Está en la página 1de 37

KROMATOGRAFI GAS

Tugas Kimia Analitik Instrumen

Disusun Oleh : Devi Rachmadena (061040411383) Ogi Cahaya Mada (061040411394) Ramanta (061040411395) Program Studi : Teknik Energi Jurusan : Teknik Kimia Dosen Pembimbing : Ir. Rusdianasari, M.Si.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2010/2011

KATA PENGANTAR
Dengan hormat, Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kromatografi Gas ini.Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Kimia Analitik Instrumen. Dan tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.Semoga dengan makalah ini,pengetahuan mengenai alat Kromatografi Gas semakin

bertambah.Apabila ada kata-kata yang salah dalam makalah ini kami mohonkan maaf sebesar-besarnya dan kepada Tuhan kami mohon ampun.Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Penyusun

2 April 2011

Daftar Isi

Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.2 Tujuan Penulisan I.3 Metode Penulisan Bab II Dasar Teori II.1 Sejarah Pengembangan Alat Kromatografi Gas dan Rumus yang Digunakan II.2 Kelebihan dan Kekurangan Alat Kromatografi Gas Bab III Peralatan/Instrumentasi III.1 Komponen Alat Kromatografi Gas III.2 Bagian bagian Alat Kromatografi Gas III.3 Cara kerja Kromatografi Gas 7 8 - 21 8 8 19 19 21 3-6 2 37 iii iv 1-2 2 2 i ii

Bab IV Aplikasi Pada Industri Bab V Penutup Daftar Pustaka Lampiran Gambar

22 29 30 v vi

Daftar Gambar

Gambar Komponen Alat Kromatografi Gas Gambar Bagan Injektor Kromatografi Gas I Gambar Bagan Injektor Kromatografi Gas II Gambar Pneumatik/capillary Kromatografi Gas Gambar Injektor Pada Kolom Konvensional dan Kolom Kapiler 12 Gambar Katup Sampling pada Kromatografi Gas Gambar Kolom Kromatografi Gas ( Fasa Diam ) Gambar Alat Kromatografi Gas Gambar Skema Alat Kromatografi Gas Gambar Tempat Injektor Gambar Oven Kromatografi Gas ( Bagian Injeksi ) Gambar Perbandingan Kromatogram dari Sebuah Analisis

8 10 11 12

13 14 18 18 20 21 26

dengan Teknik Kromatografi Ion Gambar Kromatogram dari Analisis Air Hujan 28

Daftar Tabel

Tabel Perbandingan kolom konvensional dan kolom kapiler

11

Daftar Pustaka

http://www.google.com// Diakses pada tanggal 14 Maret 2011 http://www.google.com// Diakses pada tanggal 19 Maret 2011 http://www.google.com// Diakses pada tanggal 25 Maret 2011

Lampiran Gambar

Alat kromatografi gas

kromatografi lapis tipis

Skema Kromatografi Gas

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantaranya dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile) Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair. Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah kromatografi gas, yang merupakan metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai untuk proses pemisahan. Tekanan uap atau keatsirian memungkinkan komponen menguap dan bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas. Kromatografi gas metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran yang sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen. Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan eter. Analisis minyak mentah dan atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan tehnik ini. Efisien pemisahan ditentukan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairan, dengan menggunakan fase cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa.

I.2 Tujuan Penulisan 1. Untuk menjelaskan mengenai kromatografi gas secara garis besar 2. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Kimia Analitik Instrument

I.3 Metode Penulisan Dalam penelitian dan penyelesaian makalah ini, metode yang digunakan ada 2,yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data. I.3.1 Metode Pengumpulan Data Adapun,dalam penulisan makalah ini,metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode browsing melalui internet I.3.2 Metode Analisis Data Dalam penyelesaian karya tulis ini, analisis data dilakukan secara kualitatif,yaitu dimana proses pengolahan data dilakukan dengan system on going process analysis, yaitu proses analisa data dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data, sehingga pengolahan data memperoleh suatu kesimpulan.

