Está en la página 1de 10

I.

PENDAHULUAN Menurut Ratna (2004:350), Psikologi Sastra adalah analisis

teks

dengan

mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Psikologi berperan penting dalam penganalisisan sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut, baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan meneliti sebuah karya sastra melalui pendekatan Psikologi Sastra, secara tidak langsung kita telah membicarakan psikologi karena dunia sastra tidak dapat dipisahkan dengan nilai kejiwaan yang tersirat dalam karya sastra tersebut. Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada unsur-unsur kejiwaan pada tokoh fiksional yang terdapat pada suatu karya sastra. Memahami unsur kejiwaaan pengarang sebagai penulis berhubungan dengan peran pengarang sebagai pencipta karya sastra, jadi karya sastra dalam kaitannya dengan proses kreatif. Di Indonesia analisis tentang psikologi sastra sangat lambat perkembangannnya hal ini disebabkan karena:

a. Psikologi sastra seolah-olah hanya berkaitan dengan manusia sebagai individu, kurang memberikan peranan terhadap subjek transindividual, sehingga analisis dianggap sempit, b. Dikaitkan dengan tradisi intelektual, teori-teori psikologis sangat terbatas, sehingga para sarjana sastra kurang memiliki pemahaman terhada bidang psikologi sastra, c. Berkaitan dengan masalah yang pertama dan kedua, relevansi analisi psikologi pada gilirannya kurang menarik minat, khususnya dikalangan mahasiswa, yang dapat dibuktikan dengan sedikitnya skripsi dan karya tulis yang lain yang memanfaatkan pendekatan psikologi sastra.

Dalam sebuah karya sastra selalu memasukan berbagai aspek kehidupan didalamnya, khususnya manusia. Aspek kemanusiaan inilah yang menjadi objek psikologi sastra. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung. Misalnya melalui pemahaman terhadap tokoh, masyarakat dapat memahami perubahan, sikap positif maupun penyimpangan yang terjadi didalam kehidupan bermasyarakat ataupun individu, khususnya dalam kaitan psikologisnya. Penelitian Psikologi sastra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, melalui

pemahaman teori-teori psikologi kemudian dilakukan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis. Pada umumnya metodologi penelitian yang pertama memiliki kecenderungan untuk menempatkan karya sastra sebagai gejala sekunder sebab cara-cara penelitian yang dimaksudkan menganggap karya sastra sebagai gejala yang pasif. Atau semata-mata sebagai objek untuk mengaplikasikan teori. Psikoanalisis dalam karya sastra berguna untuk menganalisis tokoh-tokoh dalam drama atau novel secara psikologis. Tokoh tersebut pada umumnya merupakan imajinasi atau khayalan pengarang yang berada dalam kondisi jiwa yang sehat maupun yang terganggu. Keadaan jiwa yang sehat ataupun terganggu inilah yang menjadi cernin lahirnya tokoh-tokoh dalam karya sastra. Novel adalah sebuah karya sastra yang biasanya berupa fiksi, namun ada pula novel yang dibuat dari pengalaman pribadi penulis. Novel sudah tidak asing bagi para pembacanya mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, maupun kalangan lainnya. Novel sudah menjadi bahan bacaan yang hampir dimiliki setiap orang. Novel dapat dijadikan sebagai salah satu media hiburan karena menstimulasi emosional pembacanya. Selain sebagai media hiburan novel juga bisa dijadikan motivator dalam membentuk karakter seseorang. Novel yang baik adalah novel yang bisa memotivasi pembaca dan dapat menyampaikan amanat yang ingin ditujukan kepada pembaca sehingga pembaca memahami suatu karya sastra dan dapat memetik pelajaran dari novel tersebut. Sebuah novelpun bisa digunakan sebagai sarana perbaikan karakter seseorang melalui tokoh dalam sebuah novel yang dibacanya. Karakter baik atau protagonis yang muncul dalam seorang tokoh didalam karya sastra dapat mengubah pikiran seseorang untuk mengikuti atau berubah menjadi tokoh protagonis. Setiap kejadian yang ada pada sebuah novel pasti memiliki pengaruh psikologi terhadap pembacanya. Dan terdapat pula amanat-amanat dalam karya sastra yang bisa dipetik dan dijadikan pelajaran bagi para pembaca. Inilah mengapa faktor psikologis dikatakan mempengaruhi suatu karya sastra. Makalah ini menganalisis pendekatan psikologi sastra dalam novel Kata Hati karya Bernard Batubara. Novel tersebut mengandung aspek pskilogis dan tersirat nilai moral yang dapat dijadikan teuladan atapun motivasi, maupun untuk introspeksi diri terhadap pembaca.

