Está en la página 1de 53

LONG CASE ABLATIO RETINA

IZATUL edit Master Click to FARHANAH subtitle style 030.07.295

2/12/13

IDENTITAS PASIEN

2/12/13

Keluhan Utama

2/12/13

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


OS

tiba tiba merasakan penglihatan pada mata kanan menjadi buram. seperti ada tabir yang menutup di bagian atas pada mata kanan. merasakan lapang pandang pada bagian atas menjadi sempit. juga merasa ada yang menganjal di mata kanan
2/12/13

Pandangan

OS OS

2/12/13

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

2/12/13

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak

ada anggota keluarga OS yang memiliki keluhan yang sama seperti ini. darah tinggi dan kencing manis pada keluarga disangkal.

Riwayat

2/12/13

PEMERIKSAAN FISIK

2/12/13

Tanda vital

2/12/13

2/12/13

STATUS OFTALMOLOGI
OD
3/60 sc Pin Visus Hole tidak maju Tajam penglihatan Ortoforia
Bola mata bergerak ke segala arah

OS
6/30 sc -2.00 6/6 cc Ortoforia Bola mata bergerak ke segala arah Edema (-) Hiperemis (-) Entropion (-) Trikiasis (-) Ektropion (-) Distikiasis (-) 2/12/13

Kedudukan bola mata Pergerakan bola mata Palpebra Superior

Edema (-) Hiperemis (-) Entropion (-) Trikiasis (-) Ektropion (-) Distikiasis (-)

OD
Edema (-) Hiperemis (-) Palpebra Inferior Entropion (-) Trikiasis (-) Ektropion (-) Distikiasis (-)

OS
Edema (-) Hiperemis (-) Entropion (-) Trikiasis (-) Ektropion (-) Distikiasis (-)

Hiperemis (-) Inj. Konjungtiva (-) Folikel (-) Inj Silier (-) Papil (-) Subkonj bleeding (-) Lithiasis (-) Pterigium (-)

Konjungtiva - Tarsalis Superior - Bulbi - Tarsalis Inferior Kornea Camera Oculi Anterior Iris Pupil 2/12/13

Hiperemis (-) Inj. Konjungtiva (-) Folikel (-) Inj Silier (-) Papil (-) Subkonj bleeding (-) Lithiasis (-) Pterigium (-)

Jernih Dalam
Coklat , Kripti baik

Jernih Dalam
Coklat , Kripti baik

Bulat

Bulat

OD
Refleks Fundus (+), Fundus Papil bulat, batas ( Funduskopi) tegas, CD Ratio : Sulit dinilai, perdarahan (-), eksudat (-) Terlihat bagian retina yang pucat dengan pembuluh darah berkelok-kelok diatas nya, dibagian inferior.

OS
Refleks Fundus (+)

14,5 Penyempitan di bagian superior

Tekanan Intraokuler

16,6

Tes Konfrontasi Sesuai dengan pemeriksa


2/12/13

FOTO FUNDUS

2/12/13

RESUME
Seorang

perempuan, Ny. L, usia 63 tahun, datang ke poliklinik RSUD Budhi Asih dengan keluhan mata kanan buram mendadak sejak 2 bulan SMRS. Pandangan seperti ada tabir yang menutup di bagian atas pada mata kanan. OS merasakan lapang pandang pada bagian atas menjadi sempit. OS juga merasa ada yang menganjal di mata kanan. OS ada riwayat hipertensi yang baru ketahuan.
2/12/13

Pada

pemeriksaan fisik, didapatkan tanda vital, kesadaran CM, TD 170/90 mmHg, HR 88x/menit, Suhu 36,5 C, RR 20x/menit. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus OD 3/60 SC pin hole tidak maju, visus OS 16/6 SC S 2.00 6/6 CC. Pada pemeriksaan funduskopi OD didapatkan, Refleks Fundus (+), Papil bulat, batas tegas, CD Ratio : Sulit dinilai, perdarahan (-), eksudat (-) 2/12/13

DIAGNOSA KERJA
Ablatio Miopia

Retina OD OS

2/12/13

DIAGNOSIS BANDING
Retinoskisis Ablasi

Koroid

2/12/13

PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan Teknik

Gula Darah

pencitraan seperti foto orbita, CT scan, atau MRI tidak diindikasikan untuk membantu diagnosis ablasio retina tetapi dapat dibutuhkan untuk mendeteksi benda asing intraokuli dan tumor.