BAB II DASAR TEORI

II.1 Sejarah Pengembangan Alat Kromatografi Gas dan Rumus yang Digunakan Kromatografi berasal dari kata kroma yang berarti warna, dan grafi yang berarti menulis. Jadi, kromatografi diartikan dari menulis warna dari zat yang dipisahkan oleh suatu solvent atau pelarut. Di tahun 1903 Tswett menemukan teknik kromatografi. Teknik ini bermanfaat dalam penguraian suatu campuran. Definisi kromatografi adalah suatu prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi, diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih salah satunya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Berdasarkan kemasan fase diamnya kromatografi terbagi tiga yaitu kromatografi kertas, kromatografi kolom, dan kromatografi lapisan tipis. Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom dan nama alat GSC. Namun GSC jarang digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah GLC. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah sisebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam di dalam kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda. Dalam kromatografi gas, fase bergerak (atau mobile phase) adalah pembawa gas, biasanya gas inert seperti helium atau gas yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fase stasioner mikroskopis cairan atau lapisan polimer pada dukungan solid inert, dalam sepotong tabung kaca atau logam yang disebut kolom (sebuah

penghormatan pada kolom fractionating digunakan dalam penyulingan). Alat yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas kromatograf (atau aerograph, gas pemisah). Senyawa gas yang dianalisis berinteraksi dengan dinding kolom, yang dilapisi dengan berbagai fase stasioner. Hal ini menyebabkan setiap senyawa elute pada waktu yang berbeda, dikenal sebagai waktu retensi dari senyawa. Perbandingan retensi adalah apa yang memberikan kegunaan GC yang analitis. Kromatografi gas pada prinsipnya mirip dengan kromatografi kolom (dan juga bentuk kromatografi yang lain, seperti HPLC, TLC), namun memiliki beberapa perbedaan. Pertama, proses memisahkan senyawa dalam campuran dilakukan antara fase diam cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada kromatografi kolom fase stasioner yang solid dan bergerak fase cair. (Demikian nama lengkap dari prosedur adalah kromatografi gas cair, mengacu pada mobile dan fase stasioner masing-masing.) Kedua, kolom yang melaluinya melewati fase gas terletak di oven dimana temperatur gas dapat dikendalikan, sedangkan kromatografi kolom (biasanya) tidak memiliki kontrol suhu tersebut. Ketiga, konsentrasi senyawa dalam fase gas adalah semata-mata fungsi dari tekanan uap gas. Kromatografi gas juga sama dengan distilasi fraksional, karena kedua proses memisahkan komponen dari suatu campuran terutama didasarkan pada perbedaan titik didih (atau tekanan uap) . Namun, penyulingan fraksional biasanya digunakan untuk memisahkan komponen dari campuran dalam skala besar, sedangkan GC dapat digunakan pada skala yang lebih kecil (yaitu mikro). Kromatografi gas juga kadang-kadang dikenal sebagai fase uap-kromatografi (VPC), atau gas-cair kromatografi partisi (GLPC). Nama alternatif ini, serta singkatan masing-masing, sering ditemukan dalam literatur ilmiah. Tegasnya, GLPC adalah istilah yang paling benar, dan dengan demikian lebih disukai oleh banyak penulis. Kromatografi gas adalah cara pemisahan kromatografi menggunakan gas sebagai fasa penggerak. Zat yang dipisahkan dilewatkan dalam kolom yang diisi dengan fasa tidak bergerak yang terdiri dari bahan terbagi halus yang cocok. Gas

pembawa mengalir melalui kolom dengan kecepatan tetap, memisahkan zat dalam gas atau cairan, atau dalam bentuk padat pada keadaan normal. Cara ini digunakan untuk percobaan identifikasi dan kemurnian, atau untuk penetapan kadar. Kromatografi Gas ( GC) merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. GC dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu dalam mengidentifikasi sebuah kompleks. Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (atau mobile phase) adalah sebuah operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian darisistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatograph (atau aerograph, gas pemisah). Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki. Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion. Kromatografi gas yang pada prinsipnya sama dengan kromatografi kolom (serta yang lainnya bentuk kromatografi, seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa perbedaan penting. Pertama, proses memisahkan compounds

