Está en la página 1de 12

ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGY FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

CASE REPORT OCTOBER 2010

NEKROSIS AVASKULAR e.c FRAKTUR TERTUTUP PADA LEHER FEMUR (D)

By : Andi Inggi Maesatana C111 06 222 Advisor : dr. Dewi Kurniati dr. Ariyanto Arief Supervisor : dr. M. Ruksal Saleh, PhD, Sp.OT

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGY FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

CHAPTER I PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang epifisis, baik ynag bersifat total maupun parsial. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. Klasifikasi klinis terdiri dari fraktur tertutup (simple fraktur ) adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar, fraktur terbuka (compound fraktur) adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak dapat membentuk from within (dari dalam) atau from without (dari luar), fraktur komplikasi adalh fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang. Femur merupakan tulang yang terpanjang pada badan dimana dapat terjadi mulai dari proksimal sampai distal tulang. Fraktur leher femur merupakan jenis fraktur terseringyang ditemukan pada orang tua terutama wanita umur 60 tahun ke atas disertai tulang yang osteoporosis atau pada patologis fraktur Nekrosis avaskular tulang adalah kematian tulang yang tidak terbatas hanya pada daerah lokasi lesi pada tulang. Nekrosis tulang biasa juga disebut nekrosis aseptik, nekrosis iskemik. Nekrosis avaskular tulang merupakan suatu kelainan yang dimulai oleh hilangnya aliran darah yang diikuti oleh kematian tulang. Secara perlahan-lahan yang mati akan diganti oleh tulang yang hidup, misalnya pada fraktur. Selain gangguan pada pembuuh darah arteri juga dapat disebabkan oleh penyumbatan vena, oklusi intravaskular dari kapiler serta tamponade dari pembuluh darah kapiler dalam tulang

CHAPTER II CASE REPORT I. Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Tgl. Masuk No. Rekam Medik II. Anamnesis Keluhan Utama : Nyeri pada paha kanan Anamnesis : Dialami sejak 10 bulan sebelum masuk ke Rumah Sakit WS Mekanisme trauma : Pasien saat itu mencoba menstarter : Tn. R : Laki-laki : 36 tahun : Pegawai Negeri :12 Oktober 2010 : 44 40 16

motornya, lalu telapak kaki kanannya membentur keras di tanah Riwayat berobat di RS. Soroako, sebelum pasien masuk ke RSWS Riwayat berobat di dukun patah tulang (+) Riwayat penyakit asma (+) minum obat selama 3 tahun, obat berwarna hijau, putih dan kuning Riwayat merokok sejak tahun 1992, rata-rata 1-2 bungkus per hari Riwayat minum alkohol beberapa tahun yang lalu, tapi tidak terlalu sering III. Status Generalis Keadaan umum Status gizi Kesadaran Tanda Vital o Tensi o Nadi : 110 / 70 mmHg : 88 x / menit : Sakit sedang : Gizi cukup : Compos Mentis

o Suhu Kepala Leher Thorax

: 36,8 c (axilla)

o Pernafasan : 20 x / menit : dalam batas normal : dalam batas normal

o Paru-paru : dalam batas normal o Jantung Abdomen Ekstremitas IV. Status Lokal I P : Deformitas ,shortening (+) atrofi(+), hematom (+), : dalam batas normal : dalam batas normal : status lokalisasi

udem(+), luka (-) : Nyeri tekan (+) ROM : Gerak aktif dan pasif dari hip joint terbatas karena nyeri NVD : Sensibilitas baik, pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior teraba, capillary refill time < 2 detik V. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Laboratorium o WBC o RBC o HGB o HCT o PLT o LED I o LED II o SGOT o SGPT o GDS o Ureum o Creatinin : 9.2 x 103 /uL : 4.14 x 106 /uL : 11.7 g/dL : 34.8 % : 445 x103 /uL : 85 mm : 99 mm : 18 u/l : 16 u/l

o Albumin : 3.7 g/dl : 79 mg/dl : 14 mg/dl : 0.8 mg/dl


3

o Asam urat : 5.3 mg/dl Pemeriksaan Radiologi

VI. Diagnosis Nekrosis Avaskular e.c Fraktur tertutup pada leher femur (D) VII. Management Analgetik Arthroplasti eksisi

CHAPTER III DISKUSI I. Resume Seorang pasien laki-laki umur 44 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan utama nyeri pada paha kanan yang dialami sejak 10 bulan sebelum masuk ke Rumah Sakit WS. Pasien saat itu mencoba menstarter motornya, lalu telapak kaki kanannya membentur keras di tanah . Riwayat berobat di RS. Soroako, sebelum pasien masuk ke RSWS. Riwayat berobat di dukun patah tulang (+). Riwayat minum obat sesak selama 3 tahun. Pemeriksaan fisis pada regio femur dekstra didapatkan deformitas (+), hematom (+), udem(+), luka (-). Nyeri tekan (+). Gerak aktif dan pasif dari hip joint terbatas karena nyeri. Sensibilitas baik, pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior teraba, capillary refill time < 2 detik Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan LED I/II meningkat, dan dari pemeriksaan foto pelvic AP tampak garis fraktur pada leher femur disertai dengan sklerotik pada caput femur, dan didapatkan garis shenton line yang terputus II. Anatomi

