Está en la página 1de 13

Metamorfosis Kupu-kupu

Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur. Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat), ulat tersebut akan berubah bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut nantinya akan menempel pada pohon dan daun-daunan sehingga menjadi kepompong. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Kemudian tidak berapa lama menjadi kupu-kupu dewasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Metamorfosis Dari sekian banyak hewan yang ada di dunia ini, ada beberapa hewan yang hidupnya harus melewati beberapa tahapan berbeda sebelum menjadi dewasa. Tahapan tersebut bisa terlihat dari perubahan bentuk tubuh hewan. Tahapan-tahapan ini disebut juga dengan "Metamorfosis". Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah Katak, Kupu-kupu dan serangga. Sebelum mengetahui tahapan metamorfosis pada katak, kupu-kupu dan serangga. sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis metamorfosis. Apa saja jenis metamorfosis dan proses metamorfosis pada hewan. Jenis-jenis metamorfosis 1. Metamorfosis tidak sempurna Metamorfosis tidak sempurna umumnya terjadi pada hewan jenis serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya. Mengapa dikatakan tidak sempurna. Jawabannya adalah karena hewan tersebut hanya melewati 2 tahapan, yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. 2. Metamorfosis sempurna Metamorfosis sempurna kebalikan dari metamorfosis sempurna. Contoh proses metamorfosis sempurna terjadi pada katak dan kupu-kupu. Seperti terlihat pada gambar di bawah.

Metamorfosis Katak Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian

membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa. ( Anonim: 2004 ) KEAJAIBAN METAMORFOSIS Katak awalnya dilahirkan di air, hidup di sini untuk beberapa saat, dan kemudian muncul di darat setelah menjalani proses yang dikenal dengan "metamorfosis". Sejumlah orang beranggapan bahwa metamorfosis adalah bukti evolusi, padahal keduanya tidak ada kaitannya satu sama lain. Satu-satunya mekanisme perkembangan yang dikemuka-kan oleh evolusi adalah mutasi. Metamorfosis tidak muncul akibat peristiwa kebetulan sebagaimana mutasi. Sebaliknya, perubahan ini diha-silkan oleh kode genetik dalam katak. Dengan kata lain, fakta telah membuk- tikan bahwa ketika seekor katak lahir, ia akan memiliki tubuh yang memungkinkannya hidup di darat. Klaim para evolusionis tentang perpindahan dari air ke darat mengatakan bahwa ikan, dengan kode genetik yang secara khusus dirancang untuk kehidupan di air, berubah menjadi makhluk darat sebagai hasil dari mutasi acak dan kebetulan. Namun, dengan alasan ini, sesungguhnya metamorfosis malah meruntuhkan teori evolusi daripada mendukungnya. Sebab kesalahan terkecil dalam proses metamorfosis berarti kematian atau cacat bagi organisme tersebut. Sangatlah penting bagi metamorfosis untuk berlangsung secara sempurna. Adalah mustahil jika proses serumit ini, yang tidak memberi peluang bagi kesalahan, untuk terjadi melalui mutasi acak dan kebetulan sebagaimana pernyataan evolusi. Pada kenyataannya, metamorfosis adalah sebuah keajaiban yang mengungkapkan kesempurnaan dalam penciptaan. ( Anonim: 2001 ) (Anonim: 2008)

BAB III CARA KERJA Pada pengamatan proses metamorfosis Katak ini, tahapan cara kerja yang dilakukan adalah: Larva Katak ( kecebong/ berudu) yang bartu menetas diambil, dan diletakkan dalam media tempat hidup baru, seperti Botol, Ember atau Baskom. Hydrilla disediakan sebagai nutrisi Larva. Larva ditempati pada medium suhu normal sesuai kondisi asalnya. Pada hari berikutnya, dihitung sebagai hari I penelitian. Perkembangan Larva difoto, tahap metamorfosis yang terjadi diamati serta perkembangan dan perubahan terjadi. Setiap perubahan dicatat. Termasuk tahapan metamorfosis ( larva atau imago) Tahap cara kerja ke-3 diulangi setiap hari hingga mencapai metamorfosis akhir dan perkembangan difoto. Tiap-tiap tahapan metamorfosis ditandai pada Perkembangan lanjut Embrio Katak. Perkembangan lanjut Embrio Katak dijelaskan dan perubahan yang dsetai pada Metamorfosis katak.

http://bhimashraf.blogspot.com/2009/04/oleh-bhima-wibawasantoso-nim-a1c407003_27.html

