Está en la página 1de 9

Amfibia (Katak)

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembap dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. 1. Amfibia mempunyai ciri-ciri:

tubuh diselubungi kulit yang berlendir merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm) mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

2. Klasifikasi/hewan Amfibia Amphibi dapat dibagi menjadi beberapa ordo: 1. Ordo bymnofora / opoda (amphibia tidak berkaki tetapi memiliki ekor) Species : ular, cacing (ichtyo phisgentmosus) 2. Ordo anura/solienta (amphibia tidak berekor tetapi memiliki kaki) Famili : Ranidae Species : Katak buduk, katak hijau (Kamacun crivoras) Familia : hyhidae Species : katak pohon (hyla SP) 3. Ordo wodela / candata (amphibia yang berekor dan berkaki) Familia : pretidae Species : aning lumpru (necturus onaculanu) Familia : crypto bran chidae Species : solomonder air (ripto bronchus akeganiesis) Peranan - Digunakan untuk kedokteran sebagai penguat denyut jantung - Untuk tes kehamilan - Keperluan praktikum zoologi bagi siswa dan mahasiswa - Membantu membinasahkan nyamuk - Untuk dikonsumsi - Sebagai natural biological control. 3. Habitat Amphibia merupakan hewan yang dapat hidup pada dua habitat, yaitu darat dan air, namun tidak semua jenis Amphibia hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di air dan ada yang hanya di darat. Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis. Hewan ini bernafas dengan insang dan paru-paru dan memiliki suhu badan poikiloterm, berkembang biak dengan bertelur (ovipar) dan pembuahan terjadi di luar tubuh (eksternal).

4. Alat Gerak, jumlah dan cara bergerak Secara umum katak jumlah jari tungkai depan biasanya empat jari dan tungkai belakang lima jari. Pada tungkai belakang memanjang yang berpotensi untuk melompat. Kadangkadang dijumpai jari tambahan sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang-tulang keras yang digunakan untuk menggali tanah sebagai tempat bersembunyi (Radiopoetro, 1996: 474). Terdapat lipatan-lipatan kulit tipis memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil atau pematang. Kaki dengan selaput renang yang penuh sampai ke ujung jari, kecuali pada jari kaki keempat. Bintil metatarsal tunggal, terdapat di sisi dalam (pangkal jari pertama) kaki, memanjang bentuknya. Kodok yang bertubuh kecil sampai agak besar, gempal, dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar. 5. Sistem Pencernaan dan Makanannya Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi: 1.Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, 2.Esofagus; berupa saluran pendek, 3.Ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus, 4.Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. 5.Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan 6.Kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam fentriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan. Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim

atau verment, yang merupakan katalisator. Tiap tiap enzim merubah sekelompok zat makanan manjadi ikatan ikatan yang lebih sederhana. Enzim yanbg dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasam kan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristalis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum major menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus. Kodok memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut. Semua amfibi adalah karnivora. Makanannya terutama terdiri dari Arthropoda, cacing dan larva serangga, terutama untuk jenis kecil. Jenis yang lebih besar dapat memakan binantang yang lebih kecil, seperti ikan kecil, udang, kerang, katak kecil atau katak muda, dan bahkan kadal kecil. Namun kebanyakan berudu katak adalah herbivora, kecuali berudu Kaloula dan Kalophrynus sama sekali tidak makan, dan sepenuhnya mendapat makanan dari kuning telur yang tersedia. Berudu Occidozyga bersifat karnivora, terutama memakan larva serangga dan cacing tanah. Berudu biasanya makan di dasar perairan dan beberapa jenis mencari makan di permukaan air. 6. Sistem Pernafasan Proses pernapasan pada katak dibedakan berdasarkan usianya, dikarenakan alat pernapasannya yang berbeda antara katak muda dan katak dewasa. Perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Saat masih berudu, katak menggunakan insang untuk mengambil dan mengeluarkan oksigen. 2. Pada umur kira-kira 12 hari, katak akan menggunakan insang dalam sebagai alat pernapasan. 3. Sesudah dewasa, alat pernapasan insang akan diganti dengan paru-paru. .Bentuk paru-paru katak Paru-paru katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.

