Está en la página 1de 23

ASUHAN KEPERAWATAN dengan GANGGUAN DEPRESI pada LANSIA

OLEH : KELOMPOK V SHINTA EL KARYA GULO DWI AYU RETNO PSIK II - 4 Dosen Pengasuh : Ns. Rossety Sipayung, S. Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKes) UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasihNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Lansia dengan Deprisi . Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Komunitas II di Universitas Sari Mutiara Medan. Kami mengucapkan terimakasih pada ibu Rosetty Sipayung, S. Kep, Ns selaku dosen pengasuh mata kuliah ini yang telah banyak memberikan arahan dan masukan terhadap perbaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca semuanya. Demikianlah dari kami, akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, April 2013

Kelompok 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upayapemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia,berdaya guna dan produktif. Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif.proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai perasan sedih,cemas,kesepian, dan mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia mengaklami gangguan tersebut maka kondisi tersebut dapat menggangu kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan merawat lansia dengan masalah tersebut adalah hal yang sangat penting dlamupaya mendorong lansia bahagia sejahtera di dalamkeluarga serta masyarakat. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apakah pengertian lansia dan batasan lansia ? Apakah yang dimaksud dengan proses menua ? Bagaimanakah teori-teori proses menua ? Apakah pengertian depresi ? Apakah faktor predisposisi dan pencetus ? Apakah tanda dan gejala depresi serta ciri-ciri depresi ? Bagaimanakah asuhan keperawatan lansia dengan depresi ? Tujuan Untuk menetahui pengertian lansia dan batasan usia. Untuk mengetahui dan mengerti proses menua. Untuk mengetahui teori teori proses menua. Untuk mengetahui apa itu depresi Untuk mengetahui faktor predisposisi dan faktor pencetus depresi Untuk mengetahui tanda dan gejala depresi.

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan depresi. D. Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai lansia beserta bagian-bagian penting dan asuhan keperawatan lansia dengan depresi. Dengan penyusunan makalah ini, juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk lebih mengetahui apa yang menjadi tujuan penyusunan makalah ini.

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN

A.

Tinjauan tentang Lansia 1. Pengertian lansia

Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age) kelompok usia45-70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old) antara 75-90thn usia dangat tua(very old) diatas 90 tahun. Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur 65 tahun keatas. Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidakapat ditentukan oleh tuhan yang maha esa (wahyudi nugroho,2000) 2. Batasan-batasan Lansia Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh para ahli karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling mempengaruhi sebagai indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses peneuan berdasarkan teori psikologis ditekankan pada perkembangan). World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Middle Aggge (45-59 tahun) Erderly (60-74 tahun) Old (75-90 tahun) Very old (> 91 tahun)

Menurut Birren dan Renner dalam Johanna E.P (1991; 75) usia biologis dabat diberi batasan sebagai suatu estimasi posisi seseorang dalam hubungannya dengan potensi jangka hidupnya. Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna, EP (1993, 75) mengatakan bahwa usia biologis adalah proses genetik yang berhubungan waktu, tetapi terlepas dari stres, trauma dan penyakit. Seseorang dikatakan muda secara biologis apabila secara kronologis tua, tetapi organ-organ tubuhnya, seperti jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, tetap berfungsi seperti waktu muda. Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan, belajar, intelegnsi, keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi. Apabila hal ini masih baik dan stabil dapat dikatakan secara psikologis ia masih dewasa.

Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dan menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab di mayarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tua : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Herediter Nutrisi Status Kesehatan Penglaman hidup Lingkungan Stres Proses penuaan

Pengertian Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ketidamampuan dan bahkan kematia (Cox, 1984). Teori-teori Proses Penuan 1. Teori Biologi , Perubahahn biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori Genetika a) Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah distel seperti jam. Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali. Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. The Error Theory, Pemakaian dan rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai). Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non Genetika).

b) c) d) e)

2. Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai akibat pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada kromosom pigmen dan jaringan kolagen.

