Está en la página 1de 23

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Salawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman. Makalah yang berjudul Fungsi Bank dalam Transaksi Bisnis Internasional ini, disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Transaksi Bisnis Internasional di Fakultas Hukum UNMA. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, tetapi tidak luput dari kendala yang begitu banyak. Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis, Amin yarobbal alamiin.

Pandeglang,

Januari 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI

i ii

BAB I PENDAHULUAN A. B. C. Latar Belakang ..................... Rumusan Masalah ................ Tujuan Penulisan ...................................................... 1 1 1

BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E. Definisi Bank................................... Fungsi Lembaga Keuangan .................................... Fungsi Bank dalam Transaksi Bisnis Internasional Cara Pembayaran Perdagangan Internasional ...... Peranan Bank Devisa dalam Transaksi Bisnis Internasional Kesimpulan . 2 2 4 6 9

BAB III PENUTUP A. 19

DAFTAR PUSTAKA ..

20

ii

MAKALAH

FUNGSI BANK DALAM TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Transaksi Bisnis Internasional

Disusun Oleh : 1) Eram Achmad 2) Andre Herdiana

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATHALAUL ANWAR
Jl.Raya Labuan Km.23 Saketi Pandeglang-Banten 2012/2013
iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ekonomi internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat menarik untuk di kaji. Ekonomi internasional mempelajari dan menganalisis tentang transaksi internasional dan permasalahan yang timbul akibat dari kegiatan tersebut. Ketika transaksi jual beli berubah dari transaksi model barter berubah menjadi transaksi dengan menggunakan alat perantara seperti uang dan alat yang lainnya, maka aktivitas perdagangan antar individu dalam suatu Negara, serta pembagian kerja diberbagai Negara yang berbeda terus meningkat. Oleh karena itu perlu ada sebuah lembaga yang berfungsi sebagai katalisator dari permasalahan perdagangan internasional. Masalah yang timbul dari perdagangan internasional adalah masalahmasalah keuangan, dan lembaga yang dikatakan dapat menjadi katalisatornya adalah lembaga yang bergerak dalam bidang keuangan yaitu Bank. Bila seseorang mendengar kata bank yang terlintas pertama kali di dalam benaknya adalah , kredit, tabungan, deposito, ATM atau mungkin transfer uang. Dapat dimaklumi, karena layanan perbankan tersebut merupakan layanan yang bersifat umum disediakan oleh bank artinya setiap orang apakah pengusaha, pegawai, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar dan lain sebagainya dapat menggunakan layanan bank tersebut.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu apa fungsi bank dalam transaksi bisnis internasional?

C. Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu ingin mengetahui fungsi bank dalam transaksi bisnis internasional
1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidur rakyat banyak. Bank merupakan institusi keuangan yang paling penting dalam ekonomi. Ketika konsumen dan produsen harus melakukan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, mereka menggunakan bank untuk menyediakan fasilitas cek atau kartu kredit. Saat seseorang kelebihan uang maka mereka dapat menitipkan uang di bank dan kemudian bank menyalurkan uang tersebut kepada orang yang memerlukannya. Manakal mereka memerlukan informasi keuangan dan perencanaan keuangan, bank dapat menjadi penasihat dan konsultannya .

B. Fungsi Lembaga Keuangan Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank dalam perekonomian modern , yaitu : a) Penciptaan uang Uang yang diciptakan bank adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral. b) Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran Fungsi lain dari bank yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa

yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitasfasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik. c) Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit. d) Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional Bank juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah. e) Penyimpanan Barang-Barang Berharga Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
3

f) Pemberian Jasa-Jasa Lainnya Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya. Sedangkan Peter S. Rose dalam bukunya menjelaskan paling tidak ada sembilan fungsi pokok yang dapat dilayani lembaga keuangan bank, yakni fungsi kredit, fungsi investasi, fungsi pembayaran, funsi tabungan, fungsi pengelolaan kas, fungsi penjamin, fungsi perantara, fungsi perlindungan, dan fungsi kepercayaan.

