Está en la página 1de 3

E.

Kredit Sindikasi Kredit sindikasi juga disebut pembiayaan bersama, merupakan wewenang kantor pusat selaku unit usaha yang melakukan komitmen pembiayaan tersebut. Kerja sama pembiayaan ini melibatkan beberapa bank yang mempunyai komitmen bersama untuk membiayai proyek tertentu. Konsorsium adalah kerja sama pembiayaan diantara bank-bank pemerintahan pemberian kredit investasi dan eksploitasi, yang diatur oleh sebuah bank induk dan terdiri dari bebrapa bank pemerintah sebagai anggota. Co-financing adalah pengembangan dari pelaksanaan konsorsium. Pola kerja sama dalam cofinancing adalah antara lembaga keuangan dengan bank-bank komersial. Secara umum kredit sindikasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Melibatkan lebih dari satu lembaga keuangan atau bank. 2. Mempunyai syarat-syarat dan ketentuan yang sama bagi masing-masing peserta. 3. Hanya ada satu dokumentasi kredit yang menjadi pegangan bagi bank peserta. 4. Kerja sama ini diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi semua bank peserta. F. Restrukturisasi Kredit Restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam usaha perkreditan agar supaya debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dapat dilakukan antara lain melalui penurunan suku bunga; pengurangan tunggakan bunga kredit; pengurangan pokok kredit; perpanjangan jangka waktu kredit; penambahan fasilitas kredit; pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara perusahaan debitur. Penyertaan modal adalah penyertaan sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit. Restrukturisasi kredit ini memungkinkan usaha debitur terus berjalan dan dana perbankan bisa diselamatkan. Solusi ini dianggap terbaik saat ini dalam menghadapi kredit yang bermasalah tanpa membunuh usaha debitur. Sebab di samping meyelamatkan dana perbankan dan menyelamatkan usaha debitur juga memberikan manfaat bagi masyarakat pada umunya karena penyelamatan kredit dapat ikut mendukung recovery ekonomi nasional.

Tidak semua debitur yang bermasalah dapat direstrukturisasi kreditnya. Bank hanya dapat melakukan restrukturisasi kredit bila debitur memiliki prospek baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau bunga kredit. G. Perlakuan Akuntansi Restrukturisasi Kredit Perlakuan akuntansi restrukturisasi kredit pada prinsipnya dilaksanakan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 54 Tentang Akuntansi Hutang Bermasalah, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Nilai buku kredit setelah restrukturisasi kredit dihitung dengan menggunakan metode berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut: a. Nilai tunai b. Nilai pasar c. Nilai agunan 2. Dalam perhitungan nilai tunai penerimaan kas masa depan atas kredit yang direstrukturisasi, bank wajib menggunakan tingkat bunga efektif dari kredit sebelum direstukturisasi sebagai tingkat diskonto. 3. Apabila nilai buku baru kredit setelah restrukturisasi dengan menggunakan salah satu metode perhitungan dalam butir 1 lebih kecil dari saldo kredit sebelum restrukturisasi, bank wajib memperhitungkan selisih tersebut sebagai kerugian. 4. Dalam memperhitungkan proyeksi penerimaan kas masa depan atas kredit yang direstrukturisasi untuk keperluan perhitungan nilai tunai sebagaimana dimaksud dalam butir 1, bank wajib menggunakan asumsi yang wajar sesuai dengan perkembangan yang ada, agar proyeksi tersebut realistis. 5. Dalam hal restrukturisasi kredit seluruhnya dilakukan dengan pengalihan aset termasuk surat berharga, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara maka pengakuan kerugian dicatat sebesar selisih antara nilai pasar dari aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai buku kredit. 6. Dalam hal sebagian kredit direstrukturisasi dengan pengalihan aset termasuk surat berharga, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara dan sebagian kredit direstrukturisasikan dengan modifikasi persyaratan kredit maka pengakuan kerugian dicatat sebesar selisih antara nilai pasar dari aset atau ekuitas yang diterima dengan nilai baku kredit dan pengakuan kerugian atau modifikasi persyaratan kredit sesuaia dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1.

7. Penghitungan kerugian untuk Kredit Usaha Kecil (KUK) dan kredit konsumsi yang firestrukturisasi dapat dilakukan menurut jenis kredit dengan menggunakan metode statistik atau dilakukakn penilaian terhadap setiap fasilitas kredit sesuai dengan angka 1, angka 2, angka 3, dan angka 4. 8. Bank wajib mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan. Apabila terdapat perbedaan yang mendasar dalamproyeksi dan realisasi dari angsuran pokok dan bunga, jangka waktu, arus kas tingkat bunga, atau nilai agunan, bank wajib menghitung kembali kerugian yang terjadi.

También podría gustarte