Está en la página 1de 3

5.2 Analisis prosedur pelaksanaan Pada proses ini akan dijelaskan bagaimana proses pengecoran dilakikan secara benar.

5.2.1 Analisis prosedur pembuatan pola lilin Pembuatan pola lilin adalah langkah pertama yang dilakukan dalam proses pengecoran. Cetakan yang sudah terbentuk akan digunakan untuk membuat cetakan gips. Dalam proses ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah lilin terlebih dahulu dipotong-potong agar lilin yang akan dipanaskan mudah mencair. Ketika lilin dipanaskan diberi pewarna yang bertujuan untuk membedakan warna lilin dengan warna cetakan sillikon agar lebih mudah dalam membedakan antara silicon dengan lilin. Kedua, jika lilin sudah mencair setelah dipanaskan dan jika ingin dilakukan penuangan kedalam cetakan, pola silicon terlebih dahulu, tidak terlalu longgar maupun tidak terlalu kuat. Hal ini dilakukan agar lilin yang dituangkan tidak merembes. Ketiga, Pada saat penuangan, lilin yang sudah mencair diusahakan pas masuk kedalam lubang cetakan agar menghindari lilin tersebut mengenai tali pengikat, agar tali tersebut tidak putus akibat panas dari lilin.

5.2.2 Analisis prosedur pembuatan cetakan gips Setelah mempersiapkan takaran untuk membuat gips yang sesuai dengan modul, gips yang mencair dituangkan kedalam cetakan kayu yang beralaskan kaca dan menanam pola lilin didalam cetakan tersebut. Selanjutnya menutup kembali dengan gips yang mencair. Dalam proses ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yang pertama adalah mengolesi kaca yang jadi alas penuangan gips cair dengan body lotion. Hal itu dilakukan supaya mudah pengambilan hasil cetakan mudah. Kedua, komposisi gips dengan air harus disesuaikan agar gips tidak mudah mengeras ketika kekurangan air atau malah mencair. Ketika hendak menuangkan gips kedalam cetakan kayu, gips dicampur dengan air secara perlahan agar merata. Ketiga, penempatan pola lilin didalam cetakan gips. Posisi harus ditempatkan pas ditengah agar cetakan sesuai dengan pala lilin tersebut. Dengan dilakukan hal ini, maka cetakan gips yang diingankan dapat hasil yang maksimal.

5.2.3 analisis penuangan aluminium ke cetakan dari bahan gypsum Penuangan aluminium kedalam cetakan gybsum adalah menuangkan logam aluminium yang sudah mencair kedalam cetakan gips yang sudah terbentuk. Menunggu proses pendinginan, hingga logam kembali berbentuk padat. Memecahkan cetakan gips dan mengambil hasil yang sudah terbentuk.

Dalam proses ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama, pada saat memanaskan batang logam, pemansan harus merata agar logam keseluruhan dapat mencair. Jika hali ini tidak terpenuhi maka, logam tidak dapat mengisi cetakan tersebut. Kedua, aluminum yang sudah mencair sangat mudah membeku. Oleh karena itu sangat diperlukan suhu yang seimbang selama proses penuangan. Fire blender harus terus diarahkan terhadap logam yang mencair. Ketiga, proses ini adalah hal yang sangat krusial yaitu penuangan logam cair kedalam cetakan gips. Banyak praktikan yang gagal yang dalam proses ini. Kegagalan itu disebabkan oleh orang yang menuang logam cetakan tersebut tidak dapat menjaga kesetimbangan agar logam yang tersebut mencair ke dalam lubang cetakan. Kecepatan penuangan juga harus perlu diperhatikan. Jika terlalu cepat dapat mengakibatkan tidak terjadi pengisian yang sempurna. Sehingga di hasil ahir ada ditemukan cacat.

5.2.4 Analisis proses finishing produk hasil pengecoran Proses finishing dilakukan dengan proses gerinda. Dal hal ini ada dua tipe gerinda, yaitu gerinda besar dengan gerinda kecil. Gerida kecil digunakan untuk objek yang sangat detail, sedangkan gerinda besar untuk akurasi pengerjaan. Hal yang dilakukan adalah menggunakan gerinda besar dan diahiri dengan gerinda kecil. Setelah proses ini selesai, maka benda siap untuk digunakan.

5.2.5 Analisis terjadinya cacat. Cacat dapat terjadi didalam proses pengecoran. Ada beberapa factor yang mengakibatkan terjadinya cacat, antara lain: 1. Manusia Factor manusia adalah hal yang paling dominan ketika melakukan proses pengecoran. Mulai dari membuat cetakan hingga finishing. Jika manusia yang melakukan pengecoran sesuai dengan prosedur, maka hasil yang didapatkan dapat maksimal. 2. Material Material juga berpengaruh dalam hal ini. Jika material memiliki perbedaan titik leleh akan mengakibatkan proses pencairan logam terhambat.

3. Lingkungan Lingkungan berpengaruh dibidang suhu. Jika susu sangat dingin maka akan mengakibatkan proses pendinginan semakin cepat yang akan mengakibatkan proses penuangan akan terhambat.

Dalam proses pengecoran terdapat beberapa cacat, diantaranya: a. Shrinkage Hal ini terjadi karena adanya udara yang terperangkap dalam cetakan ketika penuangan maerial cair tersebut. Sehingga halil ahir terlihat menyusut.

b. Misrun; Pengecoran yang telah mengeras sebelum sebelum rongga cetakan terisi sempurna. Penyebab: fluiditas logam lebur kurang, temperatur tuang rendah, kecepatan penuangan lambat, bagian cross-section rongga cetakan tipis c. Cold shots; percikan (splattering) logam lebur saat penuangan mengakibatkan gelembung logam (solid globules) yang mengeras terperangkap dalam cetakan

También podría gustarte