Está en la página 1de 16

MAKALAH

BIOGRAFI IMAM MALIKI


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok Mata Kuliah Kemathlaul Anwaran

Disusun oleh : Kelas I C 1) Teh Tatu 2) Nurul Maulidah 3) Sri Sulastri

PROGRAM STUDI DIKSATRASIADA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR BANTEN 2012/2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI .........

ii iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah .. C. Tujuan Penulisan . D. Manfaat ................................................................................ BABA II PEMBAHASAN A. Tahun dan Tempat Kelahiran Serta Silsilah Imam Maliki B. Pendidikan yang Diperoleh Imam Maliki ........................ C. Para Guru Imam Maliki .................................................. D. Keadaan Pribadi dan Sifat-Sifat Imam Maliki.................... E. Kehebatan Majelis Imam Maliki....................................... F. Kepandaian Imam Maliki Tentang Pengetahuan Agama G. Kepandaian Imam Maliki Tentang Ilmu Hadits............... H. Cara Imam Maliki Memberi Fatwa.................................... I. Dasar-Dasar Hukum yang Diambil Oleh Imam Maliki..... J. Dasar-Dasar Mazhab Imam Maliki.................................... K. Kewafatan Imam Maliki...................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 11 3 4 4 6 6 7 8 8 9 10 11 1 1 1 2

DAFTAR PUSTAKA...

12

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Biografi Imam Maliki tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini penulis wujudkan sebagai tindak lanjut atas tugas mata kuliah Kemathlaul Anwaran . Di samping itu, makalah ini juga direalisasikan sebagai upaya penulis mengaplikasikan segenap kemampuan mengenai Ibnu Taimiyah Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Dosen Mata Kuliah Kemathlaul Anwaran, karena senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu bersemangat menggeluti jam demi jam perkuliahan Kemathlaul Anwaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekanrekan mahasiswa yang telah berkontribusi positif terhadap persiapan dan pengerjaan makalah sederhana ini. Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kontruktif dari segenap pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi sivitas akademika Universitas Mathlaul Anwar.

Pandeglang,

Januari 2013

Penyusun

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang penetapan hukum dalam Ushul Fiqh sangat kontropersial karena banyaknya mazhab yang bermunculan sehingga

penetapan hukumnya pun beragam. Munculnya empat Imam Mazhab sangat berpengaruh dalam perkembangan hokum dalam Ushul Fiqh khususnya dikalangan Sunnih. Salah satu nama Imam mazhab yang terkenal adalah Malik Bin Anas atau biasa di panggil dengan sebutan Imam Malik. Iman Malik hafal Al-Quran dan hadist-hadist Rasulullah SAW. Ingatannya sangat kuat dan sudah menjadi adat kebiasannya apabila beliau mendengar hadist-hadist dari para gurunya terus dikumpulkan dengan bilangan hadist-hadist yang pernah beliau pelajari. Berangkat dari itulah penulis membuat makalah tentang biografi Imam Malik serta penetapan hukumnya. Penulisa juga ingin memaparkan kelebihan Mazhab yang dimiliki oleh golongan Malikiyah dan beberapa urgensi-urgensi yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah Adapun tujuan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Bagaimana silsilah keluarga Imam Maliki? Bagaimana keperibadian yang dimilki oleh Imam Maliki? Bagaimana ketetapan hukum dalam bermazhab dari Imam Maliki? Bagaimana keadaan golongan Malikiyah setelah wafatnya Imam Maliki?

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. 2. Untuk mengetahui dan memahami silsilah keluarga Imam Maliki Untuk mengetahui dan memahami keperibadian yang dimilki oleh Imam Maliki

3.

Untuk mengetahui dan memahami ketetapan hukum dalam bermazhab dari Imam Maliki

4.

Untuk mengetahui dan memahami keadaan golongan Malikiyah setelah wafatnya Imam Maliki

D. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi kepada para pembaca berupa pengetahuan tentang silsilah keluarga dari Imam Maliki dan ketetapan hukum yang dimilikinya. Sehingga ketetapan hukumnya itu dapat dikenali dan dibedakan diantara Mazhab mazhab lainnya.

