Está en la página 1de 46

I.

PENDAHULUAN
I.1 Arti Penelitian
Penelitian atau riset adalah usaha manusia untuk mengisi kekosongan kekosongan dalam
pengetahuannya.
Bayangan persoalan yang sedang dipikirkan jawabannya disebut model, manusia yang
mencarinya disebut peneliti, dan hasil penelitiannya disebut ilmu pengetahuan.
Model berfungsi mempertajam dan mengarahkan penelitian.
Peneliti adalah motornya, pemikir dan berdaya upaya sebagai :
Pencipta persoalan
Pemecah persoalan
Penilai persoalan
Boleh jadi sebagai pemakai hasil jerih payahnya sendiri
Ilmu pengetahuan adalah hasil penelitian yang telah dipublikasikan.
Penelitian (menurut Ilmuan Sosial) dapat dibedakan penelitian ilmiah dan penelitian bukan
ilmiah.
Penelitian ilmiah aplikasi secara formal dan sistematis dari metoda ilmiah untuk
mempelajari dan menjawab permasalahan.
Metoda ilmiah berkarakteristik : kritis dan analistis
logis
obyektif
konseptual dan teoritis
empiris dan sitimatis
Penelitian bukan ilmiah sekedar mengamati (tanpa memakai metoda ilmiah) dan
hasilnya tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data atau informasi yang sangat
berguna untuk mengetahui sesuatu, untuk memecakan persoalan atau untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Penelitian dimulai dari keinginan tahuan manusia, yang diwujudkan pada pertanyaan
pertanyaan atau permasalahan permasalahan, kemudian mencari jawabannya, dan akhirnya
memeperoleh pengetahuan baru.
I.2 Syarat syarat menjadi peneliti
Menurut PENDLETON, syarat menjadi peneliti yang baik (yang dikenal dengan Open your Is) bila
memenuhi ke 12 I sebagai berikut :
1. Intelegence (kecerdasan) faktor esensial.
2. Interest (perhatian) keinginan tahu yang spesifik dan mendalam atas bidang penelitian
yang akan dilakukan.
3. Imagination (daya khayal) jadilah pemikir dan penghayal, mampu merangkum
pengetahuan yang dimiliki untuk menghayal, mencari dan merumuskan masalah.
4. Initiative (berinisiatif) penelitan tidak akan terjadi tanpa punya inisiatif.
5. Information (informasi) jangan bosen mencari dan mengumpulkan informasi dari
penelitian terdahulu, internet, dll.
6. Inventive (berdaya cipta) ciptakan peralatan yang sesuai.
7. Intense observation (pengamatan yang intensif) pengamatan yang teliti dan waspadalah
dengan hal-hal yang tak wajar.
8. Industrious (berusaha) berusaha kuat untuk mencapai tujuan.
9. Integrity (kejujuran) diperlukan mutlak, jangan membohongi diri sendiri dan juga orang
lain.
10. Infectios enthusiasm (entusiasme yang meluap-luap) sampaikan penelitian saudara kepada
yang lain dan bersedia menerima kritik, hasilnya dapat dirasakan masyarakat.
11. Indefatigable writer (penulis yang tak pernah / mudah putus asa) publikasikan hasil
penelitian saudara, diakui sebagai ilmu pengetahuan.
12. Incentive (pahala) bila ke 11 I tersebut diata dijalankan dengan baik, maka ada
kebanggaan, kepuasan dan juga pahala bagi anda.
II. JENIS JENIS PENELITIAN
A. Jenis penelitian menurut tempatnya
1) Penelitian Perpustakaan (library research)
Dilakukan dengan jalan membaca buku / majalah dan sumber data lain dalam
perpustakaan.
2) Penelitian Laboratorium (laboratory research)
Dilakukan dengan menggunakan alat-alat tertentu didalam laboratorium, biasanya bersifat
eksperiman, umumnya untuk bidang eksakta.
3) Penelitian Lapangan (field research)
Dilakukan observasi, survei dan wawancara dengan responde. Umumnya untuk bidang
sosial, ekonomi, sosiologi, psikologi, manajemen, perbankan, pemasaran.
B. Jenis penelitian menurut tujuannya
1) Penelitian Dasar / Murni (basic research)
Bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan keinginan untuk
mengetahui semata-mata. Tidak langsung punya kegunaan praktis, dan juga tidak
langsung bertujuan untuk memecahkan masalah.
Penelitian dasar ini biasanya untuk :
1) Menguji kebenaran teori tertentu atau untuk memperbaiki teori yang sudah
ada
2) Pengembangan teori atau untuk mendapatkan teori baru
3) Mengetahui konsep tertentu secara lebih mendalam
4) Bukan untuk tujuan penerapan teori
2) Penelitian Terapan / Terpakai (applied research)
Berdasarkan keinginan untuk mengetahui, serta bertujuan agar dapat melakukan
sesuatu yang jauh lebih baik, efektif dan efisien.
Penelitian terapan menyangkut aplikasi teori atau penerapan ilmu pengetahuan
untuk memecahkan permasalahan tertentu.
Penelitian terapan a. Penelitian evaluasi
b. Penelitian dan pengembangan
c. Penelitian tindakan
a. Penelitian evaluasi (evaluation research)
Penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung
pengambilan keputusan tentang nilai relative dari dua atau lebih alternatif tindakan.
Contoh : Apakah mesin A lebih efisien dari pada mesin B ?

Untuk melihat apakah mesin A lebih efisien dari pada mesin B diperlukan beberapa
kriteria :
Menggunakan metode pembandingan biaya
Menggunakan metode pembayaran kembali
Menggunakan metode tingkat pengembalian internal
Dll.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, keputusan memilih mesin A atau mesin B
menjadi lebih beralasan.
b. Penelitian dan Pengembangan (research and development)
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut
mempunyai kualitas yang lebih tinggi.
Untuk mendapatkan produk baru atau proses baru, dan buka formulasi atau uji
hipotesis
Contoh : untuk menaikkan mutu produk mobil Toyota Kijang dilakukan penelitian untuk
perbaikan produk yang akan datang baik dari segi model bentuknya maupun
mesinnya.