dalam campuran dilakukan antara stationary fase cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada kromatografi kolom yang seimbang adalah tahap yang solid dan bergerak adalah fase cair. (Jadi, nama lengkap prosedur adalah kromatografi gascair, merujuk ke ponsel dan stationary tahapan,masing-masing.) Kedua, melalui kolom yang lolos tahap gas terletak di sebuah oven dimana temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan kromatografi kolom (biasanya) tidak memiliki

kontrol seperti suhu. Ketiga, konsentrasi yang majemuk dalam fase gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap dari gas. Kromatografi gas juga mirip dengan pecahan penyulingan, karena kedua proses memisahkan komponen dari campuran terutama berdasarkan titik didih (atau tekanan uap) perbedaan. Namun, pecahan penyulingan biasanya digunakan untuk memisahkan komponen campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan pada skala yang lebih kecil (yakni microscale). Umumnya terdiri dari pencadang gas pembawa (injector), tempat penyuntikan zat, kolom terletak dalam thermostat, alat pendeteksi (detector) dan alat pencatat (rekorder) yang ditampilkan pada komputer. Susunan alat tersebut dapat dibuat seperti skema berikut:

Sesudah alat-alat disiapkan, kolom, alat pendeteksi, suhu dan aliran gas pembawa diatur hingga kondisi seperti yang tertera pada masing-masing monografi, suntikkan larutan zat sejumlah yang tertera pada masing-masing monografi atau larutan pada tempat penyuntikan zat menggunakan alat penyuntik mikro. Pemisahan komponen-komponen dideteksi dan digambarkan dalam kromatografi. Letakkan kurva pada kromatogram dinyatakan dalam waktu retensi (waktu dari penyuntikan contoh sampai puncak kurva pada kromatogram) atau volume retensi (waktu retensi x kecepatan alir gas pembawa) yang tetap untuk tiap zat pada kondisi yang tetap. Dasar ini digunakan untuk identifikasi. Dari luas daerah puncak urva atau tinggi puncak kurva, komponen zat dapat ditetapkan secara kwantitatif.

Cara kalibrasi

Buat satu seri larutan . Setelah itu, suntikan dengan volume sama tiap larutan ke dalam tempat penyuntikan zat. Gambar garis kalibrasi dari kromatogram, dengan berat zat pada sumbu horizontal, dan tinggi puncak kurva atau luas daerah puncak kurva pada sumbu vertical. Buat larutan zat seperti yang tertera pada masingmasing monografi. Dari kromatogram yang diperoleh dengan kondisi yang sama seperti cara memperoleh garis kalibrasi, ukur luas daerah puncak kurva atau tinggi

puncak kurva. Hitung jumlah zat menggunakan garis kalibrasi. Dalam cara kerja ini, semua harus dikerjakan dengan kondisi yang betul-betul tetap.

II.2 Kelebihan dan Kekurangan Alat Kromatografi Gas 1. 2. Kelebihan Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tingga Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi 3. 4. Gas mempunyai vikositas yang rendah Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi 5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran. Kekurangan

1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap 2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain. 3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.

BAB III PERALATAN (INSTRUMENTASI)

III.1 Komponen alat kromatografi gas Alat GLC atau GC terdiri atas 7 bagian yang pokok seperti pada gambar, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Silinder tempat gas pembawa/pengangkut Pengatur aliran dan pengatur tekanan Tempat injeksi cuplikan Kolom Detector Pencatat Terminal untuk 3, 4 dan 5

III.2 Bagian-bagian dari kromatografi gas :

1.

Gas pengangkut/pemasok gas Gas pengangkut (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung. Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan :

a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material dalam kolom. b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah. c. Sesuai/cocok untuk detektor. d. Harus mengurangi difusi gas. Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga C0 2. Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh ditektor yang digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, (harusnya) ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas masuk ke kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi (di atas tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150 terpaket dan 1 s.d 25 mL/menit untuk kolom kapiler. 2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan Ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekerja baik pada 2,5 atm, dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada tempat masuk dari kolom diperlukan untuk mengalirkan cuplikan masuk ke dalam kolom. Ini disebabkan, kenyataan lubang akhir dari kolom biasanya mempunyai tekanan atmosfir biasa. Juga oleh kenyataan bahwa suhu kolom adalah tetap, yang diatur oleh thermostat, maka aliran gas tetap yang masuk kolom akan tetap juga. Demikian juga komponen-komponen akan dielusikan pada waktu yang tetap yang disebut waktu penahanan (the retention time), t R. Karena kecepatan gas tetap, maka komponen juga mempunyai volume karakteristik terhadap gas pengangkut = volume penahanan (the retention volume), v r. Kecepatan gas akan mempengaruhi effisiensi kolom.
mL