BAB I PEMBAHASAN

A. Tahun dan Tempat Kelahiran Serta Silsilah Imam Maliki Imam Maliki dilahirkan di kota Madinah daerah negeri Hijaz, menurut yang mansyur pada tahun 93 Hijriah( 712 Masehi). Nama beliau dari mulai kecil ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al ashbahy, dengan riwayat ini jelaslah bahwa beliau adalah seorang dari keturunan bangsa Arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar dari jajahan negeri Yaman. Perlu dijelaskan bahwa, nama Anas bin Malik bukanlah Anas bin Malik yang pernah menjadi sahabat dan khadam Nabi kita Muhammad SAW. Karena Anas bin malik ini adalah bin Nadhar bin Dhamdham bin Zaid Al Khazrajy , adapun yang dimaksud Anas bin Malik (ayah bagi imam Malik) itu adalah bin Abi Amir bin Amr bin Al Harits bin saad bin Auf bin Ady bin Malik bin Yazid. Anas termasuk seorang tabi;iy(seorang islam yang hidup dimasa sahabat Nabi ialah Abu Amir ). Abu Amir berasal dari kota Yaman , pindah ke Madinah dimasa Nabi kita SAW. Dengan tujuan berhijrah dari negerinya karena hendak mengikuti dakwah islam di Madinah yang sedang berkembang, Abu Amir pada waktu menjadi sahabat Nabi SAW. Adalah termasuk seorang sahabat yang setia, dan sewaktuwaktu ia ikut serta menjadi tentara untuk bertewmpur melawan musuh di kala terjadi peperangan di Badr yang besar. Adapun nama bagi ibu Imam Maliki adalah St. Al Aliyah binti Syuraik bin Abdurrahman bin Syuraik Al Azadiyah . Menurut beberapa riwayat yang termaktub dalam kitab-kitab tarikh bahwa imam Maliki ketika dalam kandungan rahim ibunya adalah dalam waktu kurang lebih dua tahun. Pada masa Imam Maliki dilahirkan, pemerintahan islam ada ditangan kekuasaan Kepala Negara Sulaiman bin Abdul Malik. Imam maliki setelah memiliki putra yang salah satunya diberi nama Abdullah, maka beliau lalu terkenal dengan gelaran Abu Abdullah, kemudian pada masa sesudah beliau menjadi seorang alim besar dan terkenal di mana-mana pada masa itu setelah

ijtihad beliau pengetahuannya tentang hukum-hukum keagamaan diakui dan diikuti oleh sebagian kaum muslimin , maka hasil dari ijtihad beliau itu dikenal oleh oleh orang banyakk dengan sebutan Mazhab Imam Maliki.

B. Pendidikan yang Diperoleh Imam Maliki Imam Maliki terdidik di kota Madinah dalam dalam suasana yang meliputi para sahabat , para tabiin, para anshar, para cerdik pandai dan para ahli hokum agama.Beliau terdidik di tengah-tengah m ereka itu sebagai seorang anak yang cerdas, cepat menerima pelajaran,, kuat dalam berfikir dalam menerima pelajaran, setia dan teliti. Dari kecil beliau belajar membaca Al Quraan dengan lancer di luar kepala, dan mempelajari pula tentang sunnah, dan selanjutnya setelah dewasa beliau belajar kepada para ulama dan fuqaha di kota Madinah, menghimpunkan pengetahuan yang di didengar dari mereka, menghafalkan pendapat-pendapat mereka, menaqal atsar-atsar mereka, mempelajari dengan seksama tentang pendirian-pendirian atau aliran-aliran mereka dan mengambil kaidah-kaidah mereka, sehingga beliau pandai tentang semuanya itu daripada mereka, menjadi seorang pemuka tentang sunnah dan sebagai pemimpin ahli hukum agama di negeri Hijaz. Perlu diterangkan bahwa Malik, datuk beliau adalah seorang yang termasuk pembesar tabiin dan ulama mereka yang terkemuka. Semenjak kecil beliau seorang fakir, tidak pernah mempunyai uang , karena memang bukan keturunan orang yang mampu. Sekali pun dalam keadaan demikian, namun beliau tetap sebagai seorang pelajar yang setia dalam menuntut ilmu pengetahuan, oleh sebab itu setelah itu beliau menjadi seorang alim besar di kota Madinah, bertubutubi hadiah yang datang disampaikan kepada beliau.

