Está en la página 1de 5

B.

Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat histologi. C.Manfaat Praktikum Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui proses-proses terbentuknya sel kelamin pada hewan jantan maupun betina. Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari siklus hidup biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora (Pahrudin, 2012) Spermatogenesis berlangsung di dalam gonad jantan (testis), tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus tertanam di dalam jaringan ikat yang berisi sel-sel leydig, pemb uluh darah dan saraf. Bila direntangkan, panjang tubulus seminiferus berkisar 3200 m. kurang lebih 360 m tubulus seminiferus dapat menghasilkan 95 juta spermatozoa perhari. Pada manusia perkembangan spermatogonia menjadi sperma matang memerlukan waktu 16 hari (Adnan, 2008). Sperma terbentuk melalui serangkaian pembelahan meosis dalam saluran sperma (spermatic tubule) yang sangat panajang tapi tersusun dalam kumparan yang ekstensif. Sel intertisial yang tersebar dalam saluran testis, terus-menerus mensekresikan testosterone, androgen utama pada laki-laki. Androgen disintesis dan disekresikan pada laju yang tinggi setelah pubertas, saat terjadinya kematangan seksual (Fried, 2005). According (Teacher team.2011), Spermatogenesis takes place in the testes, seminiferous tubules precisely at the wall. The process takes place starting from the edge of the wall to the lumen of the seminiferous tubules. The walls of the seminiferous tubules are composed of two main components namely somatic cells of Sertoli cells and cells Germa. The rate of progression of cells in the seminiferous tubules Germa are as follows: 1. Spermatogonia: relatively small size, somewhat oval form, less brightly colored core, lined located near / attached to the basal membrane. 2. Spermatocytes 1: The largest size, spherical shape, color strong core, lies a short distance away from the basement membrane. 3. Spermatocytes II: The size is rather small (1 / 2 x spermatocytes 1), spherical shape, color stronger core, lies the basement membrane further and further away (near lumen). 4. Spermatids: small size, somewhat oval shape, color strong core, sometimes piknotis, lies near the lumen. 5. Spermatozoid: Spermatozoa young bergerombolan attached to Sertoli cells, which the young are in the lumen. Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan ekor (flagelata. Kepala sperma mengandung nucleus. Bagian ujung kepala ini mengandung akrosom yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus lapisan lapisan sel telur pada waktu fertilisasi. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber energy untuk pergerakan sperma. Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak (Scanlon, 2003). Spermatogenesis dikontrol oleh hormon steroid seks, yaitu tostesteron. Tostesteron disintesis oleh sel-sel intertisial testis atau sel-sel leydig. Sel-sel leydig terdapat diantara tubulus seminiferus testis. Tostesteron berdifusi ke dalam tubulus seminiferus, ia merangsang spermatogenesis.produksi testosterone oleh sel leydig diatur oleh hormon gonadotropin, yaitu

1. 2. 3.

4. 5.

6.

7.

Luiteinizing hormone (LH) sering pula dinamakan Inteticial Cell Simulating Hormone (ICSH) (Adnan, 2008). Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi di dalam ovarium oleh sel folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis adalah sebagai berikut. Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersifat diploid (2n) membelah secara mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n). Oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis I dan akan menjadi oosit sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit sekunder (n). Sedangkan sel polosit primer membelah menjadi dua buah sel polosit sekunder (n). (Anonim2.2012) Oogenesis berbeda dari spermatogenesis dalam tiga hal penting. Pertama, selama pembelahan miosis oogenesis, sitokinesis bersifat tidak sama (unequal), dengan hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder. Sel besar tersebut dapat terus berkembang menjadi ovum; produk lain miosis, yaitu sel yang lebih kecil yang disebut badan polar (polar body) akan mengalami degenerasi. Hal tersebut berbeda dari spermatogenesis, ketika keempat produk miosis I dan II berkembang menjadi sperma yang dewasa. Kedua, sementara sel-sel asal sperma berkembang terus membelah melalui mitosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini tidak berlaku bagi oogenesis pada betina. Saat lahir, ovarium telah mengandung semua sel yang akan berkembang menjadi telur. Ketiga, oogenesis mempunyai periode istirahat yang panjang, berlawanan dengan spermatogenesis yang menghasilkan sperma dewasa dari sel prekursor dalam urutan yang tidak berhenti (Campbell, 2004). Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak prosesnya lebih lanjut (Sherwood, 2001): Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n). According (Teacher team. 2011), Oogenesis take place in the ovaries, especially in the cortex, and continued in the oviduct in the event of penetration spermatozoid. In oogenesis, Germa cell develops in the egg follicles, with levels as follows: 1. Primordial follicle: a primary follicles contained before it was born, consisting of an oocyte I is coated by a layer of follicle cells shaped flat. 2. Growing follicles, consisting of:

