Está en la página 1de 8

ORAL BIOLOGY 4

Peranan Cairan Sulkus bagi Keadaan Jaringan Periodontal

Disusun Oleh: Nadia Tiara Putri (04091004020)

Dosen Pembimbing: drg. Shanty Chairani, M.Si

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

BAB I ABSTRAK
Cairan sulkus gingiva (CSG) adalah cairan yang keluar dari sulkus gingiva dalam keadaan sehat maupun meradang, cairan tersebut berupa serum darah .1 CSG memiliki lebih dari 40 senyawa yang sudah dianalisis.2 CSG dapat diukur menggunakan paper strips yang diletakan di pada bagian atas dari sulkus lalu ukur paper strips dengan periotron (alat elektronik pengukur paper strips yang lembab) lalu dengan cepat merubahnya menjadi angka-angka digital dan volume. Cairan sulkus gingiva memiliki komposisi berupa materi darah, elektroloit, protein, sistem fibrinolosis, endotoksin bakteri, sel epitel deskuamasi dan urea.2 Cairan sulkus gingiva memiliki fungsi yang baik bagi rongga mulut, seperti sifat antimikroba yang ditiliti dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai keadaan jaringan periodontal secara objektif. Klavan, Tylman, Malone, aliran CSG dari sulkus gingiva dapat digunakan sebagai indikator terhadap respon dini dari aktifitas antigen bakteri. Cairan gingiva sangat peka terhadap rangsangan kimiawi maupun mekanis serta sangat berhubungan dengan keadaan mikrosirkulasi jaringan setempat. 1 Penelitian beberapa tahun belakangan menunjukan hubungan antara CSG dan beratnya radang periodontal dihubungkan dengan periodontitis atau gingivitis. 8 Aliran CSG akan bertambah besar apabila gingiva meradang karena adanya pertambahan permebilitas pembuluh vaskuler Kata kunci : - Cairan Sulkus Gingiva - Jaringan perioontal - Periodontitis - Gingivitis

BAB II ISI
PENDAHULUAN Definisi Carrnza JR menyatakan bahwa CSG adalah suatu produk filtrasi fisiologis dari pembuluh yang termodifikasi. 1 Menurut Goldberg dan cimasoni CSG adalah eksudat peradangan. 1 Alfano menyatakan bahwa kedua teori tersebut benar. Hipotesa Alfano membuktikan bahwa CSG dapat berasal dari jaringan gingiva yang sehat, melalui mekanisme perubahan tekanan osmosis sebab adanya makromolekul. 1 Cairan sulkus gingiva (CSG) adalah cairan yang keluar dari sulkus gingiva dalam keadaan sehat maupun meradang, cairan tersebut berupa serum darah .1

Komposisi CSG memiliki lebih dari 40 senyawa yang sudah dianalisi, tetapi sumber adanya sulit dibedakan beberapa hipotesa menyatakan kemungkinan berasal dari pejamu, bakteri atau keduanya, misalnya kolagenase bisa berasal dari fibroblas atau polimorfonuklear neutropil tetapi juga disekresikan oleh bakteri.2 Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengukur CSG, salah satunya dengan menggunakan paper strips yang diletakan di pada bagian atas dari sulkus untuk membuat iritasi minimum, biarkan selama 30 detik lalu ukur paper strips dengan periotron (alat elektronik pengukur paper strips yang lembab) lalu dengan cepat merubahnya menjadi

angka-angka digital dan volume. Dengan angka 0-20 mengindikasi jaringan dalam keadaan sehat dan tidak ada radang, angka 20-60 mengindikasi radang ringan tapi bukan periodontitis, angka 60-150 mengindikasi radang sedang, sedangkan angka >150 mengindikasi radang sangat berat.

1. Materi Darah Komponen utama dalam CSG adalah materi darah yang didalamnya terdapat

polimorfonuklear leukosit, neutrofil, monosit, makrofag dan limfosit. Polimorfonuklear leukosit bermigrasi secara teratur dan terus-menerus dari pembuluh darah ke dalam epitel perlekatan, menembus ke sulkus gingiva dan keluar ke ruang