C. Para Guru Imam Maliki Imam Maliki, dari kecil putra seorang tabiy yang terkenal dan cucu seorang alim besar golongan tabiin yang tertua, maka sudah tentu beliau terdidik suka kepada ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan agama. Llebih-lebih

memang sejak sejak beliau dilahirkan sudah membawa sifat-sifat dan tanda-tanda yang menunjukkan , bahwa beliau seorang yang akan menjadi pemimpin besar dalam lingkungan umat islam. Adapun guru beliau yang pertama ialah Imam Abdul Rahman bin Harmaz, seorang alim besar di kota Madinah pada masa itu, beliau berguru kepada Imam ini agak lama dan bergaul dengan erat serta bertempat tinggal di rumahnya sampai beberapa tahun, dan tidak ada guru beliau yang bergaul erat dan rapat sampai lama, selain dari Imam Abdur Rahman bin Hamzah ini.Ketika beliau hendak mempelajari ilmu fiqih dengan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, beliau lalu belajar kepada seorang alim besar ahli fiqih di Madinah pada masa itu, yang terkenal dengan nama Rabiah ar-Rayi. Beliau ini wafat pada tahun 136 Hijriah, dan ketika beliau hendak mempelajari ilmu hadits, beliau lalu belajar kepada Imam Nafi maula ibnu Umar, beliau ini wafat pada tahun 117 hijriah, dan beliau berguru juga kepada Imam Ibnu Syaibah Az Zuhry. Beliau ini wafat pada tahun 124 hijriah . Para guru beliau, selain daripada empat orang yang tersebut itu ada juga dan tidak hanya seorang dua saja, tetapi berpuluh-puluh orang yang diantaranya adalah Imam Ibrahim bin Abi Ablah Al- Uqaily, wafat pada tahun 152 H, Imam Jafar bin Muhammad bin Ali, wafat pada tahun 148 H , Imam Ismail bin Abi Hakim Al Madany wafat pada tahun 130 H , Imam Tsaur bin Zaid Ad Daily, wafat pada tahun 135 H, Imam Humaid bin Abi Humaid Abi Humaid At Tawwil, wafat pada tahun 143 H, imam Daud bin Hashin Al-Amawy, wafat pada tahun 135 H , Imam Hamid bin Qais Al Araj, wafat pada tahun 139 H, Imam Zaid bin Aslam Al Madany, tahun 136 H, Imam Zaid bin Abi Anisah, wafat pada tahun 135 H, Imam Salim bin Abi Umayyah Al Qurasyy, wafat b pada tahun 129 H. Inilah diantara para guru Imam Maliki, yang dari antara mereka itu hingga kini masih tercatat dalam kitab-kitab hadits sebagai perawi hadits. Dari sepanjang riwayat, jumlah guru beliau yang utama itu tidak kurang dari 700 orang, dan dari antara yang sekian banyaknya itu ada 300 orang yang tergolong ulama tabiin.

D. Keadaan Pribadi dan Sifat-Sifat Imam Maliki Imam Maliki adalah seorang yang badannya tinggi serta besar , berkulit merah kekuningan, kepalanya besar serta botak, janggutnya panjang. Pada saat rambut kepalanya telah mulai beruban, beliau tidak suka menghitami rambutnya, bahkan rambutnya yang berubah dianggapnya sebgai cahaya yang bersinar di atas kepalanya. Keadaan pribadi beliau memang gagah, kuat dan baik, ditambah dengan kesukaannya kepada pakaian yang bagus serta bersih . Kedua pandangan matanya ada berwarna biru serta bersinar, sebagai tanda yang menunjukkan bahwa beliaumemeng seorang yang tajam pandangan matanya. Beliau tidak suka kepada pakaian kotor , yang buruk dan yang berbau busuk .Karena kecuali beliau seorang yang suka kepada pakaian yang bagus , bersih, pun beliau suka memakai bau-bauan yang harum.. Beliau berpendirian: bahwa orang ahli ilmu itu hendaknya menunjukkan penghormatanya kepada ilmunya dengan jalan memelihara pakaiannya

dan kesopanannya serta gerak geriknya, agar ilmu yang ada dalam dadanya itu tidak disia-siakan orang.

E. Kehebatan Majelis Imam Maliki Majelis pelajaran imam Maliki adalah suatu majelis yang mempunyai keagunan dan mengandung kehebatan , majelis yang diliputi oleh suasana yang sangat hebat dan prabawa yang menakutkan, karena pribadi beliau

adalah mempunyai prabawa (haibah) yang besar, seorang yang waspada. Dalam majelisnya tidak ada sedikit pun suara yang mengganggu orang banyak yang sedang mendengarkannya, dan tidak ada suara perbantahan dan percekcokan. Beliau mempunyai seorang penulis, namanya Habib, untuk menuliskan catatan beliau dan membacakan pengajaran-pengajaran beliau kepada orang banyak. Tidak seorang juga dari antara yang mengunjungi majelis beliau yang berani mendekati tempat beliau duduk, dan tidak ada pula yang berani melihat catatannya, karena dari hebatnya pribadi beliau dan menghormati kepada beliau

dimajelisnya.