2/12/13

PENATALAKSANAAN
Pasien

dirujuk ke RSCM bagian Retina untuk terapi lebih lanjut

2/12/13

PROGNOSIS
Ad Ad Ad

Vitam

: Ad Bonam

Fungtionam : Dubia Ad Malam Sanationam : Dubia Ad Malam

2/12/13

TINJAUAN PUSTAKA

2/12/13

ANATOMI RETINA

2/12/13

RETINA
Retina

merupakan selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan terdiri atas beberapa lapis yang melapisi bagian dalam dua pertiga belakang bola mata. membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan berakhir di tepi ora serrata
2/12/13

Retina

LAPISAN RETINA

2/12/13

PERDARAHAN
Pembuluh

darah di dalam retina merupakan cabang arteri oftalmika, arteri retina sentral masuk retina melalui papil saraf optic yang akan memberikan nutrisi dalam retina. luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.

Lapisan

2/12/13

RETINA NORMAL

2/12/13

FISIOLOGI
Sel

sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf melalui saraf optikus dan berakhir di korteks penglihatan. untuk ketajaman penglihatan dan penglihatan warna karena sebagian besar selnya adalah sel kerucut
2/12/13

Makula

Bagian

perifer terdiri dari fotoreseptor batang, untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik) sel fotoreseptor kerucut mengandung rodopsin yaitu suatu pigmen penglihatan. skotopik diperantarai oleh sel batang, terlihat bermacam nuansa abu abu tetapi warna tidak dapat dibedakan. siang oleh sel kerucut.
2/12/13

Setiap

Penglihatan

Penglihatan

ABLASIO RETINA
Ablasio

retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retina dari sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membrane Bruch.

2/12/13

ETIOLOGI
1. 2. 3.

Robekan retina Tarikan dari jaringan di badan kaca

Desakan tumor, cairan, nanah ataupun darah.

2/12/13

EPIDEMIOLOGI
Lebih Pada

banyak terjadi pada usia 40 70 tahun. anak/usia pertengahan (20 30 tahun) umumnya karena trauma.

2/12/13

KLASIFIKASI BERDASARKAN KEJADIAN


Ablasi Ablasi

retina regmatogenosa (oleh karena robekan) retina eksudatif (penimbunan cairan) Ablasi retina traksi (tarikan)

2/12/13

ABLASI RETINA REGMATOGENOSA


Terjadi

akibat atau didahului adanya robekan pada retina sehingga akan mempermudah masuknya cairan yang berasal dari badan kaca ke dalam celah potensial antara sel pigmen epitel dengan retina. pendorongan retina oleh badan kaca air (fluid vitreous) yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga
2/12/13

Terjadi

2/12/13

MATA YANG BERISKO


Miopia

tinggi , pseudofakia laticce

Pascaretinitis Afakia

Degenerasi

2/12/13

ABLASI RETINA EKSUDATIF


Terjadi

akibat penimbunan cairan subretina. cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi) seperti pada penyakit koroid. ini dapat terjadi pada skeleritis, koroiditis, tumor retobulbar radang uvea, idiopati, toksemia gravidarum. 2/12/13

Penimbunan

Kelainan

ABLASI RETINA TRAKSI


Terjadi

karena lepasnya jaringan retina akibat tarikan jaringan perut dari badan kaca sehingga lapisan batag dan kerucut terlepas tanpa robekan. ini mengakibatkan penglihatan menurun tanpa rasa sakit. badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan Diabetes Melitus proliferatif, trauma dan pendarahan badan kaca akibat 2/12/13

Hal

Pada

KLASIFIKASI BERDASARKAN PENYEBAB


Primer Sekunder

2/12/13

ABLASI PRIMER
Mata sebelumnya tidak sakit pada suatu waktu timbul ablasi retina.
1.