/menit pada kolom

Harga-harga yang umum untuk kecepatan gas untuk kolom yang memiliki diameter luar. 1/4" O.D : kecepatan gas 75 ml/min 1/8" O.D : kecepatan gas 25 ml/min.

3.

Tempat injeksi (The injection port) Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi seperti pada gambar 9. bagan injektor. Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencobacoba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncakpuncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa.

Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering disebut "a gas tight syringe". Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan seperti pada gambar di bawah.

Ada berbagai cara sampel dimasukkan ke dalam kolom. Sebagian besar kromatografi gas dilengkapi dengan jenis injektor yang bisa memasukkan cairan langsung ke dalam kolom menggunakan jarum suntik. Tipe injektor yang digunakan tergantung jenis kolom yang dipakai. Tabel Perbandingan kolom konvensional dan kolom kapiler
Parameter Panjang Diameter Inter nal Tekanan Kecepatan Aliran Total Plat Efektif Plat Efektif Kapasitas Ketebalan Film Sampel Maksimum Konvensional 16m 2 4 mm 10 40 psi 10 60 mL/menit 5000 ( 2 meter kolom ) 2500 ( id 2 mm ) 10 ug/peak 1 10 um 2 uL ( 2 mm id ) Kolom Kapiler 5 100 m 0,2 0,7 mm 3 10 psi 0,5 15 mL /menit 150000 ( 50 meter kolom) 3000 ( id 0,25 mm ) < 50 ug /peak 0,05 1,0 um 0,01 uL

Tipe kolom dan operasi menentukan desain dan operasi dari sistem pemasukan sampel dan detektor yang digunakan. Injektor kolom kapiler mempunyai beberapaperbedaan fundamental dari injektor konvensiona.l Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik kolom. Seperti pada Tabel 11.1, volume maksimum sampel yang dapat dimasukkan pada pipa kapiler adalah 0,01 ul.

Gambar 18.4. GC Pneumatik / Capillary GC Oleh karena itu sampel yang dimasukkan harus memiliki reproducibly. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan Splitter (Gambar 18.5).

Gambar 18.5. Injektor pada kolom konvensional dan kolom kapiler Jumlah komponen yang dipisah ditentukan dari split valve dan ditentukan dari split ratio :

Sekat pembersih (septum purge) diperlukan untuk menghindari kontaminasi sampel dengan materi yang berasal dari sekat.

Sampel Gas Metode yang mudah untuk memasukkan gas-gas adalah lewat katup sampling gas. Volume gas dapat divariasikan tergantung pada ukuran loop. Loop tambahan dapat dijadikan satu untuk menjebak sampel dengan pendinginan. Pemanasan pada loop kemudian bisa melepaskan sampel.

Gambar 18.6. Katup sampling pada GC Sampel Padat Sampel padat misalnya; parfum dalam bentuk bedak atau serpihan sampel dapat dikemas dalam kapsul dan pecah di injektor. Sampel gelas/kaca dapat dihancurkan sebelum diinjeksikan sedangkan campuran yang memiliki titik lebur rendah dapat dilelehkan untuk pelepasan sampel. Sampel padat dapat juga dipirolisis dan komponen yang bersifat padatan dibuang. Metode ini digunakan untuk sidik jari. 4. Kolom Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom adalah kumparan. Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Tabung ini dapat terbuat dari :

a. b. c. d. e.

Tembaga (murah dan mudah diperoleh) Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Baja (stainless steel), (mahal) Alumunium Gelas Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai berbagai ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom gelas yaitu antara 0,3 mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan berupa stainles steel dengan diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap (adsorbent), sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid support" (padatan pendukung) yang diikat oleh fase diam. `

Tipe Kolom dan Pengoperasian Kolom Kolom dimana pemisahan terjadi, memiliki dua tipe dasar yaitu Kolom kemasan konvensional dan Kolom kapiler atau Kolom tabung terbuka. Kolom dapat dioperasikan dengan dua cara , yaitu : secara isotermal (temperatur konstan) dan temperatur terprogram (variabel peningkatan temperatur dan waktu ditahan pada temperatur konstan).