Dan

apabila

si

Habib

(penulis

beliau)

bersalah

dalam

menuliskannya, maka seketika itu beliau membenarkannya.

F.

Kepandaian Imam Maliki Tentang Pengetahuan Agama Kepandaian imam Maliki tentang ilmu pengetahuan agama sepanjang

riwayat adalah sebagai berikut: Pada sebelum dewasa (baligh) beliau telah hafal Al Quran diluar kepala dengan arti kata yang sesungguhnya. Di kala itu sebagian para ulama telah menduga, bahwa beliau akan menjadi seorang besar. Kemudian dikala umur kurang lebih 17 tahun, beliau sudah mempunyai kepandaian tentang berbagai macam pengetahuan agama dan cabang-cabangnya. Selanjutnya beliau menyelami ilmu hadits dengan sedalam dalamnya dan seluas luasnya, sehingga banyak para ulama besar dari luar koya madinah yang datang berduyung berduyung kepada beliau untuk mengisap ilmu pengetahuaanya yang luas itu. Imam ibu hanifah sendiri dikala itu pernah ditanya orang tentang kepandaian imam maliki, beliau menjawab : saya belum pernah menjumpai seorang yang lebih alim dari pada malik. Imam al laits bin saad berkata : pengetahuan imam malik adalah pengetahuan orang yang takwa kepada ALLAH, dan pengetahuan imam malik boleh di percaya bagi orang yang benar benar hendak mengambil pengetahuan. Imam yahya bin syubah pernah berkata : pada masa itu tidak ada seorang pun yang dapat menduduki kursi mufty di masjid nabi saw. Selain dari pada imam maliki. Alhasil, imam maliki adalah seorang alim besar tentang ilmu agama pada masanya, sehingga dari karenanya beliau terkenal dengan : seorang ahli kota Madinah. Dan terkenal pula dengan Imam di negeri Hijrah. Kemudian dikala itu terbitlah suatu pernyataan dari para ulama terkemuka yang berarti : tidaklah selayknya seorang fatwa tentang urusan keagamaan, padahal Imam M alik masih ada di kota madinah.

G. Kepandaian Imam Maliki Tentang Ilmu Hadits Tentang kepandaian imam Maliki tentang ilmu hadits, tidak perlu kiranya direntang panjangkan lagi, karena pernyataan para ulama yang terkemuka di masa itu telah cukup menjadi bukti, bahwa beliau seorang yang ahli tentang ilmu hadits. Dari antara peryataan mereka itu adalah sebagai berikut : 1. Imam Muhammad bin Idris Asy Syafiiy berkataapa bila datang hadits kepadamu dari Imam Malik, maka pegang teguhlah olehmu dengan tanganmu, karena ia menjadi alas an bagi kamu. 2. Juga beliau berkata : apabila disebut-sebut ulama ahli hadis, maka Imam Malik-lah bintangnya, dan tidak ada seorang pun yang lebih aku percaya tentang hadis, selain dari pada Imam Malik. 3. Pada beliau pernah berkata : Imam Malik dan Imam Ibnu Uyainah, keduaduanya adalah berkawan erat pada suatu masa. 4. Imam Sufyan bin Uyainah sendiri pernah berkata :Imam Malik adalah tidak suka menyampaikan hadits, melainkan yang terang dari Nabi SAW. 5. Juga Imam Sufyan pernah berkata : tidak ada seorang pun yang amat teliti menyelidiki orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi dan yang lebih mengetahui akn kelakuan mereka selain dari pada Imam Maliki. 6. Selanjutnya beliau pernah berkata : semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada Imam Malik,karena dari keras dan awasnya memeriksa orang-orang yang meriwayatkan hadits.