Sehingga perusahaan dapat menerapkan pengendalian kualitas


c. Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian yang dilakukan untuk segera dipergunakan sebagai dasar tindakan
pemecahan masalah yang ada.
Penelitian tindakan memecahkan persoalan bisnis dan ekonomi melalui aplikasi
metoda ilmiah.
Contoh : - Penelitian tentang biaya hidup, hasilnya langsung dipakai sengai dasar
penentuan gaji.
- Penelitian tentang efisiensi kerja, hasilnya menaikkan produktifitas.
- Apa yang harus dilakukan perusahaan, yang sebagian besar bahan bakunya
di impor ketika terjadi krisis ekonomi yang membuat harga produk impor
melonjak tajam ?
- Tindakan apa yang harus dilakukan PEMDA untuk memberdayakan dan
menumbuh kembangkan usaha kecil ?
C. Jenis penelitian menurut tekniknya
1) Penelitian dengan teknik survey
Meneliti seperti apa adanya, tidak terjadi perubahan lingkungan.
Dalam penelitian dengan menggunakan teknik servei ini, data sudah tersedia di lapangan,
peneliti mengambil atau mengumpulkan data tersebut dengan menggunakan kuestioner, dan
kemudian mengolahnya.
Peneliti mungkin melakukan kontak dengan responden memakai telepon, surat, atau
mendatangi langsung. Pemilihan responden dilakukan secara random.
2) Penelitian dengan teknik eksperimen
Dilaksanakan dengan melakukan percobaan (data belum tersedia, dicari dengan
melakukan percobaan, dan data baru diperoleh setelahnya)
Dalam penelitian ini variabel bebas dijadikan variabel penyebab atau variabel
perlakuan yang karakteristiknya diyakini dapat menghasilkan perbedaan, sedang variabel
terikat sebagai variabel akibat merupakan hasil dari suatu penelitian percobaan.
Prinsip dasar dalam percobaan ini adalah : ulangan (replikasi), pengacakan
(randomisasi) dan kontrol lokal.
Contoh : ingin mengetahui pengaruh pencahayaan terhadap produktifitas kerja, maka dapat
dirancang eksperimen / percobaan menggunakan sarana pengaturan intensitas
penerangan dalam ruang kerja
3) Penelitian dengan teknik partisipasi
Pertimbangan dalam proses penelitian eksperimen adalah : pengacakan, dan
pengontrolan dengan ketat wajib dijalani dengan tepat. Namun pengontrolan ketat ini bisa
gagal karena kadang kadang lupa bahwa yang diteliti adalah kehidupan manusia, maka
harus dicari cara yang lebih tepat, cara baru itu disebut dengan teknik partisipasi.
Contoh : Peneliti ingin mengetahui bagaimana tanggapan dan perilaku masyarakat disuatu
Kelurahan terhadap kebijakan pemerintah tentang Siskamling. Bisa saja RT di
kelurahan tersebut mengajak anggota masyarakatnya memberikan penilaian tentang
kebijakan maupun pelaksanaan Siskamling. Data tersebut dapat disampaikan kepada
RT, dan selanjutnya diolah oleh peneliti.
Keterlibatan masyarakat inilah sebagai cerminan maksud dari penelitian partisipasi
ini.
4) Penelitian dengan teknik observasi
Dalam beberapa situasi, tujuan dari penelitian seringkali hanya ingin merekam hal
hal yang dapat diamati. Cara seperti ini dapat dilakukan oleh setiap orang. Keuntungan teknik
observasi adalah bahwa pencatatan tersebut tidak mensyaratkan reaksi dan partisipasi dari
obyek / responden yang diamati atau diteliti.
Contoh : Ingin mengetahui kepadatan lalu lintas diperempatan jalan sekitar Tugu Pahlawan di
kota Surabaya, untuk menentukan lama waktu lampu lintasan menyala merah,
kuning, dan hijau disetiap perempatan tersebut.
5) Penelitian dengan teknik analisis dat sekunder
Sumber lain yang cepat dan ekonomis untuk mendapatkan informasi adalah melalui
literatur yang ada di perpustakaan.
Teknik mendapatkan data seperti ini disebut sebagai analisis data sekunder. Analisis
data sekunder sangat penting terutama untuk penelitian terapan.
Contoh : Suatu perusahaan ingin memperbaiki program pelatihan dengan mencari referensi di
perpustakaan, dapat menemukan informasi bahwa : seorang eksekutif dengan anak
buah 50 orang rata-rata membutuhkan pelatihan selama 40 jam per tahun,
sedangkan seorang sekretaris hanya memerlukan pelatihan selama 20 jam per tahun
D. Jenis penelitian menurut metodenya
1) Penelitian historis
Kegiatan penelitian, pemahaman, dan penjelasan keadaan yang telah lalu.
Tujuan penelitian historis, sampai mendapatkan kesimpulan mengenai :
Sebab sebab
Dampak
Perkembangan dari kejadian yang lalu dipergunakan menjelaskan kejadian
sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang.
Contoh : Perkembangan industri kecil selama sepuluh tahun terakhir.
2) Penelitian penjajagan / eksploratori (exploratory research)
Penelitian eksploratori merupakan penelitian yang mencari / menggali informasi yang
masih samar-samar atau belum pernah ada sebelumnya. Mungkin permasalahan secara umum
telah diketahui namun untuk pemahaman yang lebih jelas terhadap berbagai aspek yang
menyangkut permasalahan tersebut diperlukan penelitian awal.
Penelitian yang bersifat meraba-raba masalah tersebut bertujuan utama memperoleh
pandangan mendalam dan menyeluruh tentang masalah yang sebenarnya.
Contoh : Produktivitas kerja karyawan bagian perakitan menurun drastis. Peneliti berupaya
menggali penyebab-penyebab yang mungin menimbulkan penurunan tersebut,
sehingga masalah SDM yang spesifik dapat ditetapkan
Karena merupakan penelitian awal, penelitian eksploratori biasanya ditindaklanjuti
dengan penelitian berikutnya yaitu penelitian deskriptif.
3) Penelitian deskriptif (descriptive research)
Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian.
Tujuan utama penelitian deskriptif menggambarkan / menguraikan subyek atau
variabel yang diteliti secara mendalam, lengkap dan akurat.
Tipe umum penelitian deskriptif meliputi penilaian sikap atau pendapat (menjawab
pertanyaan : apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana) terhadap individu, organisasi, keadaan
ataupun prosedur yang diteliti.
Contoh : - Sikap karyawan terhadap pekrjaan
- Profil Sumber Daya Manusia
- Bagaimana tanggapan karyawan terhadap peraturan jam kerja yang baru ?
- Apakah fokus iklan pada kelompok masyarakat berpenghasilan menengah
keatas akan meningkatkan volume penjualan ?
Penelitian deskriptif sering merupakan kelanjutan penelitian eksploratori yang dilakukan
sebelumnya.
Contoh : Kasus produktivitas kerja yang menurun

Dari penelitian eksploratori diidentifikasi penyebabnya adalah faktor kepuasan


kerja karyawan.

Peran penelitian deskriptif mengungkapkan informasi yang menggambarkan


seberapa besar tingkat kepuasan atau ketidak puasan karyawan secara
keseluruhan, apa yang menyebabkan karyawan tidak puas, bagaimana
kepuasan kerja antar bagian, dst.
Salah satu contoh yang termasuk dalam penelitian deskriptif adalah penelitian studi
kasus.
Jenis penelitian studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai obyek tertentu
selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan
dan kondisi masa lalunya. Selanjutnya peneliti berusaha menemukan hubungan antara faktor-
faktor tersebut satu dengan yang lain.
4) Penelitian korelasional (correlational research)
Penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel
atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Contoh : - Hubungan antara produktivitas dan struktur tugas
- Penggunaan tes kecerdasan untuk memprediksi keberhasilan dalam
pekerjaan
5) Penelitian Kausal-Komparatif
Tujuan utama untuk mencari hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi
dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti berdasarkan pengamatan terhadap akibat
yang terjadi, dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan.
Dengan demikian penelitian berjalan dengan cara menetukan akibat lalu menemukan
sebab.
Contoh : - Pengaruh jenis kelamin terhadap produktivitas kerja
- Pengaruh merokok terhadap daya tahan paru-paru
- Penelitian untuk mencari perbedaan prestasi belajar bidang studi IPA siswa
SD yang berada di daerah perkotaan dan pedesaan
6) Penelitian grounded (grounded research)
Merupakan jenis penelitian yang tidak bertolak dari teori, tetapi berangkat dari data-
data faktual di lapangan. Data-data tersebut diproses menjadi teori berdasarkan metode
berfikir induktif.
Penelitian grounded berangkat dari dunia empiris, bukan dari hal yang konseptual dan
abstrak, karena penelitian grounded menekankan pada lahirnya teori berdasarkan data empiris
dan realita sosial.
Sesuai dengan metode grounded research, peneliti berada di lapangan bukan hanya
mencari dan mengumpulkan data, tetapi juga langsung melakukan klasifikasi data, mengolah
dan menganalisanya membangun hipotesis menjadi teori serta menulis draft kasar
laporannya. Dengan demikian, bila kembali dari lapangan, tingal merevisi disana sini.
Berdasarkan pandangan tersebut dalam melakukan penelitian grounded diperlukan
kerja terus menerus di lapangan yang dilakukan secara intensif dan konsentrasi.
Contoh : - Studi mengenai pola kehidupan masyarakat nelayan kumuh di pantai utara
daerah Tuban Jawa Timur.
- Studi mengenai prilaku manusia suku Asmad.
III. KERANGKA PENULISAN USULAN PENELITIAN DAN
TESIS
Secara umum kerangka penulisan usulan penelitian dan kerangka penulisan tesis adalah sebagai
berikut :
I. KERANGKA PENULISAN USULAN PENELITIAN
A. BAGIAN AWAL
Bagian awal usulan penelitian terdiri atas :
1. Halaman sampul depan
2. Halaman sampul dalam
3. Halaman persetujuan
4. Halaman penetapan panita penguji
5. Halaman daftar isi
6. Halaman daftar tabel
7. Halaman daftar gambar
8. Halaman daftar lampiran
B. BAGIAN INTI
Bagian inti usulan penelitian memuat hal sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.2. Landasan Empirik
Bab III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
3.2. Hipotesis Penelitian
Bab IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3. Variabel Penelitian
4.3.1. Klasifikasi variabel
4.3.2. Definisi operasional variabel
4.4. Instrumen Penelitian
4.5. Waktu dan Lokasi Penelitian
4.6. Prosedur Pengambilan Data
4.7. Analisis Data
C. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri dari :
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
II. KERANGKA PENULISAN USULAN PENELITIAN
A. BAGIAN AWAL
Bagian awal tesis terdiri atas :
1. Halaman sampul depan
2. Halaman sampul dalam
3. Halaman prasyarat gelar
4. Halaman persetujuan
5. Halaman penetapan panita penguji
6. Halaman ucapan terimakasih
7. Halaman ringkasan
8. Halaman abstract
9. Halaman daftar isi
10. Halaman daftar tabel
11. Halaman daftar gambar
12. Halaman daftar lampiran
13. Daftar arti lambang, singkatan dan istilah
B. BAGIAN INTI
Bagian inti tesis memuat hal sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.2. Landasan Empirik
Bab III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
3.2. Hipotesis Penelitian
Bab IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3. Variabel Penelitian
4.3.1. Klasifikasi variabel
4.3.2. Definisi operasional variabel
4.4. Instrumen Penelitian
4.5. Waktu dan Lokasi Penelitian
4.6. Prosedur Pengambilan Data
4.7. Analisis Data
Bab V ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
5.2. Data Penelitian
5.3. Analisis Hasil Penelitian
Bab VI PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab VII PENUTUP
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
C. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri dari :
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
* PENJELASAN untuk penulisan Usulan penelitian dan penulisan Tesis
BAGIAN AWAL :
1. Halaman sampul depan
2. Halaman sampul dalam
3. Halaman prasyarat gelar
4. Halaman persetujuan
5. Halaman penetapan panitia penguji
6. Halaman ucapan terimakasih
Memuat pernyataan terimakasih peserta program magister kepada mereka yang telah
membantu :
Dalam melakukan penelitian.
Dalam menyusun naskah.
Bantuan keuangan.
Dan pihak tertentu yang dianggap penting dan berperan dalam penyelesaian
tesis.
Bila menggunakan Kata Pengantar :
Mengharuskan memberi pengantar mengapa dilaksanakan penelitian dengan judul
tersebut.
Dilanjutkan dengan pernyataan terimakasih (seperti tersebut diatas).
Pada akhir Kata Pengantar di bagian kana bawah, perlu ditulis :
Surabaya, ............ 20...
penulis
7. Halaman ringkasan
Ringkasan merupakan ulasan singkat mulai dari Pendahuluan s/d Kesimpulan dan Saran.
Pengetikan berjarak satu spasi, dan tidak lebih dari dua halaman. Cakupan isi ringkasan
berbeda dengan isi abstract.
Tergantung ketentuan Sekolah Tinggi /
Universitas penyelenggara
8. Halaman abstract
Dibuat dalam bahasa Inggris.
Berisi : Tujuan, Metodologi, Hasil penelitian.
Dibagian akhir abstract ditulis kata kunci (keywords).
Jumlah kata dalam abstract paling sedikit 200 dan paling banyak 250, dengan jarak
pengetikan satu spasi.
9. Halaman daftar isi
Memuat semua bagian dalam usulan penelitian ataupun tesis termasuk urutan Bab, Sub bab,
dan Anak sub bab dengan nomor halamannya.
Untuk anak dari Anak sub bab tidak perlu dimasukkan dalam daftar isi.
10. Halaman daftar tabel
11. Halaman daftar gambar
12. Halaman daftar lampiran
13. Daftar arti lambang, singkatan dan istilah
Memuat arti lambang, singkatan dan istilah yang digunakan dalam usulan penelitian ataupun
tesis.

