Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
“Dan termasuk dari ayat-ayat Kami (yaitu) waktu tidur kalian di malam hari
dan waktu kalian mengusahakan (mencari) karunia (rizki)-Nya di siang hari.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekusaan-Nya bagi kaum
yang mereka mau mendengar.” (Ar Ruum: 23)
“Matikanlah lampu-lampu pada malam hari ketika engkau hendak tidur dan
tutuplah pintu-pintu,…”2 Dan dalam satu riwayat: “Tutuplah pintu-pintu dan
matikanlah lampu-lampu, karena sesungguhnya al-fuwaisaqah – tikus- bisa jadi akan
mneyenggol sumbu lampu yang masih menyala dan membakar rumah penghuninya.”3
1
. HR. Al-Bukhari, no. 247 dan Muslim, no. 2710.
2
. HR. Al-Bukhari, no. 6292, Muslim, no. 6012, Ahmad, no. 13816, At-Tirmidzi,
no. 1816, Abu Daud, no. 3731, dan Malik, no. 1767.
3
. Terdapat pada Shahih Al-Bukhari dalam Kitab Al-Isti`dzan no. hadits: 6259.
Dan diriwayatkan dari hadits Ibnu Umar radhiallahu anhu dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan biarkan api masih menyala dalam
rumahmu ketika engkau beranjak tidur”4
Sebab perintah mematikan api dan lampu tiada lain karena khawatir api
itu bisa menyebar dan akan dapat membakar penghuninya. Sebab ini dijelaskan
dalam sebuah hadits , dimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda:
“Karena bisa jadi al-fuwaisaqah – yaitu tikus - akan menyenggol sumbu lampu
yang tetap menyala dan membakar rumahnya.”
4
HR. Al-Bukhari, no. 6293, Muslim, no. 6293, Ahmad, no. 3501, At-Tirmidzi,
no. 1813, Abu Daud no. 5246, dan Ibnu Majah, no. 3769.
5
. Fathul Bari (11/89).
“Dan tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah, karena sesungguhnya
syaithan tidak akan bisa membuka pintu yang telah tertutup.”6
“Karena sesungguhnya syaithan tidak akan bisa membuka pintu yang telah
tertutup.”
Masalah: Jika api telah diamankan dan telah dilakukan segala sebab untuk
menghindari agar tidak terjadi kebakaran. Maka apakah boleh dikatakan untuk
meninggalkan api serta lampu-lampu tanpa mematikannya?
Jawab: Jika telah aman dari hal seperti itu…, maka tidak mengapa untuk tidak
mematikannya. Karena sebab perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
mematikan api serta lampu dalam hadits diatas karena al-fuwaisaqah – tikus –
akan menyebabkan nyala api membakar rumah sipemilik, namun apabila sebab
tersebut telah hilang maka larangan tersebut juga telah tertiadakan. Demikian
yang dikatakan oleh Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah-.8
6
. Lihat pada jilid yang keenam (13/155) no. 2012.
7
. Fathul Bari (11/90).
8
. Syarh Muslim. Jilid 6 (13/156) no hadits. 2015.
Al-Barra` bin Azib radhiallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Maka jika telah berwudhu dan maka telah cukup baginya karena maksud
wudhu tersebut adalah agar selama tidurnya dalam keadaan suci dikarenakan
khawatir apabila ia meninggal dunia dimalam itu dan agar dijadikan pada
mimpinya kebaikan dan agar dijauhkan dari godaan dan gangguan syaithan
didalam tidurnya. Demikian perkataan Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah-.11
9
. HR. Al-Bukhari, no. 247, Muslim, no. 2710, Ahmad, no. 18114, At-Tirmidzi,
no. 3574, dan Abu Daud, no. 5046.
10
No. (18089).
11
. Syarh Shahih Muslim (17/29).
“Jika salah seorang dari kalian hendak ke tempat tidurnya, maka hendaklah ia
membersihkan tempat tidurnya dengan bagian dalam sarungnya,12 karena ia tidaklah
tahu apa yang terjadi setelah ia tertidur… al-hadits.”
”Jika salah seorang dari kalian mendatangi tempat tidurnya, maka hendaklah ia
mengibaskan tempat tidurnya dengan ujung kain bajunya sebanyak tiga kali… al-
hadits.”
