Está en la página 1de 13

Definisi Beberapa definisi infark miokardium akut adalah : Infark miokardium adalah kematian sebagian otot jantung (miokard)

secara mendadak akibat terhentinya sirkulasi koroner yang ditandai dengan adanya sakit dada yang khas lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat dan dengan pemberian antiangina (nitrogliserin). (Rokhaeni, et. Al. 2001) Infark Miokard akut ialah nekrosis sebagian otot jantung akibat berkurangnya suplai darah kebagian otot tersebut karena oklusi atau trombosis arteria koronaria, dapat juga akibat keadaan syok atau anemia akut (Purwadianto, Agus dan Sampurna, Budi dkk, 1998:33). Etiologi Intinya AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-sel jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya: 1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard. Menurunya suplai oksigen disebabkan oleh tiga factor, antara lain: a. Faktor pembuluh darah Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah diantaranya: atherosclerosis, spasme, dan arteritis. Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal antara lain: (a) mengkonsumsi obat-obatan tertentu; (b) stress emosional atau nyeri; (c) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok. b. Faktor Sirkulasi Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari factor pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis maupun isufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, mitrlalis, maupun trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardac out put (COP). Penurunan COP yang diikuti oleh

penurunan sirkulasi menyebabkan bebarapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot jantung. c. Faktor darah Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika daya angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain: anemia, hipoksemia, dan polisitemia. 2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak bertambah. Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya: aktivtas berlebih, emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertropi miokard bisa memicu terjadinya infark karea semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen, sedangkan asupan oksien menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektive. Faktor Resiko Faktor resiko yang dapat meningkatkan kepekaan timbulnya arterosklerosis koroner pada individu :
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi/ dikendalikan : a. Keturunan (riwayat keluarga dengan arteroklerosis koroner) b. Umur ( makin tua resiko semakin besar) c. Jenis kelamin (pria mempunyai resiko lebih tinggi dari pada wanita, wanita

beresiko terkena setelah menopause)


2. Faktor yang dapat dimodifikasi/ Dikendalikan a. Merokok

b. Alkohol

c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) d. Kadar lemak tinggi (koresterol,LDL) e. Diabetes yang tidak terkendali f.

Stress dan obesitas

Manifestasi Klinik Tanda-tanda jelas infark miokardium (suatu serangan jantung tersamar), sebagai berikut:
1. Nyeri yang biasanya mendadak selama 15 detik sampai 30 menit . Nyeri dapat menyebar

kebagian atas tubuh mana saja, tetap sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher, atau rahang. 2. Timbul mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri yang hebat 3. Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah keotot-otot rangka
4. Kulit yang dingin, pucat akibat vasokonstriksi simpatis

5. Pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan Aldosteron dan ADH 6. Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung 7. Rasa cemas, gelisah dan kadang marah. Respon psikologis sebagai akibat serangan jantung yang menyiksa dan ketakutan akan mati serta pengalaman syok dan nyeri sebelumnya 8. Oliguria. Jumlah produksi urin kurang dari 30-40 ml/jam, akibat hipoksia sel neuron oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekuat yang disebabkan oleh hipotensi. 9. Adanya perubahan EKG Gejala: a. Gelombang Q (signifikan infark) atau Q patologis. b. Segmen ST (elevasi) c. Gelombang T (meninggi atau menurun). Perubahan EKG pada infark miokardium. Inversi gelombang T (kiri), elevansi segmen ST (tengah), gelombang Q yang menonjol (kanan). Gelombang Q menunjukkan nekrosis miokardium dan bersifat irrevesibel. Perubahan pada segmen

ST dan gelombang T diakibatkan karena iskemia dan akan menghilang sesudah jangka waktu tertentu. 10. Kenaikan enzim otot jantung Gejala: a) CKMB merupakan enzim yang spesifik sebagai penanda terjadinya kerusakan pada otot jantung, enzim ini meningkat 6-10 jam setelah nyeri dada dan kembali normal dalam 48-72 jam. b) Walaupun kurang spesifik, pemeriksaan Aspartate Amino Transferase (AST) dapat membantu bila penderita datang ke rumah sakit sesudah hari ke 3 dari nyeri dada atau laktat dehydrogenase (LDH) akan meningkat sesudah hari ke 4 dan menjadi normal sesudah hari ke 10.