Tidak selalu ada, namun bilamana diperlukan dapat dikemukakan.


BAGIAN INTI :
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang permasalahan berisi uraian tentang apa yang menjadi masalah penelitian,
alasan mengapa masalah itu penting dan perlu diteliti.
Variabel-variabel penelitian yang tercantum pada judul penelitian, dikemukakan diberi
pengertian / definisi dan masing-masing dilengkapi dengan indikatornya secara ringkas
(berdasarkan literatur).
Masalah tersebut harus didukung oleh fakta empiris (pemikiran induktif) sehingga jelas,
memang ada masalah yang perlu diteliti.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan secara konkrit masalah yang ada, dalam bentuk
pertanyaan penelitian yang dilandasi oleh pemikiran teoritis, yang kebenarannya perlu
dibuktikan.
(Untuk : Identifikasidan perumusan masalah dapat dilihat pada Bab IV)
1.3 Tujuan Penelitian
Mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan penelitian
harus jelas dan tegas serta sinkron dengan rumusan masalah.
1.4 Manfaat Penelitian
Memuat nomor urut tabel / gambar /
lampiran beserta judulnya serta
halamannya
Bila penelitian telah selesai dan menghasilkan sesuatu sebut manfaatnya terutama bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, dan juga bagi pihak-pihak yang terkait.
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka memuat uraian yang sistematik tentang teori dasar yang relevan, fakta, hasil
penelitian sebelumnya, yang berasal dari pustaka mutakhir yang memuat teori, proposisi,
konsep atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
Teori dan fakta yang digunakan seharusnya diambil dari sumber primer, dan penggunaan
teori dan konsep tersebut dalam teks wajib menyertakan nama sumbernya.
Tinjauan pustaka berfungsi sebagai dasar ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Dasar
ilmiah tersebut terdiri dari : teori dan konsep sebagai Landasan teori serta hasil-hasil
penelitian yang mendukung sebagai Landasan empirik.
2.1 Landasan Teori : berisi teori-teori dan konsep-konsep yang ada, dapat diperoleh dalam
Pustaka umum, berwujud :
Buku teks
Ensiklopedia
Monograph, dll.
Perlu diperhatikan : didalam Landasan Teori, harus memuat penjelasan secara rinci semua
variabel penelitian yang akan diteliti beserta indikator maupun item-itemnya (ini akan
digunakan pada Definisi Operasional Variabel didalam Metoda Penelitian).
2.2 Landasan Empirik : berisi hasil-hasil penelitian yang mendukung, dapat diperoleh
dalam Pustaka khusus, berwujud :
Journal, bulletin, penelitian
Skripsi, tesis, disertasi
Sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian
Informasi internet
Bab III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
(dapat dilihat pada Bab V)
Bab IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian yang Digunakan
(dapat dilihat pada Bab II)
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Berisi :- Siapa respondennya
- Jumlah populasi
- Jumlah sampel (sebagai responden) jelaskan teknik pengambilan sampelnya
(Untuk lebih menjelaskan Populasi dan Sampel Penelitian dapat dilihat pada Bab VI)
4.3. Variabel Penelitian
4.3.1. Klasifikasi variabel mengemukakan semua variabel yang diteliti, baik sebagai
variabel bebas (x) maupun sebagai variabel terikat (y).
4.3.2. Definisi operasional variabel mengemukakan definisi, indikator dan item-
itemnya secara ringkas dari masing-masing variabel penelitian tersebut.
(untuk lebih menjelaskan Variabel Penelitian dapat dilihat pada Bab VII)
4.4. Instrumen Penelitian
Berisi uraian : - spesifikasi instrumen untuk pengambilan data
- prosedur pembuatan kuesioner
- teknik skala untuk menilai jawaban kuesioner
- uji validitas dan reliabilitas kuesioner sebelum dipakai di lapangan untuk
penelitian sebenarnya.
(untuk cara Menyusun Kuesioner dapat dilihat pada Bab VIII)
4.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dikemukakan lokasi / tempat penelitian dilakukan. Cantumkan pula kapan penelitian
dimulai, dan lama waktu dilaksanakan penelitian tersebut.
4.6. Prosedur Pengambilan Data
Memuat uraian macam data yang diambil, dan cara pengambilan datanya.
(untuk : Jenis Data Penelitian dapat dilihat pada Bab IX)
4.7. Analisis Data
Berisi uraian cara dan pengolahan serta analisis data penelitian termasuk uji statistiknya.
(untuk Analisis Data Penelitian dapat dilihat pada Bab X)
Bab V ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penjelasan obyek penelitian termasuk responden meliputi data deskriptif tentang : umur,
pekerjaan, lama bekerja, dll.
Data deskriptif tersebut dapat ditabulasikan dari data mentah.
5.2. Data Penelitian
Memuat data penelitian yang relevan dengan tujuan dan hipotesisnya.
Penyajian data dapat berupa tabel, grafik, gambar, bagan, atau bentuk penyajian data
yang lain. (tata cara penyajian sesuai dengan ketentuan)
5.3. Analisis Hasil Penelitian
Analisis data dilakukan sesuai dengan metode analisis yang dipilih
Penggunaan analisis statistik hanya dimuat tampilan akhir yang menunjukkan
hasilnya (perhitungan statistik dimuat dalam lampiran)
Analisis hasil diberi penjelasan makna / artinya.
Bab VI PEMBAHASAN PENELITIAN
Merupakan bagian terpenting pada tesis.
Bagian ini menunjukkan tingkat penguasaan peneliti terhadap perkembangan ilmu,
paradigma, konsep, dan teori, yang dipadukan dengan hasil penelitian.
Pembahasan ini mencakup penalaran hasil penelitian baik secara teoritis, empiris
maupun non empiris, sehingga dapat menjawab (dengan cara menjelaskan) rumusan
masalah yang diajukan.
Pemahaman terhadap keterbatasan penelitian yang dilakukan dapat menjadikan dasar
untuk pemberian saran bagi penelitian selanjutnya.
Bab VII PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan merupakan
pembuktian hipotesis sebagai jawaban dari permasalahan.
7.2. Saran
Saran merupakan implikasi hasil penelitian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
dan penggunaan praktis.
Sekurang-kurangnya memberi saran bagi penelitian selanjutnya, sebagai hasil pemikiran
penelitian atas keterbatasan penelitian yang dilakukan.
BAGIAN AKHIR :
1. Daftar Pustaka
(Untuk : Tata Cara Penulisan Kepustakaan dapat dilihat pada Bab XI)
2. Lampiran
Lampiran merupakan bagian yang memuat keterangan atau data tambahan.
Di dalamnya dapat dihimpun data penelitian, perhitungan statistik, dan sesuatu yang
dianggap dapat melengkapi penulisan tesis.
IV. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
IV.1 IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah adalah kesenjangan antara das sollen dan das sain kesenjangan antara apa
yang seharusnya (harapan) dan yang ada dalam kenyataan sekarang.
Sumber masalah dapat diperoleh sebagai berikut :
1. Bacaan : - Jurnal-jurnal penelitian mencantumkan rekomendasi untuk penelitian.
- Bacaan bersifat umum buku / media cetak.
2. Pertemuan Ilmiah :
Seminar
Konferensi
Diskusi
Lokakarya
3. Pernyataan pemegang otoritas (kekuasaan)
Orang yang mempunyai otoritas cenderung menjadi figur yang dianut oleh orang-orang
dibawahnya.
Sesuatu yang diungkapkan pemegang otoritas dapat dijadikan sumber masalah.
4. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan seseorang tentang sesuatu, direncanakan atau tidak direncanakan, baik
secara sepintas atau dalam waktu cukup lama dapat melahirkan suatu masalah (sumber
masalah)
5. Wawancara dan penyebaran kuesioner
- Wawancara dengan masyarakat mengenai kondisi aktual di lapangan dapat menemukan
masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tersebut.
- Angket kepada masyarakat dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan
masyarakat tersebut.
6. Pengalaman
Pengalaman seseorang baik yang diperolehnya sendiri maupun dari orang lain dapat
dijadikan sumber masalah.
SUMBER
MASALAH
Bacaan
Intuisi
Pengalaman Pemegang
Otoritas
Pertemuan
Ilmiah
Wawancara
& angket
Pengamatan
Dapat muncul berbagai masalah

