Está en la página 1de 6

Laporan Kita

Kumpulan Laporan Praktikun Kimia



HOME POSTS RSS COMMENTS RSS EDIT

Penentuan Triiodida
Tujuan Menentukan Landasan tetapan

Tetapan

Kesetimbangan

Ion
Percobaan

kesetimbangan

reaksi

pembentukan

ion

triiodida. Teore

Diantara berbagai jenis metode pemisahan,ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat khusus ataucanggih kecuali pemisahan. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertuntu antara dua pelarut yang saling bercampur, Seperti benzen,karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat diteransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase terlarut. Teknik ini digunakan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis,kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat, dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai tracer (pengotor) dan ion-ion logam dalam jumlah makrogram (Khopkar, 2007: 100). Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi. Hukum kesetimbangan adalah kali konsentrasi setimbang zat yang berada di ruas kiri, Masingmasing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Anomin, 2010). Suatu reaksi dikatakan setimbang apabila reaksi pembentukan dan reaksi penguraian padareaksi tersebut berlangsung dengan kecepatan yang sama sehingga tidak ada lagi perubahan bersih pada sistem tersebut (Bird, 1987) Sebagian besar reaksi kimia bersifat reversibel artinya hanya reaktan-reaktan yang bereaksi membentuk produk, tetapi produkpun saling bereaksi untuk memnetuk reaktan kembali. Hal di atas dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan aA A C a, (Bird, b, + dan dan c, d bB B D = berikut cC = = Koofisien + : dD Reaktan Produk rekasi 1987)

Jika laju reaksi pembentukan yaitu reaksi dari kiri ke kanan sama dengan laju rekasi kebalikan (penguraian) yaitu reaksi dari kanan kek kiri, maka reaksi dikatakan berada dalam keadaan seimbang. Sepeerti halanya dalam keseimbangan fisik, bila suatu reaksi mencapai keadaan seimbang bukan berarti reaksi rekasi pembentukan dan reaksi kebalikan berhenti sama sekali, tetapi hal ini menunjukkan bahwa laju kedua reaksi yang berlawanan tersebut telah sama (Bird, 1987). Salah satu fakta yang penting tetntang reaksi kimia reversibel (dapat-balik). Bilamana suatu reaksi kimia dimulai, hasilhasil reaksi mulai menimbun, dan seterusnya akan bereaksi satu sama lain memualai suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa lama, terjadilah kesetimbangan dinamis, yaitu jumlah molekul (atau ion) dan setiap zat terurai, sama banyaknya dengan jumlah molekul yang terbentuk dalam suatu satuan waktu. Dalam beberapa hal, kesetimbangan ini terletak sama sekali berada di pihak pembentukan suatu atau beberapa zat, maka reaksi itu tampak seakan-akan

berlangsung triiodida, I2 I3-.

sampai Kesetimbangan +

selesai berikut

(Svehla, berlangsung dalam

1990 suatu Ilarutan

; seperti ini

21). : I3-

Iod jauh lebih dapat larut dalam larutan kalium iodida dalam air daripada dalam air; ini disebabkan oleh terbentuknya ion

Jika larutan itu dititrasidengan larutan natrium tiosulfat, konsentrasi iod total, sebagai I2 bebas dan I3- tak bebas, diperoleh, karena segera sesudah iod dihilangkan akibat interaksi dengan triosulfat, sejumlah iod baru dibebaskan dari triiodida agar kesetimbangan tidak terganggu. Namun jika larutan dikocok dengan karbon tetra klorida, dalam mana iod saja yang dapat larut cukup banyak, maka iod bebas dalam larutan air. Dengan menentukan konsentrasi iod dalam larutan karbon tetraklorida, konsentrasi ion iod bebas dalam larutan air dapat dihitung dengan menggunakan koefisien distribusi yang diketahui, dan dari situ konsentrasi total iod bebas yang ada dalam kesetimbangan. Dengan memperkurangkan harga Tetapan K= Kemudian Jika I3Selama S2O32Yang 2S2O3IWarna S2O3I(Khopkar, + zat larutan iodium + antara + mana + indikator S2O322007; S2O3Idapat di dalam KI ([I-] dihitung pada suasana tidak 2S2O32yang I3berjalan Imuncul S4O62ini dari konsentrasi awal kalium iodida, dapatlah x (Svehla, netral 3Iberwarna S2O3Iterus S4O62kembali + adalh maupun + terbentuk + menjadi + 1990; asam dititrasi maka disimpulkan konsentrasi KI bebas. : [I2])/([I3-]) 142) : : 2I: I3pada I54). S4O62sebagai Kesetimbangan

Reaksi berlangsung baik di bawah PH = 5,0, sedangkan pada larutan alkali, larutan asam hypoiodos (HOI) terbentuk Iodium, I2, sedikit larut di dalam air namun larut dalam air yang mengandung ion I-, misalnya dalam larutan KI. I2 dan Idalam larutan air akan membentuk ion tri-iodida, I3- dan reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan. Untuk reaksi : I2(g) (Tim Dosen + Kimia I-(aq) Fisik, 2010; I3-(aq) 21).