Operasi Isotermal Pada operasi isotermal, temperatur kolom dijaga konstan. Batas temperatur maksimum dan minimum dipengaruhi stabilitas dan karakter fisik fase diam. Batas bawah ditentukan oleh titik beku dan batas atas ditentukan oleh bleed dari fase diam. Bleed adalah fase diam masuk ke detektor.

Secara umum pada mode operasional ini, injektor dioperasikan 30oC diatas temperatur komponen dengan titik didih maksimum (kolom kemasan konvensional).

Operasi Pada

Temperatur gas temperatur

Terprogram terprogram,

(TPGC) temperatur oven

kromatografi

dikendalikan oleh sebuah program yang dapat mengubah tingkatan pemanasan yang terjadi antara 0,25oC sampai 20oC. Sebuah oven massa rendah mengijinkan pendinginan dan pemanasan cepat dari kolom yang dapat ditahan sampai 1oC dari temperatur yang diperlukan. Pada operasi temperatur terprogram diperlukan pengendali aliran untuk memastikan kesetabilan aliran gas. Kestabilan aliran sangat diperlukan untuk mencapai stabilitas hasil detektor yang baik yang ditunjukan pada

garisbawah/baseline datar yang stabil. Fase diam harus stabil secara termal melewati range temperatur yang lebar. Bleed dapat diganti dengan menjalankan dua kolom yang identik secara tandem, satu untuk pemisahan komponen dan yang lain untuk melawan bleed

5.

Detektor Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang umum digunakan:

a. b. c. d. e. f.

Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD) Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID) Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD) Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD) Detektor nyala alkali Detektor spektroskopi massa Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor adalah FID, ECD, dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector

ECD). Pada penetapan ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini merupakan modifikasi dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa yang mempunyai afinitas terhadap e- bebas (senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam detektor gas terionisasi oleh partikel yang dihasilkan dari 3H atau
63

Ni. Detektor ini mengukur kehilangan

sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi. Detektor ini peka terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril, nitro, dan organo logam, namun tidak peka terhadap hidrokarbon, ketone, dan alkohol. Sebuah detektor yang ideal seharusnya: 1. Mempunyai sensitifitas yang tinggi untuk mengenali unsur dalam bentuk gas. (1 volume terlarut : 1000 volume pelarut) 2. Mempunyai respon yang linear terhadap jumlah unsur dengan cakupan yang luas. 3. Tidak bergantung pada kondisi operasi, seperti : kecepatan alir. 4. Mempunyai stabilitas baseline yang baik. 5. Mudah perawatannya 6. Mempunyai volume internal yang kecil (resolusi puncak) 7. Mempunyai respon yang cepat untuk menghindari gugusan puncak 8. Murah dan dapat dipercaya. Ada dua tipe detektor, yaitu detektor integral dan differensial. Sebagian besar kromatografi gas dikerjakan dengan menggunakan analisis elusi dengan memanfaatkan detektor differensial, yang menghasikan deretan puncak yang terpisah. Detektor differensial banyak digunakan dalam kromatografi. Respon terhadap konsentrasi bahan/larutan dalam fase bergerak ditampilkan dalam sekejap. Respon detektor yang ditampilkan secara grafik adalah kromatogram diferensial. 6. Oven kolom Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa

mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah (Hendayana, 2001). 7. Rekorder Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram (Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di atas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal

detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan. Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik atau tinggi pik lengkap dengan biasnya. Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU, Central Procesing Unit). Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan komponen mudah menguap dari campuran. Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis disusun menjadi sebuah jarum suntik. Jarum jarum suntik dimasukkan ke port injector yang panas dari gas kromatograf, dan sampel disuntikkan. Yang injector diatur ke suhu yang lebih tinggi daripada komponen titik didih. Jadi, komponen dari campuran menguap ke dalam fasa gas di dalam injector. Seorang carrier gas, seperti helium, mengalir melalui injector dan mendorong komponen gas sampel ke kolom GC. Ini adalah dalam kolom yang pemisahan komponen berlangsung. Molekul partisi antara gas pembawa (fasa mobile) dan cairan mendidih tinggi

(fase

stasioner)

di

dalam

kolom

GC.