Perlu jawaban melalui penelitian


7. Intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah masalah timbul dalam pikiran
pada saat-saat yang tidak direncanakan, misalnya saat mau tidur, setelah sholat, di kamar
kecil, dll.
Ketujuh faktor tersebut dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah
penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam menelorkan suatu masalah.
Setelah dilakukan identifikasi masalah, perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan
diangkat dalam penelitian.
John W. Best (1977), menyatakan masalah penelitian dikatakan baik, bila pertanyaan-pertanyaan
berikut dapat terjawab :
1. Apakah masalah tersebut dapat dijawab secara efektif melalui proses penelitian ?
2. Apakah masalah tersebut membawa hasil temuan yang cukup bermakna ?
3. Apakah masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru ?
4. Apakah masalah memungkinkan untuk diteliti ?
5. Apakah peneliti mampu mendisain dan menangani masalah penelitian tersebut ?
6. Apakah data yang tepat yang diperlukan memungkinkan dapat diperoleh ?
7. Apakah peneliti punya sumber dana untuk menjawab masalah penelitian tersebut ?
8. Apakah peneliti cukup punya waktu menyelesaikan penelitian terhadap masalah tersebut ?
9. Apakah peneliti punya keberanian dan memungkinkan dapat jalan terus meneliti masalah
tersebut ?
Perlu diperhatikan bahwa :
1. Masalah yang dipilih seharusnya sesuai dengan keahlian dan kemampuan peneliti.
2. Masalah yang dipilih seharusnya sesuai minat peneliti.
3. Dalam memilih masalah, perlu pertimbangan biaya yang diperlukan / disediakan.
4. Hendaknya memperhatikan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian.
5. Perlu mempertimbangkan alat-alat / fasilitas yang diperlukan dalam penelitian.
6. Penguasaan metodologi penelitian dan statistika penting sekali bagi para peneliti.
IV.2 PERUMUSAN MASALAH
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian :
1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat tanya.
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit.
4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu memberi petunjuk memungkinkan pengumpulan data
di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah.
6. Perumusan masalah hendaknya dibatasi lingkupnya memungkinkan penarikan kesimpulan
yang tegas.
CATATAN :
Penelitian diawali dengan adanya suatu kesenjangan antara harapan si peneliti dengan kenyataan
yang ada saat ini. Kesenjangan tersebut tidak lain adalah permasalahan yang dipikirkan oleh si
peneliti untuk dicari pemecahannya, dan pemecahan tersebut diperoleh melalui penelitian.
Dengan dasar pemikiran tersebut, seorang peneliti merumuskan masalahnya yang akan dijadikan
dasar untuk judul penelitiannya.
Contoh :
I. Proses runtut terbentuknya judul penelitian

- Mengidentifikasi masalah yang dapat dijadikan obyek penelitian perlu dipilih dan
ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian.
Misalnya masalah terpilih tersebut :
Mengapa terjadi penurunan produksi pada PT Delima dalam tahun-tahun terakhir ini?
- Pengamatan sementara menunjukkan
Faktor-faktor produksi (bahan baku, mesin, energi, dll) tidak ada perubahan tinggal
sumber daya manusianya

Ada kemungkinan : kinerja SDM nya turun, karena apa ?

Kemungkinan karena: - Kepemimpinan


- S.O.P.
- Budaya organisasi yang berlaku
- Dll.
- Diketahui bahwa : akhir-akhir ini telah terjadi perubahan kepemimpinan di PT Delima
tersebut sehingga diduga kemungkinan karena faktor kepemimpinan tersebut yang
berpengaruh.

Memunculkan masalah antara kepemimpinan dan kinerja karyawan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap penurunan kinerja karyawan ?
2. Apakah terdapat pengaruh SOP terhadap kinerja karyawan ?
3. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan dan SOP secara simultan terhadap kinerja
karyawan ?
- Dari perumusan masalah tersebut, dapat dikemukakan Judul Penelitian :
Pengaruh kepemimpinan dan SOP terhadap kinerja karyawan PT Delima di
Surabaya
II. Dalam prakteknya dilapangan kadang-kadang terjadi pemesanan / order penelitian yang
sudah ditetapkan judulnya.
Contoh : Penelitian disponsori oleh Balitbang Depart. Koperasi mengambil topik mengenai
Pengembangan industri pedesaan melalui koperasi dan usaha kecil.
Masalah yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana profit dan pola industri pedesaan di daerah-daerah penelitian ?
2. Bagaimana format pola industri pedesaan yang tepat untuk dikembangkan melalui
koperasi dan usaha kecil ?
Dalam hal ini :
JUDUL ditentukan dahulu.
MASALAH dirumuskan kemudian.
Catatan : Adanya judul tersebut dikarenakan adanya masalah yang timbul

Oleh pimpinan masalah tersebut diformulasikan menjadi judul


V. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
V.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual dibentuk, diintisarikan serta diekstrapolasi / diatur penggunaannya dari
berbagai teori dan pemikiran ilmiah (dari Landasan Teori dan dari Landasan Empirik).

Mencerminkan paradigma, sekaligus tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan


merumuskan hipotesis
Kerangka konseptual penelitian dapat berbentuk :
Bagan
Persamaan fungsional
Model matematika
V.2 Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata : hypo (kurang dari) dan thesis (pendapat) jadi hipotesis
merupakan pendapat yang masih kurang. Artinya : kurang lengkap kebenarannya, karena masih
harus dibuktikan melalui penelitian.
Beberapa pengertian mengenai hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih
harus diuji secara empiris.
Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari
Tinjauan Pustaka.
Hipotesis dapat pula dipandang sebagai jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling memungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa :
Hipotesis merupakan proposisi keilmuan yang dilandasi oleh kerangka konseptual penelitian
dengan penalaran deduksi, dan merupakan jawaban sementara teoritis terhadap permasalahan yang
dihadapi, yang dapat diuji kebenarannya berdasarkan fakta empiris (melalui penelitian).
Jenis-jenis hipotesis penelitian :
A. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya :
1) Hipotesis nihil (H
0
) menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara
variabel dengan variabel lain.
2) Hipotesis alternatif (H
a
atau H
1
) menyatakan adanya hubungan atau pengaruh
antara variabel dengan variabel lain.
B. Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji :
1) Hipotesis tentang hubungan menyatakan tentang saling hubungan antara dua
variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional.
Hipotesis tentang hubungan, dibedakan :
a. Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
b. Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik.
c. Hubungan sebab akibat tetapi tidak timbal balik
Dilengkapi dengan uraian
kualitatif
2) Hipotesis tentang perbedaan menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada
kelompok yang berbeda. Hipotesis ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan
eksperimen.
C. Hipotesis dilihat dari keluasan / lingkup vaiabel yang diuji :
1) Hipotesis mayor hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh
subyek penelitian.
2) Hipotesis minor hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari
hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis mayor)
Ciri ciri hipotesis yang baik (Donald ary, 1982) :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas merupakan penjelasan yang mungkin
mengenai apa yang seharusnya dijelaskan.
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji.
4) Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada (tidak bertentangan
dengan teori atau hukum-hukum yang sebelumnya sudah mapan).
5) Hipotesis hendaknya sesederhana dan seringkas mungkin.
VI. POPULASI DAN SAMPEL
+ Sampel mewakili populasi

Kesimpulan yang didapat dari sampel, berlaku pula untuk populasi


+ Idealnya data dikumpulkan dari semua elemen / obyek (populasi) yang diteliti

Banyak : biaya, waktu, tenaga tidak efisien

Digunakan sebagian populasi disebut sampel (cuplikan)


+ Pengambilan sampel untuk penelitan disebut sampling.
+ Pertimbangan penentuan jumlah sampel :
Data seluruh elemen yang ada dalam populasi yang diteliti melalui Sensus (mis.
Sensus penduduk).
Tujuan penggunaan sampel peneliti dapat memperoleh data yang dapat
mencerminkan keadaan populasi dengan biaya penelitian lebih murah dan waktu
penelitian yang lebih cepat.
Populasi
Kelompok elemen yang
lengkap, dimaan kita tertarik
untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian
Sampel
Himpunan bagian
dari populasi
Elemen = Unit dimana data
yang diperlukan akan
dikumpulkan
Jumlah sampel yang sangat sedikit menghemat biaya penelitian tetapi data yang
diperoleh belum tentu dapat mencerminkan keadaan populasi.
Semakin banyak jumlah sampel yang dipergunakan semakin baik data yang dapat
diperoleh (namun perlu biaya besar)

Perlu menentukan jumlah sampel yang layak


+ Zikmund (2000), mengusulkan formula menghitung sampel sebagai berikut :
Contoh :
Dipelajari pengeluaran pasa wanita untuk kosmetik, diinginkan derajat kepercayaan = 95%.
Berarti Z = 1,96, perkiraan deviasi standar = S = $ 29, E kurang dari $ 2.
Jadi jumlah sampel :
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampel :
1. Homogenitas semakin homogen unit pemilihan sampel, semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan.
2. Derajat Kepercayaan sampel lebih banyak diperlukan bila derajat kepercayaan meningkat.
(dinyatakan dalam probabilitas, mis : 95%)
3. Presisi (ketelitian) makin tinggi presisi yang diinginkan, semakin banyak jumlah sampel.
4. Prosedure Analisis beberapa analisis tertentu, perlu sampel dalam jumlah tertentu

