Está en la página 1de 31

By.

Kadek Eka Swedarma

PERUBAHAN PROSES PIKIR WAHAM Definisi Proses pikir adalah meliputi proses pertimbangan (judgement), pemahaman (Komprehension), ingatan dan penalaran (reasoning). Perubahan proses pikir adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kelaianan dalam mengoperasikan kognitif dan aktivitas. Proses pikir merujuk pada bagaimana ekspresi diri klien, sedangkan isi pikir mengacu arti spesifik yang diekspresikan dalam komunikasi klien merujuk pada apa yang dipikirkan klien.

Aspek proses pikir


Bentuk Pikir Adalah penyimpangan dari pemikiran rasional, logic dan terarah pada tujuan.
dereisme/dieristik : cara berpikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut pautnya dengan kenyataan, logika, dan pengalaman. Otistik : cara berpikir berdasarkan lamuanan, fantasi, halusinasi, wahamnya sendiri (alam pikirannya sendiri) Nonrealistik : cara berpikir yang tidak sesuai dengan kenyataan. Realistik : cara berpikir yang sesuai dengan kenyataan.

Arus pikir Adalah cara dan lajunya proses asosiasi dalam pikiran Perseverasi : berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara berlebihan. Asosiasi longgar : mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan satu sama lainnya. Incoherensi : gangguan dalam bentuk bicara sehingga sukar ditangkap/dimengerti maksudnya. Kecepatan bicara : untuk mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali atau sangat cepat.

Blocking : jalan pikiran tiba-tiba berhenti, atau berhenti di tengah jalan. Logorea : banyak bicara/ pembicaraan cepat tidak terkontrol, banjir kata-kata. Pikiran melayang (flight of idea) : pembicaraan yang melompat dari satu topic ke topic lainya. Neologisme : membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum. Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau hal yang sedang dibicarakan.

Pikiran berputar-putar : pembicaraan yang berbelit-belit, tapi sampai pada tujuan pembicaraan. Main kata-kata : membuat sajak secara tidak sadar. Afasi : bisa motorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain), bisa sensorik (tidak bisa bicara). Tangensial : pembicaraan berbelit tetapi tidak sampai pada tujuan.

Isi Pikir Isi pikir bisa verbal maupun non verbal


Ekstansi/axtacy yaitu isi pikiran yang tidak dapat diceritakan yang dimanifestasikan dengan kegembiraan yang luar biasa dan timbulnya secara mengambang/melayang. Fantasi : isi pikiran tentang keadaan atau kejadian yang diharapkan /diinginkan sebagai hal-hal yang tidak nyatase bagai pelarian terhadap keinginan yang tidak dapat dipenuhi. Obsesi : isi pikiran yang telah muncul /kokoh, walaupun klien berusaha menghilangkannya, tidak dikehendaki, tidak diketahui dan tidak wajar.

Hipokondria : isi pikiran yang meyakinkan adanya suatu gangguan pada organ di dalam tubuh yang dimanifestasikan dengan keluhan/sakit secara fisik yang sebenarnya tidak terjadi. Depersonalisasi : isi pikiran yang berupa perasaan yang aneh, asing terhadap dirinya sendiri, orang lain atau lingkungan.

Pikiran magis : pikiran yang terwujud dengan keyakinan tentang dirinya yang mampu melakukan hal-hal yang mustahil. Pikiran isolasi social : isi pikiran yang berupa rasa terisolasi, tersekat, terkunci, terpencil dari lingkungan sekitarnya/masyarakat. Merasa ditolak, tidak disenangi orang lain sehingga sering menyendiri. Pikiran tidak memadai : pikiran eksentrik/tidak cocok dengan banyak hal, terutama dalam hal pergaulan dan pekerjaan.

Preokupasi : isi pikiran yang terpaku pada sebuah ide saja, biasanya berhubungan dengan/ bernada emosional dan sangat kuat. Pikiran bunuh diri : pikiran yang dimulai dengan memikirkan usaha bunuh diri sampai terus menerus berusaha untuk dapat bunuh diri. Alienasi/rasa terasing : pikiran/rasa dirinya sudah menjadi lain, asing dan aneh.

Pikiran rendah diri : pikiran yang merendahkan, menyalahkan menghinakan dirinya terhadap halhal yang pernah dilakukan ataupun yang belum pernah dilakukan. Merasa dirugikan : pikiran yang selalu menyangka bahwa orang lain telah merugikan, mencelakai dirinya dan mengambil keuntungan dari dirinya. Hiposeksual : pikiran yang merasa dingin dalam seksual, acuh, tidak memperhatikan, tidak bangkit gairahnya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

Rasa bersalah : pikiran yang merasa/mengatakan dirinya selalu/telah bersalah. Pesimisme : berpandanganbahwa masa depan dirinya yang suram tentang banyak hal di dalam kehidupannya. Perasaan curiga : pikiran yang berupa tidak percaya/curiga pada orang lain. Phobia : rasa takut/ketakutan yang patologis/tidak rasional terhadap suatu obyek/situasi/benda tertentu yang tidak dapat dihilangkan dan tidak diketahui oleh dirinya.

Waham : keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh/kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak sesuai dengan intelegencynya dan latar belakang budaya, selalu ditemukan secara berulang-ulang dan berlebihan, biarpun telah dibuktikan kemustahilannya/kesalahannya atau tidak benar secara umum.

