Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Disusun Oleh : La Ode Purna Alam Firdaus Maasara 04 70 0099 Pembimbing : dr..,Sp.A
I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. A Jenis Kelamin : Laki - Laki Umur : 12 tahun Berat Badan : 33 kg Agama : Islam Suku : Jawa Nama Ayah : Tn. S Pendidikan terakhir : STM Pekerjaan : Swasta Nama Ibu : Ny. J Pendidikan terakhir : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah tangga Alamat : Ds. Sambung Gede Kec. Merak Urak Geografis : Pasien Sejak lahir tinggal di Tuban Tanggal Masuk RS : 26 Juli 2011 Tanggal Pemeriksaan : 26 Juli 2011 Tanggal Pasien Pulang : 30 Juli 2011
II
RIWAYAT PEMERIKSAAN
AUTOANAMNESA & HETEROANAMNESA Dilakukan heteroanamnesa juga karena pasien agak sulit untuk berbicara. RPS : Panas naik turun sejak 1 minggu yang lalu, menggigil (+) , panas jika malam hari, mengigau (+), mual muntah (-), pusing (-), nafsu makan normal, lidah terasa pahit, jika minum obat muntah, batuk pilek (-) RPD : Sebelumnya ke rumah sakit semen gresik dangan KU panas 7 hari, tidak batuk, ,pusing (+), mual . Diagnosa Observasi Febris causa suspect demam typhoid Different Diagnosa Dengue Hemorrhagic Fever Demam Typoid pada umur 4 tahun, dirawat di RSUD Dr. Koesma Tuban
Riwayat Antenatal : - Kontrol rutin kehamilan ke bidan sampai melahirkan Waktu hamil ibu dalam keadaan sehat Obat obatan yang pernah diminum adalah Vitamin dari Bidan. Riwayat Natal : - Lahir secara Spontan di Bidan Keadaan lahir cukup bulan dengan berat bayi 3.200 gr. Berat Sesuai untuk Masa Kehamilan Riwayat Makanan : - Sejak lahir diberi ASI sampai umur 2 tahun Tidak mau minum susu Formula Umur 12 tahun mempunyai kebiasaan minum susu kaleng tanpa di beri air (susu kental). Riwayat Imunisasi : - DPT 3x Polio 3x BCG Hepatitis B Campak
Riwayat Tumbuh Kembang : - 6 bulan mencoba duduk - 12 bulan mulai merangkak - Umur 3 tahun lebih baru bisa jalan, sebelumnya belum Bisa lalu dikonsulkan ke dokter orthopedi tetapi hasilnya normal.
III. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalisasi Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : Composmentis Gizi : Cukup Tanda-tanda Vital Berat Badan : 33.000 gr. Tensi : 100/80 mmHg Suhu (axiller) : 37,8 C Nadi : 144 x/menit Pernafasan : 36 x/menit Kepala dan Leher : Kepala : Ukuran : Bentuk dan ukuran kepala dalam batas normal. Anemia : Tidak didapatkan anemis pada konjungtiva mata. Ikterus : Tidak didapatkan ikterus pada sclera mata. Cyanosis : Tidak didapatkan tanda-tanda cyanosis di mukosa bibir. Dispnue : tidak terdapat pernafasan dispnue/cuping hidung Telinga dalam batas normal Terdapat stomatitis di mukosa bibir Bibir kering dan pecah-pecah. Leher : Letak trakea ditengah (tidak ada deviasi) Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
: : bentuk dada simetris, tidak ada retraksi : frenitus suara normal : sonor pada kedua lapang paru : vesikuler, suara tambahan Rhonki : -/- wheezeng : -/: Iktus cordis tidak tampak. Suara S1 & S2 tunggal. Murmur (-)
: : perut sejajar dengan dinding thoraks : Bising Usus normal : tympani : nyeri tekan epigastrium, hepar & lien tidak teraba
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil laboratorium terlampir (tanggal 26 Juli 2011, 18:39) V. DIAGNOSA KERJA Obs. Febris, Suspect Demam Typoid VI. PENATALAKSANAAN (Terapi Dokter Jaga) Infus RL 20 Tpm Cefotaxim 3 x 750 mg Antrain 3 x 330 mg (bila febris)
Panas naik turun sejak 1 minggu yang lalu, panas jika malam hari,menggigil,