II.PEMBAHASAN Novel memiliki banyak aspek psikologis yang dapat dianalisis. Banyak pesan moral dan faktor psikologis yang dimunculkan di dalam cerita. Baik yang sengaja diutarakan oleh penulis maupun aspek kejiwaan dan moral yang tersirat pada sebuah novel. Kondisi psikologi penulis mempengaruhi tokoh dan cerita dari suatu karya sastra. Unsur kejiwaan yang terdapat dalam tokoh novelpun mempengaruhi psikologi pembacanya. Dalam memaknai nilai psikologis atau nilai-nilai moral yang ada pada novel diperlukan pemahaman penuh terhadap tokoh dan cerita novel tersebut. Berikut ini adalah analisis pesan moral yang terkandung dalam novel Kata Hati karya Bernard Batubara.

Kafe Djendelo Koffie masih sama seperti terakhir Randi kemari bersama Dera, mantan pacarnya. Pukul Sembilan pagi, Randi merenung disini sambil mempersiapkan dirinya untuk tes kerja disebuah harian lokal sebagai jurnalis fotografer. Ia memandangi setiap sudut Djendelo Kafe yang menyimpan banyak kenangannya bersama Dera. Wanita cantik berambut panjang, hidung mancung, dagu lancip, dan bola mata indah coklatnya. Dera wanita yang begitu dicintainya. Namun juga wanita yang membuat hatinya hancur. Ia melihat seorang perempuan yang sedang serius berkutat dengan laptopnya. Perempuan itu tampak seusia Randi. Senyumnya manis dan ketika ia melihat senyuman wanita ini ia jadi teringat Dera. Tiba-tiba ponselnya berdering, telepon dari Dian, kakak semata wayang Randi. Namun bukan suara Dian yang ia dengar, melainkan suara Irfan sahabat Randi. Irfan menngabarkan bahwa Dian mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit Medisentosa. Ia lalu berbegas meninggalkan mejanya dan hendak pergi menuju rumah sakit. Seorang gadis, memanggilnya dari tempat lesehan yang tadi diduduki Randi. Mas.. kunci motornya ketinggalan nih, teriak gadis itu seraya melambaikan kunci motor Randi. Randi pun kembali dan mengambil kunci motornya dan mengucapkan terimakasih. Sesampainya dirumah sakit, Randi terenyak sesaat. Dirumah sakit ini juga dulu orang tua Randi meninggal akibat kecelakaan nahas itu. Randi tak pernah bisa bersahabat dengan aroma rumah sakit, dan sejak orang tuanya meninggal, ia semakin benci aroma rumah sakit. Ia masuk ke kamar 205 tempat kakaknya dirawat. Disana sudah ada Irfan dan Dani, kekasih Dian. Randi begitu cemas melihat keadaan kakaknya walaupun kakaknya terlihat baik-baik saja. Dulu, kakaknya pernah mengalami

kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Mobil yang ia kendarai menabrak truk konteiner dalam perjalanannya pulang menuju rumah. Sejak saat itu randi tak pernah lagi mengizinkan kakaknya menyetir mobil sendiri. Randi sangat menyayangi kakaknya. Saat Dian mengatakan nanti sore ia sudah bisa pulang, Randi terlihat sedikit lega. Kakaknya teringat bahwa hari ini adiknya ada interview kerja. Dian lalu menyuruh Randi untuk pergi interview dan jangan terlalu mencemaskan keadaannya. Ditengah jalan, deru mesin mobil dan motor tiba-tiba teredam oleh suara dikepalanya. Nada dering lagu Fix You yang dinyanyikan Coldplay berbunyi. Suara nada dering yang mengingatkannya pada Dera. Dera yang sudah 5 tahun mengisi hari-harinya. Namun hubungan ini harus kandas karena Dera yang tak pernah puas dengan 1 pria. Dera berselingkuh, tidak hanya sekali. Dan yang paling parah ketika sebelum mereka putus, saat itu hubungannya dengan pria lain sudah terjalin selama setengah tahun. Dan selama setengah tahun itu pula Randi tertipu oleh mulut manis Dera. Masa lalu tak seharusnya kembali, dan memang tak sepantasnya kembali. Ia sudah membuang jauh bayang-bayang Dera dan sama sekali tak berminat memungutnya lagi. Sesuatu yang dibuang adalah sesuatu yang tak lagi berguna. Banyak hal bisa didaur ulang memang, tetapi itu bukan cinta. Randi tak bisa memungkiri ia masih sering teringat Dera. Bukan hanya sekedar mengingat, tetapi memikirkan. Ia memutuskan untuk mampir ke Djendelo Koffie, tempat dimana ia dulu sering menghabiskan waktunya bersama Dera. Mereka paling suka duduk di area lesehan. Tertawa, bersenda gurau, seringkali Dera yang ceroboh menumpahkan minumannya dicelana Randi. Ingatan itu datang satu per satu tanpa, hampir di seluruh sudut Yogyakarta menyimpan kenangan Randi dan Dera. Sesampainya di kafe Djendelo ingatannya tentang Dera semakin nyata, wangi tubuhnya seolah mengikuti Randi. Ia hanyut dalam lamunan sampai seorang meneriakannya dari belakang. Orang itu adalah Irfan sahabat Randi yang sedang jatuh cinta pada Laras, teman kuliah Randi. Dari sorot wajah Randi, Irfan bisa merasakan apa yang sedang dipikirkan Randi. Irfan lalu membiacarakan Dera dan menasihati Randi agar melupakannya. Irfan membayangkan betapa repotnya Randi menjaga Dera dari banyak teman lelaki Dera yang berusaha mendekatinya. Memiliki pacar yang cantik tidak selamanya enak, terlebih lagi jika orang itu menyadari kecantikannya. Irfan seorang yang humoris namun dibalik kehumorisannya sebenarnya tersirat keseriusan. Randi tak bisa mengabaikan perkataan Irfan begitu saja.