C. Fungsi Bank dalam Transaksi Bisnis Internasional Perdagangan Internasional terjadi karena adanya suatu kebutuhan oleh suatu bangsa akan suatu barang dan atau jasa yang di produksi dari bangsa lain. Tukar-menukar barang ini menjadi lebih mudah karena adanya transportasi dan komunikasi yang semakin baik untuk mendapatkan manfaat dari adanya transaksi Internasional. Dari segi perbankan, transaksi Internasional dapat terjadi apabila terdapat hubungan koresponden antara bank di dalam negeri dengan bank di luar negri dan adanya rekening pada bank di luar negri. Bila bank dalam negri mempunyai rekening di luar negri, maka rekening tersebut disebut Rekening Nostro. Dan apabila bank luar negri mempunyai rekening di dalam negri, maka rekening tersebut disebut Rekening Vostro. Biasanya bank dalam negri akan membuka rekening Nostro pada suatu negara yang nilai mata uangnya kuat dan mata uang tersebut termasuk mata uang yang diperjual belikan di dalam negri. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya resiko foreign exchange. dan bank luar negri akan membuka rekening vostro dalam nilai rupiah. Peranan bank dalam perdagangan Internasional adalah:

a) sebagai penjamin pembayaran (bank akan menjamin kepada eksportir untuk melakukan pembayaran apabila eksportir dapat melengkapi dokumen sesuai dengan persyaratan L/C) b) penghubung antara eksportir dan importir (bank akan menjembatani kepentingan eksportir dan importir, sebab syarat2 yang tercantum dalam L/C adalah pencerminan dari sales kontrak antara penjual dan pembeli. c) sumber informasi bagi importir dan eksportir (bagi improtir dan eksportir dapat mencari informasi tentang ekspor impor pada bank yang ada di negaranya). d) sebagai financier (sebagai pihak yang akan membiayai perdagangan antara importir dan eksportir). Kesepakatan antara eksportir dan importir, dituangkan dalam Sales Kontrak. Sales kontrak ini terdiri dari: a) Terms of Goods (jenis barang, tipe barang, spesifikasi barang, keaslian barang, asal barang, jumlah dan kualitas barang, dan harga barang) b) Terms of Delivery (port of loading dan port destination, partial shipment diperbolehkan atau tidak, transhipment diperbolehkan atau tidak) c) Terms of Payment (advance payment, open account, collection, consignment, barter, red clause, sight L/C, dan usance L/C) d) Terms of Document (dokumen finansial=> draft, wessel dan dokumen komersial=>invoice, transport dokumen, certificate of insurance,

certificate of origin,packing list, weight list ) Credit line merupakan batas maksimum nilai transaksi yang diberikan oleh suatu bank terhadap bank korespondennya, dengan pertimbangan: a) kinerja bank koresponden tersebut b) rangking dan rating bank koresponden tersebut secara internasional c) country risk dari bank koresponden tersebut d) volume dan prospek bisnis yang dilakukan dengan bank koresponden tersebut berdasar azas resiprositas. e) credit line yang ditetapkan terhadap bank koresponden terbagi atas: f) commercial line,
5

g) money market Ine h) foreign exchange Ine

D. Cara Pembayaran Perdagangan Internasional Perdagangan internasional memiliki karakter khusus yang lebih rumit jika dibandingkan dengan perdagangan di dalam negeri karena menyangkut Negara, jarak, bahasa, mata uang dan ketentuan yang berbeda antar Negara sehingga diperlukan suatu instrument yang dapat melindungi kepentingan masing-masing pihak yang terlibat, yaitu penjual atau seller dan pembeli atau buyer. Sampai saat ini LC masih dianggap sebagai instrument pembayaran yang paling disukai untuk mengakomodir kepentingan buyer dan seller. L/C terutama digunakan oleh para pelaku perdagangan internasional yang belum saling mengenal sehingga belum terbangun kepercayaan diantara keduanya atau digunakan untuk transaksi perdagangan dengan nilai yang relatip besar dan membutuhkan pembiayaan dari perbankan. Macam-Macam Cara Pembayaran Perdagangan Internasional. a. Advance Payment Advance payment atau pembayaran dimuka adalah pembayaran yang dilakukan oleh buyer kepada seller sebelum barang di kapalkan. Cara pembayaran seperti ini biasa terjadi dalam pasar yang dikuasai oleh seller (sellers market). Kelemahanya adalah kemungkinan barang tidak dikirim oleh seller, kualitas barang dan terms and conditions pengiriman tidak sesuai dengan perjanjian atau bahkan barang terlambat dikirim oleh seller. Peran bank dalam cara pembayaran ini adalah dalam hal penyediaan jasa transfer luar negeri. b. Open Account Open account atau perhitungan kemudian merupakan kebalikan dari advance payment yaitu buyer melaksanakan pembayaran dikemudian hari pada waktu yang telah disepakati. Cara pembayaran ini biasanya dilakukan dalam kondisi pembeli mempunyai posisi tawar yang tinggi (buyers market). Kelemahannya kemungkinan tidak terjadi pembayaran atau
6

