Está en la página 1de 5

Pilihan utama : Kloramfenikol 4 x 500mg sampai dengan 7 hari bebas demam.

Alternatof lain : Tiamfenikol 4 x 500 mg (komplikasi hematologi lebih rendah dibandingkan kloramfenikol) Kotrimoksazol 2 x 2 tablet selama 2 minggu Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/kgBB selama 2 minggu Sepalosporin generasi III ; yang terbukti efektif adalah seftriakson 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc selama jam per-infus sekali sehari, selama 3-5 hari. Dapat pula diberikan sefotaksim 2-3 x 1 gram, sefoperazon2 x 1 gram Fluorokuinolon (demam umumnya lisis pada hari III atau menjelang hari IV) : Norfloksasin 2 x 400 mg/hari selama 14 hari Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 6 hari Ofloksasin 2 x 400 mg/hari selama 7 hari Pefloksasin 400 mg/hari selama 7 hari Fleroksasin 400 mg/hari selama 7 hari Pada kasus toksik tifoid (demam tifoid disertai gangguan kesdaran dengan atau tanpa kelainan neurologis lainnya dan hasil pemeriksaan cairan otak masih dalam batas normal langsung diberika kombinasi kloramfenikol 4 x 500 mg dengan ampisilin 4 x 1 gram dan deksametason 3 x 5 mg. Kombinasi antibiotika hanya diindikasikan pada toksik tifoid, peritonitis atau perforasi, renjatan septik. Steroid hanya diindikasikan pada toksik tifoid atau demam tifoid yang mengalami renjatan septik dengan dosis 3 x 5 mg Kasus tifoid karier Tanpa kolelitiasis pilihan rejimen terapi selama 3 bulan : - Ampisilin 100 mg/kgBB/hari + Probenesid 30 mg/kgBB/hari - Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari + Probenesid 30 mg/kgBB/hari - Kotrimoksazol 2 x 2 tablet/hari Dengan kolelitiasis kolesistektomi + regimen tersebut di atas selama 28 hari atau kolesistektomi + salah satu rejimen berikut : - Siprofloksasin 2 x 750 mg/hari - Norfloksasin 2 x 400 mg/hari Dengan infeksi Schistosoma haematobium pada taksus urinarius eradiksi Schistosoma haematobium : Prazikuantel 40 mg/kgBB dosis tunggal, atau Metrifonat 7,5-10 mg/kgBB bila perlu diberikan 3 dosis, interval 2 minggu Setelah eradiksi berhasil, diberikan rejimen terapi untuk tifoid karier sepertidi atas Perhatin : Pada kehamilan fluorokuinolon dan kotrimaksazol tidak boleh digunakan. Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester III. Tiamfenikol tidak dianjurkan pada trimester I. Obat yang dianjurkan golongan beta laktam : ampisilin, amoksisilin, dan sefalosporin generasi III (sefriakson) Anonim. Tropik Infeksi. Dalam Panduan Pelayanan Medik. PB PAPDI. Editor Aziz Rani, Sidartawan Sugondo, Anna Uyainah Z. Nasir, Ika Prasetya Wijaya, Nafrialdi, Arif Mansjoer. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Tahun 2006, hal 137-153

Fluoroquinolones Optimal for the treatment of typhoid fever Relatively inexpensive, well tolerated and more rapidly and reliably effective than the former first-line drugs, viz. chloramphenicol, ampicillin, amoxicillin and trimethoprimsulfamethoxazole. The majority of isolates are still sensitive. Attain excellent tissue penetration, kill S.typhi in its intracellular stationary stage in monocytes/macrophages and achieve higher active drug levels in the gall bladder than other drugs. Chloramphenicol Binds to 50S bacterial-ribosomal subunits and inhibits bacterial growth by inhibiting protein synthesis. The recommended dosage is 50 - 75 mg per kg per day for 14 days divided into four doses per day, or for at least five to seven days after defervescence.

Oral administration gives slightly greater bio availability than intramuscular (i.m.) or intravenous (i.v.) administration of the succinate salt. The disadvantages of using chloramphenicol include a relatively high rate of relapse (57%), long treatment courses (14 days) and the frequent development of a carrier state in adults. Cephalosporins Ceftriaxone: 50-75 mg per kg per day one or two doses Cefotaxime: 40-80 mg per kg per day in two or three doses Cefoperazone: 50-100 mg per kg per day Amoxicillin (Trimox, Amoxil, Biomox) Interferes with synthesis of cell wall mucopeptides during active multiplication, resulting in bactericidal activity against susceptible bacteria. At least as effective as chloramphenicol in rapidity of defervescence and relapse rate. Convalescence carriage occurs less commonly than with other agents when organisms are fully susceptible. Usually given PO with a daily dose of 75-100 mg/kg tid (three times a day) for 14 d. Adult 1 g PO q8h Pediatric 20-50 mg/kg/d PO divided q8h for 14 d