Ia memang tak seharusnya melihat kebelakang. Sesuatu yang membuatmu pergi, pada saatnya akan menjadi sesuatu yang membawamu pulang kembali. Sesuatu yang berwujud satu, tetapi memiliki dua nama, luka dan kenangan. Yang satu membuatmu ingin melangkah jauh, yang satunya lagi memaksamu untuk mendekat lagi. Tarik-menarik antara mereka, biasa kau sebut cinta. Pagi ini Randi pergi ke tempat Gym, lalu Irfan menyusul dan memintanya untuk pergi ke Djendelo agar membatu Laras dan komunitas fotografinya mendekorasi tempat untuk pameran fotografi mereka di Djendelo Kafe. Setelah selesai membatu mendekorasi tempat, ia ingin kembali ke rumah. Namun , Laras memintanya datang ke pameran malam nanti, Randi yang awalnya ingin menolak hadir pada akhirnya ia datang ke Djendelo. Ia duduk area lesehan, seperti biasanya. Seorang wanita menghampirinya, meminta izin untuk duduk disebelah Randi karena tempat duduk yang lain sudah penuh. Randi mempersilahkan duduk. Wanita ini adalah wanita yang kemarin memberikan kunci motor Randi, namanya Fila. Randi memesan secangkir kopi, sementara Fila memesan coklat panas yang ditambahkan sedikit gula. Minuman yang selalu dipesan Dera setiap pergi ke kafe Djendelo ini. Senyuman Fila mengingatkannya pada Dera. Semakin lama mereka saling berbincang, Randi merasa ada perasaan yang tak biasa kepada Fila. Fila sangat menyukai fotografi, sama seperti Randi. Minggu depan ia akan mengadakan pameran fotografi pertamanya disini. Ia meminta Randi untuk datang. Hari sabtu memang hari untuk berbelanja bagi para wanita, seperti yang dilakukan Dian saat ini dengan ditemani Randi. Namun entah kenapa ia ingin segera pergi menuju kafe Djendelo dan melihat Fila. Pameran foto Fila bertemakan Hitam Putih. Alasan Fila memilih hitam putih karena menurutnya cinta itu hitam putih. Ada gelap dan terang. Cinta nggak selamanya penuh keindahan dan kejelasan, tapi juga punya bagian gelap yang selalu bikin kita tersesat. Nggak semua cinta berjalan dan berakhir dengan indah. Banyak yang terperangkap dan terkurung dalam berbagai masalah. Mustahil jatuh cinta atau mencintai seseorang tanpa terlibat dengan berbagai masalah. Masalah dengan diri sendiri, masalah dengan objek yang dicintai, masalah dengan orang-orang dan lingkungan sekitar yang jatuh cinta dan dicintai, masalah dengan cinta itu sendiri. Walau cinta itu adalah masalah, dan mencintai seseorang artinya membuka ruang yang lebar untuk masuknya maslaah-masalah baru, tetap saja jatuh cinta itu indah. Semacam guilty pleasure, orang benci, tapi tidak ada satupun yang bisa menghindarinya. Fila adalah

gadis pendiam, namun dihadapan Randi ia merasa ada seseorang yang mendengarkannya dengan penuh perhatian dan bisa membuatnya nyaman sehingga ia bisa berbicara panjang lebar seperti tadi. Sesampainya dirumah, Randi menceritakan perkenalanya dengan Fila kepada Dian. Dian pun ikut senang karena akhirnya adik tercintanya ini bisa membuka hati untuk wanita lain. Namun disisi lain ia takut Randi akan kecewa lagi seperti dengan Dera. Ia tak ingin Randi terluka untuk kedua kalinya karena cinta. Randi dan Irfan akan bertemu di Kafe Djendelo, ternyata disana ia bertemu Fila. Mereka akhirnya larut dalam obrolan dan lawakan Irfan. Ponsel Randi berdering, namun baru ia mengucapkan hallo telponnya sudah dimatikan. Sebuah pesan singkat dari Dera. Randi mencoba menelepon nomer tersebut, namun tak dapat dihubungi. Sore ini Randi janji dengan Fila untuk menemaninya hunting foto di Malioboro. Setelah selesai memotret, mereka duduk di pinggir jalan sambil memandangi sekitarnya. Fila bertanya pada Randi bagaimana rasa nya jatuh cinta dan kehilangan. Fila teringat pada sahabat kecilnya, Adrian. Sudah 10 tahun Fila menyimpan perasaannya terhadap Adrian. Bahkan sampai Adrian pergi ke Australi ia tak berani untuk menyatkan perasaanya itu. Bagi Fila, jatuh cinta itu indah jika kita bisa mengungkapkan perasaan kita pada orang yang kita cintai, kalau kita tidak perlu merasa takut untuk mengatakannya, dan tidak perlu menyimpan sendiri perasaan itu. Dan kita tidak perlu lama menunggu untuk mengatakannya. Fila tidak berani untuk melihat dan mencari tahu apakah Adrian juga mencintainya. Randi mendengarkan Fila dengan penuh perhatian, ia juga menceritakan masa lalunya bersama Dera. Pada malam harinya, Dera menghubungi Randi dan memintanya ke kafe Djendelo. Dera meminta maaf kepada Randi dan memintanya kembali seperti dulu. Setelah putus dari Randi, Dera mempunyai kekasih bernama Andre. Namun Andre terlalu mengekang Dera. Dera rindu Randi yang selalu menemaninya dan mendukung apa yang dilakukannya. Belakangan ini Dera sering mengunjungi rumah Randi dan bertemu Dian. Seolah itu adalah trik yang ia gunakan untuk meluluhkan hati Randi dan kembali padanya. Sore itu Dera bertemu Randi dan Fila di sebuah mall. Dera menduga bahwa Fila adalah penyebab mengapa Randi sudah mulai berubah padanya. Ia mencacat nomor HP Fila dan mengirim pesan singkat padanya dan meminta Fila untuk bertemu dengannya di Djendelo. Dera bertanya tentang kedekatan Fila dan Randi. Fila tak begitu suka dengan Dera. Peretemuan antara Fila dan Dera hari