3. Teori imunlogi, perubahan jaringan getah bening akanmengakivbatkan ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi. 4. Teori Psikologik a) Maslow Hierareky Human Needs Theory Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal (kebutuhan biologik, keamanan da kenyamanan , kasih sayang, harga diri, aktualisasi diri dan aktualisasi diri. b) Jungs Theory of invidualsm Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal. c) Course of Human Life Theory Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan bawa teori perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi pencapaian tujuan hidup seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan. d) Eight Stages of Life Theory Teori Eight Stages of Life yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan peran yang perlu diselesaikan dengan baik : Tahap Masa bayi timbul kepercayaan dasar (basic trust) I Tahap penguasaan diri (autonomi) Tahap II Tahap inisiatip Tahap Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness) III Mencari identitas diri (Identy) Tahap IV Timbulnya keintiman (Intimacy)

Tahap Mencapai kedewasaan (generativity) V Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan kepribadian (ego Tahap Integrity), dia merupakan orang yang memiliki integritas dalam VI kepribadian sehingga mampu berbuat untuk kepentingan umum. Kegagalan pada tahap ini akan menyebabkan cepat putus asa. Tahap VII Tahap VIII

Demikian juga dengan teori Developmental Task yang dikemukakan Havighurst (1972) bahwa masing-masing individu melalui tahap-tahap perkembangan secara spesifik dan terjadi variasi/perbedaan antara individu satu dengan lainnya. Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

Peran Perawat pada klien lansia sesuai Proses Penuaan.

Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat terjadi pada lansia. Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan bagi para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas dari peran perawat sebagai unsur pelaksana. 1. Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia 1. Perubahan Fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

Sistem pernafasan pada lansia.

1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.

2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret. 3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml. 4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m), menyebabkan terganggunya prose difusi. 5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan. 6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri. 7) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

Sistem persyarafan.

1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan. 2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.

3) Mengecilnya syaraf panca indera. 4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.

1. Penglihatan 1) Kornea lebih berbentuk skeris. 2) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. 3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

4) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap. 5) Hilangnya daya akomodasi. 6) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang. 7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala. 1. Pendengaran. 1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun. 2) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. 3) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin. 1. Pengecap dan pembau. 1) Menurunnya kemampuan pengecap. 2) Menurunnya kemampuan membau sehingga mengakibatkan selera makan berkurang. 1. Peraba. 1) Kemunduran dalam merasakan sakit. 2) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.

1. Katub jantung menebal dan menjadi kaku. 2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ). 1. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal 170/95 mmHg ).

Sistem genito urinaria.

1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. 2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin. 3. Pembesaran prostat 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun. 4. Atropi vulva. 5. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna. 6. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

Sistem endokrin / metabolik pada lansia.

1. Produksi hampir semua hormon menurun. 2. Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah. 3. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH. 4. Menurunnya aktivitas tiriod BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat. 5. Menurunnya produksi aldosteron. 6. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron. 7. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).

Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.

1. Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. 2. Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit. 3. Esofagus melebar. 4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5. Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi. 6. Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ). 7. Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

Sistem muskuloskeletal. Tulang kehilangan densikusnya rapuh. Resiko terjadi fraktur. Kyphosis. persendian besar & menjadi kaku. Pada wanita lansia > resiko fraktur. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas. Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ). Perubahan sistem kulit & karingan ikat.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak. 2. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa 3. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi. 4. Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen. 5. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik. 6. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh. 7. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu. 8. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun. 9. Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.

10. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.

Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.

1. 2. 3. 4.

Selaput lendir vagina menurun/kering. Movarium dan uterus. Atropi payudara. Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur. 5. Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik. 6. Perubahan-perubahan mental/ psikologis Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. Kesehatan umum Ttingkat pendidikan Keturunan (herediter) Lingkungan Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili 9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit. Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk. Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu.

Perubahan Spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. B. Tinjauan tentang Depresi 1. Pengertian Depresi Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi penyakit/ klinik.(stuart dan sundeer,1998) Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.