H. Cara Imam Maliki Memberi Fatwa Yang mulia Imam Maliki adalah seorang yang terkenal alim besar, tetapi amat berhati-hati dan sangat teliti dalam urusan hokum-hukum keagamaan, terutama dalam urusan riwayat yang dikatakan hadits dari Nabi SAW. Dalam hal ini, disini dengan singkat kami uraikan cara-cara beliau dalam member jawaban atas pertanyan-pertanyaan yang dikemukakan kepada beliau atau cara memberikan fatwa tentang hokum-hukum keagamaan. 1. Imam Abu Mazhab meriwayatkan, bahwa Imam Maliki pernah berkata: aku belum pernah memberi fatwa tentang suatu masalah, sehingga aku

mengambil saksi dengan 70 orang ulama, bahwa aku memang ahlidalam soal demikian itu. 2. Imam Asy Syafi berkata :sungguh aku telah menyaksikan pada Imam Maliki, bahwa beliau pernah ditanya masalah-masalah sebanyak 48 masalah. 3. Imam Musa Bin Dawud berkata:Imam Malik pernah ditanya beberapa masalah di negeri Irak sampai 40 masalah, tetapi beliau tidaklah menjawab pertanyaan-pertanyaan (masalah-masalah) yang sekian

banyaknya itu, melainkan hanya 5 masalah.

I.

Dasar-Dasar Hukum yang Diambil Oleh Imam Maliki. Yang mulia Imam Maliki, sebagaimana di muka telah kami uraikan adalah

beliau seorang alim ahli hadis yang terkemuka dimasanya,dengan demikian tentu saja beliau adlah seorang yang pandai tentang kitab allah (Alquran). Beliau memberikan fatwa tentang urusan hokum-hukum keagamaan, adalah berdasarkan kepada kitab Allah dan Sunnah Rasulullah SAW. Atau haditshadits Nabi yang telah beliau ketahui dan beliau anggap sah (terang). Dalam hal ini beliau pernah berkata :hukum itu ada dua macam:1. Hukum yang telah di datangkan oleh Allah atau Alquran,dan 2. Hukum yang datang dari Sunnah RasulNya Tentang urusan hadist-hadist Nabi SAW. Beliau sangat berhati-hati dan amat teliti, sebagaimana di atas telah kami riwayatkan. Bahkan telah diriwayatkan oleh Imam Musa bin Daud, bahwa beliau (Imam Malik) jika telah ragu-ragu tentang sesuatu hadis, lalu segera melemparnya sama sekali. Dari karenanya hadis-hadis telah dipandang kuat dan dianggap sah oleh beliau,lalu dipergunakan alasan sebagaimana dasar-dasar untuk menetapkan hukum. Dan beliau pernah berkata:barang apa yang ada di kitab Allah,atau barang apa yang telah dihukumkan atau di putuskan oleh Sunnah Rasullulah SAW. Maka ia itulah yang benar, tidak ada keragu-raguan padanya. Imam Maliki apabila hendak memutuskan suatu hukum, padahal sepanjang penyelidikan bekiau belum di dapati nash (keterangan) yang jelas dari

Alquran, dan belum tidak pula di dapati nashnya dari sunnah Rasullulah SAW. Maka beliau mengikut ijma para ulama ahli Madinah. Dan apa bila tidak di dapati ijma ulama ahli Madinah, maka barulah beliau mengambil dan memutuskan dengan jalan Qiyas,memperbandingkan dari ayat Alquran dan Sunnah Rasul. Kemudian tidak mungkin dengan jalan Qiyas, tidak dapat dengan jalan memperbandingkan hukum dari Quran dan Sunnah, maka beliau baru memutuskan dengan jalan Mahalihul-Mursalah atau istishlah yakni

memelihara tujuan agama dengan jalan menolak kebinasaan atau mnuntut kebaikan. Adapun hokum-hukum yang beliau ambil dengan dasar Qiyas dan Istishlah itu, ialah segala perkara yang bersangkut paut dengan urusan Muamalah atau yang berhubungan dengan urusan keduniaan, bukan yang bertalian dengan urusan Ubudiyah(peribadatan). Demikianlah singkatnya tentang dasar-dasar hokum yang di ambil oleh Imam Maliki.

J.

Dasar-Dasar Mazhab Imam Maliki Diatas telah kami uaraikan tentang dasar-dasar hokum yang diambil dan

dilakukan oleh Imam Maliki. Maka dengan dasar yang telah diambil dan dilakukan oleh beliau yang utama itu, kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa dasar mazhab beliau itu ialah sebagai berikut: 1. 2. 3. Kitab Allah (Al-Quran) Sunnah Rasul yang telah beliau pandang sah Ijma para ulama ahli madinah. Dan dengan dasar ini kadang-kadang beliau menolak hadis apabilah ternyata berlawanan atau tidak diamalkan oleh para ulama madinah. 4. 5. Qiyas dan Istishlah atau mashalihul mursalah. Artinya istishlah ialah mengekalkan apa yang telah ada karena ketiadaan yang mengubahkan hokum, atau karena sesuatu hal yang belum diyakini. Adapun mashalihul mursalah ialah memelihara tujuan syara (pimpinan agama) dengan jalan menolak segalah sesuatu yang merusakkna makhluk.