Kaput femur mendapatkan aliran darah dari tiga sumber, yaitu: Pembuluh darah intramedular di dalam leher femur o Arteri sirkumflex lateral yang mensuplai daerah anterior o Arteri sirkumflex medial yang mensuplai daerah posterior Pembuluh darah servikal asendensdalam retinakulum kapsul sendi Pembuluh darah dari ligamentum teres ( arteri teres kapitis)

Pada saat terjadi fraktur pembuluh darah intramedular dan pembuluh darah retinakulum selalu mengalami robekan, bila terjadi pergeseran fragmen. Fraktur transervikal adalah fraktur yang bersifat intrakapsuler yang mempunyai kapasitas yang sangat rendah dalam penyembuhan karena adanya kerusakan pembuluh darah, periosteum yang rapuh serta hambatn dari cairan sinovia. III. Mekanisme trauma Low energy trauma :

Jatuh pada daerah trokanter baik karena jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi seperti terpeleset di kamar mandi dimana panggul dalam keadaan fleksi dan rotasi High-energy trauma : Biasanya pada kecelakaan lalu lintas
6

Stress-fraktur: Biasanya pada atlet, penari balet, atau pasien dengan osteoporosis atau osteopeni

IV.

Klasifikasi Menurut Garden

Tingkat I : Fraktur tidak lengkap atau tipe abduksi atau impaksi Tingkat II : Fraktur lengkap tanpa adanya pergeseran Tingkat III : Fraktur langkap disertai dengan sebagian pergeseran tetapi masih ada perlekatan Tingkat IV :Fraktur lengkap disertai dengan pergeseran penuh

Klasifikasi menurut Pauwel :

Berdasarkan atas sudut inklinasi leher femur Tipe I : Fraktur dengan garis fraktur 30

V. VI.

Tipe II Tipe III

: Fraktur dengan garis fraktur 50 : Fraktur dengan garis fraktur 70

Manifestasi Klinik Nyeri pada daerah panggul terutama pada daerah inguinal depan pemendekan anggota gerak bawah dalam posisi rotasi

Managemen Pengobatan operatif Hampir selalu dilakukan pada penderita fraktur leher femur baik pada orang dewasa muda maupun orang tua. Karena Perlu reduksi akurat yang stabil Diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah komplikasi Terdiri dari: Fiksasi internal screw Artroplasti Artroplasti adalah suatu teknik operasi pada sendi untuk membentuk atau memeperbaiki pergerakan sendi. Artroplasti biasa dilakukan pada sendi lutut, panggul, siku, bahu, dan jarijari tangan o Artroplasti eksisi (Pseudoartrosis girdlestone) Keadaan dimana sendi palsu dibentuk dengan cara eksisi kaput femur dan ruangan sendi diisi dengan massa jaringan lunak (misalnya otot gluteus medius) o Pemakaian prostesis Half joint replecement arthroplasty Penggantian salah satu bagian tulang sendi dengan alat sintesis Total replecement arthroplasty

Suatu operasi penggantian kaput dan permukaan sendi secara total biasanya dilakukan pada sendi panggul, lutut atau siku dan kadangkala pada bahu Indikasi artroplasti biasanya dilakukan pada keadaan-keadaan: Adanya osteoartritis, artritis rematoid atau kerusakan sendi akibat penyakit lainnya, yang menimbulkan nyeri hebat Kerusakan sendi akibat infeksi sebelumnya baik oleh infeksi banal ataupun akibat tuberkulosis, dengan syarat artroplasti dilakukan apabila infeksi sudah teratasi VII. Untuk mengoreksi atau memperbaiki sendi-sendi kecil misalnya sendi tangan agar dapat bergerak Pada nonunion atau nekrosis avaskuler dari sendi

Komplikasi Komplikasi yang bersifat umum: trombosis vena , emboli paru, pneumonia, dekubitus Nekrosis avaskular caput femur Nekrosis avaskuler terjadi pada 30% penderita dengan frakturnyang disertai pergeseran 10% pada fraktur yang tanpa pergeseran. Apabila lokalisasi fraktur lebih ke proksimal maka kemungkinan untuk terjadi nekrosis avaskular lebih besar Nonunion Lebih dari 1/3 penderita fraktur leher femur tidak dapat mengalami union terutama pada fraktur yang mengalami pergeseran. Komplikasi lebih sering pada fraktur dengan lokasi yang lebih ke proksimal. Ini disebabkan karena vaskularisasi yang jelek, reduksi yang tidak akurat, fikasasi yang tidak adekuat dan lokasi frakrur adalah intraartikuler. Metode pengobatan nekrosis avaskuler tergantung penyebab terjadinya nonunion dan umur penderita. Osteoartritis
9

Osteoartritis sekunder terjadi karena adanya kolaps kaput femur atau nekrosis avaskuler

10

REFERENSI

1. Rasjad Chaeruddin, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, 2007, Jakarta: PT. Yarsif Watampone 2. Salter RB, Textbook of disorders and injuries of the musculskeletal system, 3th edition, 1999, Pennsylvania : Lippincott Williams & Wilkins p : 418,563 3. Apley A. Graham. Solomon Louis, Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 7th edition, Butterworth Heinemann Oxford, Injuries of the knee and leg, p. 725-730 4. Netters Concise Atlas of Orthopaedic Anatomy 1st ed., 2002 5. Kenneth J. Kovel, Joseph D. Zuckerman, Handbook of Fractures, 3rd ed, Lippincott William & Wilkins.

11

También podría gustarte