Patofisiologi
Hipertensi, obesitas, hiperkolestrol

Pe suplai O2 ke otot jantung (miokardium) Terjadinya metabolisme Anaerob Mekan as. laktat

Kontraksi otot jantung

Cardiac output (supply darah) keotak me Nutrisi dan O2 minimal

Supply darah ke jar Proses metabolisme tidak adekuat Energi yg timbul tjd sedikit

Merangsan g thalamus Ambang nyeri menurun

Gangguan perfusi jaringan

Intoleransi thdp aktivitas Saraf simpatis trangsang utk m aktivasi RAS

Timbul rasa nyeri

Maktifkan kerja organ tubuh

Stimulus nyeri mrangsang susunan saraf otonom maktifkan Noreepinephrin

Gangguan rasa nyaman nyeri

REM me

Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

Komplikasi
1. Tromboembolus akibat kontraktilitas miokardium berkurang 2. Gagal jantung kongestif apabila jantung tidak dapat memompa keluar semua darah yang

diterimanya. 3. Disritmia adalah komplikasi tersering pada infark. Disritmia dapat timbul akibat perubahan keseimbangan elektrolit dan penurunan pH.
4. Syok kardiogenik apabila curah jantung sangat berkurang dalam waktu lama.

Pemeriksaan Penunjang 1. Elektrokardiografi (EKG) Adanya elevasi segmen ST pada sadapan tertentu a. Lead II, III, aVF : Infark inferior b. Lead V1-V3 : Infark anteroseptal c. Lead V2-V4 : Infark anterior d. Lead 1, aV L, V5-V6 : Infark anterolateral e. Lead I, aVL : Infark high lateral f. Lead I, aVL, V1-V6 : Infark anterolateral luas g. Lead II, III, aVF, V5-V6 : Infark inferolateral Adanya Q valve patologis pada sadapan tertentu. 2. Ekokardiogram Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung khususnya fungsi vertrikel dengan menggunakan gelombang ultrasoouns 3. Laboratorium- Peningkatan enzim CK-MB, CK 3-8 jam setelah sernagan puncaknya 1030 gram dan normal kembali 2-3 hari- Peningkatan LDH setelah serangan puncaknya 48172 jam dan kembali normal 7-14 hari- Leukosit meningkat 10.000 20.000 kolesterol atau trigliserid meningkat sebagai akibat aterosklerosis.

4. Foto thorax roentgenTampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan terlihat pada bendungan paru berupa pelebaran corakan vaskuler paru dan hipertropi ventrikel. 5. Percutaneus koroner. 6. Tes TreadmillUji latih jantung untuk mengetahui respon jantung terhadap aktivitas. 7. Angiografi koroner adalah suatu prosedur sinar-x (X-Ray) untuk memeriksa pembuluh darah arteri jantung (arteri koroner) dengan kamera khusus untuk melihat apakah pembuluh darah koroner mengalami penyempitan atau penyumbatan. Prosedur ini ini merupakan suatu prosedur yang penting bila dokter menduga atau mengetahui anda penderita penyakit jantung koroner. Angiografi koroner dapat mendeteksi adanya penyakit jantung koroner dan merupakan satu-satunya metode yang akurat (Standar Emas - Diagnosis Pasti) untuk memperlihatkan bagian-bagian pembuluh darah koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan oleh plak aterosklerosis. 8. Plak Aterosklerosis Pembuluh Koroner Normal dan Tidak Normal Penyempitan atau sumbatan di pembuluh darah koroner disebabkan oleh adanya deposit yang terdiri dari lemak, sel-sel otot polos pembuluh darah koroner dan matriks ekstraselular lainnya (disebut juga plak aterosklerosis) di dinding arteri koroner. Plak ini terbentuk secara perlahan-lahan (bertahun-tahun) dari lapisan dinding pembuluh yang terus bertumbuh ke dalam lumen pembuluh, dan bukan merupakan suatu endapan atau timbunan yang menempel di dinding pembuluh. Bila plak ini sudah besar, maka lumen arteri menjadi menyempit dan aliran darah ke otot jantung akan berkurang. Hal ini dapat menyebabkan sakit dada (Angina Pectoris) atau serangan jantung (Heart Attack). Angina biasanya timbul bila jantung harus bekerja lebih keras dari normal, seperti selama latihan atau saat emosi. Bagian jantung yang disuplai oleh arteri yang menyempit tidak mendapat cukup oksigen dan menyebabkan sakit dada. Pada serangan jantung, arteri yang menyempit tiba-tiba menjadi tersumbat total karena terbentuknya bekuan darah di arteri yang menyempit. Coronary Angiografi (PCA)Pemasangan kateter jantung dengan menggunakan zat kontras dan memonitor x-ray yang mengetahui sumbatan pada arteri