mengkin terlambat/melampaui batas waktu yang telah disepakati dalam perjanjian, pembayaran dicicil maupun jumlah pembayaran tidak sesuai perjanjian. Sama dengan advance payment, peran bank dalam cara pembayaran ini hanya terbatas pada penyediaan jasa transfer luar negeri. c. Consignment Consignment atau konsinyasi adalah suatu cara pengiriman barang oleh seller yang belum terjual, jadi hanya dititipkan kepada suatu pihak untuk dijual sementara itu hak atas barang masih berada di pihak seller. Pembayaran baru dilakukan oleh pihak yang dititipi jika barang telah terjual dan dibeli oleh final buyer. Kelemahannya adalah tidak jelas kapan penjual akan menerima pembayarannya. Peranan bank dalam cara pembayaran ini juga hanya sebatas pada penyediaan jasa transfer luar negeri. d. Draft Collection Draft Collection adalah cara pembayaran melalui bank dengan cara pengiriman dokumen oleh seller kepada buyer dengan menggunakan jasa bank untuk menagih pembayaran. Dalam hal ini seller dapat meminta kepada banknya untuk menyerahkan dokumen kepada buyer atas dasar : 1) Documents against Payment (D/P) : Dokumen disertai draft dikirim kepada buyer dan pada saat buyer menerima dokumen tersebut harus melakukan pembayaran terlebih dahulu. 2) Documents against Acceptance (D/A) : Dokumen disertai draft dikirim kepada buyer namun pada saat buyer menerima dokumen tersebut ia cukup melakukan akseptasi (acceptance), sedangkan pembayaran dilaksanakan pada saat jatuh tempo. Kelemahan cara pembayaran ini adalah kurang pastinya pembayaran dan potensi kerugian bagi seller jika buyer ternyata tidak mau menebus

dokumen. Peranan bank dalam cara pembayaran ini adalah penyediaan jasa collection atau penagihan dokumen ekspor. e. Letter of Credit Secara umum, Letter of Credit atau Bankers L/C dapat diartikan sebagai janji tertulis yang diterbitkan oleh sebuah bank (issuing bank) atas dasar permohonan applicant (importir) untuk membayar atau mengaksep atau mengambil alih draft apabila dokumen yang diserahkan oleh beneficiary (eksportir) sesuai dengan syarat dan kondisi janji tertulis yang diterbitkan oleh issuing bank. Keuntungan menggunakan L/C bagi eksportir : Dengan adanya unsur janji atau jaminan dari issuing bank maka eksportir dalam transaksi L/C dimungkinkan untuk memperoleh kemudahan dalam hal pembiayaan baik pembiayaan prapengapalan maupun pasca-pengapalan. Dalam hal eksportir menerima irrevocable L/C ia tidak perlu cemas karena L/C tidak dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak tanpa persetujuannya. Keuntungan menggunakan L/C bagi importir : Importir lebih yakin karena banknya baru akan melaksanakan pembayaran setelah menerima dokumen asli pengapalan yang sesuai dengan persyaratan L/C dan pengiriman barang juga telah sesuai dengan jenis dan jumlah yang diminta oleh oleh importir. Importir dapat menentukan jadwal pengiriman barang sehingga dapat lebih baik merencakan proses produksinya. Kelemahan transaksi L/C bagi eksportir : Jika dokumen ekspornya tidak sesuai dengan persyaratan L/C (discrepant document), meskipun barang sudah dikirim dan sesuai dengan pesanan importir, eksportir berpotensi tidak mendapatkan pembayaran dari bank atau setidak-tidaknya akan terjadi

kelambatan pembayaran hasil ekspornya oleh bank.