“Jika salah seorang dari kalian bangun dari tempat tidurnya kemudian kembali hendak
tidur maka hendaklah ia membersihkan … al-hadits.”13
12
. Dengan sarungnya maknanya yaitu mengibaskan ujung sarungnya yang
berada setelah tubuhnya, dan yang berada pada bagian kanannya apabila
dia mengenakan sarung. Karena seseorang yang mengenakan sarung,
memulia lipatan sarungnya dari bagian kanan, olehnya itu, bagian inilah yang
bersinggungan langsung dengan tubuhnya. Demikian disebutkan didalam Al-
Lisaan (11/240) pada bahasan: دخل.
Dan yang semisalnya: ( “ )صصنفة الثوبbagian dalam pakaiannya “ pada riwayat
berikutnya. Maka ( )صنفة الثوبyaitu kain yang menempel pada kulit (Lihat Fathul
Bari, 11/130)
13
. HR. Al-Bukhari, no. 6320, 7393, Muslim, no. 2714, Ahmad, no. 7752, At-
Tirmidzi, no. 3401, Abu Daud, no. 5050, Ibnu Majah, no. 3784, dan Ad-Darimi,
no. 2684.
- Bahwa siapa saja yang bangun dari tidurnya kemudian hendak tidur
lagi,maka disunnahkan baginya untuk membersihkan tempat tidurnya
kembali dengan sekali kibasan.
“Karena ia tidaklah tahu apa yang terjadi di tempat tidurnya setelah ia tidur.”
Terdapat hadits dari Al-Barra` bin Azib -radhiallahu ‘anhu- beliau berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
14
. Takhrij hadits ini telah disebutkan sebelumnya.
“Apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi tempat tidurnya di
malam hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di bawah
pipinya… al-hadits.”
15
. HR. Al-Bukhari, no. 6314, Ahmad, no. 22733, dan selain mereka berdua
hanya saja tanpa menyebutkan “tangan”.
16
. Fathul Bari (11/113).
Ada banyak atsar yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang berkaitan dengan bab pembahasan ini dan juga sangat beragama
lafazhnya. Di sini akan kami sebutkan beberapa yang dapt kami kumpulkan.
Dalam hal ini terdapat kisah dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ketika
ia bersama dengan orang yang mencuri dari perbendaharaan zakat. Ketika Abu
Hurairah radhiallahh ‘anhu berkeninginan untuk melaporkannya kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang tersebut berkata: “ Lepskanlah aku, maukah
aku ajarkan satu kalimat yang niscaya Allah akan memberikan manfaat bagimu
dengannya?” Aku berkata: “Kalimat apakah itu?” Ia berkata: ”Jika engkau
mendatangi tempat tidurmu untuk tidur, maka bacalah ayat kursi,yakni :
“ Allahu Laa Ilaha illa Huwal Hayyul Qaayum ”, dan ia berkata kepadaku
bahwa Allah senantiasa akan menjagaku dan syaithan tidak akan bisa untuk
mendekatimu sampai datang waktu shubuh . - dan mereka – yatu para sahabat
adalah kaum yang paling bersemangat dalam hal-hal kebaikan-. Maka bersabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Adapun ia, sesungguhnya perkataannya adalah
benar namun ia adalah pendusta. Tahukah engkau, siapa yang telah engkau ajak
berbincang selama tiga malam itu wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab:
“Tidak”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ia adalah syaithan.”17
17
. HR Al-Bukhari dalam Kitab Al-Wikaalah, Bab Idza wakala rajulan fatarakal
wakiilu syai`a, fa ajawazul muwakkal fahuwa jaiz… kemudian menyampaikan
hadits secara mu`allaq. Hadits tersebut diriwayatkan secara maushul pada
riwayat An-Nasa`i dan Al-Isma’ili dan Abu Nu`aim… (lihat kitab Fathul Bari,
4/569).
18
. Meniup maksudnya adalah sesuatu yang lebih ringan dari meludah
19
. HR. Al-Bukhari, no. 5017.
Adapun tata caranya adalah dengan meniup kedua telapak tangannya,
kemudian mengusapkan dengannya ke seluruh badan yang mampu dijangkau,
dimulai dari kepala dan wajah kemudian yang terdekat dari badan.
Faedah lainnya dari hadits ini juga bahwa meniupnya adalah dengan tiga
kali tiupan. Kemudian faedah meniup tersebut dimaksudkan untuk mencari
barakah dengan hawa basah, dan hawa yang bersinggungan langsung dengan
telapak tangan, sebagai bentuk ruqyah dan bagian dari dzikir-dzikir yang baik.