Kesetimbangan ini berlangsung dalam larutan air, untuk itu perlu menghitung konsentrasi-konsentrasi yang bersangkutan dalam air. Dari percobaan penentuan tetapan distribusi di atas dapat dihitung nilai Kd kemudian dengan rumus : Kd=[I2]H2O/[I2]ccl4 Dapat dihitung konsentrasi (I2)H2O dengan persamaan [I2]H2O = Kd [I2]ccl4 dan selanjutnya dapat dihitung [I3-]H2O dan [I-]H2O (Tim Dosen Kimia Fisik, 2010; 21).

Alat Alat Erlenmeyer Corong Statif Buret Pipet Pipet Karet Batang Corong Gelas Gelas Pipiet Botol Bahan Larutan KI Aquadest jenuh Semprot Ukur Kimia dan 50 Volume Volume Penghisap Pengaduk biasa 250 100 25 5 bertutup Pisah asah

dan

Bahan

250 1 Klem mL mL mL 1 1 1 mL mL 1

mL 3 2 1 1

buah buah buah buah buah buah buah buah buah

1 1

buah buah Tetes buah

I2 0,1

dalam

CHCl3 N

Na2S2O3 Prosedur Mengambil Membiarkan Memipet Mernitrasi Mencatat Menghitung Hasil 25 mL larutan sampai 5 jenuh I2 dalam 2 dengan triosulfat

0,1 CHCl3 dan memasukkannya memisahkan memasukkan trisulfat pada ke dalam corong

M Kerja pisah.

Menambahkan 200 mL larutan KI 0,1 N ke dalam larutan kemudian mengocok larutan tersebut kuat-kuat. larutan terbentuk mL lapisan natrium dari lapisan kemudian dan kedua ke lapisan dalam proses tersebut. Erlenmeyer. 0,1 M. titrasi. K. Pengamatan masing-masing masing-masing volume setiap larutan larutan yang nilai

natrium

(Na2S2O3)

diperlukan

25 mL I2 dalam CHCl3 (ungu) + 200 mL KI 0,1 N (bening) dikocok 2 lapisan (bawah ungu, atas coklat) dipisahkan lapiusan 5 5 Tabel Titrasi Titrasi 5 5 Analisis 2S2O322 1 Dalam 1 1 = Lapisan V 3 = 3 = [I2]CHCl3 5 = Kd [I2] Maka, [I2]H2O Kd = 18,9 = = Sehingga, [I2]H2O 5 Vt10 3 = 3 5 mL = 1,67 mL = 1,80 mL +1,60 mL + 1,60 + [I2-]H2O = b, dimana b = Vt10 x 5 x 10-2 mmol mL mL 0,36 3,6 x x 10-2 10-3 M M 6,83 x 10-2 M = [I2]CHCl3 = 6,83 [I2] CHCL3 x dimana, 10-2 Kd = = 6,83 mL 6,83 x 5 x 10-2 mmol mL I2 mL M 18,9 H2O 20,5 mL t10 = 7,10 mL mL Na2S2O3 Na2S2O3 0,1 5 bawah mL + 6,70 M mmol mmol + S2O32S2O32kasus 0,1 = M 0,05 = mmol x10-5 ([I2] mL + 6,70 I2 = I2 0,1 0,1 M M S4O62~ ~ ini x 5 mol 0,1 x 10-2 mmol mmol 1 + mmol mmol mL mL Volume I lapisan lapisan atas bawah Na2S2O3 Titrasi 1,80 7,10 mL mL 0,1 II 1,60 6,70 M yang Titrasi mL mL 1,60 6,70 diperlukan III mL mL Data 2II2 I2 : I2 I2 I2 CHCl3) mL mL mL lapisan lapisan atas atas bawah (coklat) (ungu) (coklat), dititrasi dititrasi dengan dengan lapisan Na2S2O3 Na2S2o3 0,1 0,1 bawah M M larutan larutan (ungu). bening bening