.Proses pernapasan pada katak

Katak dapat bernapas di dua tempat, yaitu di air dan di darat. Pada saat di air, katak bernapas menggunakan permukaan kulitnya. Selain itu, katak juga menggunakan alat pernapasan rongga mulut yang berupa glotis. Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paruparu (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit. Pada tubuh katak, tulang rusuk dan sekat diafragma tidak dapat temui perannya dalam pernapasan. Akan tetapi, peran tersebut digantikan oleh otot rahang bawah, otot sterno hioideus, otot genio hioideus, dan otot perut. Saat menggunakan paru-paru, mekanisme pernapasan katak berlangsung dalam dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Masing-masing fase ini terjadi dalam keadaan mulut tertutup. Fase yang terjadi pada proses pernapasan katak, adalah sebagai berikut : Fase Inspirasi Fase inspirasi diawali dengan tertutupnya celah tekak dan mulut. Selanjutnya otot rahang bawah mengendur dan otot sterno hioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut membesar. Keadaan tersebut membuat, udara dari luar masuk ke dalam rongga mulut dan hulu tenggorokan melalui koane. Kemudian, sekat akan menutup koane. Oleh kontraksi otot rahang bawah dan otot genio hioideus, rongga mulut menjadi kecil. Akibatnya, tekanan di dalam rongga mulut menjadi besar. Adanya perbedaan tekanan

udara, membuat udara masuk menuju celah-celah yang terbuka (faring) dan dilanjutkan menuju paru-paru. Oleh karenanya, pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi. Fase Ekspirasi Fase ekspirasi akan terjadi bila otot rahang bawah mengendur, sementara otot sterno hioideus dan otot perut berkontraksi. Akibatnya, udara dalam paru-paru tertekan keluar. Udara tersebut akan masuk ke dalam rongga mulut. Berikutnya, celah tekak menutup dan koane membuka. Otot rahang bawah berkontraksi dan diikuti otot genio hioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut menjadikan karbon dioksida keluar dari tubuh katak. 7. Sistem Peredaran darah Sistem Peredaran darah tertutup Katak / Amphibia - Alat sirkulasi darah katak terdiri atas jantung, arteri, vena, kapiler, dan sinus venosus. Lihat Gambar 5.18. Jantung terdiri dari 3 ruangan yaitu atrium kiri, atrium kanan, dan satu ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat sekat. Antara atrium kanan dan kiri terdapat katup. Sinus venosus terletak di sebelah dorsal jantung.

Perhatikan Gambar 5.19. Aliran darah diawali dari seluruh tubuh yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui vena kava. Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus dan akan masuk ke atrium kanan, dan menuju ventrikel, lalu dipompa menuju paru-paru. Selanjutnya, darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri dan menuju ventrikel. Selain dari paru-paru, O2 juga dapat diperoleh melalui kapiler-kapiler di bawah kulit. O2 ini masuk ke dalam kulit secara difusi. Jadi, di dalam ventrikel kedua jenis darah bercampur. Selanjutnya, darah kaya O2 dari ventrikel dipompa menuju arteri untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kulit amfibi juga berperan sebagai alat pernapasan. Oksigen masuk melalui kulit secara difusi, ke kapilerkapiler di bawah kulit. Darah beredar dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung. Selain itu, juga terjadi aliran darah dari jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung.