Demikian yang diterangkan oleh Al-Qadhi Rahimahullah.20
Dari Farwah bin Naufal dari bapaknya -radhiallahu ‘anhu-: Bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Naufal:
20
. Syarh Shahih Muslim Al-Imam An-Nawawi, jilid keenam (14/150)
21
. Masuk padanya pada keumuman tersebut surat Al-Ikhlas. (Lihat Fathul
Bari, 8/680).
22
. HR. Al-Bukhari, no. 4439), Muslim, no. 2192, Ahmad, no. 24310, Abu Daud,
no. 3902, Ibnu Majah, no. 3529, dan Malik, no. 1855.
“Bacalah ‘Qul Yaa Ayyuhal kaafiruun’ kemudian tidurlah setelah selesai
membacanya karena itu merupakan bentuk berlepas diri dari kesyirikan.”23
d. Membaca surat (Tabarak/ Al-Mulk) dan (Alif Lam Mim Tanzil As-
Sajdah).
“Rasulullah belum akan tidur sampai beliau membaca ‘Alif Lam Mim Tanzil
As-Sajdah’ dan ‘Tabarakalladzi biyadihil mulk’.”24
Faedah: Tentang surat Tabarak terdapat atsar bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam menyenangi untuk selalu membacanya. Abu Hurairah -radhiallahu
‘anhu- meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Satu surat dari Al-Qur`an yang tiga puluh ayatnya dapat memberi syafaat bagi
yang membacanya sehingga akan diampuni baginya dosa-dosanya yaitu ‘Tabarakalladzi
biyadihil mulk’.”25
“Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, siapa saja yang membacanya pada
malam hari telah cukuplah dua ayat tersebut baginya.”26
“Barangsiapa yang hendak tidur di tempat tidurnya tanpa berdzikir kepada Allah
-Subhanahu wa Ta`ala- maka Allah -Subhanahu wa Ta`ala- akan menjauh darinya di
hari kiamat.Dan barang siapa yang duduk pada suatu tempat duduk, dan tidak berdzikir
kepada Allah ‘aza wajalla , kecuali Allah akan menjauh darinya pada hari kiamat”28
27
. Syarh shahih Muslim jilid ketiga (6/76).
28
.HR. Abu Daud, no. 5059 dan dishahihkan oleh Al-Albani Rahimahullah.
yangmendapatkan taufik Allah adalah yang berlomba mengerjakan amal-amal
kebaikan.
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu, dari adzabMu di hari Engkau bangkitkan
hamba-hamba-Mu.”
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap hendak menuju tempat tidurnya berdoa:
‘Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa…’ (Dengan nama-Mu Ya Allah aku mati
dan aku hidup kembali).30
“Ya Allah, Engkaulah yang menghidupkan diriku dan Engkaulah Dzat yang
akan mematikan aku (kelak).”
Dari hadits Abdullah bin Umar -Radhiallahu ‘anhuma-, bahwa Ibnu Umar
-Radhiallahu ‘anhuma- menyuruh seorang laki-laki yang hendak mendatangi
tempat tidurnya untuk berdoa: “Állahumma khalaqta nafsi wa anta tawaffaha,
29
. HR. Ahmad, no. 25926, Abu Daud, no. 5045, dan hadits ini adalah
lafazhnya. Dishahihkan oleh Al-Albani -Rahimahullah- namun tanpa lafazh
‘tiga kali’. At-Tirmidzi, no. 3398, Ahmad, no. 22733 dari hadits Hudzaifah bin
Al-Yaman -Radhiallahu ‘anhu-.
30
. HR. Al-Bukhari (
laka mamatuha wa mahyaha, in ahyataha fahfadh-ha, wa in amataha faghfir
laha, Allahumma inni as`alukal `afiyah.” (Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah
yang telah menciptakan diriku dan Engkaulah yang akan mematikan aku.
Engkau memiliki hak menghidupkan dan mematikan. Jika Engkau
menghidupkan diriku, maka peliharalah ia, dan jika Engkau mematikannya,
ampunilah ia. Ya Allah aku memohon keselamatan kepadaMu). Maka berkata
kepadanya seorang laki-laki: “Apakah engkau mendengarnya dari Umar?” Ia
berkata: “Dari orang yang lebih baik dari Umar -radhiallahu ‘anhu- dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”31
31
. HR. Muslim (2712) dan Ahmad (5478).