ini menyadarkannya akan satu hal, ia tak ingin kehilangan Randi. Ia tak ingin kehilangan lagi. Andre menyusul Dera ke Yogyakarta. Ia memintanya untuk ikut Andre ke Jepang. Dalam hati kecil Dera, ia ingin kembali pada Randi. Namun disisi lain ia juga tak ingin menyakiti hati Randi lagi. Ia ingin memperbaiki semua nya walaupun sudah terlambat dan ia tau luka yang ada takkan mungkin hilang begitu saja. Ia rindu rasanya diinginkan. Dan Andre menunjukan itu kepadanya, berulangkali meski dengan cara yang mungkin ia belum dapat mengerti. Ia tak pernah melihat Andre seserius ini, memintanya untuk pergi ke tempat yang jauh dan dalam jangka waktu yang lama. Namun, mungkin ini kesempatan terakhir yang akan ia dapatkan walau bukan datang dari orang yang ia inginkan. Dera tak bisa memungkiri bahwa dibalik rasa kesalnya dengan Andre yang sering berlaku kasar dan terlalu possessive padanya, ia sebenarnya juga menyukai banyak hal dari Andre. Dera mengambil ponselnya mencoba menghubungi Randi berkali-kali tetapi gagal. Ia menelpon Dian dan menanyakan Randi namun, Dian tak tahu kemana Randi pergi. Dera teringat sebuah tempat, sebuah pantai. Ia sering menghabiskan waktu bersama Randi disana, pantai Sadranan. Ia melihat Randi disana bersama Fila yang sedang serius berbicara dan larut dalam pelukan ditemangi cahaya senja. Dari kejauhan Dera menyaksikannya, menyaksikan bahwa sudah tertutp pintu baginya untuk memasuki hati Randi. Menyaksikan kekalahannya atas kompetisi yang ia buat sendiri. ia sudah membuat luka yang terlalu besar untuk ia tangani sendiri. Dan, Randi pun tak membutuhkan pertolongannya dan tak pernah lagi menginginkannya. Randi sudah bahagia dengan Fila. Dengan kehidupan barunya.

Terdapat nilai-nilai moral yang ada pada cerita ini. Nilai-nilai moral tersebut diantaranya, saat Randi dan Dian ditinggal orangtuanya yang sudah menggilkan karena kecelakaan mobil. Mereka berdua tetap tegar dan menjalani hidupnya, dan menjadi anak-anak yang mandiri. Mereka juga tidak larut dalam kesedihan atas kehilangan orang yang sangat mereka cintai. Randi yang diselingkuhi oleh Dera pun tidak membalas perlakuan Dera, ia masih berlaku baik pada Dera. Randi yang selalu menjaga kakaknya mencerminkan bahwa seorang anggota keluarga harus menyayangi dan menjaga anggota keluarganya yang lain. Selain itu, tokoh Irfan, sahabat Randi menunjukan sikap sebagai sahabat yang baik yaitu, dengan selalu menasihati Randi agar tidak terpuruk dalam kenangan masa

