Está en la página 1de 9

ADAM SMITH FATHER OF POLITICAL ECONOMY 1723-1790

TEORI POLITIK INTERNASIONAL GIGIH AGUNG 10/304770/SP/24319

SEJARAH SINGKAT

Lahir di Skonlandia pada tanggal 5 Juni 1723 Wafat pada tanggal 17 Juli 1790 Mengenyam pendidikan di Universitas Glasgow dan Universitas Oxford Buku terkenalnya yaitu The Theory of Moral Sentiments (1759) dan The Wealth of Nations (1776) Smith hidup di era merkantilisme. Smith menentangnya karena peran negara (khususnya militer) sangat besar dalam memonopoli kekayaan, sehingga kekayaan tak merata ke semua lapisan masyarakat. Smith kemudian menciptakan teori sendiri sebagai merkantilisme alternatif. Buku Smith The Wealth of Nations merupakan yang paling berpengaruh, karena di sinilah ilmu political economy berasal.

3 STATESS ROLES
Smith mengatakan dalam buku kedua bahwa hanya tiga peran penting negara agar sistem perdagangan internasional ini berjalan optimal. Pertama yaitu melindungi warga negaranya dari invasi negara lain atau pihak lain. Kedua yaitu menegakkan keadilan dan melindingi warga negaranya dengan menggunakan hukum. Ketiga yaitu menegakkan dan menjaga peran, pekerjaan, dan institusi publik. Negara dilarang mementingkan individu atau kelompok kecil. Selain 3 peran ini, negara dilarang campur tangan.

LAISSEZ-FAIRE

Artinya So be it atau biarkan saja. Biasa diistilahkan sebagai The Invisible Hands. Artinya campur tangan negara sangat minimal. Adanya campur tangan negara ditakutkan akan menciptakan merkantilisme, dimana negara menguasai kekayaan dan tidak mau membaginya ke negara lain atau masyarakat. Smith kemudian menciptakan sistem Free trade, yaitu sistem perdagangan internasional yang berjalan secara otomatis, karena adanya tangan tak terlihat. Free trade ini meningkatkan jumlah buruh dan mendatangkan keuntungan (modal) yang lebih besar dari perdagangan dalam negeri yang dikendalikan pemerintah. Sistem free trade ini yang memunculkan istilah Laissez-Faire atau biarkan sistem ini berjalan otomatis, tanpa ada campur tangan negara. Free trade ini menciptakan keuntungan yang yang sangat besar, sehingga negara sendiri akan mendapatkan keuntungan tanpa harus campur tangan.

LAISSEZ-FAIRE CREATES
COMPETITIVENESS

Free trade menstimulasi ekonomi dunia dan menciptakan kompetisi antar negara. Dampaknya yaitu universal opulence Kompetisi antar negara menciptakan negara yang lebih kuat, sehingga memiliki kekuatan politik lebih besar. Istilah ini juga berlaku bagi tenaga kerja (buruh) untuk bersaing secara sehat. Smith menginginkan buruh yang memiliki produktivitas tinggi dan kerja keras, sehingga buruh yang tidak mampu bersaing akan kalah. Keadaan ini juga tak boleh diganggu gugat karena adanya prinsip the invisible hands. Keadaan ini membuat Smith menciptakan Division of Labor, dimana buruh mengerjakan sesuatu yang paling dikuasai, sehingga produktivitas berjalan efektif dan efisien.

LABOR IS A VERY
IMPORTANT ASSET

Smith menganggap buruh sangat penting. Lebih banyak buruh, lebih untung. Free trade mendatangkan banyak buruh. Smith berkata, Universal opulence which extends itself to the lowest ranks of the people. Yang artinya bahwa sistem ekonomi universal (internasional, atau free trade) dapat mensejahterakan masyarakat ke level yang terendah. Namun free trade menciptakan kompetisi dimana yang kalah akan menjadi miskin. Di sini Smith berpendapat bahwa orang yang berhasil bersaing (kaya) akan membantu yang miskin berupa sumbangan atau penciptaan lapangan pekerjaan. Smith juga secara jelas membedakan antara kebutuhan (necessities) dan kenyamanan (conveniences). Beliau tidak ingin ada orang yang lebih nyaman daripada orang lain. Pendapat ini memunculkan kontroversi karena kenyataannya tak seperti itu.

THE VERY INTERESTING FACTS ABOUT MR. SMITH

Smith mendeskripsikan dirinya sebagai filsuf, bukan sebagai ekonom. Hal ini karena beliau menganggap ekonomi bukan hanya sebagai aset, tapi dapat mengubah nasib, pemikiran, kekuatan, dan pengaruh masyarakat dan negara. Smith dikenal sebagai pencipta kapitalisme, namun itu bukanlah istilah ciptaannnya. Istilah kapitalisme muncul akhir abad 19. Smith lebih memilih istilah Commercial Society. Smith cenderung menolak agama karena agama mengganggu sistem free trade ini. Smith berpendapat, agama tidak boleh masuk ke dalam pemerintahan (serupa dengan komunisme) karena akan meracuni decision making process. Smith juga ingin negara membuat pendidikan yang baik untuk buruh-buruh tersebut, agar kompetisi antar tenaga kerja bisa lebih adil.

LANJUTAN

Smith jugalah yang memberi istilah stock (saham, kekayaan, simpanan dalam negeri, dll) yang definisinya yaitu jumlah uang dan persediaan barang (kekayaan) pada waktu tertentu. Smith kemudian membagi dua jenis stock ini menjadi stock yang bersifat siap pakai, yaitu bisa digunakan setiap orang setiap saat. Yang kedua yaitu stock yang berguna untuk mendapatkan keuntungan tambahan. Smith kemudian menamakan keduanya sebagai capital yang kemudian disalahartikan menjadi kapitalisme.

REFERENSI
http://www.iep.utm.edu/smith/#SH3c http://www.bartleby.com/60/193.html http://politicsinspires.org/2011/05/ada m-smith-political-theorist/ Teori Politik Internasional Week 14 Adam Smith

También podría gustarte