Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
+
=
m
fy
Ln
hf
dan tidak boleh kurang dari 120 mm
c) Untuk om > 2 ketebalan maksimum plat
harus memenuhi
9 36
1500
8 , 0 .
+
(
+
=
fy
Ln
hf
dan tidak boleh kurang dari 90 mm
Harga o m didapat dari :
Iplat Eplat
Ibalok Ebalok
.
.
=
plat E balok E . . =
3
12
1
xKxbxh I
balok
= | =
Sn
Ln
12
3
t
bsx I
palt
=
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
+
(
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+
=
hw
hf
x
bw
be
hw
hf
x
bw
be
hw
hf
hw
hf
x
hw
hf
x
bw
be
K
1 1
1 4 6 4 1 1
3 2
Perincian elemen pelat yang merupakan pelat
pracetak adalah :
Untuk lantai 1-8
a. Tebal pelat pracetak = 8 cm
b. Tebal overtopping = 5 cm
Untuk lantai atap
a. Tebal pelat pracetak = 8 cm
b. Tebal overtopping = 5 cm
ANALISA STRUKTUR SEKUNDER
PELAT
Langkah-langkah yang digunakan dalam menentukan
tulangan lentur plat antara lain :
Data-data perencanaan untuk penulangan plat lantai
yaitu :
- Dimensi plat : (370 cm x 200 cm)
- Tebal plat : 120 mm
- Tebal decking : 20 mm
- Diameter tulangan rencana : 13 mm
- Mutu tul baja (fy) : 400 Mpa
- Mutu beton (fc) : 35 Mpa 1 = 0,81
- Sebelum Komposit
dx = 80-20-(1/2)12 = 54 mm
dy = 80-20- 12 - (1/2)12 = 42 mm
- Sesudah Komposit
dx = 130-20-(1/2)12 = 104 mm
dy = 130-20- 12 - (1/2)12 = 92 mm
Tipe
Pelat
Tulangan Terpasang mm
2
Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan
Arah X Arah Y Arah X Arah Y
B :
3,7
m x
2,0
m
13-200
As =
663,661mm
2
13-200
As =
663,661mm
2
13-200
As =
663,661mm
2
13-200
As =
663,661mm
2
Tulangan Angkat :
dipasang tulangan 10 mm
Perhitungan Titik Angkat :
arah i
arah j
10
.
0 , 2 5 m
0 , 2 5 m 0 , 5 m 0 , 7 m 0 , 7 m
0 , 5 m
0 , 5 m
1 , 4 m
a r a h i
a r a h j
TANGGA
Data Perencanaan
Lantai 1 (desain tangga pada lantai selanjutnya
disamakan)
Data-data perancangan :
Perletakan sendi dan rol
Mutu beton (f
c
) = 40 Mpa
Mutu baja (f
y
) = 350 Mpa
Tinggi antar lantai = 420 cm
Panjang bordes = 140 cm
Panjang tangga = 300 cm
Lebar tangga = 400 ( 2 x 200 )cm
Tebal pelat miring = 15 cm
Tebal pelat bordes = 15 cm
Diameter tulangan lentur = 12 mm
Tebal selimut beton = 20 mm
Penulangan Tangga
Tulangan memanjang
Pakai tulangan (C 16 100) As = 2010,62 mm
Untuk tulangan melintang
Pakai tulangan (C 10 150) As = 523,6 mm
Tulangan Angkat
Dipasang tulangan angkat C 8 mm
BALOK ANAK
Data-data perencanaan untuk penulangan yaitu :
Dimensi balok ( 35/50 )
Panjang l = 7,2 m
Tinggl balok pracetak sebelum komposit = 370
mm
Tinggi balok setelah komposit 500 mm
Tebal decking 40 mm
Diameter tulangan rencana 22 mm
Mutu tulangan fy = 400 Mpa
Mutu beton fc = 35 Mpa
Tinggi efektif untuk Sebelum komposit :
370 40 10 .22 = 309 mm
Tinggi efektif untuk Sesudah Komposit :
500 40 10 .22 = 439 mm
Perhitungan Tulangan
Sebelum komposit :
Tulangan tumpuan
3 d 22 (As = 1140,4 mm
2
)
Tulangan lapangan
5 d 22 (As = 1900,7 mm
2
)
Setelah komposit :
Tulangan tumpuan
3 d 22 (As = 1140,4 mm
2
)