32
. HR. Al-Bukhari, no. 6330, Muslim, no. 2714, Ahmad, no. 7313, At-Tirmidzi,
no. 3401, Abu Daud, no. 5050 dan lafazh ini adalah lafazh riwayat beliau.
Ibnu Majah, no. 3874, dan Ad-Darimi, no. 2684.
“Ya Allah, Penguasa langit, Penguasa bumi dan yang memiliki Arsy yang
agung….”
Dari hadits Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu- bahwa Abu Bakr Ash-
Shiddiq -radhiallahu ‘anhu- berkata: “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada kami
satu kalimat untuk kami ucapkan pada pagi dan sore hari.” Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
. HR. Muslim, no. 2713, Ahmad, no. 8737, At-Tirmidzi, no. 3400, Abu Daud,
33
“Ucapkan itu pada pagi hari, pada sore hari dan pada waktu engkau hendak
tidur.”34
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan, memberi kami minum,
memberi kami kecukupan dan memberikan kepada kami tempat tinggal….”
h. Tasbih dan Tahmid dibaca tiga puluh tiga kali (33 X) dan takbir dibaca
tiga puluh empat kali (34 X).
“Ketahuilah, aku akan menunjukkan kepada kalian berdua apa yang lebih baik
bagi kalian berdua daripada seorang pembantu, yaitu jika kalian berdua mendatangi
tempat tidur kalian atau kalian hendak tidur padanya, maka bertakbirlah tiga puluh tiga
kali, bertasbih tiga puluh tiga kali, dan bertahmid tiga puluh tiga kali. Maka ini yang
demikian adalah lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu.”36
“Dengan menyebut nama Allah, aku meletakkan tubuh ini, Ya Allah, berilah
ampunan bagiku atas dosa-dosaku….”
36
. HR. Al-Bukhari, no. 6318, Muslim, no. 2727, Ahmad, no. 605, At-Tirmidzi,
no. 3408, Abu Daud, no. 2988, dan Ad-Darimi, no. 2685.
37
. HR. Abu Daud, no. 5054, dan dishahihkan oleh Al-Albani Rahimahullah..
“Aku berlindung dengan firman-firman Allah yang sempurna, dari kemarahan
dan siksa-Nya….” Bagi orang yang terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk.
“Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu dan aku hadapkan wajahku kepada-
Mu….”
“Apabila engkau hendak tidur maka berwudlulah seperti wudlumu untuk shalat,
kemudian berbaringlah di atas sisi kananmu lalu ucapkanlah: ‘Allahumma aslamtu
wajhii ilaika wa fawwadl-tuamrii ilaika, wa alja`tu dhahrii ilaika, raghbatan
wa rahbatan ilaika, laa malja`a wa laa manjaa`a minka illa ilaika, Allahumma
aamanta bikitaabikal ladzii arsalta, fa in mutta minlailatika fa anta `alal
fithrah, waj`alahunna aakhir maa tatakallamu bihi’. (Ya Allah, aku berserah diri
kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku letakkan urusan-urusanku kepada-
Mu, kusandarkan punggungku kepada-Mu, seraya berharap rahmat-Mu dan takut akan
38
. HR. Abu Daud, no. 3893, dan dihasankan oleh Al-Albani Rahimahullah.
Ahmad no. 6657, dan At-Tirmidzi, no. 3528.
siksa-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat menyelamatkan diri dari
siksa-Mu melainkan kepada-Mu, Ya Allah, aku beriman kepada Kitab-Mu yang Engkau
turunkan dan kepada Nabi-Mu yang engkau utus, jika aku Engkau cabut nyawaku
malam ini maka matikanlah aku dalam keadaan fithrah (Islam) dan jadikanlah kalimat
tauhid –syahadatain- sebagai akhir ucapanku…)39.”