Trimethoprim and sulfamethoxazole Inhibits bacterial growth by inhibiting synthesis of dihydrofolic acid. Antibacterial activity of TMP-SMZ includes common urinary tract pathogens, except Pseudomonas aeruginosa. As effective as chloramphenicol in defervescence and relapse rate. Trimethoprim alone has been effective in small groups of patients. Dosing Adult 6.5-10 mg/kg/d PO bid/tid; can be given IV if necessary; 160 mg TMP/800 mg SMZ PO q12h for 1014 d

Pediatric <2 months: Do not administer >2 months: 15-20 mg/kg/d PO, based on TMP, tid/qid for 14 d Dexamethasone (Decadron) Prompt administration of high-dose dexamethasone reduces mortality in patients with severe typhoid fever without increasing incidence of complications, carrier states, or relapse among survivors. Initial dose of 3 mg/kg by slow i.v. infusion over 30 minutes. 1 mg/kg 6 hourly for 2 days.

Hingga saat ini, kloramfenikol masih menjadi drug of choice bagi pengobatan demam tifoid di Indonesia. Dosis yang diberikan pada pasien dewasa adalah 4 x 500 mg hingga 7 hari bebas demam. Alternatif lain selain kloramfenikol, yaitu: tiamfenikol (4 x 500 mg), kotrimoksazol (2 x 2 tablet untuk 2 minggu), ampisilin atau amoksisilin (50-150 mg/kgBB selama 2 minggu), golongan sefalosporin generasi III (contoh: seftriakson 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc selama jam per infus sekali sehari untuk 3-5 hari), dan golongan fluorokuinolon (contoh: ciprofloxcacin 2 x 500 mg/hari untuk 6 hari).
5

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2006, Standar Pelayanan Medik, PB PABDI, Jakarta.

Pemilihan antibiotik sebelum dibuktikan adanya infeksi Salmonella dapat dilakukan secara empiris dengan memenuhi kriteria berikut : (1) spektrum sempit, (2) penetrasi ke jaringan ckup baik, (3) tidak mudah resisten, (4) efek samping minimal, dan (5) adanya bukti efikasi klinis. PADA ANAK 1. Lini pertama a. Kloramfenikol Masih merupakan pilihan pertama dalam urutan antibiotik, diberikan dosis 50-100 mg/kgBBlhari secara intravena dalam 4 dosis selama 10-14 hari. Banyak penelitian membuktikan bahwa obat ini masih cukup sensitif untuk Salmonella typhi, namun perhatian khusus harus diberikan pada kasus dengan leukopenia (tidak dianjurkan pada ieukosit < 200/u1) dan dosis maksimal adalah 2 gram perhari atau

b. Ampisilin dengan dosis 150 -200 mg/kgbb/hari diberikan per oral/iv selama 14 had atau c. Kotrimoksazol dengan dosis 10 mgJkgBB/hari trmetroprim, dibagi 2 dosis, selama 14 had 2. Lini kedua, diberikan pada kasus-kasus demam tifoid yang disebabkan S. typhi yang resisten terhadap berbagai obat (MDR = multidrug resistance), yang terdiri atas : a. Seftriakson dengan dosis 50-80 mg/kgbblhari, dosis tunggal selama 20 hari. Penyembuhan sampai 90 % juga dilaporkan pada pengobatan 3-5 hari. b. Sefiksim dengan dosis 10-12 mglkgbb/hari peroral, dibagi dalam 2 dosis selama 14 hari, adalah alternatif pengganti seftiakson yang cukup handal. c. Florkinolon dilaporkan lebih superior daripada derivat sefalosporin di atas, dengan angka penyembuhan mendekati 100% dalam kesembuhan klinis dan bakteriologis di sampig kemudahan pemberian secara oral. Namun demikian obat ini masih kontroversial dalam pemberian untuk anak mengingat adanya pengaruh buruk terhadap pertumbuhan kartilago. Beberapa peneiitian mengenai penggunaan kinolon dalam mengobati demam tifoid pada anak sudah banyak dilakukan. Siprofloksasin, 10 mgJkgbb/hari dalam 2 dosis, atau ofloksasin 1015 mgfkgbb/hari dalam 2 dosis, sudah dipkaai untuk pengobatan. Demam biasanya turun dalam 5 hari. Lama pemberian obat dilaporkan bervariasi antara 2-5 hari, namun beberapa penulis menganjurkan 2-10 hari. Penggunaan obat-obat ini hanya dianjurkan pada kasus demam tifid dengan MDR. Penelitian di Vietnam pada 326 anak dengan demam tifoid yang diberikan siprofloksasin atau ofloksasin, dan dievaluasi selama 2 tahn tidak didapatkan adanya gangguan dalam kecepatan pertumbuhan linier. Penelitian lain melaporkan penggunaan siprofloksasin dengan pantauan seiama 6 buian tidak ditemukan tanda-tanda artritis.artralgia, maupun gangguan pertumbuhan linier. d. Asitromisin dengan pemberian 5-7 hari juga telah dicoba dalam beberapa penelitian dengan hasil baik, berupa penurunan demam sebeium had ke-4. Aztreonam juga diuji pada beberapa kasus demam tifoid pada anak dengan hasil baik, namun tidak dianjurkan sebagai pengobatan lini pertama.