2 d 22 (As = 760 mm
2
)
Tulangan lapangan
3 d 22 (As = 1140,4 mm
2
)
5 d 22 (As = 1900,6 mm
2
)
Tulangan geser
10-100
Balok Anak
Data-data perencanaan untuk penulangan yaitu
:
Dimensi balok ( 30/40 )
Tinggl balok pracetak sebelum
komposit = 370 mm
Tinggi balok setelah komposit 400
mm
Tebal decking 40 mm
Diameter tulangan rencana 22 mm
Mutu tulangan fy = 400 Mpa
Mutu beton fc = 35 Mpa
Tinggi efektif untuk Sebelum
komposit :
270 40 10 .22 = 209 mm
Tinggi efektif untuk Sesudah
Komposit :
400 40 10 .22 = 339 mm
Perhitungan Tulangan
Sebelum komposit :
Tulangan
2 d 22 (As = 760,27 mm
2
)
Setelah komposit :
Tulangan tumpuan
5 d 22 (As = 1900 mm
2
)
3 d 22 (As = 1140,4 mm
2
)
Tulangan lapangan
2 d 22 (As = 760,27 mm
2
)
2 d 22 (As = 760,27 mm
2
)
Tulangan geser
10-100
ANALISA STRUKTUR UTAMA
11
Kontrol terhadap simpangan ditabelkan :
Drift X
Story
As (m)
= 0.7
x R
As x
As (m)
Kontrol
base 0 0 ok!!
2 0.000049
0.000189
ok!!
3 0.0001
0.000385
ok!!
4 0.000123
0.000474
ok!!
5 0.000147 3.85
0.000566
< 0.08 m ok!!
6 0.000179
0.000689
ok!!
7 0.000211
0.000812
ok!!
8 0.000236
0.000909
ok!!
9 0.000423
0.001629
ok!!
Drift Y
Story
As (m)
= 0.7 x R As x
Am
(m)
Kontrol
base 0 0 ok!!
2 0.000037
0.000142
ok!!
3 0.000094
0.000362
ok!!
4 0.000135
0.00052
ok!!
5 0.000177 3.85
0.000681
< 0.08 m ok!!
6 0.000223
0.000859
ok!!
7 0.000271
0.001043
ok!!
8 0.000311
0.001197
ok!!
9 0.000465
0.00179
ok!!
BALOK INDUK
Data-data perencanaan untuk penulangan yaitu :
- Dimensi balok ( 50/70 )
- Panjang l = 7,2 m
- Tinggl balok pracetak sebelum komposit = 370
mm
- Tinggi balok setelah komposit 500 mm
- Tebal decking 40 mm
- Diameter tulangan rencana 22 mm
- Mutu tulangan fy = 350 Mpa
- Mutu beton fc = 40 Mpa
- Tinggi efektif untuk Sebelum komposit :
370 40 10 .22 = 309 mm
- Tinggi efektif untuk Sesudah Komposit :
500 40 10 .22 = 439 mm
Penulangan :
Dime
nsi
(mm)
L
(m
m)
Tulangan Terpasang mm
2
Tulangan
Tumpuan
Tulangan
Tumpuan
Sengka
ng
Atas Bawah Atas Bawa
h
500 x
700
720
4 25
4 25
4 25
8 25
16-
300
Tulangan angkat 12
KOLOM
Data - data perancangan :
- Dimensi kolom = 800 x 800 mm
2
- Tinggi kolom = 3500 mm
- Mutu Beton (fc) = 35 Mpa
- Mutu Baja (fy) = 400 Mpa
- Decking = 40 mm
- Tulangan Utama = 32
- Beugel = 12
- d = 800 40 12 .25
= 735,5 mm
Tipe L
(mm)
Dimensi Tulangan
lentur
Sengkang
K1 3500 800 x 800
8 32 12-200
Output PCACOL :
12
SHEARWALL
Data - data perancangan :
- Tebal Dinding = 40 cm
- Mutu Beton (fc) = 35 Mpa
- Mutu Baja (fy) = 400 Mpa
- Lw = 720 cm
- Decking = 40 mm
PERENCANAAN SAMBUNGAN
Jenis Sambungan :
Sambungan balok dan kolom
Sambungan balok induk dan balok anak
Sambungan balok anak dan balok anak
Sambungan antar kolom pracetak
Sambungan balok dengan Shearwall
Sambungan pelat dengan balok
PERANCANGAN PONDASI
Dalam perancangan pondasi digunakan tiang pancang
Wika Pile tipe 500 C, diameter 50 cm dengan
menggunakan data tanah hasil uji sondir dari data tanah
Lab. Mekanika Tanah ITS.