Faedah : Dari Syadad bin Aus -Radhiallahu ‘anhu- dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam: “Sayyidul Istighfar (tuannya dari doa-doa) adalah engkau mengucapkan:
’Allahumma anta Rabbii, laa ilaha illa anta khalaqtani wa ana abduka wa ana
`ala `ahdika wa wa`dika mas tatha`ta, a`udzubika min syarri ma shana`ta,
abuu`un laka bini`matika `alayya, wa abuu`un bi dzambii faghfirlii fainnahu
laa yaghfirudz dzunuuba illa anta’. (Ya Allah, Engkaulah Rabbku yang tidak ada
yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau, engkaulah yang telah menciptakan
aku, dan aku adalah hamba-Mu, aku selalu berada dalam janji-Mu dan ketetapan-Mu
sebatas yang aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang ku
perbuat, aku mempersaksikan dan mengetahui atas nikmat-nikmat-Mu yang Engkau
berikan kepadaku, akupun mempersaksikan dan mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah
aku. Sesungguhnya tidak ada yang akan mengampuni dosa-dosa selain Engkau). Siapa
saja yang mengucapkannya di siang hari kemudian ia meninggal sebelum sore hari maka
dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari
kemudian meninggal sebelum shubuh tiba maka dia termasuk penghuni surga.”40
Apa-apa yang dilihat oleh orang yang tidur itu bisa jadi itu adalah mimpi
biasa, dan bisa jadi itu merupakan ru’ya / ilham, adapun ar-ru’ya ini datangnya
dari Allah, sedangkan mimpi bisa jadi datangnya dari syaithan.
Dari Abu Qatadah, beliau berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Mimpi yang baik- ar-ru’ya ash-shalihah itu asalnya dari Allah sedangkan
mimpi biasa itu datangnya dari syaithan. Maka salah seorang dari kalian bermimpi
yang menakutkan maka hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya, dan mohonlah
perlindungan kepada Allah dari kejelekan-kejelekannya, sehingga tidak akan dapat
memudharatkanmu.”41
“Mimpi yang baik itu asalnya dari Allah, sedangkan mimpi yang buruk itu
datangnya dari syaithan, maka barangsiapa yang bermimpi tentang sesuatu sedangkan
ia tidak menyukainya. Maka hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya dan berlindung
kepada Allah dari godaan syaithan yang memudlaratkan dan janganlah ia menceritakan
kepada siapapun. Karena sesungguhnya mimpi itu, jika mimpi yang baik, maka itu
. HR. Al-Bukhari, no. 3292, 6995, Muslim, no. 2261, 2262, 2263, Ahmad, no.
41
22129, At-Tirmidzi, no. 2277, Abu Daud, no. 5021, Ibnu Majah, no. 3909,
Malik, no. 1784, dan Ad-Darimi, no. 2141.
adalah merupakan kabar gembira, dan jangan menceritakan tentang mimpi tersebut
kecuali pada orang yang ia cintai.”
“Maka hendaklah ia meludah meludah ke sebelah kirinya tiga kali, dan hendaklah
ia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan tiga kali, serta hendaklah
ia berpindah posisi tidurnya dari posisi sebelumnya.”42
Diantara faedahnya pula: Bahwa barang siapa yang bermimpi dengan mimpi
yang baik maka hendaklah mengabarkannya dan kemudian hendaklah ia
mengharapkan kebaikan. Dan janganlah mengabarkan tentang mimpinya
kecuali kepada orang yang dicintainya. Karena itu merupakan kabar gembira
dari Allah. Dalam riwayat Al-Imam Ahmad disebutkan: “Barangsiapa yang
bermimpi dengan mimpi yang menakjubkannya, maka hendaklah ia menceritakannya,
karena mimpi itu merupakan kabar gembira yang datangnya dari Allah ‘azza wajalla.”
“Ada apa denganmu sehingga tidur dengan posisi seperti ini (tengkurap), tidur
seperti ini adalah tidurnya orang yang dibenci atau dimurkai Allah -Subhanahu wa
Ta`ala-.”
Hadits ini jelas merupakan larangan untuk tidur dengan tengkurap. Dan
Allah -Subhanahu wa Ta`ala- sangat membencinya, dan setiap perbuatan yang
Allah -Subhanahu wa Ta`ala- membencinya maka hendaklah sesuatu itu
44
. HR. Al-Bukhari, dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 1187, dishahihkan Al-Albani
-Rahimahullah-, no. 905, Ibnu Majah, no. 3723, dan dalam Ahmad, no. 7981,
dan At-Tirmidzi, no. 2768 dari hadits Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu-.
ditinggalkan. Adapun sebab dibencinya tidur tengkurap ini diterangkan dalam
hadits dari Abu Dzar -radhiallahu ‘anhu-, ia berkata:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di sisiku sementara aku sedang tidur
tengkurap, maka beliau kemudian menggerakkan badanku dengan kaki beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan bersabda: ‘Wahai Junaidab, sesungguhnya hanyalah tidur seperti
ini adalah tidurnya penghuni neraka’.”45
Dengan hadits ini pula semakin jelas bahwa sebab dibencinya tidur
tengkurap adalah karena menyerupai tidurnya para penghuni neraka. Wallahu
a`lam.