Dua kolom yang akan muat di dalam oven GCS kita. Sebuah elemen pemanas digunakan untuk menaikkan suhu oven, bila diinginkan, dan dengan demikian meningkatkan suhu kolom. GC kolom biasanya memiliki tag identifikasi logam dijepitkan ke daftar kolom kolom yang panjang dan diameter, bahan apa yang ada di dalamnya, dan temperatur operasi maksimum. Setelah komponen dari campuran bergerak melalui kolom GC, mereka mencapai detektor. Idealnya, komponen dari campuran akan mencapai detektor pada waktu yang berbeda-beda karena perbedaan dalam partisi antara ponsel dan fase stasioner. Detektor mengirim sinyal ke perekam grafik yang akan menghasilkan puncak pada kertas. Daerah puncak sebanding dengan jumlah molekul menghasilkan sinyal.

Skema Alat Kromatografi Gas

Interpretasi Data Kromatografi Gas Berbagai jenis detaktor yang digunakan untuk mendeteksi komponen-komponen yang telah terpisahkan di dalam kolom kromatografi gas. Jenis detektor meliputi detektor daya hantar panas (thermal conductivity detector), detektor ionisasi nyala (flame ionization detector), detektor fotometri nyala (flame photometric detector), detektor penamgkap elektron (electron cupture detector), dan detektor nyala alkali (alkali flame detector). Setiap detektor mempunyai karakteristik tersendiri seperti terlihat dalam tabel berikut. Detektor Perkiraan batas deteksi Rentang Daya hantar panas 100 pg/mL (propan) >105 Ionisasi nyala 2 pg/s >107 Penangkap elektron 5 pg/s 104 Fotometrik nyala < 1 pg/s (fosfor) >104 Nyala alkali < 10 pg/s (belerang) >103 Spektrometri massa 25 fg to 100 fg 105 Tabel batas deteksi dan rentang linear detektor kromatografi gas III.3 Cara Kerja Kromatografi Gas Untuk menggunakan GC, ikuti langkah-langkah sederhana ini:

1. Mencuci jarum suntik dengan aseton dengan mengisi jarum suntik mendepak sepenuhnya dan aseton limbah ke kertas handuk. Cuci 2-3 kali. 2. Tarik beberapa sampel Anda ke dalam jarum suntik. Anda mungkin perlu untuk menghilangkan gelembung udara di dalam tabung suntik oleh plunyer bergerak cepat ke atas dan ke bawah sementara jarum dalam sampel. Biasanya 1-2 mL sampel disuntikkan ke dalam GC. Boleh saja memiliki gelembung udara kecil dalam jarum suntik. Namun, Anda tidak ingin menyuntikkan sebagian besar udara atau puncak Anda akan terlalu kecil pada tabel perekam. 3. Pastikan tabel perekam dan diatur ke kecepatan grafik yang sesuai (Arrow A). Mengatur baseline menggunakan nol pada tabel perekam (Arrow B). Dengan pena di tempat, menyalakan bagan (Arrow D), pastikan pena ke bawah (yang menandai kertas) dan kertas bergerak. 4. Menyuntikkan sampel Anda baik ke kolom A atau kolom B sesuai instruksi. Pegang tingkat jarum suntik dan mendorong jarum sepenuhnya ke injector. Setelah Anda tidak dapat lagi melihat jarum, dengan cepat mendorong pendorong dan kemudian tarik jarum suntik injeksi keluar dari pelabuhan.

Catatan Injeksi :

A) injector sangat panas, jadi berhati-hatilah untuk tidak menyentuh perak disk.

B) Jarum akan melewati septum karet, sehingga Anda akan merasa beberapa perlawanan. Untuk beberapa GC kita itu, kolom tidak menyelaraskan benar dalam injector, sehingga jarum hits bagian depan kolom logam. Jika Anda merasa bahwa Anda mendorong terhadap logam, menarik jarum keluar dari injector dan coba lagi, mungkin di sudut yang sedikit berbeda. Jarum harus benar-benar menghilang ke dalam injeksi untuk injeksi yang tepat sampel ke kolom GC.