8. Sistem Reproduksi a. Organ Reproduksi Organ reproduksi katak jantan berbeda dengan katak betina. Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak disebelah atas ginjal. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggntungnya yang disebut mesovarium. b. Metamorvosis Katak Kelompok ampibi misalnya katak, merupakan jenis hewan ovivar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air dengan menyemprotkan sel-sel gametnya keluar tubuh(frandson rd,1992). Setiap ovum yang keluar akan dilapisi selaput telur (membrane vitelin). Sebelumnya ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepsang akan ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovun dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat kantung yang mengembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduknya berkelok-kelok dan bermuara pada kantong kloaka. Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Seperma yang di hasilkan berjumlah sepasang dan di salirkan kedalam vasdeverens. Vas deveren katak jantan bersatu dengan ureter . Dari vasdeveren sperma lalu bermuara ke kloaka. Setelah terjadi vertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang dibuahi kemudian akan berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivore. Yang kemudian berkembang menjadi insektivora. Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, ekor semakin memendek dan akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorphosis katak selesai. Sistem Endokrin -Pengertian sistem endokrin Sistim endokrin adalah sistem control kelenjar tanpa saluran (ductles) yang menghasilakn hormone yang tersilkurasi ditubuh untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormone bertindak sebagai pembawa pesan dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnnya akan menerjemahkan pesan tersebut menjadi suatu tundakan. -Beberapa kelenjar endokrin Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang di sebut hormone. Fungsinya mengatur dam mengontrol fungsi-fingsi tubuh, merangsang baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifkan beracam-macam jaringan dan berpengaruh pada tingkah laku mahluk. Pada daar otak terdapat glandula pituitaria, bagian anterior ini pada larvamenghasilkan hormone pertumbuhan. Hormone ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan hormone yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel

kelamin. Bagian tengah akan menghasilkan akan menghasilkan hormone intermedine yang mempunyai pebufon dalam pengaturan kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormone yang mengatur paengambilan air. Glandulae piroydea yang terdapat dibelakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormone thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen) pada permukaan ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya berlawanan dengan insulin(mengubah glikogen menjadi glukosa). (Kastak and Schusterman, 1998). Sistem Syaraf Sistem syaraf pada katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat tersusun atas otak dan tali spinal. Sedangkan saraf tepi terdiri atas syaraf cranial, syaraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh dua membrane yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiameter yang batasan dengan jaringan syaraf 9. Sistem Ekskresi Organ Sistem Ekskresi Amphibia (Katak). Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak jantan memiliki saluran ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di kloaka. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan, juga menjadi salah satu organ yang sangat berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuhnya. Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia kekurangan cairan jika terlalu lama berada di darat. Begitu pula jika katak berada terlalu lama dalam air tawar. Air dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke dalam jaringan tubuh melalui kulitnya.

Sistem ekskresi pada Amphibia dibandingkan sistem ekskresi pada ikan air tawar. Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi air di sekitarnya. Ketika berada dalam air dengan jangka waktu yang lama, katak mengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun, kandung kemih katak dapat dengan mudah terisi air. Air tersebut dapat diserap oleh dinding kandung kemihnya sebagai cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu yang lama. 10. Suhu Tubuh Hewan berdarah dingin (Poikiloterm) Hewan poikiloterm adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di lingkungan luarnya untuk meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya hanya sedikit. Suhu tubuh hewan ini berubah sesuai dengan suhu lingkungannya. Hewan ini akan aktif bila suhu lingkungan panas dan akan pasif (berdiam di suatu tempat) bila suhu lingkungan rendah.

Hal yang menyebabkan hewan tersebut tidak dapat menghasilkan panas yang cukup untuk tubuhnya adalah karena darah dari hewan poikiloterm ini biasanya bercampur antara darah bersih dan darah kotor. Ini disebabkan karena belum sempurnanya katup pada jantung hewan tersebut. Hewan yang tergolong poikiloterm antara lain : a. Pisces b. Amphibi c. Reptilia 11. Metamorfosis Metamorfosis adalah proses perubahan yang dialami anura (dan juga pada amfibi jenis urodela dan caecilia). Metamorfosis dimulai dari telur dan berakhir pada masa dewasa. Saat mereka meninggalkan bentuk telur, amfibi memiliki ujud larva (kecebong). Saat ini terjadi perubahan anatomi, makanan, dan gaya hidup, perlahan dari tahap awal, yang sepenuhnya di air menjadi hewan yang teradaptasi hidup di darat. Kodok Eropa biasa berkembang dari telur menjadi dewasa dalam waktu sekitar 16 minggu.