mengigau, lidah terasa pahit, pusing (-), mual (-), muntah(-), muntah jika minum obat saja, nafsu makan normal, BAB & BAK Normal. RPD : Tifus O : Suhu Nadi RR : 37,8 C : 144 x/menit : 36 x/menit
TTV :
Kepala
: a/i/c/d : -/-/-/Terdapat stomatitis di mukosa bibir. Bibir pecah-pecah. Leher : Pembesaran KGB : (-) Thoraks : inspeksi : Simetris Palpasi : Simetris Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen: inspeksi : sejajar dengan thoraks Auskultasi : bising usus (+) Palpasi : nyeri tekan epygastrium Perkusi : Tympani Ektremitas : Akral hangat (+) A : Obs Febris P : Infus RL : 20 tpm Injeksi : Cefotaxim 3 x 750 mg Injeksi : Antrain 3 x 330 mg (bila febris)
Perawatan Hari kedua/ Rabu, 27 Juli 2011 S : Panas masih naik turun, panas seluruh badan, tangan dan kaki terasa dingin sampai gemetar, bila pagi suhu badan biasa, siang panas, malam lebih panas lagi, kalau panas tinggi sering mengigau, mual muntah (-), lidah terasa pahit, minum obat langsung kemudian dimuntahkan karena pahit, batuk pilek (-), BAB & BAK normal O : TTV : Suhu : 38,2 C Nadi : 144 x/menit RR : 36 x/menit
Kepala
: a/i/c/d : -/-/-/Terdapat stomatitis di mukosa bibir. Bibir pecah-pecah. Leher : Pembesaran KGB : (-) Thoraks : inspeksi : Simetris Palpasi : Simetris Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : inspeksi : sejajar dengan thoraks Auskultasi : bising usus (+) Palpasi : supel Perkusi : Tympani Ektremitas : Akral hangat (+) Oedem (-) A : P : Infus ganti : Ka en IB 15 tpm Injeksi : Colsan 3 x 1 gr Injeksi : Antrain 3 x 400 mg
Perawatan Hari ketiga/ Kamis, 28 Juli 2011 S : Panas naik turun tadi malam sampai pagi, menggigil (-), mual muntah (-), lidah pahit (+), nafsu makan baik, tapi tidak pernah habis karena lidah pahit, batuk pilek (-), pusing (-), BAB 1 x kemarin, pagi blm, BAK normal. O : TTV : Suhu : 39,1 C Tensi : 100/70 mmHg Nadi : 128 x/menit RR : 36 x/menit
Kepala
: a/i/c/d : -/-/-/Terdapat stomatitis di mukosa bibir. Bibir pecah-pecah. Leher : Pembesaran KGB : (-) Thoraks : inspeksi : Simetris Palpasi : Simetris Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen: inspeksi : sejajar dengan thoraks Auskultasi : bising usus (+) Palpasi : supel Perkusi : Tympani Ektremitas : Akral hangat (+) Oedem (-) A : P : Infus : Ka en IB 15 tpm Injeksi : Colsan 3 x 1 gr Injeksi : Antrain 3 x 400 mg Syrup Curvit Cl 3 x cth
Perawatan hari keempat/ Jumaat, 29 Juli 2011 S : Panas masih, kemarin sore masih 36 C, tapi setelah itu naik 38 C, kemudian naik turun 39 C dan 38 C, mengigau (-), pusing (-), mual muntah (-), lidah masih pahit, nafsu makan baik, BAB sudah tadi malam jam 24.00, kental seperti bubur, warna hitam, BAK normal, batuk pilek (-).. O : TTV : Suhu : 38,2 C Nadi : 128 x/menit RR : 32 x/menit
Kepala
: a/i/c/d : -/-/-/Stomatitis di mukosa bibir membaik. Bibir pecah-pecah. Leher : Pembesaran KGB : (-) Thoraks : inspeksi : Simetris Palpasi : Simetris Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : inspeksi : sejajar dengan thoraks Auskultasi : bising usus (+) Palpasi : supel Perkusi : Tympani Ektremitas : Akral hangat (+) A : P : Infus : Ka en IB 15 tpm Injeksi : Colsancetin 3 x 1 gr drip inf .NACL 100 cc (8, 16, 24) Injeksi : Antrain 3 x 400 mg
Perawatan hari kelima/ Sabtu, 30 Juli 2011 S : Panas masih naik turun dari 36,5 C, 36,2 C, 37,2 C, mengigau (-), pusing (-), mual muntah (-), lidah tidak terasa pahit lagi, nafsu makan meningkat, BAB hari ini(-), BAK normal, batuk pilek (-).. O : TTV : Suhu : 36,7 C Nadi : 128 x/menit RR : 36 x/menit