9. Dibencinya tidur diatas teras atas rumah tanpa adanya batu pembatas
Dalam hal ini diterangkan pada hadits dari Ali bin Syaiban radhiallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang tidur dengan atas rumahnya tanpa pembatas46, maka lepaslah
penjagaan atasnya.”
“Barang siapa yang tidur dengan tanpa sesuatu pembatas (penutup) pun,
lepaslah penjagaan atasnya….”47
45
. Hr. Ibnu Majah, no. 3724 dan dishahihkan oleh Al-Albani -Rahimahullah-,
no 3017.
46
. Dalam satu riwayat: “Dengan tanpa pembatas” semuanya bermakna
sama, yaitu bermakna penutup, pembatas. Seperti tembok pembatas
maupun selainnya yang menghalanginya dari terjatuh. Lihat Syarh Al-Adab
Al-Mufrad (2/601).
47
. HR. Al-Bukhari, dalam kitab Al-Adab Al-mufrad, no. 1192, dan dishahihkan
oleh Al-Albani -Rahimahullah-, dengan no. 908, Ahmad, no. 20225, dan Abu
Daud, no. 5041.
membahayakannya. Hadits ini merupakan dalil akan ulasan itu. Jadi siapa saja
yang tidur diatas teras atas rumahnya tanpa penghalang berarti dia telah
melalaikan dalam memberi perhatian terhadap sebab-sebab yang telah umum
tersebut untuk menghindari segala macam hal yang membahayakan. Orang
yang tidur kadang berbalik dalam tidurnya dan terkadang bangun dan
pengaruh tidur masih dominan pada dirinya, lalu kemudian dia hendak berjalan
keselain jalan yang semestinya sehingga menyebabkan dia terjatuh.
48
. Syarh Al-Adab Al-Mufrad, 1/601.
Disyariatkan ketika terbangun dari tidur untuk berdoa dan membaca
ayat-ayat dari Al-Qur`an. Dan kami akan persembahkan kepada anda beberapa
doa, di antaranya:
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan benar selain Allah. Tidak ada
sekutu baginya. Dialah yang memiliki kekuasaan dan segala puji hanya bagi Allah….”
‘Tidak ada Illah yang berhak di sembah dengan benar selain Allah. Tidak ada
sekutu baginya dan Dialah yang memiliki kekuasaan dan pujian dan Dia berkuasa atas
segala sesuatu. Segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah, Tidak ada Illah yang berhak
disembah dengan benar selain Allah. Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah -Subhanahu wa Ta`ala-.” Kemudian berdoalah: ‘ Ya
Allah, ampunilah aku.” Atau berdoa. niscaya Allah akan kabulkan baginya, maka jika ia
berwudhu kemudian shalat, maka akan diterima shalatnya saat itu.”50
49
. Dlam kamus Al-Lisaan: Ibnul Atsir menyebutkan dalam Kitab An-Nihayah,
(terbangun) beliau berkata: maksudnya: (ta’arra)barangsiapa yang
terbangun dari tidurnya atau terbangun. (4/92). Dalam bahasan: تعر
50
. HR. Al-Bukhari, no. 1154, At-Tirmidzi, no. 3414, Abu Daud, no. 5060, Ibnu
Majah, no. 3878, dan Ad-Darimi no. 2687.
terakhir dari Surat Ali Imran, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdiri dan beranjak ke tempat wudhunya dilanjutkan dengan melaksanakan
shalat… al-hadits.51”
c. Membaca doa
“Segala puji hanya bagi Allah yang telah menghidupkan aku setelah
mematikannya dan kepadaNya lah kami akan dibangkitkan.”
‘Dengan nama-Mu Ya Allah aku mati dan dengan nama-Mu pula aku hidup.’
Dan jika beliau bangun beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa:
“Segala puji hanya bagi Allah yang telah menghidupkan aku setelah
mematikannya dan kepadaNya lah kami akan dibangkitkan.”52
***
51
. HR. Al-Bukhari, no.183, Muslim, no. 723, Ahmad, no. 6125, An-Nasa`i no.
1620, Abu Daud, no. 58, dan Malik no. 627.
52
. HR. Al-Bukhari, no. 6312, Ahmad, no. 22760, At-Tirmidzi, no. 2417, dengan
lafadh: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan jiwaku.” Abu Daud,
no. 5049, Ibnu Majah, no. 3880, dan Ad-Darimi, no. 2686.