Kelemahan transaksi L/C bagi importir : Jika L/C yang dibuka oleh banknya kurang sesuai dengan keinginannya maka importir tidak serta merta dapat mengubah L/C tersebut karena harus mendapat persetujuan dari para pihak yang terlibat, yaitu eksportir dan bank. Peranan bank dalam cara pembayaran dengan menggunakan L/C adalah berkaitan dengan pemberian jaminan pembayaran oleh issuing bank dan pemberian fasilitas negosiasi/pembayaran wesel ekspor oleh oleh negotiating bank atau banknya eksportir.

E. Peranan Bank Devisa dalam Transaksi Bisnis Internasional 1. Arti Bank Devisa dan Non Devisa Sebelum pembahasan mengenai arti bank devisa dan non bank devisa, makalah ini terlebih dahulu akan membahas tentang arti dari devisa serta perananya. a. Arti devisa Pengertian devisa secara umum adalah alat pembayaran luar negeri. Yang termasuk devisa adalah salah satunya rekening valuta asing yang memiliki kurs pada bank BI (http://id.wikipedia.org/wiki/bank-devisa/). Beberapa assal sumber devisa antara lain, meliputi : 1) Transaksi perdagangan ekspor, dimana hasil ekpor bisa berbentuk barang maupun jasa. 2) 3) 4) 5) Hasil dari penanaman modal dari luar negeri. Penghasilan dari tenaga kerja Indonesia dari luar negeri. Pinjaman luar negeri. Pariwisata. Dalam menentukan besarnya devisa terdapat beberapa system devisa antara lain : 1) System standar emas (gold standart sistem) Asumsi dari sistem ini : Nilai mata uang di Negara dinyatakan dengan emas.
9

Emas dan jumlah tak terbatas bebas keluar masuk Negara tersebut. 2) System kurs mengambang (Floating Exchange Control). Dalam hal ini nilai tukar mata uang atau valas ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valas. Terdapat dua macam kurs mengambang : System kurs menganmbang yang murni (clean float), apabila penentuan kurs valas di bursa valas terjadi tanpa campur tangan pemerintah. System kurs mengambang kurang murni (dirty float managed floating exchange rates), pemerintah ikut campur tangan mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap valas dibursa valas. 3) System pengawasan devisa (exchange control sistem), Pada system ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing. Tujuanya untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari Negara lain, terutama saat menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing yang relative lebih rendah dibandingkan dengan permintaan. Oleh karena itu pemerintah perlu mengadakan alokasi didalam penggunaan valuta asing tersebut. 4) System kurs tambahan (Pagged Rate System) System ini menggunakan nilai tukar yang mana dilakukan dengan mengkaitkan nilai mata uang suatu Negara dengan mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu. b. Perdagangan dengan menggunakan Letter of Credit (L/C) L/C merupakan salah satu jasa bank dalam hal transaksi perdagangan Internasional. L/C biasa disebut surat kredit berdokumen yang mana merupakan alat pembayaran yang dikeluarkan bank atas permintaan importer dalam transaksi dagang Internasional. c. Arti bank devisa dan non bank devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara menyeluruh. Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana, serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan.
10

Dengan demikian, bank devisa dapat melayani secara langsung transaksitransaksi dalam skala internasional. Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Bank devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut seperti transfer keluar negeri, jual beli valuta asing, transaksi eksport import, dan jasa-jasa valuta asing lainnya. Bank non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksankan transaksi seperti halnya bank devisa. Bank Non Devisa Bank umum yang masih berstatus non devisa hanya dapat melayani transaki-transaksi di dalam negeri (domestik).( Ibid, hal 29-30.) Sedangkan Bank umum non devisa dapat meningkatkan statusnya menjadi bank devisa setelah memenuhi ketentuan-ketentuan antara lain: volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat kesehatan, dan kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing. d. Ketentuan surat Direksi BI tahun 1995 terhadap bank devisa dalam Persyaratan bank umum bukan bank devisa untuk menjadi bank devisa dengan syarat-syarat sbb : Bank yang bersangkutan selama 24 bulan terakhir berturut-turut tergolong sehat. Jumlah modal yang disetor bank sekurang-kurangya mencapai 150 M. Rasio modal (CAR) bank dalam bulan terakhir telah mencapai 10%. Bank yang bersangkutan telah melakukan persiapan untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing, ditinjau dari aspek organisasi, SDM yang diperlukan, penyediaan pedoman operasional kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing, system adminitrasi dan system pengawasanya.

