Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
id
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara tanggal 12 Januari 2009 komitmen Pemerintah untuk terus mengoptimalkan manfaat dari kegiatan subsektor pertambangan termasuk batubara bagi negara dan masyarakat.
Realisasi
Pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dan IUP Khusus (IUPK) Operasi Produksi batubara, wajib melakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah batubara yang diproduksi, baik secara langsung maupun kerja sama dengan perusahaan pemegang IUP dan IUPK lainnya. Ketentuan pengolahan dan pemurnian batubara antara lain adalah:
penggerusan batubara (coal crushing), pencucian batubara (coal washing), pencampuran batubara (coal blending), peningkatan mutu batubara (coal upgrading), pembuatan briket batubara (coal briquetting), pencairan batubara (coal liquefaction), dan gasifikasi batubara (coal gasification).
Berdasarkan ASTM: Karbon padat (dmmf, dry mineral matter free) <69% Zat terbang (dry mineral matter free) >31% Nilai kalor (mmf, moist mineral matter free) <11.000 kcal/kg. Berdasarkan PP 45/2003 tentang tarif atas jenis PNBP pada DESDM Nilai kalor < 5.100 (adb, air dried basis) Berdasarkan ISO 2960:1974: batubara dengan nilai kalor < 5.700 kal/g (moist ash free = maf) atau < 10.600 btu/lb (maf) Kerugian Total moisture tinggi (20 40%) Efisiensi pembakaran rendah Temperatur titik leleh abu rendah Kecenderungan terjadinya swabakar tinggi
Peringkat
Nilai kalor Btu/lb, Mmmf < 6.300 6.300 dan <8.300 8.300 dan <9.500 9.500 dan <10.500 10.500 dan <11.500 11.500 dan <13.000 13.000 dan <14.000 14.000
Lignit B Lignit A Sub-bituminus C Sub-bituminus B Sub-bituminus A High volatile C bituminus High volatile B bituminus High volatile A bituminus Medium volatile bituminus Low volatile bituminus Semi antrasit Antrasit Meta antrasit
Dmmf: dry mineral matter free Mmmf: moist mineral matter free
Kualitas Kelas Nilai kalor (kal/g) adb < 5.100 5.100-6.100 6.100-7.100 >7.100
Definisi:
Upgrading batubara (coal upgrading): suatu proses untuk meningkatkan
kualitas batubara peringkat rendah (lignit dan atau sub-bituminus) menghasilkan batubara yang setara dengan batubara bituminus (kadar air rendah dan nilai kalor tinggi)
Keuntungan:
Meningkatkan nilai tambah Meningkatkan efisiensi pembakaran Kestabilan kualitas batubara untuk industri yang telah ada Mengurangi biaya transportasi Mengurangi emisi: CO2, SOX, NOX & partikulat Menjaga terjadinya degradasi (fines/dust)
Suhu antara 100 C - 200 C, merupakan reaksi endotermis penguapan air, yaitu air yang menguap berupa air bebas, air sisa/terikat secara fisik dan air yang terjebak pada pori-pori struktur batubara. Suhu antara 200 C - 300 C, terjadi sedikit perubahan eksotermis karena ikutnya panas pada saat pelepasan air sisa/terikat secara kimia (chemical combined water), oksida karbon dan hidrogen. Suhu antara 350 C - 460 C, reaksi endotermis dimana pada selang suhu ini batubara mempunyai kecenderungan mengembang dan diikuti dengan terjadinya reaksi esterifikasi batubara (dekomposisi panas) yang ditandai dengan terjadinya penguapan zat terbang dan terbentuknya tar batubara.