Bagian otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut tidak menerima oksigen sama sekali dan dapat mengalami kerusakan secara permanen jika aliran darah tidak diperbaiki secara cepat

Asuhan Keperawatan Pengkajian Identitas : nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin, agama, pendidikan, suku bangsa, pendidikan, tanggal masuk, alamat, dan data penanggung jawab Riwayat kesehatan Keluhan utama : nyeri di daerah dada kiri - Riwayat kesehatan sekarang Klien datang dengan keluhan nyeri didada seperti diremas-remas, rasa terbakar, tertimpa benda berat, dan rasa tertekan, berkeringat, pucat. Jenis nyeri tumpul atau tajam, berlangsung 15-30 menit atau lebih lama. Riwayat kesehatan dahulu Sebelumnya pernah memiliki tekanan darah yang tinggi (hipertensi),obesitas dan hiperkolestrol. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan keluarga yaitu memiliki penyakit jantung/IM, diabetes, stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer, penggunaan tembakau. Data fokus Keadaan umum : compos mentis Tanda-tanda vital TD : meningkat (N : 120/80) N : meningkat menurun (N: 80-100)

RR : meningkat (N : 16-20) S : meningkat (N : 36-37 derajat celcius) Persistem : 1. Sistem pernapasan Jika terdapat gangguan fungsi ventrikel kiri (LV) dapat ditemukan ronchi atau edema paru samar, peningkatan frekuensi pernapsan, napas sesak/kuat 2. Sistem integumen Penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, pucat, sainosis 3. Sistem kardiovaskuler Bisanya berintensitas normal, dapt terdengar bising sisitolik baru, jantung S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas atau complain ventrikel,irama jan tung dapat teratur atau tidak teratur, mrumur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar Data penunjang : EKG, foto toraks, CT scan, Ekokardiografi,
3.2. Analisa data
No 1. Data DS : - Nyeri dada yang menjalar kelengan bahu, leher. DO : - Klien tampak gelisah - Ekspresi wajah klien tampak tegang - Nadi > normal (N : 80100x/menit) - Respirasi > normal (N : 1620x/menit) Mekan as. Laktat Terjadinya metabolisme Anaerob (umumnya kekiri), Pean suplai O2 keotot jantung (miokardium) Suplai O2 dan nutrisi jar. berkurang Etiologi Hipertensi, obesitas, hiperkolestrol Masalah Gangguan rasa nyaman nyeri

Merangsang thalamus Ambang nyeri me Timbul rasa nyeri 2. DS : - Klien mengeluh pusing DO : - Klien tampak gelisah Kontraksi otot jantung menurun Cardiac output (suplai darah ) keotak me Nutrisi dan O2 minimal 3. DS : - Nyeri dada yang menyebar kekiri DO : - Klien terlihat gelisah - Klien terlihat lemah Saraf simpatis trangsang untuk mengaktivasi RAS Maktifkan kerja organ tubuh REM menurun Cardiac output (suplai darah) keotak me Suplai darah ke jaringan menurun Proses metabolisme tidak adekuat Energi yang timbul tertjadi Stimulus nyeri mrangsang susunan saraf otonom mengaktivasi Noreepinephrin Timbul rasa nyeri Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur Gangguan perfusi

Pean suplai O2 keotot jantung (miokardium)

jaringan ke otak

4.