1. Primary follicle consists: of a I oocytes coated with a layer of follicle cells (granulose cells) cube-shaped. Between the oocyte and granulose cells separated by the zona pellucida. 2. Secondary follicles: oocyte consists of an I which is coated by several layers of granulose cells. 3. Tertiary follicles: the volume of the stratum granulosum that line I grow large oocyte / lot. There are some gaps (antrum) between granulose cells. Connective tissue stroma contained outside the stratum granulose theca arrange themselves to form the internal and external. 4. Mature follicles (follicles Graaf) measure at large, antral cavity into a large, fluid-filled follicles. Oocytes surrounded by granulose cells called karona radiate, connected by edges granulose cells by a stalk connecting the so-called cumulus ooforus. Pada manusia, fetus perempuan mulai menghasilkan sel-sel (oogonia) yang seiring kelahiran dan perkembangannya, pada akhirnya akan menjadi sel-sel telur (ova) dalam ovarium perempuan tersebut. Sel-sel itu memulai meiosis sejak masa embrio, tetapi perkembangannya tertahan pada profase meiosis I. sel-sel itu tetap berada dalam penundaan sampai beberapa saat sebelum terjadi fertilisasi dan mengalami pembelahan meiosis kedua hanyalah setelah fertilisasi. Pada laki-laki, meiosis baru mulai terjadi setelah kedewasaan tercapai (Fried, 2006).

BAB III METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Jumat/21 November 2008 Waktu : Pukul 15.50 s/d 17.30 WITA Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNM Lantai III Barat. B. Alat dan Bahan a. Alat 1.Mikroskop b. Bahan 1. Preparat histologi testis mencit (Mus musculus), 2. Preparat histologi ovarium mencit (Mus musculus). C. Prosedur Kerja . 1. Mengamati preparat dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. 2. Menggambar sebuah tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang di dalamnya dan menggambarkan pula sel-sel intertisial (sel Leidyg) yang terdapat di ruang antara tubulus. 3. Mengamati preparat ovarium di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kuat. 4. Menggambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan menyebutkan bagian-bagiannya dengan lengkap.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

1. Preparat histologis testis mencit (Mus musculus)

Tubulus seminiferus Keterangan: 1. Spermatozoa 2. Spermatid 3. Spermatosit primer dalam profase 4. Sel sertoli 5. Pembelahan spermatogenesis 6. Spermatogonia
2. Preparat histologis ovarium mencit (Mus musculus)

a. Folikel primordial Keterangan: 1. Sel epitel pipih 2. Inti sel 3. Antrum 4. Oosit primer b. Folikel sekunder Keterangan: 1. Teka interna 2. Teka eksterna 3. Antrum 4. Oosit c. Folikel tersier Keterangan: 1. Jaringan epitel 2. Sel epitel 3. Inti sel 4. Zona pelusida 5. Antrum 6. Oosit B. Pembahasan 1. Testis

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan Setelah melakukan praktikum tentang Gametogenesis, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Spermatogenesis atau proses pembentukan sel kelamin jantan terdiri dari beberapa tahap yaitu pengubahan spermatogonium menjadi spermatosit primer, kemudian menjadi spermatosit sekunder, selanjutnya menjadi spermatid, dan akhirnya menjadi spermatozoa. Proses ini berlangsung di dalam testis tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. 2. Oogenesis atau proses pembentukan sel kelamin betina terdiri dari beberapa tahap yaitu oogonia mengalami proliferasi secara mitosis, kemudian tumbuh menjadi oosit primer, lalu memasuki tahapan pemasakan. Pembelahan mitosis pertama menghasilkan satu sel spermatosit sekunder dan satu sel polosit atau bada polar pertama. Pembelahan mitosis kedua oosit sekunder membelah menghasilkan satu sel ootid dan satu polosit. Proses ini berlangsung dalam

gonad betina yaitu ovarium. B. Saran Diharapkan agar penyediaan alat-alat yang akan digunakan dalam melakukan praktikum dipercepat agar tidak mengurangi waktu yang ada.

También podría gustarte