11

e.

Jenis-jenis bank yang ada di Indonesia 1) Bank devisa Bank Negara Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank Tabungan Negara Bank Mandiri Bank Agroniaga Bank Antardaerah (Surabaya) Bank Artha Graha Internasional Bank Bukopin Bank Bumi Arta Bank Capital Indonesia Bank Central Asia Bank CIMB Niaga, bergabung dengan Lippo Bank dan Bank Niaga Bank Danamon Bank Ekonomi Raharja Bank Ganesha Bank Hana, dahulu dikenal sebagai Bank Bintang Manunggal Bank Himpunan Saudara 1906 (Bandung) Bank ICB Bumiputera, dahulu dikenal sebagai Bank Bumiputera Bank ICBC Indonesia, dahulu dikenal sebagai Bank Halim Indonesia Bank Index Selindo Bank Internasional Indonesia Maybank Bank Kesawan Bank Maspion (Surabaya) Bank Mayapada Bank Mega Bank Mestika Dharma (Medan) Bank Metro Express
12

Bank Muamalat Indonesia Bank Nusantara Parahyangan (Bandung) Bank OCBC NISP, dahulu dikenal sebagai Bank NISP, digabung dengan Bank OCBC Indonesia Bank Permata Bank SBI Indonesia, dahulu dikenal sebagai Bank Indomonex Bank Sinarmas Bank Swadesi Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mega Indonesia Bank Victoria Internasional Pan Indonesia Bank 2) Bank non devisa Anglomas Internasional Bank (Surabaya) Bank Andara, dahulu dikenal sebagai Bank Sri Partha Bank Artos Indonesia (Bandung) Bank Barclays Indonesia, dahulu dikenal sebagai Bank Akita Bank Bisnis Internasional (Bandung) Bank BRI Syariah, dahulu dikenal sebagai Bank Jasa Arta Bank Central Asia Syariah, dahulu dikenal sebagai Bank UIB Bank Dipo International Bank Fama Internasional (Bandung) Bank Harda Internasional Bank Ina Perdana Bank Jasa Jakarta Bank Kesejahteraan Ekonomi Bank Liman International Bank Mayora Bank Mitraniaga Bank Multi Arta Sentosa Bank Nationalnobu, dahulu dikenal sebagai Bank Alfindo
13

Bank Pundi Indonesia, dahulu dikenal sebagai Bank Eksekutif Internasional Bank Purba Danarta (Semarang) Bank Royal Indonesia Bank Sinar Harapan Bali Bank STMIK Binamulia (Palu) Bank Syariah Bukopin, dahulu dikenal sebagai Bank Persyarikatan Indonesia Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Bandung) Bank Victoria Syariah, dahulu dikenal sebagai Bank Swaguna Bank Yudha Bhakti Centratama Nasional Bank (Surabaya) Pan Indonesia Bank Syariah, dahulu dikenal sebagai Bank Harfa Prima Master Bank f. Peran bank devisa sebagai Advising Bank Advising Bank adalah bank yang menerima L/C dari luar negeri untuk kepentingan beneficiary kemudian meneruskan L/C tersebut ke pihak beneficiary atas permintaan importer di luar negeri. Advising Bank harus benar-benar yakin bahwa L/C yang diteruskanya itu dijamin keonteknya karena Advising Bank yang bertanggung jawab atas L/C ini sesuai dengan UCPC pasal 7 UCPC. Tanggung jawab disini bukan diartikan tanggung jawab pembayaran, tetapi tanggung jawab bahwa L/C tersebut asli, tidak palsu. Sedangkan tanggung jawab pembayaran L/C tetap ada di opening bank. g. Peran bank sebagai negotiating bank Peranan ini dari pihak bank devisa dalam perdagangan luar negeri salah satunya yaitu sebagai negotiating bank. Bank devisa bertindak sebagai yang melakukan negoisasi atas penagihan ekspor baik ditarik dengan wesel maupun tidak, baik atas ekspor dengan sigh (atas unjuk) maupun hasil dengan pembayaran berjangka yang dikenal dengan usance L/C.

