan yang sepatutnya untuk deviasi signifikan dari pelaksanaan P2S; Apakah sumber daya (waktu, kemampuan personil, dan biaya) untuk pemeriksaan sebagian besar sesuai dengan yang telah direncanakan; Apakah teknik dan prosedur pemeriksaan yang yang dipergunakan telah tepat untuk mencapai tujuan pemeriksaan Apakah pengujian-pengujian yang dipergunakan telah tepat untuk mengevaluasi keandalan pengendalian intern dan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan;
Ya
Tidak
Tidak Ada
Ref. KK
Keterangan
Apakah prosedur analitikal yang digunakan telah tepat; Apakah prosedur analitikal yang digunakan dapt menjamin keandalan, obyektivitas dan mutu data pendukung yang relevan; Apakah metode sampling yang digunakan sesuai dengan SPKN dan panduan manajemen pemeriksaan BPK; Apakah P2S yang dibuat telah memadai untuk perolehan bukti yang memadai;
Apakah semua pertanyaan yang timbul selama pemeriksaan telah diselesaikan sepatutnya; Apakah kertas kerja yang memadai telah diperoleh mengenai: evaluasi sistem pengendalian intern; pemeriksaan prosedur yang rutin; pengujian pengendalian, evaluasi risiko, penentuan materialitas; reviu analitikal dan pengujian kepatuhan; pengujian substantif
Lampiran 4.4
Uraian/Langkah Kerja Apakah KKP telah memuat referensi silang; Apakah checklist penyelesaian pemeriksaan terinci telah diselesaikan dengan lengkap, disetujui dan didukung bukti yang memadai; Apakah pemeriksaan telah memuat bukti kompeten tentang ketentuan peraturan perundangan-undangan yang dilanggar, dampak pelanggaran terhadap keuangan negara, estimasi (potensi) kerugian keuangan, simpulan dan rekomendasi; Apakah pekerjaan konsultan dan tenaga ahli lain telah dipantau sepatutnya dan hasil pekerjaannya mendukung simpulan pemeriksaan; Apakah prosedur lain dan praktik yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan memadai;
Ya
Tidak
Tidak Ada
Ref. KK
Keterangan
Checklist Pelaporan Pemeriksaan Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini: Uraian/Langkah Kerja Apakah pelaporan sesuai dengan SPKN dan PMP; Apakah bentuk dan isi laporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yaitu mengenai judul, tandatangan, tanggal, tujuan, lingkup pekerjaan, alamat yang dituju, dasar hukum, ketepatan waktu penyampaian laporan dan lain sebagainya; Ya Tidak Tidak Ada Ref. KK Keterangan
Lampiran 4.4
Uraian/Langkah Kerja defisiensi, dan masalah yang tidak biasa telah diidentifikasi sepatutnya, didokumentasi dan telah diselesaikan dengan memuaskan; Apakah laporan pemeriksaan final telah memuat semua hal yang mencerminkan tujuan pemeriksaan; Apakah observasi dan simpulan dalam laporan telah didukung dan didokumentasikan dengan baik untuk meyakinkan kelengkapan, akurasi dan validitas kertas kerja;
Ya
Tidak
Tidak Ada
Ref. KK
Keterangan
Lampiran 4.4
Ya
Tidak
Tidak Ada
Ref. KK
Keterangan