Umur tua Proses sklerosis, menyebabkan retina menjadi degeneratif, menimbulkan robekan dan ablasi retina pada orang tua dan miopia tinggi, di ora serata sering menimbulkan degenerasi kistoid yang mudah pecah, yang juga dapat menimbulkan ablasi retina. 2/12/13

2.

Miopia tinggi Miopia tinggi disertai degenerasi retina, menimbulkan robekan dan menyebabkan ablasi retina. Trauma Ablasi terjadi pada mata yang mempunyai faktor predisposisi untuk terjadi ablasi retina. Trauma hanya merupakan faktor pencetus untuk terjadinya ablasi retina pada mata yang berbakat. Mata yang berbakat untuk terjadinya ablasi retina adalah matadengan miopia tinggi, pasca 2/12/13

3.

ABLASI SEKUNDER
Disebabkan penyakit lain :
1.

Tumor koroid atau retina yang tumbuh ke depan, menyebabkan lepasnya retina dari lapisan epitel pigmen, kemudian disusul dengan timbulnya eksudasi oleh karena rangsangan, cairan ini mengumpul di dalam celah potensial, menyebabkan ablasi retina misalnya pada retinablastoma.
2/12/13

4.

Oleh karena retraksi dari jaringan organisasi pada retinitis proliferas akibat perdarahan di badan kaca atau peradangan dari uvea atau retina yang masuk ke dalam badan kaca, trauma perforata, dapat menimbulkan robekan dan disusul dengan ablasi retina. menutup robekan tidak ada gunanya, oleh karena jaringan fibrotik itu akan menarik lagi dan menimbulkan
2/12/13

Disini

GEJALA

2/12/13

PENATALAKSANAAN
Scleral

buckling :

setelah defek pada retina ditandai pada

luar sclera, cryosurgery dilakukan disekitar lesi.


Dilanjutkan dengan memperkirakan bagian

dari dinding bola mata yang retinanya terlepas, lalu dilakukan fiksasi dengan buckle segmental atau circular band (terlingkari >360 derajat) pada sclera.
Keuntungan dari tehnik ini adalah

menggunakan peralatan dasar, waktu 2/12/13

2/12/13

Retinopeksi

pneumatic :

udara dimasukkan ke dalam viterus. Dengan cara ini retina dapat dilekatkan

kembali.
Cryosurgery dilakukan sebelum atau

sesudah penyuntikan gas atau koagulasi dengan laser yang dilakukan di sekitar defek retina setelah perlekatan retina. retina di tepi atas fundus (arah jam 10jam 2) adalah kondisi 2/12/13 paling bagus yang

Pelepasan dengan robekan tunggal pada

2/12/13

Pars

Plana Vitrektomi :

dibawah mikroskop, badan vitreus dan

semua komponen penarikan epiretinal dan subretinal dikeluarkan.


Lalu retina dilekatkan kembali dengan

cairan perfluorocarbon.
Defek pada retina ditutup dengan

endolaser atau aplikasi eksokrio

2/12/13

Keuntungan PPV:
Dapat

menentukan lokasi defek secara

tepat
Dapat

mengeliminasi media yang mengalami kekeruhan karena teknik ini dapat dikombinasikan dengan ekstraksi katarak. langsung menghilangkan penarikan dari vitreous.
2/12/13

Dapat

Kerugian PPV:
Membutuhkan

tim yang berpengalaman dan peralatan yang mahal. menyebabkan katarak. diperlukan operasi kedua untuk mengeluarkan silicon oil follow up segera (terjadinya reaksi fibrin pada kamera okuli anterior 2/12/13

Dapat

Kemungkinan Perlu

2/12/13

Thank you

2/12/13

También podría gustarte