14

Setiap L/C yang diterbitkan suatu opening bank harus jelas menyatakan bank yang dikuasakan untuk melakukan pembayaran atas unjuk (sight payment), pembayaran kemudian (deffered payment), akseptasi (acceptance), negoisasi. Beberapa penimbangan yang dilakukan oleh negoiting bank dalam melakukan negoisasi : Relationship dengan opening bank. Operatif L/C Tidak terdapat penyimpangan (discrepancy) Reputasi benefiacy Reputasi applicant Hak regress Peranan bank devisa sebagai opening bank Bank devisa juga berperan membantu nasabah melaksakan impor dengan menggunakan L/C atas permintaan importer. Melalui bank devisa perusahaan importirdi Indonesia yang sudah dimiliki ijin (APIS, API, dan APIT)1[5] mengajukan permohonan untuk membuka L/C. Bank devisa atas dasar permohonan dari importer menentukan syaratsyarat kepada pihak importer mengenai penyediaan dana yang harus disetor untuk diblokirm oleh bank devisa dalam rangka mencadangkan pembayaran atas L/C. Setoran jaminan yang diberikan pada dasarnya 100%, namun jika nasabah importer memiliki hubungan baik dengan bank dan berdasarkan analisis yang mendalam, setelah dipenuhi berbagai persyaratan teknis, dikemungkinkan importer menerima IMFAS. h. 1) Peran bank devisa dalam perdagangan luar dengan tanpa L/C Opent Account Yaitu system pembayaran dimana pembeli menerima barang yang dikirimkan oleh benefiacy terlebih dahulu baru melunasi pembayaran atas barang tersebut. Bank devisa melakukan penagihan kepada importer di luar negeri atas dasar permohonan dari pihak benefiaciary.

15

Transaksi model ini sangat beresiko bagi pihak eksporter karena barang langsung diatasnamakan importer, sedangkan harga barang belum diterima eksportir. Pembayaran dilakukan melalui collections yang kepastian waktu pembayaranya belum ada jelas, bank berperan sebagai perantara, tetapi tidak menjamin kepastian pembayaranya. 2) Advance Payment Yaitu pembayaran dimuka dimana sumber pembiayaan dari pembeli. Pembeli mengirim sejumlah uang yang disepakati dengan supplier melalui bank dimana supplier berdomilisi. Bank berperan mengirimkan uang kepihak eksportir dan menerimakan uang dari pihak importer. Ada 3 model advance payment, antara lain : i. Advance payment with order. Advance payment partial with order. Advance payment on document.

Collectins draft Collections system pembayaran dengan menggunakan draft atau surat

tagihan, bank berperan sebagai remaiting bank, collecting bank, dan presenting bank. Dalam system ini eksportir memiliki hak pengawasan barang-barang sampai wesallnya (draft) dibayar importer. Eksportir atau penarik weselm (drawer) mengapalkan barang sementara dokumen pemilikan atas pengiriman barang secara langsung atau melalui bank importer eksportir ke dikirim. Penyerahan dokumen kepada importer didasarkan pada : D/P (document against payment) : penyerahan dokumen kepada importer dilakukan apabila importer telah membayar. D/A (document against acceptance) : penyerahan dokumen kepada importer dilakukan apabila importer telah mengaksep weselnya. j. Consignment (konsinyasi) System pembayaran luar negeri ini dengan kondisi eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu ke importer, pembayaranya baru dilakukan oleh importer