Jumlah sampel yang diperlukan sesuai dengan model analisis yang akan
digunakan
5. Kendala Sumberdaya keterbatasan : waktu, dana, SDM, menjadi pembatas yang sangat
menentukan jumlah sampel yang layak.
Secara umum jumlah sampel minimal tergantung jenis studi yang dilakukan :
Studi Deskriptif sampel 10% dari populasi.
Studi Korelasional dibutuhkan minimal 30 sampel, untuk menguji ada / tidaknya hubungan.
Studi Kausal Komparatif minimal 30 subyek per grup, umumnya dianjurkan.
Studi Eksperimen minimal 15 subyek per grup, umumnya dianjurkan.
Desain sampel
Desain Probabilitas
Desain Sampel
Desain Non probabilitas
n = Z S
2
E
n = jumlah sampel
Z = nilai standar
S = deviasi standar sampel
E = tingkat kesalahan yang ditolerir
n = (1,96) (29)
2
= 808
2
Pertimbangan penggunaan desain sampel meliputi : biaya, akurasi, waktu, penerimaan hasil &
kemampuan peneralisasi
Perbedaan sampel Probabilitas dan Non Probabilitas
Pertimbangan Jenis Desain
Probabilitas Non Probabilitas
Biaya Lebih mahal Lebih murah
Akurasi Lebih tepat Kurang tepat
Waktu Lebih lama Lebih cepat
Penerimaan hasil Penerimaan universal Penerimaan masuk akal
Kemampuan generalisasi Baik Jelek
Menentukan biaya total & kualitas hasil
Pemilihan sampel probabilitas atau non probabilitas tergantung apakah keterwakilan sampel
merupakan aspek penting yang dipertimbangkan / tidak.
I Sampel Probabilitas
Setiap sampel dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih.
a. Sampel Random Sederhana
(sample random sampling)
Misalnya : Dengan cara lotre
Dengan tabel bilangan acak
b. Sampel Sistematis
(systematic sampling)
Pengambilan sampel dengan internal tertentu
Misalnya : dari populasi 2000 N
Perlu sampel sebesar 25% = 500 n
Dicari internal tertentu yang akan dipakai :
b = N = 2000 = 4
n 500
Beri nomor urut populasi tersebut, mulai dengan nomor 1.
Sampel pertama ditentukan secara random maka sampel berikutnya berturut-turut
setiap nomor dengan interval 4.
Misal : sampel pertama 3 Sampel kedua : 7
Sampel ketiga : 11
Dst.
c. Sampel Stratifikasi
(stratified sampling)
Dilakukan pengelompokan populasi dengan kriteria tertentu kedalam beberapa strata tiap
elemen dalam populasi hanya boleh dimasukkan kedalam salah satu strata.
Setiap strata berfungsi sebagai unit pemilihan sampel tiap elemen dari unit sampel yang
ada dipilih secara random untuk menjadi sampel.
Sehubungan dengan proporsi
jumlah sampel yang diambil
dengan jumlah elemen pada tiap
unit sampel
1. Sampel Random Stratifikasi Proporsional
(banyak sampel proporsional dengan jumlah elemen setiap unit pemilihan sampel)
Mis. : populasi : N = 5000
Diambil sampel sebanyak 20% n = 1000
Unit pemilihan sampel pada strata I 1400
Unit pemilihan sampel pada strata II 2500
Unit pemilihan sampel pada strata III 1100
Jadi sampel untuk strata I = 20% x 1400 = 280
Jadi sampel untuk strata II = 20% x 2500 = 500
Jadi sampel untuk strata III = 20% x 1100 = 220
Sampel secara keseluruhan dapat mewakili populasi yang ada dengan baik.
2. Sampel Random Stratifikasi Non Proporsional
(banyak sampel tidak proporsional dengan jumlah elemen setiap unit pemilihan sampel)

Karena adanya beberapa pertimbangan khusus


d. Sampel Kluster
(cluster sampling)
Digunakan karena adanya kebutuhan efisiensi ekonomis, yang tidak didapat bila
menggunakan random sederhana & tidak tersedia kerangka sampel untuk elemen tertentu.
Pemilihan random stratifikasi
1. Proporsional 2. Non proporsional
5000
1000
Adanya perbedaan homogenitas elemen pada
tiap unit pemilihan sample ALOKASI
OPTIMAL
Adanya berbagai syarat yang berhubungan
dengan analisis data SAMPEL TIDAK
SEPADAN
Perbedaan Sampel Kluster & Sampel Stratifikasi
Sampel Stratifikasi Sampel Kluster
1. Peneliti membagi populasi menjadi beberapa
sub kelompok (strata) berdasar kriteria yang
berhubungan dengan variabel-variabel dalam
penelitian tersebut dan setiap sub kelompok
terdiri dari beberapa elemen
1. Peneliti membagi populasi menjadi beberapa
sub kelompok berdasarkan kriteria yang
sederhana atau tersedia dalam data
2. Peneliti berusaha mempertahankan
homogenitas (dalam sub kelompok) dan
heterogenitas (antar sub kelompok)
2. Peneliti berusaha menjaga heterogenitas
(dalam sub kelompok) dan homogenitas
(antar sub kelompok)
3. Peneliti memilih elemen dari tiap sub
kelompok secara random
3. Peneliti memilih jumlah sub kelompok
secara random
Misal : aplikasi sampel kluster INDUSTRI KECIL & RUMAH TANGGA di Jawa, berdasarkan
omzet yang diperinci untuk tiap kabupaten.

Sampel yang dipilih sebanyak 161.369 perusahaan.


Dilihat dari sisi skala terdapat perbedaan besar antar ke 10 Kluster ini, yang dapat
dikategorikan 3 kelompok (mencerminkan tidak homgen pada INDUSTRI KECIL
tersebut dan kesenjangan yang tumbuh dalam kluster.
Kelompok I : kluster di Jabotabek
C
dan Temanggungmagelang
C
masing-
masing menyerap > 24.000 tenaga kerja
Kelompok II : kluster di Surabaya
C
, Bandung
C
, Surakarta-Yogyakarta
C
, Jepara-
Pati

tenaga kerja antara : 10.000 s/d 14.000 (ternyata memiliki


skala < dari kluster Temanggung-Magelang)
Kelompok III : berskala dari kelompok I, dengan tenaga kerja : 3.500 s/d 10.000
untuk kluster : Tegal
C
, Cirebon

, Tulungagung-Trenggalek

,
Semarang
1
.
Catatan :
Suatu kluster industri dikaitkan dengan kedekatan spasial sebagai salah satu kunci sukses
(teori industri district)
Kebanyakan penelitian biasanya memakai data pada tingkat provensi / regional
seringkali mengabaikan kemungkinan bahwa kluster industri melintas batas administrasi
wilayah.
e. Sampel Daerah Multitahap
(multistage area sampling)
Prosedur pengambilan sampel yang melibatkan penggunaan kombinasi teknik sampel
probabilitas.
Misal. : Ingin melakukan survei nasional mengenai rata-rata tabungan bank per bulan.

Metode sampel kluster digunakan dulu untuk memilih daerah perkotaan


& pedesaan pada masing-masing propinsi sampel
Sampel daerah dipilih pada masing-masing lokasi
Tiga tahap
Bank dalam masing-masing daerah dipilih
II Sampel Non Probabilitas
Sampel dipilih secara arbitrer (semaunya / sewenang-wenang) oleh peneliti :

Probabilitas masing-masing anggota populasi tidak diketahui


Tidak ada upaya melakukan generalisasi berdasarkan sampel
Masalah keterwakilan tidak dipersoalkan
a. Convenience Sampling
Prosedur untuk mendapatkan unit sampel menurut keinginan peneliti

Digunakan untuk memperoleh daftar pertanyaan jumlah besar dan lengkap secara cepat
dan hemat.
Cara ini sesuai untuk penelitian eksploratif sebagai pendahuluan sebuah penelitian
yang memakai desain sampel probabilitas.
b. Judgment Sampling
Peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota
sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian.
Misal. : Penelitian pengaruh pengumuman merjer dan akuisisi terhadap Return saham
perusahaan target di Bursa Efek Jakarta

Sampel penelitian perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai


yang dikehendaki peneliti
1. Semua perusahaan publik yang jadi target merjer & akuisisi di BEJ
2. Periode yang dipilih adalah 1991 1997 (karena akhir 1997 Indonesia krisis
ekonomi)
c. Quota Sampling
Berbagai subgrup dalam populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik sampel
sampai batas tertentu seperti yang dikehendaki peneliti.