C) Suntikkan dengan cepat untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan injeksi.

D) Lepaskan jarum suntik segera setelah injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D membantu untuk memastikan bahwa semua sampel memasuki GC kolom di sekitar waktu yang sama.) 5. Menandai waktu injeksi Anda pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan nol tepat setelah sampel disuntikkan. Hal ini sering nyaman bagi satu orang untuk menyuntikkan sampel sementara pasangan laboratorium menandai waktu injeksi di bagan perekam.

6. Bersihkan jarum suntik Anda segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat dengan cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap penggunaan. 7. Catatan pengaturan perekam grafik Anda selama berjalan. Anda perlu mengetahui kecepatan grafik dan pengaturan skala penuh. 8. Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah bawah GC dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor

dan suhu injektor pelabuhan dalam C. Jembatan saat ini ditampilkan dalam mA. Perhatikan bahwa ada dua skala pada layar. Berhati-hati untuk membaca skala yang tepat.

BAB IV APLIKASI PADA INDUSTRI

a. Polusi udara Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGC dipakai untuk menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO , H S, dan beberapa oksida dari nitrogen dll b. Klinik Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawasenyawa dalam klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin c. Bahan bahan pelapis Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan resin-resin sintesis

d. Minyak Atsiri Digunakan untuk pengujian kuaitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll e. Bahan Makanan Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuan atau pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai untuk menguji jus, aspirin, kopi dll f. Sisa sisa Peptisida KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen, dan fosfor g. Perminyakan Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan dan

mengidentifikasi hasil-hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan h. Bidang Farmasi dan Obat - obatan Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasilhasil baru dalam pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi i. Bidang kimia / Penelitian Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil

Beberapa aplikasi penggunaan Kromatografi Gas di bidang lain : a. Pada Bidang Bioteknologi

Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam biofarmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekulmolekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat

dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama. b. Pada Bidang Klinik

Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara umum. c. Pada Bidang Forensik

Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai dengan runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian dunia pun akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa pengeboman/peledakan tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan peningkatan yang cukup tajam.

Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini didorong karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan peledak, maka akan makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga bisa segera diketahui. Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan, gesekan, getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti ini, memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih stabil yang diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat atau bahkan munculnya percikan api. Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan dalam bahan peledak, baik bahan peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah, beberapa diantaranya adalah 2,4,6-trinitrotoluene (TNT), siklonit (RDX), tetril, pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol serta beberapa anion lain seperti perklorat, klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate dan tiosianat. Bisa dikatakan bahwa analisis organic ion (ion organik) dan inorganic ion (ion anorganik) memainkan peranan yang sangat penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom berlangsung. Pendeteksian ion-ion anorganik misalnya, setelah pengeboman berlangsung, akan memberikan harapan karena tidak semua material dari bahan peledak tersebut ikut meledak pada saat terjadi ledakan. Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator untuk low explosive (bahan peledak berkekuatan rendah). Pada gambar 1A di bawah ini adalah kromatogram dari analisis menggunakan metode kromatografi ion pada sampel standar yang telah diketahui ion-ionnya

serta konsentrasi yang terkandung di dalamnya dan gambar 1B adalah kromatogram dari ekstrak serpihan sebuah ledakan bom.

Gambar 1A: Sampel standar yang diketahui anion dan konsentrasinya : (1) Cl-, (2) NO2-, (3) ClO3-, (4) NO3-, (5) SO4-2, (6) SCN- dan (7) ClO4-

Gambar 1 B: Kromatogram dari ekstrak serpihan sebuah ledakan : (1) Cl-, (2) ClO3-, (3) SO4-2 dan (4) puncak yang tidak diketahui 1). Gambar 1 A dan 1B. Perbandingan kromatogram dari sebuah analisis menggunakan teknik kromatografi ion. d.Dalam bidang lingkungan

Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban manusia, berarti permasalahan pun semakin maju. Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global warming (pemanasan global). Menurut survei National Institute for Environmental Studies, Japan, tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di Jepang memperkirakan tingkat pemanasan global merupakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali lipat dari satu dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 19972). Seiring dengan hal itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Disinilah, teknik kromatografi mengambil peran paling penting dalam environmental analysis (analisis lingkungan) ini. Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam 3 bagian : water hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air (misal : air ledeng, air sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan mengetahui jenis anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus jumlahnya. Apakah mengandung logam-logam berbahaya atau tidak. Demikian halnya pada daerah yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi dini dapat dilakukan dengan mengetahui secara dini kandungan sulfate ion, SO42- (ion sulfat) dan nitrogen trioxide ion, NO3- (nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut. Terbentuknya hujan asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan membentuk asam sulfat (H2SO4), demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam nitrat (HNO3) di udara. Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari di udara hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa negara lainnya, monitoring udara dan air hujan menjadi sangat penting tidak hanya untuk memperkirakan efek dari polusi itu tapi yang lebih penting lagi adalah memonitor progress (perkembangan) control polusi dari global ecology (ekologi global).

Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting karena beberapa efek yang fatal yang mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan asam dapat meningkatkan keasaman danau, sungai, bendungan yang pada akhirnya mungin dapat menyebabkan kematian pada kehidupan air. Demikian pula keasaman pada tanah dapat meningkat dan merembes ke air permukaan tanah yaitu sumber air minum sehari-hari Gambar 2 mengilustrasikan sebuah kromatogram dari analisis air hujan yang diambil dari salah satu kota besar di Jepang dalam rangka memonitor kandungan anion sebagai penyebab utama terjadinya hujan asam.

Gambar 2. Pemonitoran kandungan anion dalam sampel air hujan. Sampel A menunjukkan kromatogram untuk standar sampel yang diketahui ion dan konsentrasinya : (1) 0.6 mM Cl- ; (2) 0.2 mM SO42- dan (3) 0.2 mM NO3- . Sampel B menunjukkan kromatogram untuk sampel air hujan e. Aplikasi pada bidang yang lain

Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi dalam bidang-bidang keilmuan lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam industri kertas, pertambangan, proses logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain. Namun karena keterbatasan ruang, dalam tulisan ini penulis hanya menampilkan beberapa contoh peran serta kromatografi dalam memudahkan dan mempercepat perolehan target data dalam beberapa bidang yang tersebut di atas.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantaranya dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile) Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair. Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah kromatografi gas, yang merupakan metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai untuk proses pemisahan. Komponen alat kromatografi gas terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Silinder tempat gas pembawa/pengangkut Pengatur aliran dan pengatur tekanan Tempat injeksi cuplikan Kolom Detector Pencatat Terminal untuk 3, 4 dan 5

Aplikasi penggunaan alat kromatografi gas antara lain adalah di bidang pengendalian polusi udara, klinik, bidang bahan bahan pelapis, minyak atsiri, bahan makanan, sisa sisa peptisida, perminyakan, bidang farmasi dan obat

obatan, bidang kimia/penelitian, bidang bioteknologi, bidang forensik, serta bidang lingkungan.

También podría gustarte

  • Batu Bara
    Batu Bara
    Documento21 páginas
    Batu Bara
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • Bioetanol
    Bioetanol
    Documento1 página
    Bioetanol
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • Surat Lamaran
    Surat Lamaran
    Documento2 páginas
    Surat Lamaran
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • BAB I New
    BAB I New
    Documento17 páginas
    BAB I New
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • Cover
    Cover
    Documento3 páginas
    Cover
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento2 páginas
    Daftar Isi
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • Cover
    Cover
    Documento3 páginas
    Cover
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • Bioetanol
    Bioetanol
    Documento1 página
    Bioetanol
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • Boiler
    Boiler
    Documento3 páginas
    Boiler
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • Karbonisasi
    Karbonisasi
    Documento16 páginas
    Karbonisasi
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones
  • 5 Hukum Dasar Kimia
    5 Hukum Dasar Kimia
    Documento2 páginas
    5 Hukum Dasar Kimia
    Devi Rachmadena
    Aún no hay calificaciones