lalunya karena hidup harus terus melangkah kedepan. Keberanian Randi untuk memulai membuka hatinya dengan Fila menunjukan keberanian untuk melangkah kedepan sangat diperlukan. Karena tanpa mencoba, kita tidak akan tahu kebahagiaan apa yang akan kita peroleh nantinya. Sosok Dian, menggambarkan sosok kakak yang patut dicontoh karena kepekaannya menanggapi dan menghadapi sikap adiknya. Bagaimana ia tak ingin Randi sakit hati lagi, dan motivasinya yang selalu ia berikan kepada adiknya. Fila yang rela mengalah saat Dera kembali mengusik hidup Randi, ia mengutamakan kebahagiaan Randi walaupun ia harus terluka. Dera yang mau mengakui kesalahan nya dan mau meminta maaf serta memperbaiki semuanya dan mencoba untuk merubah sikapnya. Sikap ceroboh Randi dan Dera mengingatkan kita agar tidak ceroboh seperti mereka, apalagi ceroboh dalam menyimpan barang berharganya. Sikap Randi yang pada awalnya sulit membuka hati untuk orang lain membuat dirinya tersiksa sendiri dengan dihantui masa lalunya bersama Dera. Masa lalu seharusnya dijadikan pelajaran, dan sesuatu yang membuat hati kita sakit tak perlu diingat lagi karena hanya akan merugikan diri sendiri. Randi yang membandingkan setiap wanita dengan Dera menunjukan bahwa membandingkan seseorang dengan orang lain adalah perbuatan yang tidak benar karena setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda. Tidak ada manusia yang benar-benar sama, baik dari segi fisik maupun psikis atau perwatakannya. Manusia yang terlahir sebagai kembar identik pun pasti ada hal yang membedakan anatar keduanya. Kita tidak akan menemukan orang dengan sikap yang sama sepenuhnya. Fila yang memendam perasaannya pada Adrian, ia harusnya jujur pada Adrian, pada akhirnya ia menyesal tak pernah mengungkapkan rasa sayangnya yang lebih dari sekedar perasaan sayang terhadap sahabat. Dera yang beberapa kali selingkuh harusnya membuat kita untuk bersyukur dan menerima pasangan kita apa adanya. Perilaku selingkuh menunjukan ketidakpuasan seseorang terhadap pasangannya, selalu mencari yang sempurna dan tidak cukup satu orang. Efeknya akan membuat pihak lain merasa tersakiti. Orang yang sadar akan kecantikan akan ketampanan yang dimilikinya terkadang membuat kita menjadi sombong. Bersyukurlah dengan apa yang diberikan Tuhan dan tetap jadi orang yang rendah hati.

III. SIMPULAN

Dalam sebuah karya sastra selalu memasukan berbagai aspek kehidupan didalamnya, khususnya manusia. Aspek kemanusiaan inilah yang menjadi objek psikologi sastra. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung. Objek psikologi sastra berupa unsur psikologis penulis sebagai pencipta karya sastra, unsur tokoh terhadap psikologi pembaca dan unsure psikologi pembaca dalam memaknai nilai-nilai moral yang terdapat pada novel maupun karya sastra lainnya. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa novel Kata Hati memiliki banyak nilai moral yang bisa dijadikan teladan dan pengingat bagi pembaca. Nilai positif yang terdapat dalam novel Kata Hati diantaranya agar kita menjadi orang yang lebih kuat dalam menjalani hidup, memikirkan masa depan, berani mengakui kesalahan, menyayangi keluarga, menjadi sahabat yang selalu mengingatkan sahabatnya dan memberikan dukungan sebagai orang terdekat, mengalah untuk orang lain. Nilai moral yang terdapat dalam sebuah novel tidak dapat di ketahui pembaca apabila pembaca mengalami gangguan psikologis, psikologis seseorang akan mempengaruhi opininya terhadap apa yang dia baca. Novel sebagai karya sastra diharapkan mampu mengembangkan karakter yang lebih baik.

ANALISIS NOVEL KATA HATI DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

NUR DWI WIDYA PUTRI 2222120579 DIKSATRASIA 1B FKIP-UNTIRTA

También podría gustarte