Metamorfosis Katak & Kupu-kupu


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel (Mysience, 2008). Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa. Ada dua macam metamorfosis utama pada serangga, hemimetabolisme dan holometabolisme. Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut larva dan terkadang memiliki nama yang berbeda. Pada hemimetabolisme, perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabolisme juga dikenal dengan metamorfosis tidak sempurna. Pada holometabolisme, larva sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan holometabolisme melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa. Holometabolisme juga dikenal dengan metamorfosis sempurna. Sementara di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis. Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain : - Bagaimanakah mekanisme metamorfosis pada katak ? - Bagaimanakah mekanisme metamorfosis pada kupu-kupu? - Hormon-hormon apa saja yang berperan dalam metamorfosis katak dan kupu-kupu? 1.3 Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini yaitu mengetahui mekanisme metamorfosis pada katak dan kupu-kupu, serta mengetahui hormon-hormon apa saja yang berperan dalam metamorfosis katak dan kupu-kupu. 1.4 Manfaat Manfaat aplikatif yang bisa diambil dari penyusunan makalah ini yaitu dapat digunakan sebagai

salah satu usaha dalam peningkatan ekonomi masyarakat misalnya pada industri kain sutra, pada industri ini digunakan bahan baku berupa kepompong dari ulat sutra, sehingga dengan mengetahui fase-fase metamorphosis terutama pada kupu-kupu maka dapat diperoleh kain sutra dengan kualitas yang baik karena diambil pada fase yang tepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian metamorfosis Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar, setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorphosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik. Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupu-kupu dan serangga. 2.2 Jenis - jenis Metamorphosis Jenis-jenis metamorphosis adalah sebagai berikut : 1. Metamorphosis tidak sempurna merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya.Berikut adalah proses metamorfosis tidak sempurna :

Gambar 2.1. Metamorfosis tidak sempurna pada capung (E-smart, 2008).

2. Metamorphosis sempurna merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada katak dan kupu-kupu. Berikut adalah proses metamorfosis sempurna :

Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa. Selain pada

katak, metamorphosis sempurna juga terjadi pada kupu-kupu. Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur. Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat), ulat tersebut akan berubah bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut nantinya akan menempel pada pohon dan daun-daunan sehingga menjadi kepompong. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Kemudian tidak berapa lama menjadi kupu-kupu dewasa.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Metamorfosis Katak Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara morfologi maupun fisiologi. a. Proses Morfologi Pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada urodela (salamander), perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang bagian dalam dan berubahnya struktur kulit. Pada anura, perubahan metamorfosis berlangsung secara dramatis dan kebanyakan organorgannya telah termodifikasi. Perubaan ini meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak, seperti hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid. Perubahan lokomosi terjadi dari pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan lengan belakang. Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan digantikan dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang, insang mengalami degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk memompa udara masuk dan keluar pada paru-paru. Mata dan telinga berdiferensiasi. Telinga bangian tengah berkembang dan membran timfani terletak pada bagian telinga luar. b. Proses Biokimia Penambahan secara nyata pada perubahan morfologi, yang terpenting adalah terjadinya transformasi biokimia selama metamorfosis. Pada berudu, fotopigmen ratina yang utama adalah porphyropsin. Selama metamorfosis, pigmen ini merubah karakterisik fotopigmen dari darat dan vertebrata perairan. Pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami perubahan. Enzim yang terdapat pada hati juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan adanya perubahan habitat. Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia, sedangkan katak dewasa bersifat ureotelic yaitu mensekresikan urea. Selama metamorfosis, hati mensintesis enzim untuk siklus urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari CO2 dan amonia.

c. Perubahan spesifik organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon. Stimulus yang sama menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan diferensiasi dan perkembangan yang berbeda. Respon hormon thyroid lebih spesifik pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada ekor, T3 menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal. Meskipun terjadi kematian dari sel-sel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap melanjutkan fungsinya. 3.2 Hormon yang berperan dalam metamorfosis katak Metamorfosis ini dikontrol hormon thyroid. Perubahan metamorfosis dari perkembangan katak

dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama metamorfosis. Peranan hormon T3 lebih penting, hal ini disebabkan perubahan metamorfosis pada thyroidectomized berudu memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan hormon T4. Koordinasi dari perubahan perkembangan dan respon molekul hormon thyroid. Salah satu masalah utama dari metamorfosis adalah koordinasi saat perkembangan. Pada dasarnya, ekor tidak mengalami degenerasi sampai terbentuk dan berkembangnya organ-organ lokomosi. Seperti berkembangnya kaki dan tangan untuk pergerakan dan insang tidak akan mengalami perubahan fungsi sampai berkembang otot paru-paru. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi metamorfosis yang berbeda pada jaringan dan organ akan memberikan respon yang berbeda pada hormon. Untuk menjamin sistem kerja ini, 2 organ yang sensitif terhadap thyroksin yaitu thyroid dan kelenjar pituitary, akan meregulasi produksi hormon thyroid. Hormon thyroid berfungsi untuk membentuk hubungan timbal balik dengan kelenjar pituitary yang menyebabkan interior pituitary menginduksi thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4 lebih banyak. Selain itu, hormon thyroid juga berfungsi untuk transkripsi dan mengaktivasi transkripsi pada beberapa gen. Seperti transkripsi gen untuk albumin, globin dewasa, keratin kulit dewasa diaktivasi oleh hormon thyroid. Respon T3 adalah aktivasi transkripsi gen reseptor hormon thyroid (TR). TR berikatan dengan sisi yang spesifik pada kromatin sebelum hormon thyroid dibentuk. Ketika T3 dan T4 masuk kedalam sel, dan berikatan dengan ikatan reseptor kromatin, hormon reseptor kompleks dirubah dari aktivator transkripsi. Belum diketahui mekanisme dari hormon thyroid dengan respon yang berbeda pada jaringan yang berbeda (proliferasi, diferensiasi, kematian sel). Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung hormon thyroid, hal ini terjadi pada pembelahan holoblastic dimana gastrulasi diawali pada posisi subequatorial, pembentukan neural dibagian permukaan dan kuncup anggota tubuh juga terbentuk dibagian permukaan. Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung pada hormon thyroid. 3.3 Metamorfosis Kupu - kupu Metamorfosis pada insekta sering kali diikuti dengan pengerusakan pada jaringan-jaringan pada fase larva digantikan dengan jaringan-jaringan dari sel-sel yang baru yang telah berdiferensiasi. Insekta tumbuh dengan cara molting yaitu pertumbuhan kutikula baru dengan meningkatkan ukuran tubuh. Ada tiga jenis pertumbuhan pada insecta: 1. Ametabola, yaitu tahapan yang tidak melalui tahap larva, contoknya pada ngengat dan kutu loncat. 2. Hemimetabola, yaitu metamorfosis yang melalui tahapan pro-nimpha yang terjadi persis setelah penetasan. Setelah itu, insekta mengalami tahap nimpha. Pada metamorfosis hemimetabola, sayap rudimen, organ genitalia, dan struktur ciri-ciri perkembangan lainnya sudah terbentuk tapi belum sempurna. Namun, organ-organ ini tumbuh dengan sempurna pada akhir molting. Contohnya dapat ditemui pada belalang dan kutu busuk. 3. Holometabola, yaitu metamorfosis yang dimulai dengan tahapn larva setelah penetasan. Larva yang mengalami molting akan tumbuh dan berukuran besar. Tahapan diantara larva yang mengalami molting dinamakan instar. Setelah tahap instar tahapan yang terakhir terbentuk pupa. Selama pembentukan pupa, terjadi proses pembentukan struktur hewan dewasa. 3.4 Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis kupu - kupu Molting dan metamorfosis dikontrol oleh beberapa hormon efektor diantaranya yaitu: a) Juvennile hormon, disekresikan oleh corpora allata. Sel sekretori corpora allataaktif selama larva molting. Selama hormon juvennil terbentuk hidroksi ekdison menstimulasi molting dan

menghasilkan larva instar yang baru.hormon juvennil juga berungsi untuk mencegah perubahan induksi ekdison pada ekspresi gen yang penting saat terjadi metamorfosis b) 20-hidroxyecdysone, berfungsi untuk menginisiasi dan mengkordinir atau mengatur tiap tahapan molting dan meregulasi perubahan ekspresi gen yang terjadi selama metamorfosis melalui proses ekdisis. c) Prothoracicotropic (PTIH), proses molting diinisiasi di otak, dimana sel neurosekretori menghasilkan hormon Prothoracicotropic (PTIH) yang merespon neural, hormonal, atau sinyal lingkungan. PTIH adalah hormon peptida yang menstimulasi ekdison dari kelenjar prothoracic.