Dari hasil perhitungan, untuk pondasi kolom digunakan
8 tiang pancang dengan kedalaman 16 m.
Data data perancangan dari poer adalah sebagai
berikut :
- Dimensi poer = 4,1 m x 4,1 m x 1,2 m
- Diameter Tulangan = 25 mm
- Selimut beton = 50 mm
Dari hasil perhitungan, didapatkan :
Tulangan arah X = 26 D 32
Tulangan arah Y = 26 D 32
Data perencanaan sloof :
- Dimensi sloof = 450 x 700 m
- Diameter Tulangan = 25 mm
- Selimut beton = 50 mm
- Tulangan sengkang = 12 mm
Dari hasil perhitungan, didapatkan :
Tulangan = 8 D 25
Sengkang = 12 200
KESIMPULAN
Dari keseluruhan hasil pengerjaan tugas akhir ini
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil modifikasi perancangan struktur
gedung TPB-ITS didapatkan data-data
perencanaan sebagai berikut :
a. Tebal plat atap dan plat lantai : 13 cm
b. Dimensi kolom : 80 x 80 cm (tulangan
utama D32 mm dan sengkang 12 mm)
c. Dimensi balok induk : 50 x 70 cm
(tulangan utama D25 mm dan sengkang
12 mm)
d. Tebal shearwall : 40 cm (tul 16-300)
2. Perencanaan pondasi direncanakan dengan
tiang pancang diameter 50 cm.
3. Pengaplikasian elemen pracetak pada suatu
gedung dapat dibuat mendekati sifat monolit ,
bergantung dari perencanaan sambungannya.
4. Sistem pracetak dapat diterapkan pada
pemodelan Sistem Rangka Gedung, dengan
menggunakan elemen pracetak pada elemen
framenya.
5. Pelaksanaan metode pracetak sangat
dimungkinkan untuk dilaksanakan, namun
membutuhkan ketelitian dan keahlian dalam
proses pembuatan hingga pemasangannya.
SARAN
1. Masih perlu lagi pengembangan teknologi
Pracetak agar lebih efisien lagi dalam
13
penggunaannya, serta lebih mudah dalam
pengaplikasiannya.
2. Masih perlunya dibuatnya standardisasi dan
peraturan mengenai beton pracetak yang sesuai
dengan keadaan lingkungan dan alam
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, 2002,
Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2002), Yayasan LPMB,
Bandung
Departemen Pekerjaan Umum, 2002,
Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1726-2002), Yayasan LPMB,
Bandung
Departemen Pekerjaan Umum, 2002,
Tata Cara Pembebanan Untuk
Bangunan Gedung (RSNI 03-1727-
1989), Yayasan LPMB, Bandung
Departemen Pekerjaan Umum, 1987,
Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung, Yayasan LPMB,
Bandung
Departemen Pekerjaan Umum, 1971,
Peraturan Beton Bertulang Indonesia,
Direktorat Jenderal Cipta Karya.
PCI, 1992, PCI Design Handbook
Precast and Prestress Concrete,
Chicago, Illinois, Fourth Edition.
Prof. Dr. Ir. Herman Wahyudi, 1999,
Daya Dukung Pondasi Dalam, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan
Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.