Peneliti menentukan target kuota yang dikehendaki


Misal. : Peneliti wawancara dengan 100 orang : 20 orang pemilik usaha kecil
18 orang profesional
10 orang pekerja manajerial
7 orang supervisor
Sisa pekerja kontrak
d. Snowball Sampling
Prosedur pengambilan sampel dimana responden pertama dipilih dengan metode probabilitas,
dan kemudian responden selanjutnya diperoleh dari informasi yang diberikan oleh responden
yang pertama.
Diperoleh 36
perusahaan
sebagai sampel
VII. VARIABEL PENELITIAN
Variabel (peubah) adalah
Sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai
Segala faktor yang berperan atau berpengaruh dalam penelitian
Menurut fungsinya dalam penelitian terdapat 6 variabel :
1. Variabel Dependen (variabel tidak bebas = variabel terikat = variabel tergantung)
Adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan.
Sebagai akibat yang keadaannya tergantung kepada variabel-variabel yang lain.
2. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, dan mempunyai
hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya.
Variabel yang sengaja dan sesuai dengan tujuan penelitian dipelajari pengaruhnya
terhadap variabel dependen.
3. Variabel Moderator
Variabel yang mempunyai dampak kontinjensi yang kuat pada hubungan variabel
independen dan variabel dependen.
Disamping variabel bebas, masih banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil
pengamatan. Bila peneliti juga menganggap bahwa faktor tersebut berpengaruh pula
terhadap hasil pengamatan (meskipun tidak diutamakan), maka faktor tersebut berperan
sebagai variabel moderator.
4. Variabel Intervening
Faktor yang secara teori berpengaruh pada fenomena yang diamati tetapi tidak dapat
dilihat, diukur, atau dimanipulasi, namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan
dampak variabel independen dan variabel moderator terhadap fenomena yang diamati.
Variabel intervening tidak pernah dapat diamati, karena ia sebenarnya merupakan
proses, sehingga hanya dapat diketahui dari variabel-variabel yang lain.
5. Variabel Kendali
Adalah variabel yang juga berpengaruh pada hasil pengamatan, namun pengaruh tersebut dapat
dikendalikan dengan memperlakukan dengan cara yang sama untuk tiap unit obyek penelitian.
6. Variabel Rambang
Variabel yang pengaruhnya terhadap hasil pengamatan dapat diabaikan.
Contoh : untuk bidang Agronomi
Var. Kendali :- media / tanah
- temperatur
- kelembaban
- jarak tanaman
- pupuk
- pengairan
Var. Rambang : Kedalaman tanam
Contoh : untuk bidang Ekonomi
Macam
varietas
Proses
pertumbuha
n &
produksi
Hasil
panen
Musim
Var. bebas Var. terikat
Var. intervening
Var. moderator
Dibuat sama
Keragaman
Pekerja
Sinergi
kreatif
Efektivita
s
Organisas
i
Keahlian
Manajeria
l
Var. bebas Var. terikat
Var. intervening
Var. moderator
Sub Bab : 4.3 Variabel Penelitian
4.3.1 Klasifikasi Variabel
4.3.2 Definisi Operasional Variabel
Contoh : Judul Penelitian :
Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional terhadap Kepuasan dan
Kinerja Bawahan pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri di Jawa Timur
Promosi
Var. Independen
Volume Penjualan
Var. Dependen
Harga Produk Pesaing
Var. Moderator
Stimuli
Var. Independen
Sikap Konsumen
Var. Intervening
Keputusan Pembelian
Var. dependen
Keahlian Manajerial
Var. Moderator
Variabel-variabel dalam penelitian tersebut di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Transaksional sebagai variabel independen pertama (X
1
)
2. Kepemimpinan Transformasional sebagai variabel independen kedua (X
2
)
3. Kepuasan Bawahan sebagai variabel dependen pertama (Y
1
) (sekaligus sebagai variabel
intervening)
4. Kinerja Bawahan sebagai variabel dependen pertama (Y
2
)
Definisi operasional variabel :
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas)
dan variabel dependen (variabel terikat).
a. Variabel Bebas (X) , yaitu variabel yang diidentifikasi dan diduga sebagai sebab yang
mempengaruhi variabel terikat.
Kepemimpinan Transaksional = menyajikan & memberikan penghargaan pada bawahan yang
bekerja baik, serta mengancam & mendisiplinkan bawahan yang berkinerja buruk.
Kepemimpinan Transformasional = Kharismatik

Diyakini : - dipercaya bawahan

- bawahan termotivasi bekerja lebih baik

- memperbesar hasil kerja


Dalam penelitian ini yang diidentifikasi sebagai variabel bebas adalah :
1. Kepemimpinan Transaksional (X
1
)
Kepemimpinan transaksional adalah kemampuan seorang untuk memandu /
memotivasi pengikut mereka pada arah tujuan yang ditetapkan dengan memperjelas peran
dan tuntutan tugas
Sebagai variabel bebas (X
1
) diukur dengan menggunakan indikator sebagai
berikut :
1. Balas Jasa (X
1.1
) terdiri dari 4 (empat) item :
a. Keyakinan
b. Penghargaan dan promosi
c. Keputusan
d. Kebutuhan
2. Tindakan Perbaikan (X
1.2
) terdiri dari 6 (enam) item :
a. Kepuasan
b. Kesempatan Bertanya
c. Pelaksanaan Pekerjaan
d. Kinerja
e. Cara Lama
f. Inisiatif
Dalam penentuan skornya menggunakan Skala Likert. Ukuran Kepemimpinan
Transaksional didasarkan pada tanggapan responden terhadap serangkaian item yang
menggunakan skala 5 poin (skala likert) dimulai dengan angka 1 (sangat rendah) s/d
angka 5 (sangat tinggi).
Dst.
VIII. INSTRUMEN PENELITIAN
+ Instrumen utama adalah Kuisioner.
Sebelum disebarkan ke responden sebenarnya kuisioner perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya (karena kuisinor dikembangkan dari konsep teoritis variabel).
+ Validitas :
Mempunyai arti seberapa besar ketepatan & kecermatan suatu alat pengukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Suatu alat pengukur mempunyai validitas tinggi apabila
alat pengukur tersebut menjalankan fungsinya dengan baik atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran).
+ Reliabilitas :
Alat pengukur dikatakan reliabel jika alat tersebut menghasilkan hasil-hasil yang
konsisten,

Reliabilitas menunjukkan seberapa besar pengukuran dapat memberi hasil yang relatif tidak
berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.
Menyusun Kuisioner
(Daftar Pertanyaan)
Tujuan kuisioner memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden

Menyusun kuisioner perlu memperhatikan :


1. Apakah pertanyaan itu perlu ?
Pertanyaan diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Pertanyaan tak perlu hanya
membingungkan responden.
2. Bagaimana pertanyaan tersebut sebaiknya diajukan ?
a. Harus disusun secara cermat, diuji cobakan agar sesuai dengan yang dimaksud peneliti.
b. Sebaiknya responden diberitahu bagaimana data ini akan digunakan & dijamin
anonomitas responden dijaga kerahasiaannya.
Bisa terjadi
Responden berbeda, punya persepsi berbeda saat mengartikan kata yang sama.
Setiap responden punya kerangka pengalaman berbeda saat membaca &
menginterpretasikan pertanyaan.
Hal ini : berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif / menyinggung perasaan
responden
Misal. : pertanyaan tentang umur, penghasilan, kebijakan perusahaan, dll.
3. Apakah bentuk pertanyaan terbuka (open-ended questions) atau tertutup (closed-ended
questions)?

Amat tergantung seberapa jauh peneliti memahami masalah penelitian


Pertanyaan terbuka memberi kebebasan responden menjawab pertanyaan-pertanyaan
sesuai jalan pikirannya.
Pertanyaan tertutup jawabannya dibatasi oleh peneliti, responden tak bebas menjawab
sesuai pikirannya
4.
Bagaimana seharusnya pertanyaan tersebut dirumuskan ?
Pertanyaan dirumuskan semudah mungkin.
Hindari penggunaan istilah yang menimbulkan persepsi ganda / membingungkan.
Pertanyaan-pertanyaan spesifik lebih dianjurkan dibanding pertanyaan bersifat umum.
Pertanyaan bermakna ganda harus dihindari membingungkan responden.
Contoh pertanyaan bermakna ganda :
Bagaimana tanggapan saudara terhadap harga tiket kereta api dan pelayanan petugas ?

Mengundang 2 (dua) macam pertanyaan


5. Bagaimana format jawaban disusun ?
Apa alternatif jawaban yang digunakan dikotomi atau pilihan berganda ?
Bagaimana urutan alternatif jawaban disusun ?
Bagaimana mengatasi jawaban :
Tidak tahu
Tidak ada jawaban
Jawaban netral
6. Apa teknik skala yang sebaiknya digunakan ?
a. Rating scales skala penilaian
Teknik skala
(sering digunakan)
b. Attitude scales
Keuntungan :
Responden mengatakan apa yang diinginkan,
tanpa dibatasi pendapat yang disusun peneliti
Sering digunakan untuk penelitian eksploratif
Lebih sulit dianalisa
Untuk analisis data, sulit diberi kode
Kurang efisien
Pertanyaan
Terbuka
Mudah dalam pemberian kode
Analisis data tidak perlu banyak waktu
Lebih efisien
Jawabannya terbatas
Pertanyaan
Tertutup
a. Rating scales (skala penilaian) :
1. Graphic rating scales
Responden menunjukkan perasaannya dalam skala grafik. Misalnya skala 0 sampai 100
(0 = sangat jelek, 50 = netral, 100 = paling baik)
Contoh : Tolong tunjukkan penilaian anda mengenai film yang baru anda lihat.
Nilai anda : .........
2. Itemized rating scales
Dipilih suatu kategori dalam bentuk berurutan.
Misalnya : Anda tertarik membeli motor Suzuki ?
Pilihan anda : E Sangat tertarik
E Tertarik
E Tidak tertarik
3. Comparative rating scales
Misalnya : skala Rank-Order.
Rangkinglah mobil-mobil berikut menurut urutan yang anda sukai.
Nilai 1 untuk yang paling anda sukai
Nilai 2 untuk yang selanjutnya
Nilai 3 untuk yang berikutnya, dst.
...... Toyota Corolla ...... Honda Grand Civic
...... Suzuki Esteem ...... Daihatsu Classy
b. Attitude scales :
1. Likert scale
- Responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju.
- Skala biasanya terdiri atas 5 (lima) atau 7 (tujuh) titik
Contoh : Saya senang membaca buku
Pilihan :
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju Netral Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5
2. Semantic differential
Responden menilai perilaku objek dengan skala 5 (lima) atau 7 (tujuh) titik dari dua kutub
kata sifat atau istilah.
Contoh : Nilailah hamburger jenis Big Mac dalam dimensi berikut ini
Manis : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : Asin
Tidak enak: ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : Enak
Murah : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : ___ : Mahal
IX. PENGUMPULAN DATA
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Jenis Data :
Nominal
I Kualitatif
(Data tidak dapat diukur dalam
skala numerik)
Ordinal
Interval
II Kuantitatif
(Data dapat diukur dalam skala
numerik)
Rasio
Runtut waktu
Data III Dimensi Waktu Saling tempat
Pooling
Internal
Eksternal
IV Sumber
Primer
Sekunder
I. Data Kualitatif
1. Data Nominal
Data yang dinyatakan dalam bentuk kategori (sekedar menunjukkan kode kategori yang
berbeda) Hanya mengandung unsur penamaan (bahasa latin : nomos = nama)
Bentuk perusahaan Skor yang mungkin
PT 1 3 2
CV 2 2 1
Perorangan 3 1 3
2. Data Ordinal
Data dinyatakan dalam bentuk kategori, namun posisi data tidak sama derajatnya, karena
dinyatakan dalam skala peringkat.
Selain mengandung unsur penamaan, juga memiliki unsur urutan (order = urut)
Rasa Skor yang mungkin
Sangat Enak 4 1
Enak 3 2
Cukup Enak 2 3
Kurang Enak 1 4
II. Data Kuantitatif
1. Data Interval
Selain mengandung unsur penamaan dan urutan, juga memiliki sifat interval (selang) yang
bermakna. Memiliki pula ciri : angka nol-nya tidak mutlak.
Indeks Prestasi Suhu (
o
C)
0 0
1 10
2 20
3 30
4 40
2. Data Rasio
Memiliki unsur penamaan, urutan, intervalnya bermakna, angka nol-nya mutlak.
Luas Bangunan Rumah (m
2
) Panjang Jalan (km)
21 120
45 140
70 160
III. Data menurut Dimensi Waktu
1. Data Runtut Waktu (time-series)
Data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu.