También podría gustarte

  • PIAGAM Dokcil
    PIAGAM Dokcil
    Documento10 páginas
    PIAGAM Dokcil
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Kel 6 Saer
    Kel 6 Saer
    Documento10 páginas
    Kel 6 Saer
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Cover Docxaa
    Cover Docxaa
    Documento2 páginas
    Cover Docxaa
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Lembar Kegiatan
    Lembar Kegiatan
    Documento2 páginas
    Lembar Kegiatan
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Lembar Kegiatan
    Lembar Kegiatan
    Documento2 páginas
    Lembar Kegiatan
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Saer Analisa
    Saer Analisa
    Documento14 páginas
    Saer Analisa
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Cover Docxaa
    Cover Docxaa
    Documento2 páginas
    Cover Docxaa
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Lembar Kegiatan
    Lembar Kegiatan
    Documento2 páginas
    Lembar Kegiatan
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Anemia Xtentu 1
    Anemia Xtentu 1
    Documento47 páginas
    Anemia Xtentu 1
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Kulkel
    Kulkel
    Documento50 páginas
    Kulkel
    Tini Kepal
    Aún no hay calificaciones
  • Hipopigmentasi Di Dapat
    Hipopigmentasi Di Dapat
    Documento15 páginas
    Hipopigmentasi Di Dapat
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Gambaran Status Karies Murid Sekolah Dasar Berdasarkan Status
    Gambaran Status Karies Murid Sekolah Dasar Berdasarkan Status
    Documento18 páginas
    Gambaran Status Karies Murid Sekolah Dasar Berdasarkan Status
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Panik
    Panik
    Documento16 páginas
    Panik
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Sirkumsisi
    Laporan Sirkumsisi
    Documento5 páginas
    Laporan Sirkumsisi
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Epilepsi Saer
    Epilepsi Saer
    Documento42 páginas
    Epilepsi Saer
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • ASFIKSIAPPT
    ASFIKSIAPPT
    Documento55 páginas
    ASFIKSIAPPT
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Ker Angka
    Ker Angka
    Documento1 página
    Ker Angka
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • REFERAT Anxietas Saer
    REFERAT Anxietas Saer
    Documento25 páginas
    REFERAT Anxietas Saer
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Infeksi Otak
    Infeksi Otak
    Documento50 páginas
    Infeksi Otak
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Gcs TRM Pupil Saer
    Gcs TRM Pupil Saer
    Documento24 páginas
    Gcs TRM Pupil Saer
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Kasus Da Jadi
    Kasus Da Jadi
    Documento42 páginas
    Kasus Da Jadi
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Pengumpulan Sampel PATHOLOGY FORENSIC
    Pengumpulan Sampel PATHOLOGY FORENSIC
    Documento3 páginas
    Pengumpulan Sampel PATHOLOGY FORENSIC
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Maxilofa CT
    Maxilofa CT
    Documento33 páginas
    Maxilofa CT
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Saer App Xsiap
    Saer App Xsiap
    Documento7 páginas
    Saer App Xsiap
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Sirkumsisi
    Laporan Sirkumsisi
    Documento5 páginas
    Laporan Sirkumsisi
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Saer App Xsiap
    Saer App Xsiap
    Documento7 páginas
    Saer App Xsiap
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Kasus Oedem Paru Ec Eklampsia
    Kasus Oedem Paru Ec Eklampsia
    Documento34 páginas
    Kasus Oedem Paru Ec Eklampsia
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Sirkumsisi
    Laporan Sirkumsisi
    Documento5 páginas
    Laporan Sirkumsisi
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Muka
    Muka
    Documento1 página
    Muka
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones
  • Kasus Anes Xjadi
    Kasus Anes Xjadi
    Documento2 páginas
    Kasus Anes Xjadi
    raid3n1st
    Aún no hay calificaciones