Temperatur proses Tekanan proses Kecepatan alir media pengeringan Kelembaban Waktu tinggal dalam pengering Ukuran partikel batubara yang akan dikeringkan
Air keluar dalam bentuk gas (evaporasi) Air keluar dalam bentuk cairan/liquid (dewatering)
Sistem pengeringan secara cepat dengan menggunakan flash dryer. Tahapan: Preparasi batubara ( primary dan secondary crushing) untuk mendapatkan batubara berukuran < 3 mm (lolos saringan 8 mesh). Pengeringan/pemanasan dalam kolom pengering yang berhubungan langsung dengan gas panas yang berasal dari tungku Pembriketan dengan menggunakan mesin briket double roll, Pendinginan dikembangkan oleh PT Kaltim Supa Coal: perusahaan patungan antara White Energy Co. Ltd., Australia dan PT Gunung Bayan Pratama. Lokasi di Tabang, Kalimantan Timur,
Unggun terfluidasi bertingkat dengan media pemanas uap super panas dengan suhu 210oC. Tingkat pengeringan I pada tekanan 1,7 bar dan tingkat pengeringan II pada tekanan 3,8 bar dilanjutkan dengan pelapisan tar. Terdiri atas 5 sub sistem, yaitu preparasi, pengeringan, pembriketan dan penyimpanan, pembangkit daya, dan pengolahan air. Batubara berkadar air 30% (adb) berkurang menjadi 5% (adb). Biaya investasi dengan kapasitas 1 juta ton/th: 40 Juta USD, biaya produksi sekitar 6 USD/ton
Slurry
Serbuk
Briket
Raw coal
Coal Preparation
X M M
Slurry Mixing
Cake
M
Fine UBC
Recovered Oil
Briqueting
PILOT PLANT, PALIMANAN Fungsi: Sarana penelitian Sarana pengujian Sarana pelatihan
Keuntungan: proses satu tahap dengan biaya rendah, produk batubara hasil proses upgrading stabil tidak menyerap air kembali, dapat ditransportasikan pada jarak jauh tanpa penanganan khusus dan tanpa pembriketan
K-Fuel merupakan teknologi upgrading batubara yang dikembangkan oleh Ever Green Energy Inc., USA. Batubara peringkat rendah dengan nilai kalor 8.000-8.800 Btu/lb dinaikkan menjadi 10.500-11.500 Btu/lb. Batubara wantah dengan kandungan air sekitar 30-50% diremuk hingga berukuran 2 inchi dipanaskan pada temperatur 450-550oC dan tekanan 4-6 MPa. Teknologi ini selain menurunkan kadar air dalam batubara, juga mampu menurunkan emisi merkuri (Hg) dan meningkatkan efisiensi pembakaran batubara, hingga menurunkan emisi gas-gas SOx, NOx dan CO2.
Dikembangkan oleh Rosebud SynCoal Partnership (RSCP) dan US Department of Energy, DOE, USA. Exergen Pty Ltds mengembangkannya dengan menggunakan tekanan hidrostatik (gravitasi) dalam suatu otoklav vertical yang disimpan di kedalaman 1.000 m. Kombinasi tekanan dan temperatur (300C and 100 bar) menyebabkan terjadinya dekomposisi gugus-gugus karboksil dalam batubara dan gas CO2 yang terbentuk mendorong air keluar dari batubara. Menurunkan kadar belerang dan sodium dalam batubara.
Teknologi upgrading yang diikuti dengan pembuatan slurry dikembangkan oleh JGC Corp. Jepang. Proses HWT sama dengan proses HWD, batubara peringkat rendah dengan air (30:70) dipanaskan pada temperatur 350C dan tekanan 8 MPa. Batubara yang dihasilkan dalam bentuk slurry (CWM). Pabrik HWTCS skala percontohan dengan kapasitas 10.000 ton/th tengah dibangun di Karawang, Jawa Barat. Dalam kegiatan ini tekMIRA turut serta dalam hal pengoperasian dan pengembangannya.
sifat batubara peringkat rendah sifat produk yang diinginkan pasar, Keekonomian lingkungan, kebijakan pemerintah dan isu-isu strategis.
penelitian dan kajian yang mendalam tentang kualitas dan sifat batubara peringkat rendah yang akan di-upgrade, pengujian teknologi dari mulai skala laboratorium, skala pilot sampai skala percontohan dengan kinerja sistem dan peralatan serta produk yang betul-betul handal
peran litbang dalam pemilihan teknologi, pembuatan dan pengoperasian peralatan, diversifikasi produk dan validasi teknologi baru yang belum teruji. penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk jaminan kepastian hukum, penyediaan dan peningkatan infrastruktur pemanfaatan kerjasama bilateral dan multilateral
Untuk mempercepat penerapan teknologi upgrading di Indonesia diperlukan adanya teknologi yang betul-betul sudah terbukti secara teknis dan ekonomis menguntungkan. Begitu pula dengan kebijakan dalam mengusahakan batubara peringkat rendah baik untuk ekspor maupun domestik, penetapan royalti apakah diberlakukan pada batubara wantah atau batubara produk upgrading, masalah perijinan dan monitoring produk Standar keselamatan untuk transportasi batubara hasil proses upgrading.