DS : - Klien mengeluh lemah dan lesu DO : - Daerah perifer agak pucat - ADL dibantu - Klien terlihat lemah

Intoleransi aktivitas

sedikit

3.3 Diagnosa keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d ischemia jar dan penurunan suplai O2 2. Gangguan perfusi jaringan keotak b.d nutrisi dan O2 minimal 3 Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat tidur b.d REM menurun 4. Intoleransi terhadap aktivitas b.d penurunan cardiac output

Rencana Asuhan Keperawatan


No. 1. Diagnosa keperawatan Gangguan nyeri b.d penurunan DS : - Nyeri dada yang menjalar kelengan (umumnya kekiri), bahu, leher. DO : - Klien tampak gelisah - Ekspresi wajah klien tampak tegang - Nadi > normal (N : 80100x/menit) - Respirasi > normal (N : 1620x/menit) 3. berikan obat sesuai dngan indikasi cth : Analgesik (Morfin, meperidin/demerol) rasa nyaman: dan O2 ischemia suplai Tujuan Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria Nyeri dada hilang Ekspresi wajah tenang Tanda-tanda viotal dalam batas normal Intervensi 1. pantau /catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respon hemodinamik (contoh, meringis, gelisah, berkeringat, mencengkeram dada, napas cepat, TD/frekuensi jantung berubah) 2. kolaborasi pemberian terapi O2 Rasional 1. variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian. Kebanyakan klien dengan IM akut tampak sakit, distraksi dan berfokus pada nyeri

ditandai dengan :

2. meningkatkan jumlah O2 yang untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyaman s.d iskemia 3. meskipun morfin pilihan, suntiksn narkotik lain dapat dipakai pada fase akut/nyeri dada

4. anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera

5. Bantu melakukan tehnik relaksasi, mis ; napas dalam

berulang yang tak hilang dengan nitrogliserin ujntuk menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi dan mengurangi kerja miokard 4. penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaran nyeri/memerlukan peningkatan dosis obat. Selain itu nyeri berta dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem saraf simpatis, mengakibatkan kerusakan lebih lanjut 5. membantu dalam penurunan persepsi/respon nyei. Memberikan kontrol situasi, meningkatkan perilaku positif

2.

Gangguan perfusi jaringan keotak b.d nutrisi dan O2 minimal ditandai dengan : DS : - Klien mengeluh pusing DO : - Klien tampak gelisah

Gangguan perfusi jaringan teratasi dengan kriteria Perfusi jaringan otak dan aliran darah ke otak terjaga Pasien sadar/ dapat berorientasi Ada nadi perifer/kuat

1. selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinu contoh : cemas, bingung, letargi, pingsan 2. lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin/lembab. Catat kekutan nadi perifer 3. pantau pernapasan, catat kerja pernapasan

1. perfusi cerebral secara langsung s.d curah jantung dan juga dipengaruhi oleh elektrolit/variasi asam basa, hipoksia, emboli sisitemik 2. vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan nadi 3. pompa jantung gagal dapat mencetuskan distress pernapasan

3.

Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat tidur b.d REM menurun ditandai dengan : DS : - Nyeri dada yang menyebar kekiri DO : - Klien terlihat gelisah - Klien terlihat lemah Intoleransi terhadap aktivitas b.d penurunan cardiac output ditandai dengan : DS : - Klien mengeluh lemah dan lesu DO : - Daerah perifer agak pucat - ADL dibantu - Klien terlihat lemah

Kebutuhan istirahat klien terpenuhi dengan kriteria Klien dapat tidur dengan tenang Klien terlihat segar

1. ciptakan lingkungan yang tenang nyaman

2. atur posisi klien pada saat akan tidur senyaman mungkin

1. menurunkan rangsang eksternal dimana ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan situasi saat ini 2. dengan mengatur posisi klien akan merasa nyaman

4.

Klien toleran terhadap aktivitas dengan kriteria Klien tidak merasa lemah dan lesu Bila beraktivitas tidak cepat lelah Daerah perifer intac (hangat)

1. tingkatkan istirahat. Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan respon hemodinamik. Berikan aktivitas senggang yang tidak berat

2. anjurkan klien menghindari peningkatan tekanan abdomen, contoh mengejan saat defekasi

3. kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan tidak toleran terhadap aktivitas atau memerlukan laporan pada perwat atau dokter

1. kecendrungan menentukan respon klien terhadap aktivitas dan dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardia yang memerlukan penurunan tingkat aktivitas /kembali tirah baring. R 2. aktivitas yang memerlukan menahan napas dan menunduk (manuver valsava) dapat mengakibatkan bradikardi, juga menurunkan curah jantung dan takikardi dengan peningkatan TD 3. palpitsai, nadi tidak teratur, adanya nyeri dada, atau dispnea daapt mengindikasikan kebutuhan perubahan program olhraga atau obat.

También podría gustarte