BAB IV KESIMPULAN Metamorphosis pada katak dan kupu-kupu merupakan metamorphosis sempurna dimana metamorphosisnya melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis katak adalah hormon thyroid dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama metamorfosis. Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis kupu kupu antara lain Juvennile hormon, 20hidroxyecdysone, dan prothoracicotropic (PTIH). http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com /_FwFxDxiYuLg/SToKxRKPwUI/AAAAAAAAAE4/mfnukGH3A38/s40 0/kupu_metamorph.gif&imgrefurl=http://gilarz.blogspot.com/2008 /12/bab-i-pendahuluan1.html&h=230&w=250&sz=19&tbnid=PTgeb83WaCqHqM:&tbnh=10 2&tbnw=111&prev=/images%3Fq%3Dmetamorfosis%2Bkatak&hl= id&usg=__GCi8a3ArbrzKpSiP0_vtnVtgaj8=&ei=y8dS8TGLNGGkAX3g7XkCg&sa=X&oi=image_result&resnum=5&ct=i mage&ved=0CBQQ9QEwBA
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan selama masa embrio. Pertumbuhan dan perkembangan masa embrio melalui suatu tahap tertentu yang sistematik dan teratur. Pertumbuhan dan perkembangan embrionik diawali dengan pertemuan sel telur (ovum) dengan sperma sehingga menghasilkan sebuah sel yang disebut zigot. Zigot selanjutnya mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan zigot, gastrulasi, dan organogenesis.

Pembelahan zigot. Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dst. Pembelahan zigot menjadi sel-sel anak disebut cleavage. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghsilkan selsel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi. Gastrulasi. Dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula, proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Dalam perkembangan berikutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh. Organogenesis . organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dsb. Organ-organ tersebut merupakan perkembangan lebih lanjut dari ketiga lapisan embrionik yang terbentuk saat gastrulasi. Ektoderm mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat indra. Mesoderm mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah, dan alat ekskresi seperti ginjal. Endoderm mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, dan alat-alat pernapasan seperti paru-paru. Pada mamalia embrio memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus vitelinus, dan alantois. Selaput embrio melindungi embrio terhadap kekeringan , goncangan, membantu pernapasan, ekskresi serta fungsi penting lainnya selama berada di rahim induknya. Embrio mendapat makan dari induknya dengan perantaraan plasenta. Lama pertumbuhan dan perkembangan embrio berbeda pada setiap jenis hewan. Pertumbuhan dan perkembangan pasca Embrionik. Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alatalat reproduksi (alat-alat kelamin). Pada manusia perkembangan kemampuan reproduksai ditandai dengan penampakan sifat-sifat seks sekunder. Pada laki-laki sifatsifat seks sekunder seperti suara yang membesar, tumbuh cambang, kumis, dan otot-otot tampak kekar. Sedangkan pada perempuan misalnya tumbuh payudara. Selain itu pada masa ini biasanya hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja. Tetapi tidak semua bagian tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan kecepatan yang sama, tetapi membentuk ukuran tertentu yang proporsional. Pada hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik yang melalui tahap larva dikenal dengan nama Metamorfosis. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah: serangga dan katak. METAMORFOSIS PADA SERANGGA DAN KATAK

Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh hewan (misalnya serangga dan katak) dari tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa. Metamorfosis pada Serangga Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu. Lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang bentuk larva dan dewasa sering hampir tidaka ada kemiripan. Sedangkan pada beberapa serangga lainya seperti belalang, lipas (kecoa) dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa. Pada proses metamorfosis terjadi proses fisik, pergantian kulit yang disebut molting. Pada serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini terjadi pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan menjelng dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi perkembangan organ reproduksi sehingga sudah mampu untuk bereproduksi. Berdasarkan kemiripan bentuk larva ,metamorfosis pada serangga dibedakan menjadi dua , yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna (holometabola). Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya mengalami perubahanperubahan yang mencolok pada bentuk luar dan organ-organ tubuh dari berbagai stadiumnya. Bentuk larva dan dewasa serangga kelompok ini tidak ada kemiripannya. Pada metamorfosis sempurna perubahan bentuk yang terjadi adalah : Telur menetas menjadi larva . larva umumnya mengalami molting empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat. Pada tahap larva umumnya serangga sangat aktif makan . larva stadium empat berubah menjadi pupa (kepompong). Pada tahap pupa tidak aktif makan (periode puasa), tetapi proses metabolisme tetap terus berlangsung. Setelah mengalami pertumbuhan dan pembelahan sel , diferensiasi dan orgagenesis, maka pupa akan berubah menjadi serangga dewasa (imago). Selama metamorfosis terjadi pengulangan proses seperti halnya pada pertumbuhan dan perkembangan embrionik hingga akhirnya larva berubah menjadi bentuk dewasa. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang. Metamorfosis tidak sempurna (heterometabola). Pada metamorfosis tidak sempurna serangga mengalami bentuk dari telur menjadi dewasa yang tidak mencolok dalam daur hidupnya. Bentuk larva atau pra dewasanya disebut nimfa. Nimfa memiliki kemiripan dengan bentuk dewasa (imago), kecuali organ reproduksi dan sayap. Organ reproduksi pada nimpa belum berkembang, baru setelah dewasa organ reproduksinya berkembang dan serangga dapat bereproduksi. Pada metamorfosis tidak sempurna tidak terbentuk tahap pupa (kepompong). Pada metamorfosis tidak sempurna perubahan bentuk yang terjadi adalah : contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna antara lain: belalang, lipas (kecoa), dan jangkrik.