16

jika barang sudah terjual. Hak atas barang masih di tangan eksportie sampai barang laku terjual. Untuk mengurangi resiko maka, konsinyasi dapat dilakukan melalui jasa perbankan dan were house dengan cara : Dokumen dokumen dikirim melalui bank di Negara eksportir untuk diteruskan ke responden dari bank penjualan di Negara importer. Dokumen dokumen tersebut diteruskan oleh bank ke responden dimaksud bonded were house unntuk mendapatkan were recipient. Barang disimpan di bonded were house di Negara importer. Setelah importer berhasil menjual barang, maka pembayaran diserahkan kepada bank koresponden. Bank koresponden menyerahkan delivery instruction mengeluarkan barabg dari bonded were house. k. Counter trade (barter) Yaitu metode pembiayaan dengan menggunakan pertukaran barang atau barter, jenisnya antara lain : Direct barter Perdagangan antara dua Negara yang menutup transaksi ekspor impor mereka dengan menukar langsung barang dengan barang. Switch barter Perdagangan jenis ini melibatkan sekurangnya 3 negara untuk melakukan transaksi. Counter purchase Suatu perdagangan yang menggunakan system timbale balik. Buy back Suatu system penerapan alih teknologi dari suatu Negara maju kepada Negara berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas produksi di Negara berkembang, yang nantinya

produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh Negara maju.

17

Off set metode ini sering dikaitkan dengan transfer teknologi, karna adanya suatu syarat yang diminta oleh importer, akan mengimpor suatu komoditi yang akan diimpor tersebut.

l.

Merchant L/C Dapat diartikan janji tertulis suatu bank untuk pembayaran kepada

beneficiary bila beneficiary menyampaikan dokumen sesuai syarat dan kondisi L/C, namun pihakbank tidak berjanji untuk melakukan pembayaran sebagaimana layaknya L/C lainya. Semisal pihak importer membuka L/C atas dasar kontrak yang dibuat dan telah disepakati oleh kedua belah pihak, pihak importer meneruskan L/C melalui bank semata mata untuk mendpatkan sarana penerusan L/C. pihak issuing bank menerukan L/C tanpa tanggung jawab kepada issuing bank advising bank juga meneruskan L/C kepada eksportir (beneficiary) juga hanya sebagai perantara dan memungut jasa baik dalam penerusan L/C maupun nantidalam pengurusan dokumen. (Syarif arbi, 155-176)

18

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan Bank merupakan institusi keuangan yang paling penting dalam perdagangan internasional. Perdagangan Internasional terjadi karena adanya suatu kebutuhan oleh suatu bangsa akan suatu barang dan atau jasa yang di produksi dari bangsa lain. Transaksi Internasional dapat terjadi apabila terdapat hubungan koresponden antara bank di dalam negeri dengan bank di luar negri dan adanya rekening pada bank di luar negri. Perdagangan internasional memiliki karakter khusus yang lebih rumit jika dibandingkan dengan perdagangan di dalam negeri karena menyangkut Negara, jarak, bahasa, mata uang dan ketentuan yang berbeda antar Negara. Tetapi perlu di ingat, pembayaran internasional yang telah dibicarakan panjang lebar diatas selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan, esensi dari uraian diatas adalah bagaimana agar transaksi internasional yang rumit menjadi mudah, cepat dan efisien dan tidak merugikan salah satu pihak. Pun kesejahteraan masyarakat dalam masing-masing Negara pendapatannya menjadi meningkat.

19

DAFTAR PUSTAKA

Halwani, H. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi (Edisi Kedua). Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. Hutagalung, Jannes. 2009. Peran Bank Dunia dan IMF dalam Perekonomian Indonesia Dulu dan Sekarang. Di dalam: Abimanyu, A. dan A. Megantara. 2009. Era Baru Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. PT Kompas Media Nusantara, Jakarta. Perkins, John. 2005. Confessions of an Economic Hit Men, Pengakuan Seorang Ekonom Perusak (Edisi Bahasa Indonesia). Penerbit Abdi Tandur, Jakarta. Purwoko, Krisman. Bank Dunia Setujui Pinjaman 800 Juta Dolar AS. www.republika.co.id [18 Desember 2010] Rachbini, Didiek J. 2001. Tanggung Jawab Bank Dunia. Agrimedia Volume 7 Nomor 1.

20

También podría gustarte