Está en la página 1de 4

Konsili Vatikan II melalui Dekrit tentang Liturgi Suci menganjurkan agar doa ofisi/ Ibadat Harian didoakan oleh

para imam maupun anggota-anggota Gereja lainnya, dan dengan demikian semua yang mendoakannya tergabung dalam kesatuan doa Gereja di seluruh dunia dalam kesatuan dengan Kristus sang Kepala. Doa ini sering juga dikenal dengan sebutan doa brevir, atau Liturgy of the hour, karena maksudnya adalah doa- doa yang disampaikan untuk menguduskan jam-jam di sepanjang hari sebagai pujian kepada Tuhan. Doa- doa ini umum didoakan di biara sebanyak tujuh kali sehari, mengikuti apa yang tertulis di kitab Mazmur, Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. (Mzm 119:164). Mengingat penting dan indahnya doa ini dalam kehidupan Gereja, maka Konsili mengajak semua umat untuk dapat mengambil bagian di dalam doa Gereja ini, terutama mereka yang tergabung di dalam karya-karya kerasulan Gereja. Demikianlah anjuran Konsili Vatikan II tentang doa Ofisi ini: 83. (Ibadat harian, karya Kristus dan Gereja) Dengan mengenakan kodrat manusiawi, Kristus Yesus, Imam Agung Perjanjian Baru dan kekal, telah memasukkan ke dalam pengasingan di dunia ini madah, yang di sepanjang segala abad dinyanyikan di bangsal surgawi. Ia menghimpun seluruh umat manusia di sekeliling-Nya, dan mengikutsertakannya melambungkan kidung pujian ilahi-Nya. Sebab Ia melestarikan tugas imamat-Nya itu melalui Gereja-nya. Gereja tiada putusnya memuji Tuhan dan memohonkan keselamatan seluruh dunia bukan hanya dengan merayakan Ekaristi, melainkan dengan cara-cara lain juga, terutama dengan mendoakan Ibadat Harian. 84. Berdasarkan Tradisi kristiani yang kuno Ibadat Harian disusun sedemikian rupa, sehingga seluruh kurun hari dan malam disucikan dengan pujian kepada Allah. Adapun bila nyanyian pujian yang mengagumkan itu dilaksanakan dengan baik oleh para imam dan orang-orang lain, yang atas ketetapan Gereja ditugaskan untuk maksud itu, atau oleh Umat beriman, sambil berdoa bersama dengan Imam memakai bentuk yang telah disahkan, pada saat itu sungguh merupakan suara Sang Mempelai sendiri, yang berwawancara dengan Mempelai Pria, bahkan juga doa Kristus beserta Tubuh-Nya kepada Bapa. 85. Maka dari itu semua orang yang mendoakan Ibadat Harian, menunaikan tugas Gereja, maupun ikut serta dalam kehormatan tertinggi Mempelai Kristus. Sebab seraya melambungkan pujian kepada Allah mereka berdiri di hadapan takhta atas nama Bunda Gereja. 86. (Nilai pastoral Ibadat Harian) Para imam yang mengemban pelayanan pastoral yang suci, akan mendoakan Ibadat Harian dengan makin bersemangat, semakin mereka sadari secara mendalam bahwa mereka harus mematuhi nasehat Paulus: Berdoalah tiada hentinya (1Tes 5:17). Sebab hanya Tuhanlah yang

dapat mengurniakan hasil guna dan pertumbuhan kepada karya yang mereka laksanakan, menurut sabda-Nya: Tanpa Aku kamu tidak berbuat apa-apa (Yoh 15:5). Maka ketika mengangkat para diakon, para Rasul berkata: Kamu sendiri akan memusatkan pikiran pada pelayanan sabda (Kis 6:4). 87. Tetapi supaya dalam kenyataan sekarang ini Ibadat Harian didoakan dengan lebih baik dan lebih sempurna oleh para imam maupun para anggota Gereja lainnya, konsili suci seraya melanjutkan pembaharuan yang telah dirintis dengan baik oleh Takhta suci berkenan menetapkan hal-hal berikut tentang Ibadat Harian menurut Ritus Romawi. 88. (Peninjauan kembali pembagian waktu Ibadat menurut Tradisi) Tujuan Ibadat Harian yakni pengudusan seluruh hari. Maka pembagian waktu ibadat yang kita waris hendaknya ditata kembali sedemikian rupa, sehingga ibadat-ibadat sedapat mungkin dilaksanakan pada saat yang tepat, sekaligus juga diperhitungkan situasi hidup zaman sekarang, terutama bagi mereka yang bertekun menjalankan karya-karya kerasulan. 89. Maka penataan kembali Ibadat harian hendaknya dilaksanakan menurut kaidah-kaidah berikut: a) menurut tradisi mulia Gereja semesta, Laudes atau Ibadat Pagi dan Vesper atau Ibadat Sore harus dipandang dan dirayakan sebagai poros rangkap Ibadat Harian, sebagai dua Ibadat yang utama; b) Ibadat penutup (Kompletorium) hendaknya disusun sedemikian rupa, sehingga sungguh cocok dengan akhir hari; c) Yang disebut Matutinium, meskipun bila didaras dalam koor tetap memiliki ciri pujian malam, hendaklah disesuaikan sedemikian rupa, sehingga dapat didoakan setiap saat pada siang hari; dan jumlah mazmurnya hendaknya jangan terlalu banyak, sedangkan bacaan-bacaannya hendaknya lebih panjang; d) Ibadat Prima hendaklah ditiadakan; e) Dalam koor ibadat-ibadat singkat, yakni Tertia, Sexta dan Nona, hendaklah dipertahankan. Dalam pendarasan di luar koor boleh dipilih salah satu dari ketiganya, yakni yang cocok dengan saat hari yang bersangkutan. 90. (Ibadat Harian sumber kesalehan) Kecuali itu sebagai doa resmi Gereja Ibadat Harian menjadi sumber kesalehan dan membekali doa pribadi. Oleh karena itu para imam dan semua orang lain yang ikut mendaras Ibadat Harian diminta dalam Tuhan supaya dalam melaksanakannya hati mereka berpadu dengan apa uang mereka ucapkan. Supaya itu tercapai dengan lebih baik, hendaknya mereka mengusahakan pembinaan yang lebih mendalam tentang liturgi dan Kitab suci, terutama mazmur-mazmur. Adapun dalam melaksanakan pembaharuan hendaknya perbendaharaan Ibadat Romawi yang terpuji dan abadi itu disesuaikan sedemikian rupa, sehingga siapa saja yang mewarisinya dapat