Digunakan untuk melihat pengaruh perubahan dalam rentang waktu tertentu.


Dibedakan menjadi :
Data harian
Misal : - Data kurs Rp / US$ setiap hari
- Data indeks harga saham per hari
Data mingguan
Misal : Data pengunjung rumah sakit setiap minggu (7 hari)
Data bulanan
Misal : Data suku bunga deposito dengan jangka waktu 1 bulan (30 hari)
Data kuartalan
Misal : Data penjualan setiap 3 bulan
Data tahunan
Misal : Data pendapatan nasional setiap tahun (12 tahun)
2. Data Saling Tempat (cross section)
Data yang dikumpulkan pada suatu titik waktu. (Ibaratnya seperti snap shot (potret) pada
suatu waktu tertentu)

Digunakan untuk mengamati respon dalam periode yang sama dan untuk mendukung
pembuktian perilaku individu
Contoh :
Data input output yang diterbitkan tiap 5 tahun sekali.
Data sensus diterbitkan tiap 10 tahun sekali.
Misal : - Sensus penduduk tiap kabupaten pada tahun 2000
- Sensus ekonomi tiap perusahaan di setiap kabupaten pada tahun 1996
Data jumlah penduduk miskin pada setiap desa di propinsi Jawa Timur pada tahun
tertentu.
Laporan keuangan perusahaan yang ada di Bursa Efek pada tahun tertentu.
3. Data Pooling
Kombinasi data runtut waktu dan silang tempat.
Contoh : Mengamati perilaku PAD (Pendapatan Asli Daerah) untuk masing-masing
kabupaten di Provinsi D.I.Y. selama 10 tahun terakhir.

Jumlah data silang tempat terdiri atas 4 kabupaten (Bantul, Gunung Kidul,
Sleman, Kulon Progo) dan 1 kota (Yogyakarta).
Data runtut waktu yang diamati 10 tahun.

Jumlah observasi yang dimiliki sebanyak : 50 (5 x 10)


IV. Data menurut Sumber
1. Data Internal berasal dari dalam organisasi tersebut.
2. Data Eksternal berasal dari luar organisasi tersebut.
3. Data Primer :
Data yang diperoleh langsung dari lapangan, yang menggunakan semua metode
pengumpulan data original.
4. Data Sekunder :
Data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data, dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain).
X. TINJAUAN PUSTAKA
I. Kegunaan
+ Tinjauan pustaka berfungsi sebagai dasar ilmiah terhadap permasalahan yang dicoba.
+ Dasar ilmiah tersebut dapat diperoleh dari :
1. Teori-teori konsep-konsep yang ada
2. Hasil-hasil penelitian yang mendukung
Teori-teori dan konsep-konsep diperoleh dalam Pustaka Umum, berwujud :
- Buku-buku teks.
Landasan Teori - Ensiklopedia.
- Monograph, dll.
Hasil-hasil penelitian diperoleh dalam Pustaka Umum, berwujud :
- Journal
- Buletin
- Penelitian
Landasan Empirik - Skripsi
- Tesis
- Disertasi
- Sumber bacaan yang memuat laporan hasil
penelitian
- Dll.
II. Tata Cara Menulis dan Menyusun Pustaka
a. Sistem nama dan tahun
Penulisan pustaka
b. Sistem nomor
Penulisan harus konsisten antara pustaka satu dengan yang lain.
harus konsisten antara penulisan dalam teks dan penulisan dalam daftar pustaka.
a. Penulisan dalam Teks
1. Sistem nama dan tahun
Cara penulisan dalam teks tergantung kepada susunan kalimat.
Misal : - Menurut Rumawas (2004), Kinerja karyawan ......... dst.
- Rumawas (2004) mengemukakan bahwa Kinerja karyawan ......... dst.
- Kinerja karyawan ......... dst (Rumawas, 2004).
- Bila pengarang dua orang ditulis ke dua-duanya.
- Bila pengarang tiga orang, tulis ketiganya dalam kutipan pertama.
Misal : Menurut Rumawas, Wilson, dan Sugito (2000) Kinerja karyawan ......... dst.

Bila selanjutnya muncul lagi di bab lain, maka pada kutipan kedua ditulis :
Menurut Rumawas et al (2000) Kinerja karyawan ......... dst.
- Bila pengarang lebih dari tiga orang, gunakan semua kutipan dengan et al.
Bila tidak dapat menemukan publikasi asli, kutipan dapat ditulis :
Menurut Rumawas, 2000, (dalam Sugito, 2003), Kinerja karyawan ......... dst.
Mana yang dipilih

Tergantung masing-masing
Atau
Menurut Rumawas (dalam Sugito, 2003), Kinerja karyawan ......... dst.
2. Sistem nomor
Penggunaan Sistem Nomor, pada dasarnya hampir sama dengan Sistem Nama dan Tahun.
Misal : - Menurut Rumawas (2), Kinerja karyawan ......... dst.
- Rumawas (2) menyatakan bahwa ......... dst.
- Kinerja karyawan ......... dst (Rumawas, 2)
atau
- Kinerja karyawan .........dst (2)
Pemberian nomor disesuaikan dengan nomor urut yang ada dalam Daftar Pustaka dan
sebaiknya dibuat setelah perbaikan-perbaikan (konsep akhir)
Cara seperti ini lebih ringkas namun sering menyukarkan pembaca dan butuh
ketelitian tinggi bagi penyusunnya, apalagi bila dalam proses penyusunan banyak
Revisi.
b. Penulisan dalam Daftar Pustaka
Disusun berdasarkan urut-urutan abjad nama pengarang
1. Penulisan Daftar Pustaka untuk Majalah :
Urut-urutannya :
Nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah, volume dan nomor
majalah, serta nomor halaman.
nama kecil nama keluarga
Contoh untuk nama pengarang : Endang Werdiningsih Basuki

Ditulis : Basuki, Endang Werdiningsih


atau
Basuki, E. W.
+ Bila pengarang lebih dari 1 orang nama pengarang kedua dan seterusnya ditulis biasa.
Misal : Balfour, A.H., J.B. Bridge, H.P. Hudges and E.D. Belino
+ Nama-nama orang Indonesia menyulitkan
Bila tidak tahu nama keluarga dan nama kecil, atau bila semuanya nama kecil maka
satu kata terakhir dianggap sebagai nama keluarga.
Nama suami / orang tua tidak ditulis dalam pustaka yang diterbitkan.
+ Nama Tionghoa
Go Ban Hong ditulis : Go, Ban Hong (bukan : Hong, Go Ban)
+ Nama Belanda dengan kata-kata : Van, Van der, De
Nama Brazil dengan kata-kata : Do atau Dos
Diletakkan dibelakang :
Koes de Vries Vries, Koes de
A. Van der Haar Haar, A. Van der
Mario dos Santos Santos, Mario dos
+ Nama India :
B.C. Sen Gupta Sen Gupta, B.C.
J.Le Bean Le Bean, J
V. Du Bery Du Bery, V
# Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang Sosrodiharjo, E.W., 1999.
Bila beberapa pustaka dengan nama pengarang dan tahun penerbitan yang sama dikutip

dalam teks Sosrodiharjo (1989a)


dalam daftar pustaka Sosrodiharjo, E.W., 1989a ......
# Penulisan judul harus sama dengan judul pada publikasi asli tidak boleh dikurangi atau
disingkat
# Nama majalah dianjurkan disingkat (terutama majalah dari luar negeri)

biasanya majalah tersebut sudah menulis singkatan namanya.