Silus hidup katak 1. Tahap telur Telur kodok ditutupi dengan kapsul mirip agar-agar yang mengembang saat menyentuh air. Pengembangan ini membuat volumenya membesar dan janin terlindungi. Telur-telur ini bertumpuk dalam satu tumpukan agar kelangsungan hidup lebih terjaga dan panas juga lebih dapat bertahan. Akibatnya kecebong dapat menetas dalam waktu singkat. Banyak katak dan kodok memakai danau atau sungai yang mengering di masa tertentu, karena hal ini mencegah hewan datang memakan telur dan kecebong mereka. 1. Tahap kecebong (3 hari) Kecebong memiliki kepala besar dan tegak. Ada insangnya dan mulut yang terbuka untuk makan. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur

1. Tahap kecebong lanjutan (4 minggu)

Insang luarnya tertutup kulit tubuh dan digantikan oleh insang dalam. Mereka memakan ganggang. Kaki belakang muncul. 1. Perubahan kedua (6 minggu) Kecebong mulai terlihat seperti kodok kecil dengan ekor panjang. Mereka berenang di tepi sungai secara berkelompok. Ekor ini kemudian memendek dan mulai berbentuk seperti bumerang. 1. Perubahan lanjutan kedua (9 minggu) Sejenis jaringan terbentuk dan membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga ruangan, yang membantu aliran darah antara jantung dan paru-paru. 1. Perubahan lanjutan ketiga (16 minggu) Kecebong telah memiliki kaki belakang yang kuat. Matanya juga telah menonjol. Ekornya sangat pendek. 1. Perubahan terakhir Kodok-kodok dewasa berkumpul di tepian sungai sebelum meninggalkan air untuk pertama kalinya. Mereka melakukan ini secara berkelompok. 1. Ibu dan bapak kodok Walaupun naluri bertahan hidup anura tidak berkembang baik, katak dan kodok juga merawat anak mereka. Mereka bertelur dalam jumlah besar untuk memastikan ada banyak kecebong yang dapat lolos dari predator yang memakan telur. Lapisan gelatin juga melindungi telur dari predator lain. Beberapa jenis kodok bahkan memelihara anak mereka dengan menjadikan punggung mereka sendiri sebagai sarang. Contoh kodok demikian adalah katak suriname.

12. Peranan amfibi dalam kehidupan manusia. Berikut ini adalah peranan Amphibi yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut: a. Dimanfaatkan di bidang kedokteran untuk diambil racunnya sebagai penguat denyut jantung. Contohnya : racun Bufotalin (C119H117 H25). Dan racun Bufotenin (C6H9NO) dari katak Bufo marinus. b. Untuk tes kehamilan, contoh : Bufo melanostictus. c. Keperluan praktikum zoology bagi siswa dan mahasiswa. d. Katak membantu membinasakan nyamuk. e. Jenis Urodela (Megalobatrachus maximus) disukai orang Jepang, dan jenis Rana sp. disukai orang China dan Jepang sebagai makanan. f. Di bidang pertanian dan peternakan, Amphibia berperan sebagai natural biological control (pengendalian hayati alamiah) terutama terhadap populasi serangga di alam yang memungkinkan meledak sebagai hama.