mulut. Polimorfonuklear leukosit merupakan sel paling aktif yang keluar dari pembuluh darah melalui epitel perlekatan masuk ke dalam sulkus gingiva.1 Neutrofil bermigrasi melalui epitel perlekeatan ke sulkus gingiva. Pada sulkus, neutrofil membentuk rintangan diantara epitel dan plak yang mungkin mencegah invasi bakteri pada epitel dan jaringan ikat dibawahnya. Oleh karena itu, neutrofil dapat memperkecil efek merusak dari plak bakteri. Sekitar 92 % leukosit yang ditemukan di dalam sulkus gingiva sehat berupa neutrofil.3 Monosit merupakan sel imatur yang sedikit kemampuan untuk melawan agen-agen yang menyebabkan infeksi.4 Konsentrasi sel monosit ini di dalam darah antara 510%. Sel monosit ini menetp dalam darah hanya 24 jam, selanjutnya bermigrasi ke berbagai jaringan berubahmenjadi makrofag. Makrofag mempunyai kemampuan menelan lima kali lebi besar dari neutrofil.5 Limfosit (leukosti kedua terbanyak setelah neutrofil) dengan jumlah 25-35% dari jumlah leukosit yang ada.5 2. Elektrolit Konsentrasi elektrolit di CSG lebih banyak daripada elektrolit di plasma yakni mencakup sodium, potasium, kalsium, dan megnesium. Konsentrasu ion-ion tersebut akan meningkat pada keadaan gingiva meradang. 3. Protein Protein plasma dalam CSG merupakan molekul-molekul kecil yang secara terus menerus menembus lamina propria dinding pembuluh darah masuk ke sulkus gingiva.1 Ditemukan IgG, IgA, IgM, beberapa komponen komplemen C3, C4, C5 dan C3 proaktivator.6 Pada penelitian secara histokimia didapatkan adanya konsentrasi protein plasma total yang sama dengan yang ada dalam serum yakni sebanyak 62-80 g/l. 1 Beberapa penelitian mengatakan bahwa protein akan meningkat seiring terjadinya keparahan periodontitis. 2 4. Sistem Fibrinosis Gustafsson dan Nilson mendeteksi produk sistem fibrinolis pada CSG. Sistem ini adalah suatu sistem penghancuran fibrin yang merupakan salah satu faktor perekat epitel ke jaringan gigi. Inflamasi menyebabkan pendarahan gingiva sehingga mempengaruhi sistem pembekuan darah dan beberapa bakteri seperti Porphyromonas gingivalis mampu mengikat dan menurunkan fibrinogen.1

5. Endotoksin bakteri Dinding sel bakteri gram jenis tertentu memproduksi enzim cysteine desulfhydrase yang membentuk H2S dalam CSG. Level endotoksin berhubungan dengan jumlah bakteri gram negatif dan mempunyai korelasi positif dengan inflamasi gingiva. Hasil penelitian Horowitz dan Folke menyatakan bahwa H2S pada CSG meningkatkan keparahan dari inflamasi gingiva. 6. Sel Epitel Deskuamasi Sel epitel deskuamasi adalah sel-sel epitel perlekatan terluar yang terletak dekat sulkus gingiva dan menyusun pertahanan setempat (host) yang terbentuk secara terus menerus terlepas kedalam sulkus gingiva dan diganti dengan sel yang bergerak ke koronal dari area dasar epitel. Kecepatan pertukaran sel epitel ini berhubungan dengan mekanisme pertahanan dalam rongga mulut. 7. Urea Klaven, Tylman dan Malone menemukan urea didalam CSG. Belum ada penelitian pasti fungsi urea dalam CSG, namun jumlah urea menurun seiring terjadi peradangan setempat. Urea hadir dalam saliva dan CSG 3-10 mM pada individu sehat. Urea mungkin sumber nitrogen yang paling berlebihan pada rongga mulut.1 Mekanisme Pembentukan Caian Sulkus Gingiva Komponen seluler dan humoral dari darah dapat melewati epitel perlekatan yang terletak pada celah gusi dalam bentuk CSG.6 Hipotesa Alfano membuktikan bahwa CSG dapat berasal dari jaringan gingiva yang sehat, melalui mekanisme perubahan tekanan osmosis sebab adanya makromolekul.1 Pendapat yang banyak dianut saat ini adalah pada keadaan normal CSG yang mengandung leukosit ini akan melewati epitel perlekatan menuju ke permukaan gigi.6 Cairan mengalir dari kapiler menuju ke jaringan subepitel, terus ke epitel perlekatan. Dari sini cairan disekresikan dalam bentuk CSG bercampur dengan air liur di dalam rongga mulut (Gambar 5). Beberapa ahli berpendapat bahwa cairan ini berasal dari mikrosirkulasi jaringan gingiva.7 Kehadiran plak didalam sulkus gingiva dan difusi dari molekul besar kearah membran dasar cenderung menimbulkan pebentukan tekanan osmosis sepanjang cairan berjalan dan muncul sebagai transudat/eksudat pada celah gusi.