2. Faktor predisposisi dan faktor pencetus

Faktor Predisposisi:

1. Faktor genetik dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan afektif melalui riwayat keluarga atau keturunan. 2. Teori agresi menyerang kedalam,menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang dtujukan kpd diri sendiri. 3. Teori kehilangan obyek merujuk kepada perpisahan traumatik individu dengan benda atau yang sangat berarti. 4. Teori organisasi keprbdian menguraikan bagaimana konsep dri yang negatif dan harga diri rnudah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor. 5. Model kognitif menyatakan bahwa deprsi merupakan masalah kognitif yang di dominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap dari seseorang, dunia seseorang dan masa depn seseorang. 6. Model ktidakberdayaan yang dipelajari menunjukan bahwa bukan sematamata trauma menyebabkan depresi tapi keyakinan bahwa seseorang tidak

mempnyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya oleh karena itu ia mengulngi respon yang adaptif. 7. Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial yang mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkngan. 8. Model biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi selma masa depresi. Termasuk defisiensi ketokolamin, disfungsi endokrin,dan hiperskresi kortisol

Stresor Pencetus

1. Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang di bayangkan, termasuk kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan,atau harga diri. karena elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan maka persepsi pasien merupakan hal yg sangat penting 2. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah. 3. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan depresi, trutama pada wanita. 4. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau penyakit fisik dan gangguan keseimbangan metabolik, dapat mencetuskan gangguan alam perasaan. Diantra obat-obatan termasuk tersebut terdapat obat antihipertensi dan penyalahgunaan zat yang menyebabkan kecanduan. Kebanyakan penyakit kronik yg melemahkan tubuh juga sering disrtai dengan depresi. Depresi yg terdapat pada usia lanjut biasnya bresfat kompleks karena untuk menegakan diagnosis sering melibtkan evaluasi dari kerusakan otak orgnik dan depresi klinik.

3. Tanda Dan Gejala Depresi Frank J.Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan bahwa ada beberapa tanda dan gejala depresi, yakni: 1. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan. 2. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah makan.

3. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur. 4. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya. Ya,kan? saya tidak mengalami depresi?.dilain pihak, seseorang lainnya yang mengalami depresi mungkin akan gampang letih dan lemah. 5. Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk mengatakan atau merasa,saya selalu merasah lelah atau saya capai. Ada anggapan bahwa gejala itu disebabkan oleh faktor-faktor emosional, bukan faktor biologis. 6. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, saya menyia-nyiakan hidup saya, atau saya tidak bisa mencapai banyak kemajuan, seringkali terjadi. 7. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk memecahkan masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk menfokuskan perhatiannya pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu. Keluhan umum yang sering terjadi adalah, saya tidak bisa berkonsentrasi.. 8. Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan, terutama kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara tidak langsung. 9. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang sebenarnya, merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung. Frank menambahkan bahwa tidak ada aturan yang pasti untuk setiap orang. tetapi merupakan konvensi untuk menyatakan bahwa kalau lima atau lebih dari tanda-tanda atau gejala itu ada dan selalu terjadi, maka sangat mungkin seseorang mengalami depresi. Lain halnya jika seseorang mnegalami gejala pada nomor 9, yakni punya keinginan untuk bunuh diri, maka Frank menganjurkan seseorang untuk segera mencari bantuan profesional secepat mungkin. 4. Ciri-Ciri Depresi Ciri-ciri tiga macam depresi (Tumlahaye,1998). Kehilangan semangat (ringan) Mental Ragu-ragu Patah semangat Putus asa (berat) (serius) Kritik diri sendiri Penolakan diri sendiri

Kemurkaan Kasihan diri sendiri Kehilangan nafsu makan Fisik Tidak dapat tidur Penampilan teratur Ketidakpatuhan Kesedihan emosional Mudah tersinggung Ragu-ragu akan tuhan Tidak senang akan tuhan Spiritual yang tidak

Kemarahan Kasihan sendiri Kelesuan

Kepahitan diriKasihan diri sendiri

Pengungsian diri Kecemasan Kepasifan Menangis Tiada harapan Keadaan sulit yang Skizophegenia Keadaan tertinggal Penderita kesepian Kemarahan akan sabdasabda tuhan akan Acuh tak acuh akan nasehat

Menolak tuhan

Tidak berterima kasih dan Mengeluh Tidak percaya terhadap tidak percaya terhadap tuhan tuhan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEPRESI

A.

Pengkajian 1. 2. 3. 4. Identitas diri klien Struktur keluarga : Genoogram Riwayat Keluarga Riwayat Penyakit Klien

Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.

1. Kaji adanya depresi. 2. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat, seperti geriatric depresion scale. 3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan 4. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.

Lakukan observasi langsung terhadap : Perilaku.

Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas hidup sehari-hari? Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial? Apakah klien sering mengluyur danmondarmandir? Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration phenomena? Afek

Apakah kilen menunjukkan ansietas? Labilitas emosi? Depresi atauapatis? lritabilitas? Curiga? Tidak berdaya? Frustasi? Respon kognitif

Bagaimana tingakat orientasi klien? Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang halhal yang baru saja atau yang sudah lamaterjadi? Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau mengabstrakan? Kurang mampu membuat penilaian? Terbukti mengalami afasia, agnosia, atau,apraksia? Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia sudah menjadi pemberi asuhan dikeluarga tersebut. ldentifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota keluarga yang lain. Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan sumber daya komunitas (catat hal-hal yang perlu diajarkan).

1. 2. 3.

4. 5.

Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga. Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien pemberiasuhan tentang dirinya sendiri. Klasifikasi Data

dan

kekhawatiran

o Data Subyektif 1. Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara. 2. Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing. 3. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri. 4. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi. o Data Obyektif 1. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot. 2. Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret. 3. Kadang-kadang dapat terjadi stupor. 4. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis. 5. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal. Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan keterbelakangan psikomotor.

B.

Diagnosa Keperawatan 1. Resti mencederai diri berhubungan dengan depresi. 2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

C.

Rencana Tindakan Keperawatan

DX I

: Mencederai diri berhubungan dengan depresi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia tidak mencederai diri. Kriteria Hasil: 1. Lansia dapat mengungkapkan perasaanya. 2. Lansia tampak lebih bahagia. 3. Lansia sudah bisa tersenyum ikhlas. Intervensi : 1. Bina hubungan saling percaya dengan lansia.

Rasional : hubungan saling percaya dapat mempermudah dalam mencari data-data tentang lansia. 2. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati dan Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.

Rasional : Dengan sikap sabar dan empati lansia akan merasa lebih diperhatikan dan berguna. 3. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.

Rasional : Meminimalkan terjadinya perilaku mencederai diri

DX 2 : Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia merasa tidak stres dan depresi. Kriteria Hasil : 1. Klien dapat meningkatkan harga diri 2. Klien dapat menggunakan dukungan sosial 3. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Intervensi : 1. Klien dapat meningkatkan harga diri Tindakan: 1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya. Rasional : Membangun motivasi pada lansia 1. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu. Rasional :Individu lebih percaya diri 1. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan). Rasional : Menumbuhkan semangat hidup lansia 2. Klien dapat menggunakan dukungan sosial Tindakan: 1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut). Rasional : Lansia tidak merasa sendiri 1. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama). Rasional : Meningkatkan nilai spiritual lansia 1. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama). Rasional : Untuk menangani klien secara cepat dan tepat 3. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat Tindakan:

1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat). Rasional : Untuk memberi pemahaman kepada lansia tentang obat 1. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu). Rasional : Prinsip 5 benar dapat memaksimalkan fungsi obat secara efektif 1. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan. Rasional : Menambah pengetahuan lansia tentang efek efek samping obat. 1. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar. Rasional : Lansia merasa dirinya lebih berharga

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan

Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age) kelompok usia45-70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old) antara 75-90thn usia dangat tua(very old) diatas 90 tahun. Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur 65 tahun keatas.World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Middle Aggge (45-59 tahun) Erderly (60-74 tahun) Old (75-90 tahun) Very old (> 91 tahun)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tua adalah herediter, nutrisi, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, stres. Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ketidamampuan dan bahkan kematia (Cox, 1984). B. Saran

Asuhan keperawatan pada lansia haruslah diakukan secara profesional dan komprehensip, yaitu dengan memandang pada aspek boi-psiko-sosial-spiritual pada lansia. Aspek psikologis pada lansia merupakan aspek yang tak kala penting dari aspek yang lain, olehnya itu pelaksanaan asuhan keperawataan lansia dengan gangguan psikososial harus dilakukan dengan sebaik-baiknya demi terciptanya lansia yang sehat jasmani dan rohani.