Kepala
: a/i/c/d : -/-/-/Stomatitis di mukosa bibir (-) Bibir pecah-pecah. Leher : Pembesaran KGB : (-) Thoraks : inspeksi : Simetris Palpasi : Simetris Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/Abdomen : inspeksi : sejajar dengan thoraks Auskultasi : bising usus (+) Palpasi : supel Perkusi : Tympani Ektremitas : Akral hangat (+) A : P : Pulang
DEMAM TYPHOID
Demam tyfoid ialah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi.(1,3,5) Pertimbangan demam tyfoid jika anak demam dan mempunyai salah satu tanda berikut ini : diare atau konstipasi, muntah, nyeri perut, sakit kepala atau batuk, terutama jika demam telah berlangsung selama 7 hari atau lebih dan diagnosis lain sudah di sisihkan.(2)
ETIOLOGI Penyebab demam tyfoid adalah Salmonella typhi, berasal dari spesies Salmonella enteritidis, genus Salmonella yg merupakan Motil, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, batang gram negatif, bergerak dengan rambut getar. Mempunyai sekurangkurangnya 3 macam antigen yaitu :
antigen flagela (H) antigen dinding sel (O) : somatik terdiri dari zat kompleks lipopolisakarida dan antigen Vi.
EPIDEMIOLOGI
Manusia merupakan satu-satunya reservoir alamiah Salmonella typhi, kontak langsung atau tidak langsung dengan orang yang terinfeksi diperlukan untuk terjadinya infeksi. Ada dua sumber penularan S.Typhi : Pasien dengan demam tifoid dan Carrier yaitu orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih terus mengekskresi S.typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari satu tahun.
PATOGENESIS
Infeksi saluran pencernaan (makanan dan air yang tercemar). asam lambung, Basil diserap di usus halus (Ileum) sel mononuklear. Melalui pembuluh limfe halus peredaran darah organ-organ (hati dan limpa). Kemudian basil ke dalam darah (bakteremia) menyebar ke seluruh tubuh.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 6-14 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, perasaan tidak enak diperut, batuk dan tidak bersemangat.
Relaps (kambuh)
Yaitu keadaan berulangnya gejala penyakit Demam Tifoid, akan tetapi berlangsung lebih ringan dan lebih singkat.
Komplikasi
Dapat terjadi pada: Usus halus Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal, yaitu : Perdarahan usus. Perforasi usus. Peritonitis. Komplikasi di luar usus
DIAGNOSIS
Beberapa hal yang dapat menegakkan diagnosa pada pemeriksaan adalah Demam > dari 7 hari Gejala konstitusional Gejala gastrointestinal Gangguan saraf sentral Hepatomegali ringan Splenomegali. Lidah kotor tepi hiperemis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong diagnosis. Pemeriksaan darah tepi. Pemeriksaan sumsum tulang. 2. Pemeriksaan laboratorium untuk membuat diagnosis. Biakan empedu Pemeriksaan Widal
DIAGNOSIS BANDING
Paratifoid A, B dan C Influenza Malaria Tuberkulosis Dengue Pneumonia lobaris dll
PENATALAKSANAAN
Penderita yang dirawat dengan diagnosis observasi Demam tifoif harus dianggap dan diperlakukan langsung sebagai penderita Demam tifoid dan diberikan Penatalaksanaan sebagai berikut :
Perawatan yang baik untuk menghindarkan komplikasi Istirahat selama demam Diet Obat pilihan ialah kloramfenikol, kecuali bila penderita tidak serasi dapat diberikan obat lain misalnya ampisilin, kotrimoksazol dan lain-Iain. Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai.
KOMPLIKASI
Perforasi dan perdarahan usus Peritonitis Syok sepsis Miokarditis Meningitis Anemia
PENCEGAHAN
SEKIAN
Terima kasih