10

K. Kewafatan Imam Maliki Yang mulia Imam Maliki, sesudah lebih dari 60 tahun menjabat selaku mufty besar di Madinah, sesudah lebih dari 60 tahun menjabat guru besar dalam urusan agama di kota Madinah,sesudah lebih dari 60 tahun mengorbankan tenaganya, pikiranya dan kadang-kadang harta bendanya untuk kepentingan hdishadis Nabi SAW. Dan sesudah lebih dari 60 tahun memberikan pelajaran kepada khalayk ramai tentang urusan agama Islam, maka pada hari Ahad tgl 10 bulan Rabbiul Awal tahun 179 hijrah(798 masehi) wafatlah beliau dengan tenang, dalam usia 87 tahun. Sepanjang riwayat : dikala beliau hamper wafat, lalu beliau berpesan supaya dikafani (diulasi) dengan sebagian kain putih yang biasa dipakainya, dan disembahyankan jenazah. Kemudian jenazah beliau dimakamkan di Baqi di luar kota Madinah, ialah sebuah tempat kubur di kala itu yang terkenal hingga sekarang . Tidak sedikit jumlah orang yang memakamkan jenazah beliau. Beliau wafat,selain meninggalkan kitab karangannya yang terkenal AlMuwaththa, yang hingga kini masih tetap menjadi sebuah kitab yang bermutu tinggi di dalam lingkungan masyarakat umat islam, yang juga beliau meninggalkan beberapa ratus pata kata yang mengandung tuntunan luhur bagi umat islam. Disamping itu beliau meninggalkan beberapa orang anak buah pimpinan beliau, yang akhirnya menjadi ulama dan zuama muslimin yang terkemuka di dunia islam pada masa kemudian beliau. Berita kewafatan beliau dikala itu setelah tersiar di seluruh dunia islam, terutama di kota Irak (pusat pemerintahan islam di masa itu), gonjanglah umat islam di mana-mana di kala itu, terutama umat islam di Irak, dan pada umumnya merasa bersedih terhadap kewafatannya. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Beliau wafat meningglkan tiga orang putra dan seorang puteri, yang namanamanya ialah: Yahya, Muhammad, Hammadah, dan Ummu Abiha. Dan harta yang ditinggalkan ialah uang emas sebanyak lebih dari 3. 300 dinar.

11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penulisan makalak ini adalah sebagai berikut: 1. Imam Maliki dilahirkan di kota Madinah daerah negeri Hijaz, menurut yang mansyur pada tahun 93 Hijriah( 712 Masehi). Nama beliau dari mulai kecil ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al ashbahy, dengan riwayat ini jelaslah bahwa beliau adalah seorang dari keturunan bangsa Arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar dari jajahan negeri Yaman. 2. Dan sesudah lebih dari 60 tahun memberikan pelajaran kepada khalayk ramai tentang urusan agama Islam, maka pada hari Ahad tgl 10 bulan Rabbiul Awal tahun 179 hijrah(798 masehi) wafatlah beliau dengan tenang, dalam usia 87 tahun. 3. Dasar mazhab beliau itu ialah sebagai berikut: a) Kitab Allah (Al-Quran) b) Sunnah Rasul yang telah beliau pandang sah c) Ijma para ulama ahli madinah. Dan dengan dasar ini kadang-kadang beliau menolak hadis apabilah ternyata berlawanan atau tidak diamalkan oleh para ulama madinah. d) Qiyas dan e) Istishlah atau mashalihul mursalah. Artinya istishlah ialah

mengekalkan apa yang telah ada karena ketiadaan yang mengubahkan hokum, atau karena sesuatu hal yang belum diyakini. Adapun mashalihul mursalah ialah memelihara tujuan syara (pimpinan agama) dengan jalan menolak segalah sesuatu yang merusakkna makhluk.

12

DAFTAR PUSTAKA

Chalil, Moenawar. 1994. Biografi Empat Sreangkai Imam Mazhab. Jakarta: Bulan Bintang. Asy-syurbasi, Ahmad. 1991. Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab. Jakarta: Bumi Aksara.

13

También podría gustarte