También podría gustarte

  • Trauma Abdomen 2
    Trauma Abdomen 2
    Documento21 páginas
    Trauma Abdomen 2
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Trauma Abdomen
    Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Trauma Abdomen
    Documento55 páginas
    Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Trauma Abdomen
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    100% (4)
  • BAB I Askep Nefro
    BAB I Askep Nefro
    Documento27 páginas
    BAB I Askep Nefro
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • SEGITIGA EPIDEMIOLOGI DAN INTERAKSI HOST, AGENT, ENVIRONMENT
    SEGITIGA EPIDEMIOLOGI DAN INTERAKSI HOST, AGENT, ENVIRONMENT
    Documento4 páginas
    SEGITIGA EPIDEMIOLOGI DAN INTERAKSI HOST, AGENT, ENVIRONMENT
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Pemeriksaan Fisik SLE
    Pemeriksaan Fisik SLE
    Documento15 páginas
    Pemeriksaan Fisik SLE
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    100% (2)
  • Kumpulan Nanda NIC NOC
    Kumpulan Nanda NIC NOC
    Documento20 páginas
    Kumpulan Nanda NIC NOC
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Personal Management
    Personal Management
    Documento14 páginas
    Personal Management
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Askep KGD Trauma Abdomen
    Askep KGD Trauma Abdomen
    Documento26 páginas
    Askep KGD Trauma Abdomen
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Analisis Swot Di Rsu Swadana Daerah
    Analisis Swot Di Rsu Swadana Daerah
    Documento4 páginas
    Analisis Swot Di Rsu Swadana Daerah
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Personal Management
    Personal Management
    Documento14 páginas
    Personal Management
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Pemeriksaan Fisik SLE
    Pemeriksaan Fisik SLE
    Documento15 páginas
    Pemeriksaan Fisik SLE
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    100% (2)
  • Personal Management
    Personal Management
    Documento14 páginas
    Personal Management
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • SAP Tiroiditis
    SAP Tiroiditis
    Documento6 páginas
    SAP Tiroiditis
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • EPIDEMI KONSEP
    EPIDEMI KONSEP
    Documento10 páginas
    EPIDEMI KONSEP
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Leaflet Hipertensi
    Leaflet Hipertensi
    Documento3 páginas
    Leaflet Hipertensi
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Leaflet Rematik New
    Leaflet Rematik New
    Documento3 páginas
    Leaflet Rematik New
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • BAB 1 Terapi Komplementer
    BAB 1 Terapi Komplementer
    Documento40 páginas
    BAB 1 Terapi Komplementer
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • BAB 1 Terapi Komplementer
    BAB 1 Terapi Komplementer
    Documento40 páginas
    BAB 1 Terapi Komplementer
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • KASUS Heaadache
    KASUS Heaadache
    Documento5 páginas
    KASUS Heaadache
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • REHABILITASI PASIEN AMPUTASI
    REHABILITASI PASIEN AMPUTASI
    Documento76 páginas
    REHABILITASI PASIEN AMPUTASI
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    100% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento9 páginas
    Bab Ii
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • BAB 1 Terapi Komplementer
    BAB 1 Terapi Komplementer
    Documento40 páginas
    BAB 1 Terapi Komplementer
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Rheumatoid Artritis Teori
    Rheumatoid Artritis Teori
    Documento5 páginas
    Rheumatoid Artritis Teori
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Cover
    Cover
    Documento9 páginas
    Cover
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • SLE Asuhan Keperawatan
    SLE Asuhan Keperawatan
    Documento7 páginas
    SLE Asuhan Keperawatan
    Dicky Helmi Susilo
    Aún no hay calificaciones
  • Manajemen Airway
    Manajemen Airway
    Documento2 páginas
    Manajemen Airway
    Talitha Sayoeti
    Aún no hay calificaciones
  • Sle 4
    Sle 4
    Documento23 páginas
    Sle 4
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Puminal Edema
    Puminal Edema
    Documento15 páginas
    Puminal Edema
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Rheumatoid Artritis Teori
    Rheumatoid Artritis Teori
    Documento5 páginas
    Rheumatoid Artritis Teori
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones
  • Tugas Pak Erwin Sirosis Hepatis
    Tugas Pak Erwin Sirosis Hepatis
    Documento9 páginas
    Tugas Pak Erwin Sirosis Hepatis
    Shinta ELshintz'loviizamoree
    Aún no hay calificaciones