Jenis-jenis waham :
Waham Agama : keyakian klien yang bertema tentang agama/kepercayaan yang berlebihan. Waham Somatik/hipokondrik : keyakinan klien terhadap tubuhnya ada sesuatu yang tidak beres, seperti ususnya busuk, otaknya mencair, dll. Waham kebesaran : keyakinan terhadap sesuatu kemampuan, kekuatan, pendidikan kekayaan, kekuasaan secara luar biasa, seperti saya ini seorang raja.

Waham Curiga/kejaran : keyakinan terhadap seseorang /kelompok secara berlebihan yang berusaha merugikan, mencederai, mengganggu, mengancam, memata-matai dan membicarakan kejelekan dirinya. Waham Nihilistik : keyakinan sesuatu terhadap dirinya atau orang lain sudah meningggal. Dunia sudah hancur dan tidak ada apa-apanya lagi.

waham Dosa : keyakian klien terhadap dirinya telah/selalu salah/berbuat dosa/perbuatannya tidak bisa di ampuni lagi. Waham yang bizar, terdiri dari : Sisip pikir : keyakinan klien terhadap sesuatu pikiran orang lain disisipkan pada pikiran dirinya Siar pikir/broadcasting : keyakinan klien bahwa ide dirinya dipakai oleh/disampaikan kepada orang lain. Orang lain mengetahui apa yang ia pikirkan meskipun ia tidak pernah secara nyata mengatakan pada orang lain. Control pikir/waham pengaruh : keyakinan klien bahwa pikiran, emosi dan perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh kekuatan di luar dirinya yang aneh.

PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
factor Biologis..

Abnormalitas otak dapat menyebabkan respon neurobiologik yang maladaptive yang baru mulai dipahami, termasuk disini :
Penilaian pencitraan otak sudah mulai meninjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan skizoprenia. Lesi pada area prontal, temporal, limbic paling sering berhubungan dengan perilaku psikotik. Kimia otak
Dopamin meningkat Ketidakseimbangan dopamine dengan neurotransmitter lain Masalah dalam system reseptor dopamine.

Genetic (kembar identik yang dibesarkan secar terpisah )

Psikologik.

Teori psikologik : menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini, sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya keluarga terhadap tenaga kesehatan.
Sosio budaya

Stress yang memanjang dan menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizoprenia dan gangguan psikotik, tapi diyakini tidak sebagai penyebab utama gangguan.

2. Faktor Presipitasi
Biologis

Gangguan dalam pencitraan umpan balik otak yang mengaturproses informasi, Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan secara selektif mengangggapi rangsangan.

Sterss Lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stress lingkungan dan menentukan terjadinya gangguan perilaku.

Pemicu Gejala

Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive berhubungan dengan :
Kesehatan : gizi buruk, keletihan, kurang olah raga, ansietas. Lingkungan : rasa bermusuhan, lingkungan penuh kritikan, tekanan terhadap penampilan, kesepian, tekanan pekerjaan. Sikap/perilaku : kurang percaya diri, kehilangan motivasi, kurang kendali, tidakmampu memenuhi kebutuhan spiritual, perilaku agresif dll.

Mekanisme Koping
Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi anxietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari. Proyeksi : sebagai upaya untuk menyelesaikan kerusakan persepsi. Menarik diri.

Tanda dan Gejala :

Waham/ide yang salah Ketidakmampuan berkonsentrasi Kewaspadaan yang berlebihan Kelaianan tentang perhatian Ketidaktepatan interpretasi lingkungan Penilaian social yang tidak sesuai.

KARAKTERISTIK PRILAKU
Usaha bunuh diri atau membunuh orang lain Menolak untuk makan atau minum obat Tidak ada perhatian terhadap Asuhan Mandiri Ekspresi muka : Sedih, gembira, ketakutan Gerakan tidak terkontrol Mudah tersinggung

Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan Tidak bisa membedakan antara yang nyata dengan yang tidak nyata. Menghindari diri dari orang lain. Mendominasi pembicaraan Bicara kasar Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan atau sama sekali tidak melaksanakan Perubahan kegiatan seksual Aktivitas meningkat

Masalah Keperawatan :
Perilaku Kekerasan/resiko PK Kerusakan komunikasi verbal Perubahan proses pikir : Waham Kerusakan Interaksi sosial Gangguan konsep diri :HDR Koping individu maladaptif Gangguan Nutrisi Defisit perawatan diri dll

Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekerasan

Perubahan proses pikir

Kerusakan Interaksi sosial

Defisit P.D.

Gangguan konsep diri : HDR

Koping individu maladaptif

Rencana Tindakan Keperawatan

1.
2.

3.
4. 5. 6. 7. 8.

Tujuan Khusus : Klien dapan membina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran klien. Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya. (triggers factor) Klien dapat mengidentifikasi wahamnya Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya Klien mendapat dukungan keluarga. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

Pelaksanaan
Pelaksanaan dikerjakan oleh tim keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat bersama dengan klien. Diarahkan berdasarkan Strategi pelaksanaan yang sudah dibuat berdasarkan prinsip

komunikasi terapeutik

Evaluasi
Mengacu kepada tujuan

DAFTAR PUSTAKA
Budiana keliat (1999). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta, EGC Cook & Fountaine (1987). Essentials mental health nursing. Addisonwesley publishing Company. Rasmun (2001). Keperawatan kesehatan mental psikiatri terintegrasi dengan keluarga. Jakarta : Fajar Interpratama Stuart & Sudden (1988). Buku saku keperawatan jiwa Towsend, Mary C (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri Kaplan & Sadock (1998). Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta : Widya Medika

También podría gustarte