maka, b 5 sehingga, [I3-]H2O = = = Maka, [I-]H2O = = = Reaksi I2 Maka, K [I2]H2O = (3,6 = 31,28 = = Pembahasan Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tetapin kesetimbangan reaksi pembentukan ion tri-iodida. Pada percobaan ini larutan jenuh I2 dalam CHCl3 direaksikan dengan larutan KI. Penambahan KI berfungsi sebagai penyedia ion iodida. Iyang kemudian akan bereaksi dengan I2 membentuk ion tri-iodida. Campuran ini kemudian dikocok yang berfungsi untuk mempercepat proses distribusi I2 dalam kloroform dan air. Saat pengocokan dilakukan sekali-kali mulut corong dibuka dengan tujuan untuk mengurangi tekanan dalam corong pisah selama proses pengocokan berlangsung. Setelah dikocok, larutan didiamkan sehingga terbentuk 2 lapisan dimana lapisan atas adalah larutan I2 dalam air sedang lapisan bawah adalah larutan I2 dalam CHCl3 bersifat non polar. Lapisan air berada di atas disebabkan oleh massa jenis air lebih Adapun KI(aq) I-(aq) tiosulfat Pada I3-(aq) Pada I2(aq) + + hingga larutan ringan dibandingkan dengan reaksi K+(aq) + menjadi lapisan 2S2O32-(aq) lapisan 2S2O32-(aq) 3I-(aq) bawah 2I-(aq) + bening. CHCl3 ( air = yang + I2(aq) Reaksi atas + yang terjadi, yaitu 0,996 g/mL dan CHCl3 = 1,48 g/mL). : I-(aq) I3-(aq) : (air) S4O62-(aq) (CHCl3) S4O62-(aq) terjadi 0,04 x 1,31 x x 40 1,31 10-3 = x x M)(8,69 x 10-5 103 x 10-2 10-2 10-2 [I3-]H2O [I-]H2O M M) M M2 M-1 M-1 + I10 0,1 X 8,69 = M 10-2 M X [I-]mula-mula 1,31 1,31 x X 10-2 10-2 10-2 [I3]H2O M M M : I31,67 1,67 x x 1,31 = 10-2 10-2 M M x b 3,6 0,36 10-2 x x 10-3 10-2 [I2]H2O M M M = 1,67 mL x 5 x 10-2 mmol I2 = 1,67 x 10-2 M mL

Selanjutnya, lapisan lapisan yang terbentuk dipisahkan kemudian masing-masing lapisan dititrasi dengan larutan natrium

Pada titrasi ini tidak digunakan indicator amilum. Hal ini karena larutan I2 bersifat autoindikator yang artinya larutan I2 dapat menjadi indicator untuk dirinya sendiri. Dari proses titrasi ini diperoleh volume rata-rata natrium tiosulfat yang digunakan yaitu untuk lapisan atas (I2 dalam air) sebesar 1,67 mL dan lapisan bawah (I2 dalam CHCl3) sebesar 6,83 mL. dari hasil ini, dapat diketahui bahwa I2 terdistribusi lebih banyak ke dalam lapisan kloroform dibandingkan lapisan air. Dari hasil analisis data diperoleh nilai tetapan kesetimbangan reaksi pembentukan ion triiodida (K) sebesar 40 M-1

Kesimpulan Kesimpulan

dan

Saran

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa nilai tetapan kesetimbangan reaksi pembentukan ion triiodida sebesar 40 M-1

Saran Diharapkan kepada praktikan selanjutnya untuk lebih teliti dan hati-hati baik dalam proses pengocokan maupun titrasi agar Daftar diakses Bird, Khopkar. Tony. 1987. 2007. pada Kimia Konsep Fisik Dasar Untuk Kimia 8 Universitas. Analitik. April Jakarta Jakarta : PT : diperoleh hasil yang maksimal Pustaka 2010. Gramedia. UI-Press.

Anonim. 2010. Tetapan Kesetimbangan Ion Triiodida. http://www.ilkom.unsr.ac.id/Prinsip-prinsip-kesetimbangan-kimia/

Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka. Tim Dosen Kimia Fisik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Fisik 1. Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM.

Diposkan oleh Kak Chacha Label: Kimia Analitik, Kimia Dasar

0 ko m ent a r : Po ska n Ko m ent a r


Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Entri Populer

Penentuan Tetapan Kesetimbangan Ion Triiodida Tujuan Percobaan Menentukan tetapan kesetimbangan reaksi pembentukan ion triiodida. Landasan Teore Diantara berbagai jenis metode pemi... Alkalimetri Tujuan Percobaan ini bertujuan untuk melakukan pembakuan (standarisasi) larutan asam dan basa (dalam hal ini HCl dan NaOH) yang digunakan ...

Label
Fisika Dasar (1)

Garam (3) Ion Kompleks (2)

Kimia Analitik (8)

Kimia Anorganik (5)

Kimia Bahan Pangan(1)

Kimia

Dasar (5)
Archives

Kimia Pemisahan (2) Larutan (1) Logam (1)

o o

2011 (15) Juli (5) Juni (10) Pembuatan Natrium Tiosulfat Penentuan Kalor Reaksi Penurunan Titik Beku Larutan Penentuan Tetapan Kesetimbangan Ion Triiodida Penentuan Kadar Vitamin C Viskositas Zat Cair Kromatografi Ekstraksi Alkalimetri Asidimetri

Gratis! Dapat Pengunjung Tiap Hari Di Blog

Laporan Kita 2009 | Simple SEO Template | All Rights Reserved

También podría gustarte