menikmatinya secara lebih leluasa dan lebih mudah.. (Konsili Vatikan II, Konstitusi Liturgi Suci, Sacrosanctum Concilium, 83-90) Dengan demikian, kita semua sebagai anggota Gereja, diundang untuk turut memadahkan doa pujian kepada Allah Bapa dalam kesatuan dengan Kristus dan seluruh anggota Gereja dalam doa Ibadat Harian ini. Teks doa Ibadat Harian ini dapat diperoleh secara online, di situs Kapusin (dalam bahasa Indonesia), klik di sini dan di situs Universalis (dalam bahasa Inggris), silakan klik. Dua doa yang utama yang merupakan sendi dari keseluruhan doa harian itu adalah doa pagi (Morning prayer/Lauds) dan doa sore (Evening Prayer/Vespers) yang teksnya dapat diperoleh di link tersebut. Mari kita melambungkan mazmur pujian kepada Tuhan dan menggabungkan doa-doa kita dalam kesatuan dengan seluruh Gereja, terutama dengan mendoakan doa pagi (Morning Prayer/ Lauds) dan doa sore (Evening Prayer/ Vespers) tersebut. Semoga terus bergemalah pujian kepada nama Allah Tuhan kita di seluruh dunia!

Tata ibadat ofisi


Ibadat Pagi Antifon Pembukaan : Ya Tuhan bukalah bibirku supaya mulutku mewartakan pujian bagi nama-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus Mazmur Pembukaan :Mazmur 95 Lagu Pembukaan: Pilih sendiri lagu yang sesuai atau ditiadakan. Pendarasan Mazmur: Pilih 3 buah Mazmur Bacaan Singkat: Sebetulnya tiap hari punya bacaan khusus, namun boleh pilih bacaan sendiri atau gunakan bacaan pertama dalam Misa. Pendarasan Kidung Zakharia dari Luk 1:68-79 Doa2 permohonan disusul Bapa Kami dan doa Penutup. Ibadat Pagi ditutup dengan ucapan Semoga Allah yang maharahim memberkati kita, mengampuni segala dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal. Ibadat Siang Antifon Pembukaan: Ya Allah bersegeralah menolong aku, Tuhan perhatikanlah Hamba-Mu. Kemuliaan kepada bapa dan Putera dan Roh Kudus.. Lagu: bisa pilih sendiri atau ditiadakan Pendarasan Mazmur: Ambil 3 buah Mazmur Bacaan Singkat: bebas saja-lah Doa Penutup. Ibadat ditutup dengan ucapan; Marilah kita memuji Tuhan. Syukur kepada Allah. Ibadat Sore. Antifon Pembukaan sama dengan Ibadat siang. Lagu bebas dengan tema syukur, atau boleh ditiadakan. Pendarasan Mazmur: Ambil 3 buah Mazmur. Bacaan Singkat: pilih sendiri atau dari Bacaan Injil Misa. Pendarasan Kidung Maria: Luk 1:46-55 Doa Permohonan, Bapa Kami dan Penutup. Ibadat Sore ditutup dengan cara seperti Ibadat pagi.

Ibadat bacaan (sederhana) Antifon Pembukaan sama seperti Ibadat sore dan siang. Pilih 1 bab Bacaan Alkitab dan 1 Bab bacaan dari buku Rohani pilihan (bacaan dari buku bisa ditiadakan). Usahakan saat hening yang lebih banyak, ditutup dengan doa Penutup dan ucapan seperti saat Ibadat Siang Ibadat Penutup (sebelum tidur) Diawali dengan doa tobat, kemudian Antifon Pembuka seperti pada sore hari. Ambil 1 Mazmur dan bacaan singkat. Lalu dilanjutkan dengan Kidung Simeon dari Luk 2:29-32 dan dilanjutkan dengan doa penutup. Ibadat diakhiri dengan ucapan semoga Allah menganugerahkan istirahat kepada kita dalam naungan belas kasihan-Nya. Lalu disusul dengan devosi kepada Bunda Maria (Salam Maria, Salve Regina, Regina Caeli, dll) Untuk Pemilihan Mazmur bisa menggunakan judul Mazmur yang disediakan di Alkitab TB-LAI sebagai acuan. Sehabis mendaras (mendoakan) Mazmur dan Kidung selalu didoakan Kemuliaan.

También podría gustarte