También podría gustarte

  • Surat Sergur Nurjanah. Ta 2015
    Surat Sergur Nurjanah. Ta 2015
    Documento7 páginas
    Surat Sergur Nurjanah. Ta 2015
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • TUTORIAL MEMBUAT Email
    TUTORIAL MEMBUAT Email
    Documento17 páginas
    TUTORIAL MEMBUAT Email
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Kata Pengantar20
    Kata Pengantar20
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar20
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Sejarah Badminton
    Sejarah Badminton
    Documento7 páginas
    Sejarah Badminton
    Muhammad Musa Elhuraini Elhizami
    Aún no hay calificaciones
  • Format Penilaian Hariann
    Format Penilaian Hariann
    Documento19 páginas
    Format Penilaian Hariann
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Transduser SMK
    Transduser SMK
    Documento15 páginas
    Transduser SMK
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Prakerin
    Laporan Prakerin
    Documento29 páginas
    Laporan Prakerin
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    50% (2)
  • Cv. Riandi Pratama
    Cv. Riandi Pratama
    Documento2 páginas
    Cv. Riandi Pratama
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Sejarah Badminton
    Sejarah Badminton
    Documento7 páginas
    Sejarah Badminton
    Muhammad Musa Elhuraini Elhizami
    Aún no hay calificaciones
  • Sejarah Badminton
    Sejarah Badminton
    Documento7 páginas
    Sejarah Badminton
    Muhammad Musa Elhuraini Elhizami
    Aún no hay calificaciones
  • Kata Pengantar20
    Kata Pengantar20
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar20
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Cara Membuat E-Mail
    Cara Membuat E-Mail
    Documento27 páginas
    Cara Membuat E-Mail
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Makalah Lompat
    Makalah Lompat
    Documento7 páginas
    Makalah Lompat
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    100% (1)
  • Contoh Kata Pengantar Makalah
    Contoh Kata Pengantar Makalah
    Documento2 páginas
    Contoh Kata Pengantar Makalah
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Sistem Ekskresi Pada Manusia
    Sistem Ekskresi Pada Manusia
    Documento5 páginas
    Sistem Ekskresi Pada Manusia
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Kesebangunan Bangun Datar
    Kesebangunan Bangun Datar
    Documento3 páginas
    Kesebangunan Bangun Datar
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Serangan Umum 1 Maret 1949
    Serangan Umum 1 Maret 1949
    Documento3 páginas
    Serangan Umum 1 Maret 1949
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Carita Wayang
    Carita Wayang
    Documento2 páginas
    Carita Wayang
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    57% (7)
  • Bilangan Real
    Bilangan Real
    Documento21 páginas
    Bilangan Real
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Alat Perlindungan Kerja k3
    Alat Perlindungan Kerja k3
    Documento4 páginas
    Alat Perlindungan Kerja k3
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Budaya Demokrasi Pada Masa Orde Lama
    Budaya Demokrasi Pada Masa Orde Lama
    Documento8 páginas
    Budaya Demokrasi Pada Masa Orde Lama
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Alquran Dan Iptek
    Alquran Dan Iptek
    Documento9 páginas
    Alquran Dan Iptek
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Alkana Dan Fluida
    Alkana Dan Fluida
    Documento13 páginas
    Alkana Dan Fluida
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • KAPASITOR
    KAPASITOR
    Documento2 páginas
    KAPASITOR
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Republik Indonesia2
    Republik Indonesia2
    Documento3 páginas
    Republik Indonesia2
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Buah ZaituNNN
    Buah ZaituNNN
    Documento3 páginas
    Buah ZaituNNN
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Drama Persahabatan
    Drama Persahabatan
    Documento4 páginas
    Drama Persahabatan
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Jaringan Workgroup
    Jaringan Workgroup
    Documento7 páginas
    Jaringan Workgroup
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan FTI 1
    Laporan FTI 1
    Documento20 páginas
    Laporan FTI 1
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones
  • Rengasdengklok Waspada Banjir Hujan Dan Citarum Jebol
    Rengasdengklok Waspada Banjir Hujan Dan Citarum Jebol
    Documento2 páginas
    Rengasdengklok Waspada Banjir Hujan Dan Citarum Jebol
    Rossyida Dwi Wiguna Handayani
    Aún no hay calificaciones