Majalah satu kata jangan disingkat (Agrivita, Biology)
Contoh-contoh :
a. Pustaka berupa makalah (dalam majalah)
Wiranta, S. 1996, Perkembangan Kawasan Perdagangan Bebas Association of Southeast
Asian Nation (ASEAN) dan Pengaruhnya terhadap Indonesia. Analisis Centre for
Strategic and International Studies.25(5):407-420
Volume
No majalah
Halaman
b. Pustaka berupa buku
Pindyek, R.S. and D.L. Rubinfeld, 1991, Econometri Model and Economic Forecast, Third
Edition, Mc Graw Hill Inc. New York.
c. Pustaka berupa koran
Pangestu, Mari, 2000, Tatanan Ekonomi Dunia Abad ke 21 dan Implikasinya bagi Indonesia.
d. Pustaka berupa terjemahan
Marteinez, A., 1987, Ilmu Bahasa : Pengantar Terjemahan Rahayu Hidayat dari Elemen de
Linguistique General (1980). Kanisius. Yogyakarta.
e. Pustaka dari internet
In, 2003. Congenital Toxoplasmosis.
Http : // trojovsky.net/toxodiagn.htm.p.1-3. 14 February 2005.
(1) UJI VALIDITAS INSTRUMEN
(Instrumen = kuesioner dari masing-masing indikator / item)
Dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (untuk variabel X dan variabel Y).
Pengujian validitas dilakukan pada semua responden dengan taraf nyata 0,05 menggunakan
Korelasi Pearson (moment product corellation) memakai program SPSS.

Diperoleh nilai r (= koefisien korelasi) dari masing-masing kuesioner.


Hasil r tersebut dibandingkan dengan r tabel dari produk moment bila r hasil perhitungan > r
tabel, berarti data tersebut (data hasil kuesioner) dinyatakan valid.
Contoh :
Hasil Uji Validitas Variabel Kebutuhan Sosial
Instrumen Koefisien Korelasi
(r hitung)
Nilai Kritis
(r tabel 0,05)
Keterangan
1 0,843 0,25442 Valid
2 0,770 0,25442 Valid
3 0,696 0,25442 Valid
(2) UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
Instrumen dikatakan Reliabel bila :
Instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk responden yang sama pada waktu yang
berbeda akan menghasilkan data yang relatif sama.
Banyak cara untuk Uji Reliabilitas, antara lain :
Uji reliabilitas koefisien variansi alpa
cronbach
Uji Durbin_Watson
Uji Korelasi Pearson
dll.
+ Contoh : Uji reliabilitas koefisien variansi alpa cronbach (dengan bantuan SPSS).
Untuk menentukan apakah seluruh variabel telah reliabel dilihat dari koefisien variansi (alpha)
bila koefisien variabel (alpha) > ( = 0,7) maka dikatakan reliabel.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Koefisien alpha hitung Koefisien alpha () Keterangan
Y 0,8676 0,7 Reliabel
X
1
0,7414 0,7 Reliabel
X
2
0,9196 0,7 Reliabel
X
3
0,8476 0,7 Reliabel
X
4
0,9542 0,7 Reliabel
(3) ANALISIS DESKRIPTIF
Untuk memperoleh deskriptif jawaban responden yang tidak dilakukan analisis statistik.
Data tersebut diringkat dapat dalam bentuk tabel frekuensi supaya mudah dibaca dan
diinterpretasikan
Contoh : - Umur responden
- Pekerjaan responden
- Penghasilan responden
- Pendidikan responden
(termasuk data dari variabel moderator)
XI. KORELASI DAN REGRESI
Persoalan Korelasi mencari derajat keeratan
hubungan antar variabel.
Persoalan mencari Hubungan
Persoalan Regresi mencari bentuk hubungan antar
variabel (dalam bentuk fungsi
atau persamaan)
(I) KORELASI
Analisis korelasi upaya mempelajari keeratan hubungan antar variabel.

Yaitu antara :
Variabel tergantung dengan variabel tergantung
Variabel tergantung dengan variabel bebas
Variabel bebas dengan variabel bebas
Besar keeratan hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi dilambangkan :
(untuk populasi)
r (untuk sampel)
Ukuran korelasi : max = +1 dan min = -1 atau -1 < v < 1
r + besar
Y
X
lebih erat
Y
X
kurang erat
r + kecil
Uji Koefisien Korelasi = r
Menguji keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (lihat khusus mengenai
Korelasi)
Koefisien Determinant = R
2

+ R
2
diperoleh dari kuadrat korelasi (= r
2
)
+ R
2
= 0,92 berarti : 92% variasi-variasi dalam variabel Y ditentukan oleh
variasi-variasi dalam variabel X, sedang yang 8% tidak ditentukan oleh X.
Y
X
r = + 1
Korelasi Positif
Sempurna
Korelasi Positif
Nilai x besar
Nilai y tinggi
Tinggi badan
Berat
badan
Y
X
Y
X
r = - 1
Korelasi Negatif
Sempurna
Korelasi Negatif
Nilai x besar
Nilai y rendah
Umur (>30
th
)
Berat
badan
Y
X
Y
X
r = 0
Tidak ada Korelasi
Tinggi badan
Berat
badan
Y
X
(II) REGRESI
Analisis korelasi tidak dapat digunakan memprakirakan suatu variabel berdasarkan variabel
lain secara kuantitatif.

Dapat diatasi menggunakan analisis regresi.


Analisis regresi analisis bentuk hubungan antar variabel
Y = f (x)
Nilai Y tergantung nilai X,
Nilai y dapat diprakirakan jika nilai X diketahui atau berubah.

Variabel terlibat adalah variabel bebas dan variabel tergantung.


Klasifikasi bentuk fungsi regresi :
Sederhana (simple linear) bentuk lurus atau X berpangkat 1
Y = b
0
+ b
1
X
Linier
Berganda (multiple linear) variabel X > 1
Y = b
0
+ b
1
X + b
2
X
2
+ ...... + b
n
X
n
Regresi
Kuadratik
Y = b
0
+ b
1
X + b
2
X
2
Non Linier Kubik
(tidak lurus, melengkung) Y = b
0
+ b
1
X + b
2
X
2
+ b
3
X
3
Kuartik
Y = b
0
+ b
1
X + b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
REGRESI LINIER SEDERHANA
Merupakan hubungan penafsiran harga Y apabila harga dari X telah diketahui.
Fungsi Regresi Linier Sederhana :
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (X
1
, X
2
, ......, X
k
) terhadap variabel terikat (Y).

model : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ ...... + b
k
X
k
+ e
Y = variabel terikat
X
1
,X
2
, ......, X
k
= variabel bebas
a = konstante = intersep
b
1
,b
2
, ......, b
k
= koefisien variabel bebas
e = error = variabel penggangu = variabel acak / random
Secara statistik model tersebut telah memenuhi syarat, namun model tersebut harus dapat diterima
secara ekonometrika (dapat meramalkan) secara baik tanpa bias nilai Y oleh variabel-variabel
X memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimation (BLUE) atau biasa disebut dengan
Asumsi Klasik

Yaitu asumsi bebas dari :


Multikolinearitas
Heteroskedastisitas
Autokorelasi

b
0
b
0
= intersep
b
1
= tg

X X
b1 = tg = Y - Y = (Y - Y)(X - X)
X - X (X - X)
2
atau
b1 = (Yi - Y)(Xi - X)
(Xi - X)
2
+ Uji Multikolinearitas
Asumsi model regresi tidak terjadi multikolinearitas antara sesama variabel bebas yang ada
dalam model tersebut.
atau dikatakan :
Tidak adanya hubungan linear yang sempurna antara variabel bebas tersebut.
(kalau terdapat multikolinearitas tidak akan dapat meramalkan / mengestimasi variabel
Y dengan baik).
+ Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tersebut terjadi ketidak samaan varians
(perbedaan antara Xi dengan X) dari variabel pengganggu (e) dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain dari masing-masing responden.
Bila varians tetap disebut homosked
Bila varians berbeda disebut heterosked

Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas didalamnya
(terjadi homosked).
+ Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang
diurutkan menurut :
Waktu (time series)
Ruang (cross sectional)

Mempunyai arti :
Suatu tahun tertentu dipengaruhi oleh tahun sebelumnya
atau
Dipengaruhi oleh series & cross sectional

Menyebabkan Uji F & Uji T tidak akurat (tidak teliti)

Hasil tidak benar


Uji F
Digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas secara simultan (secara bersama-sama)
terhadap variabel terikat pada analisis regresi linear berganda dilaksanakan dengan SPSS.
Contoh : Hasil Uji F
Sum of square Mean square
Model JK
(jumlah kuadrat)
d.f. KT F P.vol
Regresi 5,778 2 2,889 41,892 0,000
Acak 4,207 61 0,069
Total 9,984 63
F
hit
= 41,892 > F
tabel 0,05
Significan (berpengaruh nyata)
Uji t
Digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas X
1
,X
2
, ......, X
k
terhadap variabel
tergantung (Y), (pengujian secara partial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat).
Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung masing-masing variabel bebas dengan t tabel pada
taraf nyata = 0,05 (dengan bantuan SPSS).

t hitung > t tabel 0,05 berpengaruh significan (nyata)

Berarti variabel X berpengaruh nyata terhadap variabel Y


Contoh : Pembandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel
Variabel bebas Nilai t hitung Nilai t tabel Keterangan
X
1
5,781 1,764 H
1
diterima
X
2
2,769 1,764 H
1
diterima
X
3
2,862 1,764 H
1
diterima
X
4
2,861 1,764 H
1
diterima

También podría gustarte