Metamorfosis pada katak Katak merupakan golongan hewan amfibi, yaitu memiliki dua alam kehidupan di darat dan di air. Metagenesis pada Tumbuhan dan Hewan Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi yang bereproduksi secara seksual dan generasi lainnya yang bereproduksi secara aseksual. Metagenesis pada Tumbuhan Metagenesis pada tumbuhan dapat kita lihat pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku mempunyai generasi seksual (generatif) yang disebut generasi gametofit dan generasi aseksual (vegetatif) yang disebut generasi sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi gametofitnya yaitu protalium.

http://sksk.facebook.com/topic.php?uid=79881192773&topic=7695
2.1 Pengertian metamorfosis Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar, setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorphosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik. Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupukupu dan serangga (Lianaindonesia, 2008). 2.2 Jenis - jenis Metamorphosis Jenis-jenis metamorphosis adalah sebagai berikut : 1. Metamorphosis tidak sempurna merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya (E-smart, 2008). Berikut adalah proses metamorfosis tidak sempurna : Gambar 2.1. Metamorfosis tidak sempurna pada capung (E-smart, 2008). 1. Metamorphosis sempurna merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telurlarva-pupa-imago (dewasa). Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada katak dan kupu-kupu. (Esmart, 2008). Berikut adalah proses metamorfosis sempurna : Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10

hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa. Selain pada katak, metamorphosis sempurna juga terjadi pada kupu-kupu (E-smart, 2008). Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur. Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat), ulat tersebut akan berubah bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut nantinya akan menempel pada pohon dan daun-daunan sehingga menjadi kepompong. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Kemudian tidak berapa lama menjadi kupu-kupu dewasa (Lianaindonesia, 2008). BAB III PEMBAHASAN 3.1 Metamorfosis Katak Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara morfologi maupun fisiologi. 1. Proses Morfologi Pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada urodela (salamander), perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang bagian dalam dan berubahnya struktur kulit. Pada anura, perubahan metamorfosis berlangsung secara dramatis dan kebanyakan organ-organnya telah termodifikasi. Perubaan ini meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak, seperti hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid. Perubahan lokomosi terjadi dari pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan lengan belakang. Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan digantikan dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang, insang mengalami degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk memompa udara masuk dan keluar pada paru-paru. Mata dan telinga berdiferensiasi. Telinga bangian tengah berkembang dan membran timfani terletak pada bagian telinga luar. 1.

Proses Biokimia Penambahan secara nyata pada perubahan morfologi, yang terpenting adalah terjadinya transformasi biokimia selama metamorfosis. Pada berudu, fotopigmen ratina yang utama adalah porphyropsin. Selama metamorfosis, pigmen ini merubah karakterisik fotopigmen dari darat dan vertebrata perairan. Pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami perubahan. Enzim yang terdapat pada hati juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan adanya perubahan habitat. Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia, sedangkan katak dewasa bersifat ureotelic yaitu mensekresikan urea. Selama metamorfosis, hati mensintesis enzim untuk siklus urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari CO2 dan amonia. c. Perubahan spesifik organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon. Stimulus yang sama menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan diferensiasi dan perkembangan yang berbeda. Respon hormon thyroid lebih spesifik pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada ekor, T3 menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal. Meskipun terjadi kematian dari sel-sel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap melanjutkan fungsinya. 3.2 Hormon yang berperan dalam metamorfosis katak Metamorfosis ini dikontrol hormon thyroid. Perubahan metamorfosis dari perkembangan katak dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama metamorfosis. Peranan

materi referensi:
http://aconkman.blogspot.com/2008/10/met

También podría gustarte