PEMBAHASAN Cairan sulkus gingiva memiliki komposisi berupa materi darah, elektroloit, protein, sistem fibrinolosis, endotoksin bakteri, sel epitel deskuamasi dan urea yang memiliki fungsi membersihkan sulkus dari material-material (self cleansing), mengandung protein plasma yang dapat meningkatkan adhesi epitel ke gigi, memiliki sifat antimikroba cairan sulkus akan meningkat pada saat pengunyahan, akibat inflamasi dan hormon. Sifat antimikroba tersebut yang belakangan diteliti dapat menjadi indikator penyakit periodontal dengan memeriksa perubahan kuantitas jumlah komposisi. Tanda khas pada fase transisi gingiva menjadi gingivitis dengan mengenali inflamasi dari jaringan gingiva yakni kemerahan,

pembengkakan, pendarahan pada probing dan peningkatan aliran CSG.9 Klavan, Tylman, Malone, aliran CSG dari sulkus gingiva dapat digunakan sebagai indikator terhadap respon dini dari aktifitas antigen bakteri. Cairan gingiva sangat peka terhadap rangsangan kimiawi maupun mekanis serta sangat berhubungan dengan keadaan mikrosirkulasi jaringan setempat. 1 Penelitian beberapa tahun belakangan menunjukan hubungan antara CSG dan beratnya radang periodontal dihubungkan dengan periodontitis atau gingivitis. 8 Aliran CSG akan bertambah besar apabila gingiva meradang karena adanya pertambahan permebilitas pembuluh vaskuler. Telah dibuktikan pada banyak penelitian dengan memberikan beberapa macam rangsangan yang dapat menimbulkan peradangan marginal gingiva,ditemukan

adanya cairan di sekitar gigi tersebut. Peningkatan pada filtrasi CSG adalah tanda klinis dari gingivitis awal. 1

KESIMPULAN Cairan sulkus gingiva (CSG) merupakan serum darah yang terdapat dalam sulkus gingiva baik gingiva dalam keadaan sehat maupun meradang. Pada gingiva yang meradang menyebabkan perubahan komposisi CSG seperti jumlah polimorfonuklear leukosit, makrofag, limfosit monosit, ion elektrolit protein plasma, dan endotoksin bakteri bertambah banyak, sedangkan jumlah urea menurun. Hal tersebut diketahui dengan menggunakan paper strips untuk mengumpulkan CSG dan periotron untuk mengukur paper strips lalu merubahnya dalam bentuk angka.

Cairan sulkus gingiva memiliki fungsi yang baik bagi rongga mulut, seperti sifat antimikroba yang ditiliti dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai keadaan jaringan periodontal secara objektif. Beberapa penelitian telah menunjukan hubungan yang berarti antara volume CSG dan beratnya radang periodontal dihubungkan periodontitis atau gingivitis. Pada keadaan meradang aliran CSG akan bertambah besar karena adanya permeabilitas pembuluh vaskular.

1. Nurul DMK. Peranan Gingival Crevicular Fluid dalam Kedokteran Gigi. Dalam : Forum Ilmiah Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Ed. Buku Kumpulan Naskah Ilmiah. 1984 : 409-13, 415-6, 418, 420 2. Castro CE, Koss MA, Lopez ME. Biochemical Markers of the Periodontal Ligamen. Med Oral. 2003; 8: 325-6 3. Gammel E, Yamazaki K, Seymor GJ. Destuctive Periodontitis lesions are determined by the nature of the lympocytic response. Crit Rev Oral Biologi Med. 2002; 13: 19,20

4. Arthur C, Guyton MD. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbitan Buku Kedokteran EGC, 1995: 67,69 5. Sadikin M. Biokimia Darah. Jakarta : Penerbit Widya Medika, 2002 : 50-1 6. Roeslan BO. Respon Imun di dalam Rongga Mulut. M.I. Kedokteran Gigi 2002; 49:112-6 7. Roeslan BO. Imunologi Oral kelainan dalam rongga mulut. Jakarta : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2002: 112, 116-7 8. Periniti G, Spoto G. The Use of Iso Endodontic Paperpoints in determining small fluids volume. Journal of Aplied Research in clinical Dentistry. 2004; 1 : 7
9. Sarra E. 2010. Cairan Sulkus Gingiva Sebagai Indikator Keadaan Periodontal. FKG UI

ISBN : 1978-0206

También podría gustarte